Vous êtes sur la page 1sur 43

HEPATITIS B

Hepatitis B Arti Istilah


HBsAg lapisan kulit virus hepatitis B

HBeAg protein yg dihasilkan bila virus memperbanyak diri

Anti HBeAg zat anti yg dibentuk untuk melawan virus hepatitis


B (petanda sesorang sudah immun/kebal)

HBV DNA materi genetik virus hepatitis B

SGPT enzim hati yang terdeteksi dgn kadar tinggi dalam


darah bila sel hati rusak/ pecah

Histologi contoh jaringan hati yg dilihat di bawah mikroskop


untuk menilai kerusakan hati
SUMBER & CARA PENULARAN

SUMBER PENULARAN
DARAH
AIR SENI, TINJA, CAIRAN USUS
AIR MANI,SEKRET VAGINA, DARAH HAID

CARA PENULARAN
VERTIKAL : Dari ibu ke anak
HORISONTAL : Dari orang ke orang
SECARA VERTIKAL
Dari ibu pengidap virus
Hepatitis B ke bayi yang
dikandung/dilahirkan

Vertikal 95% terjadi perinatal (saat


persalinan) dan 5 % intra uterina
SECARA HORIZONTAL B
(Horizontal)

tindik narkotika transfusi

Hubungan seks berisiko


suntikan tattoo
KELOMPOK RISIKO TINGGI
Anak dari ibu pengidap Hep.B
Orang yang bekerja melayani penderita hep. B spt
dokter,petugas labor,perawat,keluarga pengidap .
Pemakai obat bius suntik, aktivitas seksual
bebas,pengguna tusuk jarum,tatoo
Orang yang mempunyai daya tahan lemah seperti
penderita yang menjalani cuci darah, mendapat
pengobatan penekan sistim imun
GEJALA

Pengidap/penderita
Hep B:
70-90% TIDAK BERGEJALA
10-30% MEMPUNYAI GEJALA
Gejala Hepatitis Akut
Gejala Hepatitis kronis
Sirosis
Kanker hati
GEJALA PENYAKIT HEPATITIS B KRONIS
Bisa
berupa rasa lemas, ikterus yang hilang
timbul

Sebagian besar hepatitis kronik tanpa


gejala

Hepatitis
kronik dan sirosis hati umumnya
tanpa stadium akut

Hepatitis
B akut non ikterik cenderung
menjadi kronik
DIAGNOSIS HEPATITIS B KRONIS
Anamnesis dan pemeriksaan badan
Pemeriksaan darah (sebagian besar orang tanpa
gejala)
Untuk diagnosis Hep B kronis
Test biokimia GPT
Test status Hbe Ag
Test Viral load HBV DNA
Test histologi : Biopsi (PA)
DETEKSI DINI & DIAGNOSIS
Penemuan kasus :
1. Skrining donor darah di PMI
2. Ditolak bekerja (skrining calon karyawan)
3. Medical check-up
4. Anggota keluarga mengidap hepatitis B
5. Merasakan keluhan hepatitis ( mata kuning, lemas, BAK
seperti teh, dll ).
6. Merasa berisiko melakukan deteksi dini
7. Deteksi Dini Hepatitis
ALUR PELAKSANAAN DETEKSI DINI
HEPATITIS B PADA BUMIL DAN
KELOMPOK MASYARAKAT RESIKO
TAHUN 2016
ALUR DDHB, HIV DAN SYPHILIS PADA BUMIL
ALUR DDHBC PASIP PADA RISTI LAINNYA.
INFORMED CONSENT
1. Bumil
2. Kelompok Masy Berisiko Tinggi
Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE)
Informasi yang diberikan kepada sasaran sebelum
pemeriksaan laboratorium (Tes):
Risiko penularan hepatitis
Tes bersifat konfidensial
Sasaran mempunyai hak untuk menolak menjalani
Tes
Bila menolak, sasaran perlu membuat pernyataan
tertulis
Penolakan menjalani Tes, tidak mempengaruhi
layanan selanjutnya
Beri kesempatan kepada sasaran untuk
mengajukan pertanyaan kepada petugas.
Kode atau Labeling
Pengkodean atau labeling mulai dari
informed consent, kuesioner dan tabung
spesimen untuk pemeriksaan hepatitis,
HIV dan syphilis dibuat dalam 1 (satu)
pengkodean
Pengkodean terdiri atas 21 digit dan
tidak boleh kosong
Lili820325HB19-0901-008
Agus941011HB21-0901-008
TATA CARA PELABELAN SPESIMEN
pengkodean terdiri atas 21 digit dan tidak boleh kosong

