Vous êtes sur la page 1sur 34

Bells palsy

Disusun oleh :
Vidia Amanda

Pembimbing :
DR. dr. Rini Andriani , SpS

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf


Periode 17 Juli 19 Agustus 2017
RSPI Sulianti Saroso FK Untar
Anatomi nervus kranialis
Disease of cranial nerves
Trigeminal
neuralgia

Disease of Bells palsy


cranial nerves

Glosopharyngeal
neuralgia
Definisi bells palsy

suatu kelumpuhan saraf fasialis perifer yang


bersifat unilateral, penyebabnya tidak
diketahui (idopatik), akut dan tidak disertai
oleh gangguan pendengaran, kelainan
neurologi lainnya
Beberapa studi mengaitkan dengan adanya
infeksi herpes simplex virus (HSV)-1
Epidemiologi
Prevalensi 23 per 100.000

Pasien DM
Risiko Hipertensi
meningkat Ibu hamil
etiologi
Didapat
Trauma Penyakit tulang tengkorak (osteomielitis)
Proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll)
Proses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoideus)
Infeksi tempat lain (otitis media, herpes zoster dll)
Patofisiologi
Teori Infeksi Virus Herpes simplex 1
HSV 1 hidup didalam jaringan saraf menyerang ganglion
genikulatum paralisis pada otot-otot wajah sesuai area
persarafannya.

Teori Iskemia Vaskuler


Gangguan sirkulasi darah di kanalis falopii menimbulkan tekanan
saraf perifer akibat oklusi dari pembuluh darah yang mengaliri saraf
tersebut menimbulkan paralisis pada nervus facialis.
Adanya respon simpatis yang berlebihan terjadi spasme
arterioral atau statis vena pada bagian bawah dari canalis fasialis
sehingga menimbulkan oedema sekunder menambah kompresi
terhadap suplai darah menambah iskemia parese nervus
facialis.
Teori herediter
Teori herediter mengemukakan bahwa Bells Palsy
yang disebabkan karena faktor herediter
berhubungan dengan kelainan anatomis pada canalis
facialis yang bersifat menurun.
DEMYELINISASI
DIAGNOSIS
Diagnosis Bells palsy dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan adanya parese dari nervus fasialis
yang menyebabkan bibir mencong, tidak dapat memejamkan mata dan adanya rasa
nyeri pada telinga.
Pemeriksaan Radiologi.
Pemeriksaan radiologi bukan indikasi pada Bells palsy.
Pemeriksaan CT-Scan dilakukan jika dicurigai adanya fraktur atau metastasis
neoplasma ke tulang, stroke, sklerosis multipel dan AIDS pada CNS.
Pemeriksaan MRI pada pasien Bells palsy akan menunjukkan adanya
penyangatan (Enhancement) pada nervus fasialis, atau pada telinga, ganglion
genikulatum.
Derajat kelumpuhan N.fasialis berdasarkan
grading House-Brackmann
Tanda dan gejala
Tatalaksana
Prednison 40-60 mg/hari selama 10 hari dengan penurunan dosis
bertahap
Asiklovir 400 mg 5 kali sehari selama 7 hari atau
valasiklovir 1g 3 kali sehari selama 7 hari
Identitas pasien
Nama : Tn.WA
Umur : 33 Tahun
Tempat/tanggal lahir : Pemalang / 10-9-1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lodan dalam VI
Pekerjaan : pegawai swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Autoanamnesa
Tanggal : 20 Juli 2017 jam: 11.00 WIB di poli Neurologi RSPI
Sulianti Saroso Jakarta
Keluhan Utama : Tidak bisa menutup mata kanan
Keluhan Tambahan : mata berair dan mulut mencong ke sebelah
kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Neurologi karena tidak bisa menutup mata kanan
sejak 3 hari yang lalu tanggal 17 Juli 2017 kira kira pukul 10.00 pagi.
Pasien juga mengeluhkan tidak bisa mengangkat alis yang sebelah
kanan juga. Sebelumnya tidak didapatkan adanya riwayat demam, sakit
kepala, nyeri pada otot. Tidak didapatkan adanya riwayat nyeri telinga,
keluar secret dari liang telinga, telinga berdengung dan penurunan
pendengaran. Riwayat susah menelan disangkal, tidak ada gangguan
pengecapan. Pandangan buram dan pandangan ganda disangkal. Pasien
menyangkal adanya riwayat terpapar AC atau kipas angin secara terus
menerus di wajah. Pasien sering naik motor dan terkena angin. Tidak
ada mual muntah dan tidak ada riwayat pingsan sebelumnya. Tidak ada
riwayat kelemahan pada sebelah tubuh. Pada tanggal 18 Juli 2017 pagi,
pasien berobat ke puskesmas dan diberikan obat, Asam Mefenamat
1x500mg bila nyeri dan Dexametason 4x1mg, tetapi keluhan tidak
kunjung berkurang
Riwayat peyakit dahulu
Riwayat cacar disangkal
N. XII : Kedudukan lidah saat di dalam dan dijulurkan simetris,
atrofi papil (-),
Tremor (-),
Fasikulasi (-),
Kekuatan lidah baik
Tatalaksana farmakologi

Metilprednisolon 3 x 20 mg selama 1
minggu. Tapering off 7 hari
selanjutnya
Artificial tears (sodium Chloride
4.4mg/ml) 2 tts 3-4 kali per hari mata
kanan

Vous aimerez peut-être aussi