Vous êtes sur la page 1sur 78

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH PUSAT

Balikpapan, 11 Desember 2007


MANFAAT LAPORAN KEUANGAN
KEBUTUHAN TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN;
LAPORAN KEUANGAN UNTUK
AKUNTABILITAS PUBLIK;
LAPORAN KEUANGAN UNTUK
TRANSPARANSI.

2
KEBUTUHAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan


bagi para pengguna (stakeholders);
Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder
untuk membantu mereka dalam mengambil
keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga
keputusan yang diambil lebih berkualitas dan tepat
sasaran;
Laporan keuangan merupakan cermin untuk
melihat kondisi keuangan republik tercinta ini;
Neraca merupakan cermin utama untuk melihat apa
yang ada di republik, terutama menyangkut hal-hal
yang salah urus atau hal-hal yang tidak diurus
maupun yang belum diurus;

3
LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI

Era keterbukaan, teknologi informasi & komunikasi


sedemikian maju, masyarakat semakin mudah untuk
mendapatkan berbagai informasi dengan biaya
relatif murah.
Setiap rupiah uang publik harus dipertanggung-
jawabkan kepada masyarakat yang telah
memberikan uangnya untuk membiayai
pembangunan dan operasional pemerintahan;
Dalam hal pengelolaan uang publik, masyarakat
semakin cerdas menuntut adanya transparansi.
Transparansi pengelolaan keuangan pemerintah
merupakan tuntutan publik yang harus direspon
secara positif.

4
LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS

Laporan keuangan merupakan gambaran adanya


akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan.
Akuntabilitas adalah amanah berarti pemangku
kekuasaan adalah mereka yang terpercaya dan
bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya
publik yang diberikan kepadanya;
Tidak adanya laporan keuangan menunjukkan
lemahnya akuntabilitas;
Lemahnya akuntabilitas megindikasikan lemahnya
sistem, selanjutnya berimbas pada membudayanya
korupsi sistematik;

5
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan
menyediakan informasi mengenai:
kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran,
kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundangan,
jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai,
6
Tujuan Laporan Keuangan

bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh


kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya,
posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman.
perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
7
Manfaat Laporan Keuangan

Memberikan informasi untuk:


menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan
keuangan pemerintah terkait dengan likuiditas dan
solvabilitasnya;
menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi
pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah dan
akan terjadi;
memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan
perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati,
dan ketentuan lain yang disyaratkan;
perencanaan dan penganggaran;
8
Manfaat Laporan Keuangan

mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional:


menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas
sehingga memudahkan analisis dan melakukan
perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan,
membandingkan dengan kinerja periode-periode
sebelumnya, dan dengan kinerja unit yang lain;
mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi
tertentu di dalam pemerintahan;
mengevaluasi hasil (outcome) suatu program,
aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap
pencapaian tujuan dan target;
mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan
(equtiy & equality)
9
PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis laporan keuangan merupakan analisis


yang dilakukan terhadap berbagai macam
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Dalam melakukan analisis, setiap pengguna
laporan harus mengidentifikasi informasi yang
harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang
tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan
menggunakan pertimbangan yang cermat agar
dapat memperoleh informasi yang diinginkan
untuk mendukung keputusan-keputusan yang
diambilnya.
10
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Masyarakat;
Para wakil rakyat;
Lembaga pengawas, dan lembaga
pemeriksa;
Pemberi atau yang berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman
Manajeman pemerintah

11
TUJUAN ANALISIS
Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan
anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan

T Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah


U
J
U Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi
A
N
Mengetahui kondisi keuangan

Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi


kewajibannya
12
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS

Semakin besar permasalahan yang


dihadapi dan semakin panjang waktu
yang menjadi kepentingan pengguna
akan diperlukan analisis yang
semakin mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik dan
metode analisis.

13
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS
Contoh:
Seorang calon investor yang akan menanamkan uang
untuk jangka waktu yang panjang akan membutuhkan
banyak informasi dengan ruang lingkup yang luas, dan
melakukan analisis secara mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik analisis. Mereka akan
membutuhkan informasi mengenai:
- potensi ekonomi di masa yang akan datang
- mengukur tingkat keuntungan yang dikehendaki
- mengukur berapa lama investasinya akan
diperoleh kembali.