2 digit tanggal lahir

2 digit bulan lahir


2 digit tahun lahir
4 digit nama

Lili 82 03 25 HB 19 - 0901 - 008


2 digit jenis pemeriksaan
2 digit jenis populasi
4 digit no. kab/kota
3 digit no. pkm

Jadi pelabelan atas klien tersebut adalah :


NO URUT PUSKESMAS
1. CURUG
2. KRONJO
3. CIKUPA
4. LEGOK
5. KOSAMBI
6. JL EMAS
7. BALARAJA
8. MAUK
9. BOJONG NANGKA
10. TIGARAKSA
Kode Kabupaten : 3603
DAFTAR NOMOR URUT KELOMPOK BERISIKO TINGGI
Nomor Urut Kelompok Masyarakat Berisiko Tinggi

01 WPS
04 Pengguna Jarum Suntik (Penasun)
06 Waria
09 Lelaki seks dengan lelaki (LSL)/Gay
16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
19 Ibu Hamil
20 Petugas Kesehatan
21 Mahasiswa Kesehatan
22 Pasangan/Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Hepatitis B dan
C
23 Pasien klinik Infeksi Menular Seksual
24 Orang dengan Infeksi HIV
25 Penerima layanan hemodialisis dan hemofilia
26 Pasien yang mendapatkan transfusi darah lebih dari 1 kali
27 Pasien yang menjalani tindakan bedah umum atau tindakan pada gigi
28 Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C
MANAJEMEN SAMPEL
DI PUSKESMAS
PERSIAPAN PASIEN

DOKTER
LABORATORIUM
Memberitahu pasien
Menanyakan kesiapan
mengenai persiapan
pasien sesuai pemeriksaan
sebelum datang ke
yang akan dilakukan
laboratorium

Laboratorium wajib menolak pasien yang


persiapannya tidak memenuhi syarat
Pengambilan spesimen
1. Pemberian identitas pasien:
manual/komputerisasi:
- saat pendaftaran.
- pengisian label.
- formulir pemeriksaan.
2. Tehnis pengambilan spesimen:
- peralatan.
- pengawet.
- lokasi pengambilan.
- prosedur pengambilan.
- terjadinya hemolisa atau ada bekuan.
- volume yang tidak sesuai.
3. Efek postural dan kesalahan tehnis
- Dianjurkan pasien duduk tenang
minimum 15 menit sebelum diambil
darah.
- Posisi pasien duduk atau berbaring.
- Torniquette terpasang tidak lebih
dari 1 menit.
- Pengambilan darah diutamakan pada
vena mediana cubiti lengan kanan.
- Pengambilan darah vena dengan tabung
vakum dan sesuaikan botol penampung
yang akan digunakan.
Pengolahan spesimen
dilakukan di ruang sampling
Terpenting adalah mempersiapkan serum.
Persiapan pembuatan serum:
- biarkan darah beku dalam tabung tutup merah
dengan suhu kamar selama (20-30) menit.
- sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama
5 menit.
- serum sudah terpisah dari bekuan darah dan
dipisahkan pada tabung serum yang berbeda
dengan menggunakan mikropipet atau pipet
Pasteur.
- pemisahan serum dilakukan maksimum 6 jam
sesudah pengambilan darah.
Proses pengambilan dan pengolahan spesimen:
Petugas laboratorium di puskesmas mempersiapkan
semua alat dan bahan untuk melakukan phlebotomi.
Darah vena diambil sebanyak 5 ml dimasukkan ke
dalam tabung tutup merah yang sudah ditempel
stiker/label identitas pasien (nomor tabung sesuai
kode lokasi pengambilan).
Catat jumlah tabung sampel yang sudah diambil,
letakkan di rak tabung sampel. Diamkan selama 20
menit. Kemudian bila puskesmas mempunyai sentrifus,
langsung dilakukan pemisahan serum dengan memutar
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm
PEMISAHAN SAMPEL DARAH DI LABORATORIUM PEMERIKSA
Lakukan pemisahan serum dari darah maksimal 6 jam setelah pengambilan darah
untuk menghindari terjadinya hemolysis. Pisahkan serum sesuai prosedur sbb :

