Vous êtes sur la page 1sur 32

Asma

Definisi
Asma adalah....
Gangguan inflamasi kronik sal. napas
Hipersensitifitas bronkus thd berbagai
rangsangan
Gejala episodik berulang berupa mengi,
batuk, sesak napas dan rasa berat di dada
t.u malam / dini hari
Reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Epidemiologi
Ditemukan pd laki2 & perempuan disegala usia, t.u usia dini
Prevalens asma wanita>laki2 pd usia dewasa
Sebagai penyebab kecatatan yg paling >>, membutuhkan
biaya banyak, penyakit dg kematian yg dpt dicegah
Faktor risiko
Faktor genetik Faktor lingkungan
Hipereaktivitas Alergen di dalam ruangan (tungau,
debu rumah, kucing, jamur, dll)
Atopi Alergen luar ruangan (jamur, tepung
Jenis kelamin sari)
Makanan (bahan penyedap, pengawet
Ras/etnik makanan, kacang makanan laut, susu
sapi, telur)
Obat2an tertentu (Aspirin, NSID, B-
blocker, dll)
Asap rokok
Polusi udara
Perubahan cuaca
Ada beberapa proses yg terjadi
sebelum pasien menjadi asma :
Sensitisasi seseorang dg risiko genetik & lingkungan
apabila terpajan dengan pemicu (induce/sensitizer) maka
akan timbul sensitisasi pada dirinya,
Apabila org yg sudah tersensitisasi terpajan pemacu
(enhancer) maka terjadi proses inflamasi pada sal. Napasnya.
Proses inflamasi yg berlangsung lama dan berat scr klinis
berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus.
Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan
oleh pencetus (trigger ) maka akan terjadi serangan asma
Pemicu :alergen dlm ruangan, binatang berbulu, alergen
kecoak, jamur, ragi, pajanan asap rokok
Pemacu : rinovirus, ozon, pemakaian b2 agonis
Pencetus : semua faktor pemicu & pemacu ditambah aktivitas
fisik, udara dingin, histamin & metakolin
Gejala asma tidak khas tetapi memiliki pola/gambaran yang khas :
Episodik : berulang/ hilang timbul
Variabilitas : bervariasinya kondisi asma pd waktu2 ttt spt
perubahan cuaca, terdapat pencetus, perburukan dimalam/dini
hari
Reversibel : gejala mereda dengan / tanpa obat
Diagnosis
Anamnesis
Apakah ada batuk yg berulang terutama pada malam menjelang dini hari?
Apakah pasien mengalami mengi / dada terasa berat / batuk setelah terpajan
pencetus?
Apakah saat pasien mengalami salesma merasakan sesak didada & salesmanya
jadi berkepanjangan (> 10 hari)?
Apakah pasien mengalami mengi / dada terasa berat / batuk setelahaktivitas /
olah raga?
Apakah gejala2 tsb berkurang/ hilang stlh pemberian obt pelega
(bronkodilator)?
Apakah ada batuk, sesak, mengi jika terjadi perubahan cuaca atau suhu ekstrim?
Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjungtivitis
alergi)?
Apakah dalam keluarga ada yg menderita asma atau alergi?
Px. Fisik
Inspeksi pasien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidung,
napas cepat, retraksi sela iga, retraksi epigastrium, retraksi
suprasternal), sianosis
Palpasi biasanya t.a.k nyata
Perkusi t.a.k
Auskultasi wheezing (>terdengar saat ekspirasi), ekspirasi
memanjang
Px. Faal paru
Spirometri
Ukur VEP1/KVP, kalo <70% obstruksi
Beri bronkodilator
Jika ada peningkatan VEP1 > 12% dr prabronkodilator tandanya
obstruksi jalan napas yg terjadi didominasi olh otot polos bronkus
APE (arus puncak ekspirasi)
Untuk menilai reversibilitas & variabilitas
Reversibilitas APE meningkat 20 % pasca bronkodilator
Variabilitas 15%

Variabiltas = APE malam APE pagi X 100%


(APE malam + APE pagi)
Px. Lab
Kadar eosinofil, IgE serum, uji kulit utk asma alergi
Radiologi
Tes provokasi bronkus peVEP1/APE 20%
farmakologi (histamin, adenosin, methacoline) bahan
kolinergik yg akan membuat kontraksi otot polos sal. Napas yg
hipereaktif
Nonfarmako (salin hipertonis, exercise) mempengaruhi sel2
epitel, merangsang serabut2 saraf, & proses kradangan yg
menimbulkan bronkokonstriksi
Diagnosis banding
Peny. yg menimbulkan sesak berulang :
PPOK, GERD, PJK, gagal jantung kongestif, emboli paru
Peny. menimbulkan batuk:
rhinitis, sinusitis, otitis, bronkiektasis
Peny. yg sering menimbulkan obstruksi jalan napas:
PPOK, bronkiolitis obliterans, cystic fibrosis
KLASIFIKASI

Saat serangan Tanpa serangan

Eksaserbasi Asma
(serangan asma)
Suatu episode dari sesak napas,
batuk, mengi dan rasa tertekan di
dada atau kombinasi dari gejalagejala
tersebut yang terjadi secara
progresif dan cepat
Klasifikasi
Tatalaksana
Obat-obatan asma
Bronkodilator
Agonis reseptor B2
Antimuskarinik
Xantin
Antiinflamasi
Glikokortikoid
Mast cell stabilizer
Leukotrien antagonis
5-lipoxygenase inhibitors
Leukotrien receptor inhibitor
Bronkodilator
B2 agonis
Mekanisme kerja
1. Stimulasi 2 secara langsung stimulasi adenilat
siklase cAMP bronkodilatiasi
2. Menghambat pelepasan mediator dari sel mast.
3. Meningkatkan pengeluaran mukus (meningkatkan aktivitas
siliari)
2 agonis kerja singkat :
Salbutamol (albuterol)
Terbutaline
Metaproterenol.
2 agonis kerja panjang:
Salmeterol
Formeterol
Antagonis muskarinik
Memblok semua jenis reseptor muskarinik
(Ipratropium Tiotropium)
Methylxanthines
Theophylline (orally)
Aminophylline (theophylline + ethylene diamine)
(oral-parenteral)
Mekanisme kerja
1. Penghambat enzim phosphodiestrase cAMP
bronchodilatasi
2. Antagonis reseptor Adenosin (A1).
3. Meningkatkan kontraksi diafragma
4. Stabilisasi membran sel mast
Antiinflamasi
Dengan mengurangi inflamasi di jalan nafas,
akan mengurangi spasma jalan nafas dan
hiperreaktivitas bronkus
Glukokortikoid
Mast cell stabilizer (Sodium cromoglycate)
Leukotrien antagonis
5-lipoxygenase inhibitors
zieluton
Leukotriens receptor inhibitor
Zafirlukast
TUJUAN MANAJEMEN ASMA
Mencapai dan mempertahankan kondisi mengontrol gejala
Mempertahankan kemampuan beraktivitas normal termasuk
olahraga
Mempertahankan faal paru mencapai/mendekati normal
Mencegah eksaserbasi akut
Menghindari efek samping obat
Mencegah kematian karena asma
KOMPONEN
1. Membangun hubungan dokter pasien (termasuk edukasi)
2. Mengidentifikasi dan mengurangi pajanan faktor risiko
3. Menilai, mengobati dan memonitor asma
4. Mengatasi eksaserbasi akut
Tatalaksana asma akut

Vous aimerez peut-être aussi