14
TINGKAT KEDALAMAN ANALISA

Contoh:
Sebaliknya mungkin ada pejabat pemerintah yang hanya
ingin mengetahui naik-turunya pendapatan pajak atau
bukan pajak dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Karena kebutuhannya sangat sederhana maka ia hanya
akan membandingkan antara pajak dan bukan pajak
dengan tahun anggaran sebelumnya.

15
PRASYARAT ANALISIS
Prasysarat analisis yang harus dipahami
oleh pengguna, antara lain:
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan
kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah
2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan
mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah
tertentu yang spesifik
3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang
ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya
tidak meyesatkan.
4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus
dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang
digunakan sebagai pembanding adalah laporan
keuangan

16
METODE ANALISIS
Analisis horisontal: dilaksanakan
dengan membandingkan angka-angka
dalam suatu laporan keuangan
kementerian negara/lembaga dengan
kementerian negara/lembaga lainnya,
antara pemerintah dengan pemerintah
lainnya.
Analisis vertikal: dilakukan dengan
membandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama.
17
TOLOK UKUR ATAU PEMBANDING
1. Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan
dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur
yang ditetapkan.
2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam
melakukan analisa ini antara lain:
1) informasi internal dari kementerian negara/lembaga
yang bersangkutan, berupa:
a. rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya
b. laporan keuangan periode sebelumnya
2) informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan K/L lainnya.

18
TEKNIK ANALISIS
Teknik analisa laporan keuangan meliputi:
Analisis perubahan laporan keuangan
Analisis persentase per komponen
Analisis trend
Analisis rasio
Analisis sumber dan penggunaan
dana
Analisis ketaatan terhadap peraturan

19
ANALISIS PERUBAHAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
memperbandingkan pos-pos yang
sama dari dua laporan keuangan suatu
K/L dengan dua periode yang berlainan
Tujuan
Untuk mengetahui perubahan suatu
pos dari periode yang satu ke periode
yang lain
20
ANALISIS PERUBAHAN
Realisasi Realisasi Kenaikan
Uraian 2006 2005 (Penurunan)
Rp %
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Perpajakan 409.203.019 347.031.113 62.171.906 17,92
1. Pajak Dalam Negeri 395.971.535 331.791.943 64.179.592 19,34
2. Pajak Perdagangan Internasional
13.231.483 15.239.170 (2.007.687) -13,17
II. Penerimaan Negara Bukan Pajak
226.950.066 146.888.310 80.061.756 54,51
1. Penerimaan Sumber Daya167.473.800
Alam 110.467.256 57.006.544 51,60
2. Bagian Pem. atas Laba BUMN
22.973.056 12.835.193 10.137.863 78,98
3. PNBP. Lainnya 36.503.209 23.585.859 12.917.350 54,77
III. Penerimaan Hibah 1.834.050 1.304.782 529.268 40,56
Jumlah Pendapatan Negara
637.987.136 495.224.207 142.762.929 28,83
& Hibah (A.I+A.II+A.IIII)

21
ANALISIS PERUBAHAN
Uraian Realisasi 2006 Realisasi
Kenaikan
2005(Penurunan) Realisasi 2006 vs 2
B. Belanja Negara Rp %
I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032.084 361.155.202 78.876.882 21,84
1. Belanja Pegawai 73.252.287 54.254.195 18.998.092 35,02
2. Belanja Barang 47.181.912 29.171.687 18.010.225 61,74
3. Belanja Modal 54.951.875 32.888.839 22.063.036 67,08
4. Pembayaran Bunga Utang 79.082.563 65.199.594 13.882.969 21,29
5. Subsidi 107.431.785 120.765.318 (13.333.533) -11,04
6. Bantuan Sosial 40.708.566 24.903.485 15.805.081 63,47
7. Belanja Lain-lain 37.423.093 33.972.081 3.451.012 10,16
II. Transfer untuk Daerah 226.179.954 150.463.868 75.716.086 50,32
1. Dana Perimbangan 222.130.617 143.221.256 78.909.361 55,10
a. Dana Bagi Hasil 64.900.298 49.692.261 15.208.037 30,60
b. Dana Alokasi Umum 145.664.184 88.765.427 56.898.757 64,10
c. Dana Alokasi Khusus 11.566.134 4.763.567 6.802.567 142,80
2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.049.336 7.242.612 (3.193.276) -44,09
a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 1.775.312 1.712.972 96,49
b. Dana Penyesuaian 561.052 5.467.300 (4.906.248) -89,74
III. Suspen 916.774 (1.986.652) 2.903.426 -146,15
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + 667.128.813
B.III) 509.632.418 157.496.395 30,90