Diamkan selama 30 menit putar dgn sentrifus


5 menit 3000rpm
Serum 3ml dipindahkan ke dalam tabung tutup ulir
yang sudah ditempel dengan nomor label yang sama.
Seal/rekatkan tutup tabung yang berisi serum dengan
parafilm untuk menghindari terjadinya tumpahan atau
bocor.
Letakkan di rak tabung dan bisa disimpan di lemari
pendingin dengan suhu (2-8)0C selama 1 minggu sampai
dikirim ke laboratorium rujukan I.Tidak boleh dibekukan.
Bila puskesmas tidak mempunyai sentrifus, sebaiknya
dikirim langsung ke laboratorium rujukan I
(BBLK/BLK/Labkesda) pada hari yang sama. Letakkan
tabung darah beku di rak tabung dan tidak boleh
disimpan lebih dari 6 jam di dalam lemari pendingin
dengan suhu (2-8)0C untuk menghindari hemolisis.
Kirim tabung darah beku di dalam coolbox ke
laboratorium rujukan I secara berkala sesuai dengan
jadwal yang sudah diatur.
Pengiriman sampel darah ke laboratorium rujukan
I (BBLK/BLK/Labkesda)
1. Masukkan tabung darah kedalam rak tabung dan tempatkan
kedalam cool box yang sudah diberi ice pack dengan tutup
tabung di bagian atas.
Ice pack dibungkus kedalam koran, agar tidak basah.
Jangan sampai tabung serum menempel dengan ice
pack.
2. Masukkan daftar sample kedalam amplop.
3. Cocokkan sample darah dengan daftar sampelnya
5. Beri alamat tujuan dengan lengkap dan beri label hati
hati, bahan cair mudah pecah.
6. Tuliskan nama & alamat pengirim.
7. Setelah dikirim, petugas puskesmas sebaiknya menelpon
petugas di laboratorium rujukan I untuk
memberitahukan bahwa sample sudah dikirim.
8. Petugas Puskesmas mengirimkan sample ke
laboratorium rujukan I (BBLK/BLK/Labkesda) .
Pengiriman sampel serum dilakukan
setiap 2 hari, tergantung kondisi kurir
pengiriman atau sesuai dengan jadwal
yang sudah disepakati. Sampel darah
beku dikirim tidak lebih dari 6 jam
sesudah pengambilan sampel.
Ada koordinasi yang baik antara
pengirim, kurir pengiriman dan laboratorium
penerima, menjamin spesimen dapat
diterima
dalam keadaan aman dan baik.
LABORATORIUM RUJUKAN/PEMERIKSA

perhatikan
kualitas, jarak,waktu

Sehingga harus mempersiapkan semua proses


pengiriman yang baik dan berkoordinasi antara
pengirim dan penerima.
Potensi kesalahan:
Tumpah, tertukar.
Spesimen berubah (rusak,
hemolisa).
Otomatik macet, misal sentrifus
mati (problem alat/listrik).
Ekspedisi gagal.
Laboratorium rujukan tidak mau
menerima.
PENYIMPANAN SPESIMEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas bahan:
- terjadinya kontaminasi oleh
kuman/bahan
kimia.
- terjadinya metabolisme oleh sel-sel
hidup pada spesimen.
- terjadi penguapan.
- pengaruh suhu.
- terkena paparan sinar matahari.
Cara Pengiriman
Sertakan
formulir
daftar
sampel
setiap kali
mengirim
sampel.
Si pengirim
harus
mempunyai
arsip
pengiriman.
LANGKAH-LANGKAH SEBELUM
MENGIRIM SPESIMEN :

a. Petugas laboratorium puskesmas menghubungi


kurir puskesmas dan pihak penerima (telepon)
untuk menjamin agar spesimen diantar dan bisa
diperiksa segera.

b. Siapkan dokumen pengiriman

c. Atur waktu pengiriman; supaya spesimen


diterima dalam waktu jam kerja.

d. Kirimkan informasi secara rinci tentang semua


data spesimen kepada pihak penerima.
Laboratorium rujukan I
(BBLK/BLK/Labkesda) melakukan
pemeriksaan HBsAg dengan metode
ELISA/CLIA pada semua spesimen dari
tabung I.
Spesimen dalam tabung ke II dengan hasil
HBsAg (+), dikumpulkan dan dimasukkan ke
dalam coolbox, lakukan proses seperti
semula untuk dikirim ke laboratorium
rujukan ke II (RSUP/RSUD) untuk dilakukan
pemeriksaan HBeAg, Anti-HBe ,ALT, HBV
DNA.
KESALAHAN-KESALAHAN LAZIM
DALAM CARA MEMPEROLEH
SAMPLE DARAH
Kualitas dan susunan darah yang
diambil untuk pemeriksaan
mungkin berubah oleh salah
tindakan waktu mengambil sample
darah tersebut.
Beberapa kesalahan-kesalahan
yang mungkin bisa terjadi seperti
hal-hal disebutkan dibawah ini
Darah vena:
1. Menggunakan jarum dan tabung syringe yang
basah.
2. Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama
atau terlalu keras, akibatnya terjadi
hemokonsentrasi.
3. Terjadinya bekuan dalam jarum/needle atau
tabung karena lambatnya bekerja.
4. Terjadinya bekuan dalam tabung karena tidak
dicampur semestinya/homogenisasi dengan
antikoagulan dalam tabung.
5. Darah hemolisa.
6. Volume yang diambil sangat sedikit.
Potensi kesalahan
Salah menandai formulir
permintaan tes/pemeriksaan.
Salah identifikasi pasien.
Tes khusus tidak ada dalam
formulir.
Perbedaan pengertian untuk
pemeriksaan tertentu seperti
rutin dan lengkap.
Penanganan Hasil Deteksi Dini Hepatitis B
dan C Non Reaktif
Bila pemeriksaan hepatitis B (HBsAg) dan hepatitis C
(anti-HCV) konfirmasi di laboratorium rujukan
dinyatakan non-reaktif, maka hasil pemeriksaan reaktif
di puskesmas dianggap sebagai non-reaktif.

Bila hasil pemeriksaan hepatitis B pada dinyatakan


non-reaktif, maka pemeriksaan ulang dilakukan 6
bulan setelah pemeriksaan, dan bila masih non-reaktif,
pemeriksaan ulang dilakukan setiap 6-12 bulan
berikutnya.

Bila hasil deteksi dini hepatitis C pada dinyatakan


non-reaktif, maka pemeriksaan ulang dilakukan 6
bulan setelah pemeriksaan, dan bila masih non-reaktif,
pemeriksaan ulang dilakukan setiap 6-12 bulan
berikutnya.
OPERASIONAL
Pengiriman sampel dari Puskesmas ke Dinkes
setiap hari Rabu dan Jumat
Pengiriman sampel dari Dinkes ke Litbangkes
setiap hari Senin dan Kamis
Transport pengiriman sampel dari Puskesmas
ke Dinkes Rp 50.000/pengiriman, 1 puskesmas
maksimal 10 kali pengiriman
Penggandaan Format dan ATK Rp 100.000,-
/puskesmas
Mulai Pelaksanaan tanggal 23 Mei-23 Juni
2016
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi