Pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam riset
akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini : 1. Pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif pada kenyataannya tidak dipakai dalam praktik. Sebagai konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata. Harapannya adalah dari pemahaman atas praktik langsung akan muncul desain sistem akuntansi yang lebih berarti. 2. Adanya gerakan dari masyarakat peneliti akuntansi yang menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku. Beberapa pemikir akuntansi dari Rochester dan Chicago mengembangkan apa yang disebut dengan teori akuntansi positif (possitive accounting theory) yang menjelaskan mengapa akuntansi itu ada, apa itu akuntansi, mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa pengaruh dari fenomena ini terhadap manusia dan penggunaan sumber daya. Pendekatan normatif maupun positif hingga saat ini masih mendominasi riset akuntansi. Filosofi Paradigma Metodologi Riset Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai batu pijakan dalam mengembangkan ilmu. Filsafat ilmu menurut Sumantri (1998) dapat dikelompokkan menjadi : ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan diinvestigasi. Epistemologi berhubungan dengan sifat ilmu pengetahuan,bentuk ilmu pengetahuan tersebut, serta cara mendapatkan dan menyebarkannya. Aksiologi mempertanyakan tujan pengunaan dari pengetahuan yang dimaksud. Suatu pengetahuan dibangun berdasarkan asumsi- asumsi filosofis tertentu. Menurut Burrel dan Morgan (1979), asumsi-asumsi tersebut adalah ontologi (ontology), epistemologi (epistemology), hakikat manusia (human nature) dan metodologi (methodology). Pendekatan voluntarisme memberikan penekanan pada esensi bahwa manusia berada di dunia ini untuk memecahkan fenomena sosial sebagai makhluk yang memiliki kehendak dan pilihan bebas (free will and choice). Manusia pada sisi ini dilihat sebagai pencipta dan mempunyai perspektif untuk menciptakan fenomena sosial dengan daya kreativitasnya. Dimensi Subjektif-Objektif Pendekatan Subjektif Pendekatan Objektivisme terhadap Ilmu Sosial terhadap Ilmu Sosial
Nominalisme Realisme ontologi
Anti Postivisme epistemologi Positivisme
Voluntarisme hakikat manusia Determinisme
Ideografik metodologi Nomotetik
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Burrel dan Morgan (1979) mengelompokkan pengetahuan dalam tiga paradigma yaitu : fungsionalis-interpretif, radikal humanis, dan radikal strukturalis. Akuntansi sebagai pengetahuan manusia dapat dipandang menurut paradigma- paradigma tersebut. Paradigma Fungsionalis Sering disebut juga fungsionalis struktural (stuctural functionalist) atau kontinjensi rasional (rational contigency). Merupakan paradigma yang umum dan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma yang lain sehingga disebut juga paradigma utama. Secara ontologi, paradigma ini dipengaruhi oleh realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan terpisah di luar diri manusia. Realitas diukur, dianalisis dan digambarkan secara objektif. Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan rasional dan dunia empiris. Berdasarkan pada keyakinan tsb, peneliti akuntansi utama sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah. Dikatakan ilmiah apabila memenuhi tiga komponen : 1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum. 2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan hasil observasi. 3. Memiliki satu pernyataan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan. Pengujian Empiris dinyatakan dalam dua cara :
1. Dalam aliran positivis ada teori dan
seperangkat pernyataan hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori 2. Dalam pandangan Popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori yang dependen dan dapat dipalsukan(falsible), maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya tetapi memungkinkan untuk ditolak. Paradigma Interpretif Disebut dengan interaksionis subjektif (subjective interactionist) Pendekatan alternatif ini berasal dari filsuf Jerman yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi dan pemahaman dalam ilmu sosial. Menurut Burrel dan Morgan, paradigma ini menggunakan cara pandang nominalis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama, atau konsep yang digunakan untuk membangun realitas, dan bukanlah sesuatu yang nyata, melainkan hanyalah penamaan atau sesuatu yang diciptakan oleh manusia atau merupakan produk manusia itu sendiri. Bagi pradigma interpretif, ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict), namun untuk memahami terdapat dua pebedaan antara paradigma fungsionalis dan interpretif : 1. Paradigma interpretif memusatkan perhatian tidak hanya pada bagaimana membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi juga bagaimana menghasilkan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai bagaimana manajer dan karyawan dalam organisasi memahami akuntansi, berpikir tentang akuntansi serta berinteraksi dan menggunakan akuntansi. 2. Para interaksionis tidak percaya pada keberadaan realitas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan pada situasi yang ditafsirkan organisasi dengan caranya masing-masing. Paradigma interpretif memasukkan aliran etnometodologi dan interaksionisme simbolis fenomenologis yang didasarkan pada aliran sosiologis, hermenetis dan fenomenologis. Tujuan pendekatan interpretif adalah untuk menganalisis realitas sosial dan bagaimana realitas sosial tersebut terbentuk. Paradigma Strukturalisme Rdikal
Mempunyai kesamaan dengan fungsionalis,