22
ANALISIS PERUBAHAN
Kenaikan (Penurunan)
Uraian Realisasi 2006 Realisasi 2005 Realisasi 2006 vs 2005
Rp %
I. Pembiayaan Dalam Negeri 55.982.075 19.144.695 36.837.380 192,42
1. Rekening Pemerintah 11.555.466 8.901.481 2.653.985 29,82
2. Dana Moratorium 7.357.400 (13.700.000) 21.057.400 -153,70
3. Privatisasi & Penj.Aset Prog. Restr 5.055.702 6.563.537 (1.507.835) -22,97
4. Surat Utang Negara (Neto) 35.985.507 22.574.677 13.410.830 59,41
5. Penyertaan Modal Negara (3.972.000) (5.195.000) 1.223.000 -23,54
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) (26.566.486) (10.271.960) (16.294.526) 158,63
1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) 26.114.584 26.840.442 (725.858) -2,70
a. Penarikan Pinjaman Program 13.579.552 12.264.809 1.314.743 10,72
b. Penarikan Pinjaman Proyek 12.535.032 14.575.632 (2.040.600) -14,00
2. Pemb.Cicilan Pokok Utang LN. (52.681.070) (37.112.409) (15.568.661) 41,95

23
Kesimpulan dari hasil analisa
Pendapatan Negara mengalami kenaikan secara rata-
rata 28,83 %, kecuali Pajak Perdagangan Internasional
turun sebesar 13,17 %,
Belanja Pemerintah Pusat secara keseluruhan
meningkat secra rata-rata 21,84%, kecuali Belanja
Subsidi turun 11,04 %.
Transfer untuk Daerah meningkat tajam secara
siknifikan yaitu 50,32 %, kecuali Dana Penyesuaian
turun 89,74 %.
Pembiayaan Dalam Negeri meningkat tajam, yaitu
mencapai 192,42%, sedangkan Pembiayaan Luar
Negeri menurun sebesar 41,95%.

24
ANALISIS PERUBAHAN

25
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN

Pengertian
Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan antara suatu pos terhadap
totalnya dalam laporan keuangan yang sama.
Tujuan
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
suatu pos dalam bentuk angka total.

26
Ilustrasi
Belanja pegawai selama satu tahun anggaran Rp3
milyar, yang terdiri:
Gaji Rp1 milyar,
Honorarium Rp1,5 milyar
Lainnya Rp0,5 milyar.
Angka ini memperlihatkan bahwa besarnya gaji
hanya 1/3, sedangkan honorarium mencapai
atau 50%. Angka yang demikian sudah
memberikan sinyal adanya kelemahan atau
kesalahan dalam pemberdayaan sumber daya
manusia.

27
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN
Naik
No Analisa prosentase per komponen menurut tahun 2006 2005 (Turun)
A Pendapatan
1 Pajak Dalam Negeri dengan total Pendapatan 62,06% 67,00% -4,94%
2 Penerimaan SDA dengan total Pendapatan 26,25% 24,57% 1,68%
3 Laba BUMN dengan total Pendapatan 3,60% 2,59% 1,01%
B Belanja
1 Belanja Pemerintah Pusat dengan total Belanja 65,95% 70,86% -4,91%
2 Belanja Pegawai dengan total Belanja Pusat Pemerintah 10,98% 10,64% 0,34%
3 Belanja Bunga Utang dengan total Belanja Pusat Pemerintah 11,85% 12,79% -0,94%
4 Belanja Subsidi dengan total Belanja Pusat Pemerintah 16,10% 23,69% -7,59%
5 Transfer untuk Daerah dengan total Belanja 33,90% 29,52% 4,38%
6 Dana Bagi Hasil dengan total Total Belanja 9,72% 9,75% -0,03%
28
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS
PERSENTASE PERKOMPONEN

29
ANALISIS TREND
Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan pos-pos yang sama dari
beberapa periode yang berurutan (time serries
data).
Tujuan
untuk memahami arah atau kecenderungan
suatu pos dari waktu ke waktu.

