Vous êtes sur la page 1sur 56

SPIROMETRI

KKD 4.1.
FK UNDIP
SPIROMETRI

Pemeriksaan untuk mengukur ventilasi


yaitu mengukur volume statik dan
volume dinamik paru
VOLUME STATIK

Volume Tidal (VT)


Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
Volume Residu (VR)
VOLUME STATIK

Kapasitas Vital (KV)


Kapasitas Vital Paksa (KVP)
Kapasitas Residu Fungsional (KRF)
Kapasitas Paru Total (KPT)
VOLUME DINAMIK
Volume ekspirasi paksa detik pertama
(VEP1)
Maximal voluntary ventilation (MVV)
TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI
Menilai status faal paru (normal, restriksi,
obstruksi, campuran)
Menilai manfaat pengobatan
Memantau perjalanan penyakit
Menentukan prognosis
Menentukan toleransi tindakan bedah
GANGGUAN VENTILASI

Restriktif: gangguan pengembangan


paru
Obstrukstif: hambatan/perlambatan
aliran udara ekspirasi
RESTRIKSI
KV < 80% nilai prediksi
KVP < 80% nilai prediksi
Restriksi ringan 80% > KV < 50%
Restriksi sedang 50% > KV > 30%
Restriksi berat KV < 30%
OBSTRUKSI
VEP1 < 80% nilai prediksi
VEP1 / KVP < 75%
Obstruksi ringan 75% > VEP1/KVP < 50%
Obstruksi sedang 50% > VEP1 / KVP > 30%
Obstruksi berat VEP1 / KVP < 30%
PERSIAPAN
Alat dikalibrasi secara rutin
Pemeriksa terlatih
Pasien:
Bebas rokok minimal 2 jam
Tidak boleh makan terlalu kenyang
Berpakaian tidak ketat
CARA PEMERIKSAAN

Subjek berdiri / duduk


Melakukan manuver setelah keadaan
steady state
Pemeriksaan dilakukan sampai didapat
3 hasil yang dapat diterima dan dua
diantaranya reproduksibel
HASIL YANG DAPAT DITERIMA
Permulaan pemeriksaan baik
Dilakukan sampai selesai
Waktu ekspirasi minimal 3 detik
Grafik flow volume mempunyai
puncak
REPRODUKSIBILITI
Ditentukan setelah didapat 3 manuver
yang dapat diterima
reproduksibiliti baik bila nilai terbesar
perbedaannya kurang dari 5% atau
kurang dari 100 ml untuk nilai KVP dan
VEP1
PEMERIKSAAN YANG TIDAK BAIK
Permulaan ekspirasi ragu-ragu / lambat
Batuk selama ekspirasi
Manuver valsava
Ekspirasi tidak selesai
PEMERIKSAAN YANG TIDAK BAIK
Terdapat kebocoran
Mouth piece tersumbat
Meniup lebih dari 1 kali
Jumlah pemeriksaam maksimal adalah 8
kali
Bila telah delapan kali tetapi belum
didapat yang diharapkan, maka
pemeriksaan diulang pada hari yang lain
HASIL

Normal KVP dan KV > 80% nilai


rediksi
VEP1 > 80% nilai prediksi
VEP1 / KVP > 75%
ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE)
Peak Expiratory Flow Rate