yang mengasumsikan bahwa sistem sosial mempunyai keberadaan ontologis yang konkret dan nyata. Pendekatan ini berfokuskan pada konflik mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah dari manusia tertentu. Paradigma Humanis Radikal Interaksi pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial dalam dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok 1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami. 2. Interaksi yang pengaruhi oleh mekanisme sistem. Macintosh menyatakan bahwa humanis radikal memiliki visi praktik akuntansi manajemen dan sistem pengendalian yang berorientasi pada orang yang mengutamakan idealisme humanistik dan nilai-nilai dibandingkan dengan tujuan organisasi. Laughlin (1987) menunjukkan bagaimana teori kritis Habermas akan sangat berguna dalam meneliti saling keterkaitan antara teknologi akuntansi dengan asal mula sosialnya. Paradigma Posmoderisme Paradigma posmoderisme ini merupakan oposisi dari paradigma modern. Wancana global dan universal yang di bentuk oleh paradigma modern merupakan bentuk logosentrisme yang memiliki kuasa yang dapat menciptakan kegagalan dalam kehidupan manusia, serta menyebabkan timbulnya rasisme,diskriminasi,pengangguran,dan stagnasi. Berikut ini ciri utama logosentrisme 1. Pola pikir oposisi biner(dualistik dikotomis) yang hierarkis. 2. Aspek keilmuan. Ilmu-ilmu positif produk modernme banyak menekatkan pada aspek praktis dan fungsi, dan sebaliknya melecehkan aspek nilai (etika) 3. Aspek praktis, yaitu bentuk standar dan praktik akuntansi yang mengklaim bawah praktik akuntansi harus berlaku secara universal atau intarnalsional. Posmodernisme versi foucault terutama diartikulasikan dalam bentuk kekuasaan pengetahuan yang secara jelas mengatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kuasa dan pengetahuan. Loft (1986) dalam analisisnya mengindikasikan bahwa akuntansi merupakan suatu aktivitas sosial yang secara fundamental dan tidak dapat digambarkan maknanya hanya dari pesorektif teknis. Paradigma Akuntansi Kritis Akuntansi kritis merupakan bagian dari teori akuntansi yang memandang bahwa akuntansi memiliki peran yang sangat penting dalam mempertimbangkan dan memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen sosial, seperti tenanga kerja, para pelanggan, dan publik. Akuntansi kritis merupakan penggabungan dari dua atau lebih area akuntansi yang berkembang pada tahun 1960-an dan meliputi akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Akuntansi kritis lebih luas dari dibanding akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Peluang Riset Akuntansi Keperilakuan pada Lingkungan Akuntansi Dengan menelaah riset akuntansi keperilakuan sebelumnya secara khusus, dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang dibatasi pada peluang, terutama pada hasil potensi subbidang dan implikasinya untuk subbidang akuntansi yang lain. Implikasinya untuk Subbidang Akuntansi 1. Audit Riset akuntansi pada bidang audit lebih fokus pada variabel psikologi, khususnya kesadaran. Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang berhubungan dengan pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu kesulitan dengan riset yang berorientasi pada keputusan audit adalah kurangnya kriteria variabel yang dapat diamati terhadap penelitian kinerja auditor sehingga sering melakukan studi atas konsensus penelian dan konsistensi Akuntansi Keuangan Beberapa publikasi menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi keuangan jumlahnya terbatas sehingga sulit diindentifikasi. Riset akuntansi keuangan yang berbasis pasar modal dibandingkan dengan audit menunjukkan kurang permintaan eksternal terhadap riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan. Hal ini di jadikan alasan untuk tidak melakukan diskusi yang lebih lanjut oleh sebagian kantor akuntan publik. Akuntansi Manajemen Riset akuntansi keprilakuan dalam bidang akuntansi manajemen merupakan pertimbangan yang lebih luas dibandingkan dengan riset yang sama dalam akuntansi keuangan. Riset ini cenderung fokus pada variabel lingkungan dan organisasi yang mengandalkan teor agensi, seperti insentif dan variabel asimetri informasi. Riset ini menguji fungsi akuntansi,seperti anggaran dan standar memengaruhi motivasi, umpan balik dan kinerja Sistem Informasi Akuntansi Keterbatasan riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem informasi akuntansi adalah kesulitan membuat generalisasi meskipun berdasarkan pada studi sistem akuntansi yang lebih awal sekalipun. Informasi akan mendorong penggunaan keunggulan teknologi saat ini, seperti pencitraan data (data imaging) jaringan (networks), dan akses data dinamis melalui sistem pengoprasian menyarankan prtimbangan atas riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem akuntansi. Informasi tidak hanya meningkatkan format, tetapi juga menjadi lebih penting bagi peran aktif pemakai dalam pengambilan keputusan. Pilihan pemakai terhadap format sistem informasi yang lebih umum menunjukkan hasil bidang ini untuk riset akuntansi keperilakuan. Perpajakan Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada kepatuhan (tax compliance) dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan lingkungan. Variabel-variabel yang sering diuji dengan campuran menyarankan bahwa perilaku kepatuhan pajak adalah hasil yang kompleks. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan saat ini telah membentuk bermacam-macam perilaku pengetahuan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit. Pertumbuhan Riset Perilaku Indikasi penting dari pertumbuhan minat dalam pendekatan perilaku terhadap akuntansi merupakan pengaruh dari paradigma perilaku riset. Perkembangan Terakhir Wawasan dalam riset akuntansi keprilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara : 1. Survei publikasi utama dari riset akuntansi keprilakuan. 2. Klasifikasi topik artikel yang dipublikasikan dan pemetaan publikasi terhadap model perilaku individu. Bamber (1993) mengidentifikasikan riset akuntansi keprilakuan yang diterbitkan selama periode 1987-1991 di Accounting Review, Contemporary Accounting Research, Journal of Accounting Research dan Accounting, Organizational and Society. Dari keempat jurnal tersebut, Accounting, Organizational and Society merupakan jurnal yang cenderung memfokuskan isinya pada riset akuntansi keprilakuan.