30
Ilustrasi

31
ANALISIS TREND
Berikut ini ilustrasi trend dalam bentuk grafik
atas pendapatan tersebut.
400

350

300
Pendapatan Pajak
250 Pertambahan Nilai
Pendapatan Cukai
200

150 Pendapatan Bea Masuk


100

50

0
1 2 3 4 5

32
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL
ANALISIS TREND

33
ANALISIS RASIO
Pengertian
Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan
pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh
selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama
di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan
atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama
dari K/L lainnya.
Tujuan
Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta
kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil
untuk membiayai pengeluarannya.
34
ASET

31 Des 2006 31 Des 2005


Aset Lancar 125,98 triliun 128,55 triliun
Kas 38,19 triliun 46,19 triliun
Investasi Jangka
663,55 triliun 650,49 triliun
Panjang
Aset Tetap 343,92 triliun 314,17 triliun
Dana Cadangan 0 1,73 triliun
Aset Lainnya 86,50 triliun 78,20 triliun
Total Aset 1.219,96 triliun 1.173,13 triliun
35
KEWAJIBAN

31 Des 2006 31 Des 2005

Kewajiban Jangka
108,14 triliun 138,03 triliun
Pendek
Kewajiban Jangka
1.221,92 triliun 1.204,02 triliun
Panjang
Total Kewajiban 1.330,06 triliun 1.342,05 triliun

36
ANALISIS RASIO
2006 2005

Current Ratio= Current Asset


1,17 0,93
Current Liabilities

Quick Ratio = Cash


0,33 0,35
Current Liabilities

Solvabilitas Ratio= Total Asset


0,92 0,87
Total Liabilities

37
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Pengertian
Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah
memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut
menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun
berjalan.
Tujuan
Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui:
sumber dana selama satu tahun anggaran
penggunaan dana selama satu tahun anggaran
kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya
sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset
dari mana defisit anggaran ditutup
ke mana surplus anggaran digunakan
38
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Arus kas diklasifikasikan menjadi empat,


yaitu:
arus kas dari aktifitas operasi
arus kas dari aktifitas investasi aset non
keuangan
arus kas dari aktifitas pembiayaan
arus kas dari aktifitas non anggaran

39
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Arus kas dari aktifitas operasi mencerminkan


kemampuan pemerintah untuk mendanai
kebutuhan operasionalnya.
Arus kas neto dari aktifitas operasi positif
mencerminkan penerimaan kas operasional
mencukupi kebutuhan operasionalnya.
Arus kas dari aktifitas operasi negatif
mencerminkan pemerintah tidak mampu
mandiri, berarti tidak mampu menggali
potensi pendapatan sehingga biaya operasi
tidak mencukupi.

40
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Arus kas dari aktivitas investasi aset non


keuangan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang berasal dari penjualan aset
tetap dan perolehan aset tetap.
Arus kas dari aktifitas investasi positif berarti
pemerintah sedang mengurangi/tidak
menambah aset tetap yang dimilikinya.
Arus kas dari aktifitas investasi negatif berarti
pemerintah sedang membangun dan
mengadakan sarana dan prasarana.

41
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Arus kas dari aktifitas pembiayaan


mencerminkan dari mana pemerintah
memperoleh dana untuk menutup defisit
dan ke mana pemerintah
mengalokasikan adanya surplus dana.
Jumlah ini arus kas dari aktifitas
pembiayaan ini seharusnya berimbang
dengan jumlah surplus/defisit.

42
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Arus kas dari aktivitas nonanggaran


mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan pemerintah.

43
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

I. Arus Kas Masuk Tahun 2006 Tahun 2005


Total Penerimaan Perpajakan 409.203.019 346.859.857
Total PNBP 226.914.454 146.761.634
Total Penerimaan Hibah 1.834.051 1.326.497
Total Penjualan Aset 35.612 126.676
Total Penerimaan Pembiayaan 147.875.945 91.926.664
Total Non Anggaran 3.218.046 10.844.852
Total Arus Masuk Kas 789.081.127 597.846.180

II Arus Kas Keluar


Total Belanja 611.840.408 472.472.997
Total Pembelian Aset 55.288.405 37.009.878
Total Pembiayaan 118.460.355 83.053.935
Jumlah Arus Kas Keluar 785.589.168 592.536.810
Kenaikan/Penurunan Kas 3.491.960 5.309.370

44
Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan
Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
cara menguji apakah peraturan-peraturan
yang ada telah ditaati.
Tujuan
Untuk mayakini bahwa semua peraturan
perundang-undangan telah dipatuhi.

45
PRINSIP
1. Pendapatan dan belanja diatur dalam
undang-undang APBN
2. Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus
disahkan sebelum ada penggunaan
3. Prinsip universalitas, yaitu semua jenis
pengeluaran harus dicantumkan dalam
anggaran
4. Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang
telah disediakan dalam mata anggaran
pengeluaran tertentu tidak diperkenankan
untuk digeser
46
PRINSIP
5. Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun
secara berkala sesuai dengan peraturan
6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan
adanya offsetting antara pendapatan dan
belanja
7. Anggaran belanja merupakan plafon
8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan
pedoman yang mengatur pelaksanaan
anggaran

47
ANALISIS THD UU APBN
ANALISA HORIZONTAL ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2006
Kenaikan (Penurunan)
Uraian Anggaran 2006 Realisasi 2006
Realisasi 2006 vs
Rp %

B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat 478.249.290 440.032.084 (38.217.206) (7,99)
1. Belanja Pegawai 78.904.457 73.252.287 (5.652.170) (7,16)
2. Belanja Barang 55.506.999 47.181.912 (8.325.087) (15,00)
3. Belanja Modal 66.723.899 54.951.875 (11.772.024) (17,64)
4. Pembayaran Bunga Utang 82.494.656 79.082.563 (3.412.093) (4,14)
5. Subsidi 107.627.567 107.431.785 (195.782) (0,18)
6. Bantuan Sosial 44.590.994 40.708.566 (3.882.428) (8,71)
7. Belanja Lain-lain 42.400.714 37.423.093 (4.977.621) (11,74)
II. Transfer untuk Daerah 220.849.845 226.179.954 5.330.109 2,41
1. Dana Perimbangan 216.797.725 222.130.617 5.332.892 2,46
a. Dana Bagi Hasil 59.563.725 64.900.298 5.336.573 8,96
b. Dana Alokasi Umum 145.664.200 145.664.184 (16) (0,00)
c. Dana Alokasi Khusus 11.569.800 11.566.134 (3.666) (0,03)
2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.052.120 4.049.336 (2.784) (0,07)
a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 3.488.284 0 0,00
b. Dana Penyesuaian 563.836 561.052 (2.784) (0,49)
III. Suspen 916.774
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 699.099.136 667.128.813 (31.970.323) (4,57)

48
LATIHAN

49
50
51
PERTANYAAN

TINGKAT PENCAPAIAN TARGET?


TINGKAT PERTUMBUHAN?
EFISIENSI? PROFIT CENTER
EFISIENSI? COST CENTER
SATKER MANA YANG LEBIH BAGUS?

52
53
SOLUSI
SATKER A

SATKER B

54
TELAAH LAPORAN KEUANGAN TINGKAT
SATKER

55
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

56
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

1. Dokumen sumber:
DIPA, DIPAL, Rev. DIPA/DIPAL, POK,
SSBP, SSPB, dan SPM&SP2D.
2. Format Laporan:
LRA Satuan Kerja/W/E1/Departemen
LRA: Realisasi Belanja
LRA: Realisasi Pendapatan
LRA: Realisasi Pengembalian Belanja
LRA: Realisasi Pengembalian Pendapatan
57
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

Kementerian negara/lembaga
Eselon 1
Wilayah provinsi
Satuan Kerja
Jenis Satuan Kerja

58
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH

Fungsi,
Sub Fungsi,
Program,
Kegiatan,
Sub Kegiatan,
Sumber Dana dan Cara Penarikan.
Jenis Belanja (2 digit, 4 digit, dan 6 digit)
Jumlah Rupiah (anggaran dan realisasi)
59
NERACA

60
Kas di Bendahara Pengeluaran

Minus (kurang):
SPM/SP2D UP/TUP ada yang belum rekam.
Terlalu besar:
SPM GU Nihil masih ada yang belum direkam.
SSBP berupa pengembalian UP belum direkam.
Kas di Bendaharawan Pengeluaran =
Uang Muka dari KPPN.

61
Kas di Bendahara Penerima
Cermati apakah pada tanggal neraca masih
terdapat kas di bendahara penerima (kas yang
diterima dari PNBP) yang belum disetor ke kas
negara.
Jika ada, sajikan nilai kas tersebut di neraca
sebesar nilai yang ada pada bendahara
penerima.
Akun Kas di Bendahara Penerima =
Pendapatan yang Ditangguhkan

62
MAK(MAP) yang Mempengaruhi Akun Kas di
Bendahara Pengeluaran
Kode
MAK (MAP)
Uraian MAK (MAP) Debet Kredit

825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah -

825112 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri -

825113 Pengeluaran Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana) -

(815111) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah) -

(815112) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar -


Negeri)

(815113) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana)) -

(815114) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Tahun Anggaran yang Lalu) - 63



Persediaan
Sering terjadi tidak ada nilai persediaan
pada Neraca baik pada laporan semester
maupun akhir tahun.
Mintalah laporan persediaan ke bagian
barang, terutama pada akhir semester,
karena pada semester satuan kerja
seharusnya mempunyai persediaan.
Persediaan = Cadangan Persediaan

64
Bagian Lancar TGR/TPA
TGR/TPA biasanya mencakup masa
pelunasan lebih dari satu tahun anggaran.
Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo,
dilakukan reklasifikasi untuk menentukan
Bagian Lancar (yang jatuh tempo pada
tahun depan)
Jumlah Bagian Lancar TGR/TPA ini
dimasukkan ke kelompok aset lancar,
sedangkan sisanya (TPA/TGR) disajikan
dalam kelompok Aset Lainnya. 65
<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan
Periksa apakah masih ada akun <Aset Tetap>
Sebelum Disesuaikan
Akun ini masih muncul disebabkan oleh:
Penerimaan ADK dari Aplikasi SABMN belum dilakukan,
Penerimaan ADK dari SA BMN sudah dilakukan tetapi
terdapat aset berikut SPM/SP2D yang belum direkam
atau masih terdapat BMN yang berupa Konstruiksi Dalam
Pengerjaan.
Pada akhir semester atau tahun akun ini harus
dihapuskan dari neraca dengan jurnal koreksi.

66
MAK yang Menimbulkan Akun
<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan
Mata Anggaran Pengeluaran Akun-akun Neraca yang ditimbulkan

Kode MAK Uraian Kode BB Uraian

531111 Belanja Modal Tanah 131211 Tanah Sebelum Disesuaikan

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 131411 Peralatan dan Mesin Sebelum
Disesuaikan
533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 131611 Gedung dan Bangunan Sebelum
Disesuaikan
534111 Belanja Modal Jalan dan Jembatan

534112 Belanja Modal Irigasi 131811 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum
Disesuaikan
534113 Belanja Modal Jaringan 67
Aset Tetap
Bandingkan nilai aset tetap di Neraca dengan
Laporan BMN Intrakomtabel. Nilai aset tetap non
KDP di neraca seharusnya sama dengan total
nilai BMN di LBMN Intrakomtabel.
Bandingkan pertambahan nilai aset tetap di
Neraca dengan Realisasi Belanja Modal pada
LRA.
Jika akuntansi BMN masih dikerjakan secara
manual, periksa kebenaran mapping antara
laporan BMN dengan akun aset tetap di Neraca.
Total nilai aset tetap harus sama dengan nilai
akun Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 68
Akun-akun Aset Tetap
Kode
Uraian Akun
Akun
131111 Tanah
131211 Tanah Sebelum Disesuaikan
131311 Peralatan dan Mesin
131411 Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan
131511 Gedung dan Bangunan
131611 Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan
131711 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
131811 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum Disesuaikan
131911 Aset Tetap Lainnya
132111 Konstruksi Dalam Pengerjaan
69
Aset Lainnya
Lakukan reklasifikasi pada akhir tahun
untuk TPA/TGR yang akan jatuh tempo
pada tahun berikutnya.
Yakinkan bahwa nilai TPA/TGR yang
terdapat pada neraca akhir tahun adalah
nilai setelah dikurangai bagian lancar-nya.
Total Aset Lainnya = Diinvestasikan
Dalam Aset Lainnya.

70
71
LATIHAN

72
73
74
75
76
ANALISIS LKPP

77
78

Vous aimerez peut-être aussi