Vous êtes sur la page 1sur 24

ABORTUS

Disusun Oleh:
1.Amalia Rohmatin
2.Destya Eka P
3.Septiyaminul Anwar
4.Tiara Yarend P
5.Wulan Styawati
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan(oleh
karena akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
(saifudin AB dalam buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal, 2006)
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu
kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri
diluar uterus dan belum bisa di artikan apabila fetus ini
beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia
kehamilan kurang dari 28minggu (Eastman edisi 2
Klasifikasi
1. Abortus spontaneous
Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului
faktor-faktor mekanis atau medisinalis
2. Abortus provokatus(abortus yang sengaja dibuat)
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin
dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup diluar
kandungan apabila kehamilan belum mencapai
umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum
1000 gram
Abortus Spontaneous
1. Abortus Imminens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,
dan tanpa adanya dilatasi serviks
2. Abortus Insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
3. Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan.
4. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari
uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang
tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam
kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar,
kurang lebih bundar, dengan dinding menipis
5. Missed Abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu,
tetapijanin yang telah mati itu tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih
6. Abortus lnkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus
Abortus Provokatus
1. Abortus medisinalis (abortus therepeutika)
Abortus karena tindakan medis, dengan alasan
bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya
perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim
dokter ahli
3. Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
Etiologi
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
2. Kelainan pada plasenta
3. Penyakit Ibu
4. Kelainan traktus genitalis
Manifestasi Klinis
1. Kehamilan kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi Vulva : Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva.
Inspekulo : Perdarahan dari cavum uteri
Colok vagina : Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Patofisiologi
Pada permulaan, terjadinya perdarahan pada desidua
basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian
sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil
konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum
menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan
8-14 minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian
keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan
banyak terjadi pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta
hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus
kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Komplikasi
Perdarahan ( hemorrahge).
Perforasi, sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase
yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti
bidan dan dukun.
Infeksi dan tetanus.
Payah ginjal akut.
Syok pada abortus disebabkan oleh :
Perdarahan yang banyak disebut syok hemorraghe.
Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau
endoseptik
Pemeriksaan Penunjang
Tes Kehamilan : Positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup.
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion.
Penatalaksanaan
1. Abortus Imminens
Tidak di perlukan pengobatan medik yang
khusus atau tirah baring secara total.
Anjurkan ibu untuk tidak melakukan
aktivitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual
2. Abortus Insipiens
Dilakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi.
Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan
aspirasi vakum manual (AVM) setelah bagian-bagian
janin dikeluarkan. Bila usia gestasi 16 minggu evakuasi
dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase.
Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan
atau usia gestasi lebih besar dari 16 minggu , lakukan
tindakan pendahuluan dengan :
a. Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai
dengan 8 tetes/menit
b. Ergometri 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit
kemudian.
c. Misopiostol 400 mg per oral
d. Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat
dikeluarkan dengan AVM atau D x K
3. Abortus Kompletus
Apabila kondisi klien baik, cukup diberi tablet
ermogetrin 3x1 tablet/hari untuk 3 hari.
Apabila pasien mengalami anemia sedang,
berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari
selama 2 minggu di sertai dengan anjuran
mengkonsumsi makanan bergizi (susu, sayuran
segar,ikan, daging,telur) untuk anemia berat
berikan transfusi darah.
Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi
tidak perlu diberikan antibiotika atau apabila
khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik
profilaksis
3. Abortus Servikalis
Dilatasi serviks dengan busi Hegar
Mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis
servikalis.
4. Missed Abortion
Setelah diagnosis missed abortion dibuat,
timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu
segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu
tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah
kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai
turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi
apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak
dikeluarkan
5. Abortus Inkompletus
Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan
kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks
Jika perdarahan banyak atau terus
berlangsungd an usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
Aspirasi kavum manual
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
Fokus Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat Pembedahan
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Riwayat kehamilan
8. Riwayat kesehatan reproduksi
9. Riwayat pemakaian obat
10. Pola aktivitas sehari-hari
11. Pemeriksaan Fisik
Fokus Intervensi
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan pendarahan.
Tujuan : Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake
dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional: Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus
memiliki karekteristik bervariasi.
Ukur pengeluaran harian
Rasional: Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian
ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervagina.
Berikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional: Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan
massif.
Evaluasi status hemodinamika
Rasional: Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui
pemeriksaan fisik.
2. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
Tujuan: Klien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
Rasional: Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi
perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien
lebih buruk
Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan.
Rasional: Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi
organ reproduksi.
Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
Rasional: Mengistirahatkan klilen secara optimal.
Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien.
Rasional: Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens,
istirahat mutlak sangat diperlukan.
Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas.
Rasional: Menilai kondisi umum klien.
3. Gangguan rasa nyaman, Nyeri berhubungan dengan
kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan: Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Intervensi:
Kaji kondisi nyeri yang dialami klien.
Rasional: Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan
dengan skala maupun dekripsi.
Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional: Meningkatkan koping klien dalam melakukan
guidance mengatasi nyeri.
Berikan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional: memberi rasa rileks pada klien.
Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional: Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat
dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun
sistemik dalam spectrum luas/spesifik.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi:
Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau.
Rasional: Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart
keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin
merupakan tanda infeksi.
Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa
perdarahan.
Rasional: Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang
lebih luar.
Lakukan perawatan vulva.
Rasional: Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.
Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.
Rasional: Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik
infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala
infeksi.
Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama
senggama masa perdarahan.
Rasional: senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi
system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada
pasangan.
4. Cemas behubungan dengan kurang pengetahuan.
Tujuan: Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap
penyakit meningkat.
Intervensi:
Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit.
Rasional: Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas.
Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
Rasional: Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan
penialaian objektif klien tentang penyakit.
Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
Rasional: Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan
merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan
kesadaran diri klien.
Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
Rasional: Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi
menurunkan kecemasan.
Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
Rasional: Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk
meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga;
untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

Vous aimerez peut-être aussi