Secara relatif, riset keprilakuan dalam audit diterbitkan
dalam Behavioral Research in Accounting. Teori Keperilakuan Tentang Perusahaan Teori organisasi modern berkaitan dengan perilaku perusahaan sebagai suatu kesatuan terhadap pemahaman kegiataan perusahaan dan alasan anggotanya. Untuk menguraikan cara perusahaan mengadposi seperangkat tujuan serta cara perusahaan mengawali penyesuaian dan pencapaian memerlukan suatu pemahaman yang mendasar atas keputusan dan proses penyelesaian masalah dengan pasti. Teori moderen perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujuan, motivasi dan karakteristik menyelesaikan masalah anggota- anggotanya. Tujuan organisai akan dipandang sebagai berikut : 1. Hasil pengaruh dari permulaan proses antara-perserta organisasi. 2. Penentuan batas pengambilan keputusan perusahaan dan penyelesaian masalah aktivitas. 3. Peran didalam sistem pengawasan internal adalah untuk memotivasi peserta, dimana derajat tingkat kepuasan kerja anggotanya akan diuaraikan dalam kaitannya dengan tujuan pribadi yang saling tumpang tindih dngan tujuan organisasi, dan sampai sejauh mana kariyawan memandang perusahaan sebagai hal yang membantu penerimaan tujuan pribadi mereka Model Motivasional dari Perilaku Manajerial Pengujian terhadap literatur berdasarkan organisasi motivasional mengungkapkan bahwa kebanyakan dari penulisan (empiris dan teoretis) sebenarnya mendasarkan tulisannya pada motivasi partisipan dari tingkat yang lebih rendah. Selain itu,dari sejumlah teori, ada yang telah mencoba untuk menguraikan motivasi manusia secara umum dan telah diberlakukan bagi perilaku keorganisasi . Pada bagian ini, akan dikembangkan suatu pandangan yang bersifat motivasional mengenai perilaku manajerial serta mengevaluasinya dalam hubungannya dengan keterangan empiris dan teoretis. Fred Luthans yang dikutip dari Robbins melihat masalah mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dari suatu perspektif yang agak berbeda. Ia mengemukakan pertanyaan : apakah manajer yang cepat naik pangkat dalam suatu organisasi telah melakukan pekerjaan yang sebaik-baiknya ? Kita akan cenderung berpikir manajer yang paling cepat dipromosikan pastilah manajer yang telah melakukan perkerjaan dengan sebaik-baiknya. Apa yang luthans dan asisten-asistennya mempelajari lebih dari 450 manajer,menemukan adalah para manajer melakukan empat kegiatan manajerial berikut : 1. Manajer tradisional mengambil keputusan, merencanakan dan mengendalikan. 2. Komunikasi : mempertemukan informasi rutin dan memproses dokumen 3. Manajeman sumber daya manusia : memotivasi, mendisiplinkan, mengelola konflik, pengisian staf (staffing),dan melatih. 4. Membentuk jaringan : bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi dengan orang-orang luar. Wawasan untuk Masa Depan Masalah utama di masa mendatang adalah pendanaan untuk riset ini akan berkurang jumlahnya. Saat ini, Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam The Big 6di AS kurang mendukung riset akademik dibandingkan di masa lalu. Karena riset keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal di bandingkan dengan usaha akuntan, maka akan terasa lebih sulit melakukan perkerjaan tersebut. Beberapa pengusaha yang mempunyai anggapan kurang positif terhadap kegiatan riset ini juga berpengaruh karena mereka tidak selalu memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami bahwa kegiatan para praktisi merupakan bagian dari kemampuan aplikasi hasil riset. Keunggulan teknologi khususnya komputer telah membuka dan mendorong penelitian untuk mempertimbangkan masalah-masalah yang pada masa lalu telah tertutup. Saat ini, dengan pendekatan riset yang lebih terbuka, masalah- masalah tersebut kembali menjadi masalah- masalah riset saat ini.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita