Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGEMULSI,PEMANTAP,
DAN PENGENTAL
ANTIKEMPAL
Berdasarkan peraturan Menkes RI
No. 722/Menkes/Per/ IX/88 Tentang
bahan tambahan pangan, yang
diamaksud antikempal adalah bahan
tambahan pangan yang dapat
mencegah mengempalnya pangan
berupa serbuk juga tepung.
Karakteristik Anti Kempal
Berupa senyawa anhidrat yang dapat
menyerap tanpa menjadi basah
Anti kempal harus mudah dicurahkan
Berupa bahan anorganik alami yang
tidak dalam keadaan bentuk kristal
penuh
Dapat dibuat dalam keadaan yang
diperlukan dengan perlakuan fisik
Efek Terhadap Kesehatan
Antikempal dapat dimetabolisme dalam
tubuh atau tidak menunjukkan akibat
keracunan pada tingkat penggunaan yang
tepat. Akan tetapi, masuknya ferrosianida
dalam golongan antikempal merupakan hal
yang aneh, tetapi angka A.D.I garam ini
sangat rendah,yaitu 0,025 mg/kg BB yang
membahayakan jika dikonsumsi
Tujuan penggunaan
Secara umum tujuan penggunaan
bahan pengempal untuk mencegah
mengempalnya pangan yang berupa
serbuk atau tepung dan
memudahkan bahan pangan
dicurahkan dari wadahnya.
Menurut daftar dari FAO/WHO lebih dari
20 zat dapat digunakan sebagai anti
kempal yaitu:
1. Garam stearat yang diujikan
penggunaanya adalah garam garam
aluminium, Ammonium
2. Kalsium fosfat
3. Kalium dan Na Ferosianida
4. MgO
5. Garam garam asam salisilat dari Al, Mg,
Ca, dan campuran Aluminium
Contoh antikempal
1. MgO
Sumber : Bantuan yang telah berubah
akibat tekanan, panas dan secara
komersial dengan biji magnesit.
Secara khusus dibuat dengan bentuk
baik yang mampu mengabsorpsi air.
Fungsi : Antikempal
A.D.I : Tidak ada batasan
Tipe produk : Beberapa produk cokelat.
2. Natrium Ferrosianida ( Na sianoferra II)
Sumber : Dibuat di pabrik secara sintetik
Fungsi : Antikempal, modifier kristal.
R2COOCH
CH2OOCR3
Fungsi pengemulsi
HOCH
CH2OH
Dengan R1, R2, R3 adalah rantai rantai parafinik
(CH3(CH2)n) radikal asam asam lemak, jika 2 rantai
radikal dihilangkan, maka akan diperoleh monogliserida.
Monogliserida tersebut berfungsi sebagai pengemulsi
karena kedua gugus hidroksil (OH) bersifat hidrofilik dan
gugus R1 bersifat lipofilik.
2. Fosfolipida
Gugus OX yang paling umum adalah
kolin ( HOCH2CH2OHN(ZCH3))
Dan yang paling tidak begitu umum
adalah etanolamin (HOCH2CH2CH2NH2)
inositol dll. Lisitien mengandung
senyawa senyawa tersebut jika salah
satu radikal asam lemak pada trigliserida
diganti dengan radikal asam fosfat, akan
diperoleh fosfolipida
Analisis
1. Analisis pengemulsi dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis
Prinsip : pengemulsi bersama dengan lemak
di ekstraksi dengan pelarut kloroform dan
metanol pada penambahan sejumlah air,
kloroform mengandung lemak dan
pengemulsi dapat dipisahkan. Lapisan
kloroform diuapkan sampai kering kemudian
pengemulsi di ekstraksi dengan metanol.
Ekstrak metanol digunakan untuk analisis
dengan metode TLC.
Pemantap dan Pengental
Secara umum bahan bahan pengental dan pembentuk
gel yang larut dalam air disebut dengan Gom. Gom
memperngaruhi struktur pangan dan sifat sifat yang
berkaitan dengan ciri tersebut
Gom sebagian besar terdapat pada pangan alami
dibutuhkan sebagai pangan penting yang berfungsi
sebagai bahan pengental, pembentuk gel dan
pembentuk lapisan tipis serta penggunaan lainnya yang
berhubungan dengan fungsi tersebut yakni : sebagai
suspensi, pengemulsi, pemantap emulsi dll.
Contoh:
Gelatin, pektin, pati, ekstrak rumput laut, algin dan
karagenan