Peak Flow Meter


TUJUAN PEMERIKSAAN
Untuk menilai aliran ekspirasi puncak/APE
(Peak Expiratory Flow Rate)
Diindikasikan pada penderita asma yang telah
menjalani pengobatan atau untuk menilai
respon terhadap pengobatan dengan
mengukur nilainya variabilitasnya
Prosedur
1. Perkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapkan alat, pasang mouthpiece ke ujung peak flow
metre (jika diperlukan)
3. Pastikan marker pada posisi 0 (terendah)
4. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan berdiri atau duduk
dengan punggung tegak
5. Minta pasien untuk bernapas normal sebanyak 3x (jika
diperlukan)
6. Pegang peak flow metre dengan posisi horisontal tanpa
menyentuh marker (mengganggu gerakan marker)
Prosedur
7. Pasien menghirup napas sedalam mungkin, masukkan
mouthpiece kemulut dengan bibir menutup rapat mengelilingi
mouthpiece, dan buang napas sekuat dan secepat mungkin
8. Marker bergerak dan menunjukkan angka pada skala saat
membuang napas, catat hasilnya
9. Kembalikan marker pada posisi 0
10.Ulangi langkah 6-9 sebanyak 3x, catat nilai tertinggi.
Bandingkan nilai tertinggi pasien dengan nilai prediksi.
11.Perbedaan 2 nilai terbaik tidak boleh lebih dari 20 unit
12.Boleh duduk atau berdiri, tapi selalu dilakukan dalam posisi
yang sama
Posisi nol
Posisi gauge setelah ditiup
Kesalahan
Falsely LOW PEFR : bibir tidak menutup
rapat saat ekshalasi cepat
Falsely ELEVATED PEFR : lidah ikut
menutup mouthpiece saat ekshalasi
cepat (blow-dart maneuver)
Kesalahan Teknik :
Variabilitas/perbandingan nilai terendah
dan tertinggi > 20%, pemeriksaan diulang
Pneumobile Project Indonesia tahun 1992
LAKI-LAKI
PEFR (L/detik) = -10,86040 + (0,12766 x usia) + (0,11169 x TB)
(0,0000319344 x Usia3 ) 1,70935

PEREMPUAN
PEFR (L/detik) = -5,12502 + 0,09006 x Usia + 0,06980 X TB
0,00145669 X Usia2 1,77692

ANAK-ANAK (<15 tahun)


PEFR (L/detik) = (TB 100) x 5 + 100

Keterangan:
-Usia dengan satuan tahun, TB (tinggi badan) dengan satuan cm
-Hasil dengan satuan L/menit hasil perhitungan dikali 60
VARIABILITAS PEFR/APE HARIAN

Dinilai dengan cara mengukur APE terendah pagi hari dan APE tertinggi malam
hari selama 1-2 minggu. Rerata APE harian didapatkan dengan 2 cara berikut:
1.Bila sedang menggunakan bronchodilator, diambil perbedaan nilai APE pagi
sebelum bronchodilator dan nilai APE malam hari sesudah bronchodilator
Variabilitas Harian = APE malam APE pagi x 100%
(APE malam + APE pagi)
Nilai variasi > 20% dipertimbangkan sebagai asma

2.Metode lain adalah: nilai terendah APE pagi sebelum bronchodilator selama
pengamatan 2 minggu dibandingkan dengan nilai terbaik (nilai tertinggi APE
malam hari), dinyatakan dengan persen. Contoh: selama 2 minggu diukur
pagi dan malam, misalkan didapatkan APE pagi terendah 300 dan APE
malam tertinggi 400 maka nilai paling tinggi variabilitas APE adalah
300/400=75%
SPIROMETRI DENGAN AUTOSPIRO
TUJUAN PEMERIKSAAN
Menilai fungsi paru dengan mengukur aliran udara yang
melewati sensor dengan manuever tertentu, dari aliran
(flow) dalam jangka waktu tertentu tersebut dapat
diukur volume udaranya.
Menentukan jenis kelainan paru, obstruktif atau
restriktif.
Mendiagnosis asma bronkhial, COPD, gangguan
compliance paru
Menilai reversibilitas bronkhus
Alat bantu untuk pemeriksaan bronchial chalenge test
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
1. Persiapan alat spirometri, hendaknya alat telah dikalibrasi 1 minggu
sekali
2. Persiapan pasien, seharusnya tidak mendapat terapi short acting
bronchodilator enam jam sebelum pemeriksaan, long acting beta agonis
12 jam sebelumnya, theofilin 24 jam sebelumnya. Hendaknya pasien
secara klinis stabil dan bebas dari infeksi
3. Perkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, hasil akan
sangat bergantung dari terbinanya komunikasi antara operator dan
pasien, karena pemeriksaan spirometri menuntut subyek untuk
bernapas maksimal dan memahami instruksi yang diberikan. Jika
diperlukan demonstrasikan dulu manuver yang akan dilakukan
4. Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan
data seperti umur, seks, TB, BB
5. Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri
kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung
6. Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan
tenang sebelum melakukan pemeriksaan
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN
7. Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran
8. Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk
ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka
akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri, anjurkan
pasien untuk mempertahankan ekshalasi sampai pada tahap maksimal
9. Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan
ekspirasi maksimal
10. Untuk manuver force vital capacity dilakukan dengan menarik napas
dalam kemudian hembuskan cepat dan pertahankan ekshalasi sampai
maksimal
11. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian
dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada
alat spirometri)
12. Batasi manuver 8 kali atau kurang untuk setiap sesi
Kesalahan
Alat yang tidak terkalibrasi dengan baik, kebersihan
yang kurang dapat memberikan hasil yang tidak
akurat
Inhalasi yang tidak adekuat
Kurangnya upaya ekshalasi selama pernapasan
Melakukan napas tambahan yang diambil selama
manuver
Bibir tidak rapat saat menutupi mouth piece
Awal yang lambat pada saat ekshalasi paksa
Pernapasan berhenti sebelum waktunya
Pernapasan melalui hidung
INTERPRETASI
Manuver yang dapat dilakukan pada spirometri
adalah:
1.Kapasitas Vital/KV (Vital Capacity/VC)
2.Kapasitas Vital Paksa/KVP (Force Vital
Capacity/FVC)
3.Maximal Voluntary Ventilation (MVV)
Total Lung Capacity (TLC) / kapasitas total paru = hasil penjumlahan antara VC dan
RV
Vital Capacity (VC) / kapasitas vital = volume udara yang diekspirasi dengan santai
sejak posisi akhir inspirasi maksimal hingga posisi akhir ekspirasi maksimal;
merupakan nilai hasil penjumlahan TV, IRV, dan ERV
Residual Volume (RV) / volume residu = sisa volume pada saat posisi akhir
ekspirasi maksimal
Inspiratory Capacity (IC) = volume udara yang dihisap sejak posisi netral (akhir
ekspirasi) hingga posisi akhir inspirasi maksimal; merupakan nilai penjumlahan TV
dan IRV
Functional Residual Capacity (FRC) = hasil penjumlahan ERV dan RV, volume sisa
udara yang masih ada dalam keadaan ekspirasi istirahat
Inspiratory Reserve Volume (IRV) = volume udara yang dihisap sejak posisiakhir
inspirasi pada manuver TV hingga posisi akhir inspirasi maksimal
Expiratory Reserve Volume (ERV) = volume udara yang dikeluarkan sejak posisi
akhir ekspirasi pada TV hingga posisi akhir ekspirasi maksimal
Tidal Volume (VT) = volume udara yang terhisap sejak posisi netral (akhir ekspirasi
hingga posisi akhir inspirasi
Minute Ventilation (MV) = jumlah udara yang dihisap dalam waktu satu menit;
merupakan hasil perkalian nilai TV dengan frekuensi napas dalam satu menit
Manuver kapasitas vital/KV atau Vital
Capacity (VC)
Bertujuan mengukur volume dan kapasitas paru
Manuver KV dilakukan secara berurutan dan
berkesinambungan mulai dari manuver volume tidal
(TV), volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve
volume = ERV), volume cadangan inspirasi
(inspiratory reserve volume = IRV), dan kemudian
manuver kapasitas vital
Manuver TV harus dilakukan secara hati-hati karena
merupakan inti dari pemeriksaan ini. Pernapasan
dimulai dengan inspirasi dan ekspirasi senatural
mungkin dengan ritme yang teratur dan kedalaman
yang sama
Manuver kapasitas vital paksa/KVP atau
Force Vital Capacity (FVC)
Bertujuan utama untuk mengukur deras aliran
udara ekspirasi dan panjangnya waktu inspirasi,
kemudian dikomputasi untuk menghasilkan
parameter yang lain. Gerakan utamanya adalah
dengan melakukan inspirasi maksimal, kemudian
melakukan ekspirasi dengan cepat dan kuat
sampai udara habis atau ekshalasi maksimal
Maximal Voluntary Ventilation (MVV)

Bertujuan untuk mengukur volume ventilasi


sebagai volume kumulatif tertinggi (maksimal) yang
dapat dicapai dengan jalan melakukan pernapasan
secepat-cepatnya dan sedalam-dalamnya selama
12 detik, yaitu melakukan gerakan inspirasi dan
ekspirasi secara paksa, sehingga dapat dinilai ada
tidaknya kelainan otot pernapasan, ada tidaknya
trapped air atau udara yang terjebak karena
fenome ventil disetiap ekspirasi.
Kurva volume time beserta contoh gambarannya pada kelainan
obstruktif dan restriktif
Kurva spirogram beserta gambaran pada kelainan obstruktif,
restriktif, dan penyebab lain seperti kelainan ekstra torak, hambatan
saluran napas atas, kelainan neuromuskuler
Parameter spirometer pada manuver FVC

Volume dan kapasitas


FVC : kapasitas vital paksa
FEV0,5 : volume ekspirasi paksa dalam 0,5 detik
FEV1,0 : volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
(satuan liter atau mililiter)
Parameter spirometer pada manuver FVC

Indeks yang berkaitan dengan volume


FEV1,0% : rasio FEV 1,0 terhadap FVC :
FEV1,0% = FEV1,0 / FVC x 100%

% VC : rasio VC terhadap nilai baku VC (VCp)


% VC = VC(terukur) / VC (predicted) x 100%

ATI : air trapping index, indeks emfisema


ATI = VC-FVC / VC x 100
Parameter spirometer pada manuver FVC

Aliran udara
Satuan : Liter/menit atau Liter/detik
PEF : peak expiratory flow; arus puncak ekspirasi atau PFR

(peak flow rate); rasio arus puncak


V75 : deras arus ekspirasi pada volume paru 75% dari FVC
V50 : deras arus ekspirasi pada volume paru 50% dari FVC
V25 : deras arus ekspirasi pada volume paru 25% dari FVC
V10 : deras arus ekspirasi pada volume paru 10% dari FVC
Parameter spirometer pada manuver FVC

Aliran udara
MMEF 25-75 % : maximum mid expiratory flow
(rerata deras aliran udara ekspirasi) pada volume
paru antara 25% dan 75% terhadap FVC
MMEF 50-75 % : maximum mid expiratory flow
(rerata deras aliran udara ekspirasi) pada volume
paru antara 50% - 75% terhadap FVC
Parameter spirometer pada manuver FVC

Indeks yang berkaitan dengan flow


CS (Curve score) = skor kurva, menunjukkan
derajat kecekungan kurva F-V. Kurva dikatakan
cekung jika CS nya lebih besar dari 10% berarti
kelainannya obstruktif
Obstructive index = nilai normal 2 dan 3 jika lebih
dari 3 berarti kelainan obstructive
FEV1 / FVC

NORMAL < 70 %

FVC FEV1

FVC > 80% Spirometri NORMAL FEV1 60 - 80 % Obstruksi Borderline


FEV1 40 60 % Obstruksi Sedang
FVC 60 - 80 % Restriksi Ringan FEV1 < 40 % Obstruksi Berat
FVC 50 60 % Restriksi Sedang
FVC < 50 % Restriksi Berat FEV1 > 80% Restriktif dengan
penyakit obstruktif dengan kapasitas
vital rendah
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi