Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OTAK (CRANIOTOMY)
Pengertian
Kraniotomi adalah operasi membuka
tulang tengkorak untuk mengangkat
tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan
bekuan darah atau menghentikan
perdarahan. (Hinchliff, Sue. 1999).
Indikasi
Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun
kanker.
Mengurangi tekanan intrakranial.
Mengevakuasi bekuan darah .
Mengontrol bekuan darah,
Pembenahan organ-organ intrakranial,
Tumor otak,
Perdarahan (hemorrage),
Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)
Peradangan dalam otak
Trauma pada tengkorak.
Komplikasi
Pendarahan intrakranial/hematom.
Edema serebral dan PTIK
Herniasi
Infeksi (post operasi meningitis, luka, paru).
Kejang
Kerusakan syaraf kranial.
Perawatn Umum Post Craniotomy
Baringkan pasien dengan posisi kepala ditinggikan
150 300 dan ganti posisi pasien secara teratur.
Observasi GCS/respon pupil tiap jam.
Monitor tanda PTIK
Lakukan perawatan mata dan daerah yang tertekan.
Lakukan suction minimal 1x tiap shift dan sesuai
kebutuhan.
Rawat tali endotracheal pada posisi yang tinggi (diatas
telinga).
Gerakan tangan-tangan/betis untuk menekan risiko
terjadinya trombus pada vena dalam.
Perawatan Post Craniotomi (2)
Beri sedatif
Diazepan atau medazolan
Barbiturat jika tekanan intrakranial meninggi atau tampak adanya
tanda-tanda memburuk.
Awasi terjadinya penurunan tekanan darah.
Beri analgesik sesuai kebutuhan
Obat blok neuromuskular tidak biasa digunakan. Digunakan jika pasien
ada perlawanan terhadap vetilasi atau terdapat epilepsi atau hipertermi.
Profilaksis untuk stress ulser.
Beri nutrisi sejak dini khususnya enteral.
Terapi hipertermi dengan agresif
Hilangkan infeksi.
Lakukan pendinginan secara aktif.
Profilaksis untuk kejang
VENTILASI
Mode Control atau SIM V dengan RR yang dibutuhkan untuk memberi dukungan secara penuh.
Tujuan : PO2 > 80 mmHg (lebih baik lagi >1 00)
PCO2 < 35 mmHg
Hiperventilasi (PCO2 < 35)
Akute: menurunnya aliran darah serebral
menurunnya tekanan darah intrakranial
4 8 jam: ditoleransi
> 8 jam: berulang meningkatnya tekanan intrakranial jika PCO2 meningkat.
Kronik: Akibatnya sangat buruk karena hal tersebut mengakibatkan menurunnya aliran darah serebral.
PEEP: Kadar rendah, tidak disukai karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
Gunakan 10 cm H2O jika : - paru-paru kolaps
- FIO2 50%
Hindari penggunaan PEEP > 0 cm H2O tanpa dilakukan monitoring tekanan intrakranial.
Dapat menaikkan pemberian sedatif atau lognocain sebelum suction dilakukan.
Sirkulasi
Pertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Pertahankan normovolemik = jangan batasi cairan kecuali
terjadi SIADH.
Hindari pemberian dextrose pada terapi cairan.
Sangat penting untuk mengontrol tekanan darah
Tekanan Perfusi Serebral (CPP) = CPP = MAP ICP
Hasil yang diharapkan CPP > 60
Lebih baik lagi jika CPP > 70
Jika tekanan intrakranial pasien tidak diketahui
pertahankan MAP 90 mmHg.
Hilang autoregulasi pada serebral pada cedera kepala yang
berat.
Sirkulasi (lanjutan)
Umum terjadi iskemia serebral sekunder.
Jika CPP < 60 dengan tekanan intrakranial
normal atau PAP < 90 dengan tekanan
intrakranial tidak diketahui, maka:
Guyur cairan dengan menggunakan koloid
Yakinkan bahwa nilai CVP adekuat
Mulai pemberian vasopressor (dopamin atau
adrenalin atau nor adrenalin).
Cairan NaCL hipertonik berguna jika pasien terjadi
hipovolemik namun tekanan intrakranial > 25.
Pemeriksaan Diagnostik Post CT
Pemeriksaan tengkorak dengan sinar X, CT scan atau MRI dapat dengan cermat mengidentifikasi
luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk
mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilakukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.
Angiografi Serebral. Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan jaringan otak
sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.
EEG Berkala. Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan aktivitas
elektrik otak.
Foto rotgen, mendeteksi perdarahan struktur tulang (fraktur) perubahan struktur garis
(perarahan/edema), fragmen tulang.
PET (Possitron Emission Tomography), mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak
Kadar elektrolit, untuk mengoreksi keseimbangan elektrolit sebagai peningkatan tekanan intra
kranial
Skrining toksikologi untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunan kesadaran
Analisis Gas Darah (AGD) adalah salah satu tes diagnostik untuk menentukan status respirasi. Status
respirasi dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah status oksigenasi dan status asam
basa.
Tindakan Keperawatan
Pertahankan potensi jalan nafas.
Tinggikan posisi kepala 150 300.
Yakinkan bahwa ventilasi dan oksigenasi adequat
Spontan beri O2 10 12 lt/mmt dengan NRM.
Ventilasi mekanik mode control atau SimV dengan RR yang
dibutuhkan.
Berikan terapi
Manitol meningkatkan serum osmolalitas dan
mengeluarkan/menarik cairan yang bebas dari area otak.
Steroid untuk mengurangi edema otak, membatasi tumor otak
diberikan secara kontinyu selama 72 jam untuk mengurangi
pembengkakan otak, kemudian dosis diturunkan secara tak pering.
Beri analgesik sedatif sesuai kebutuhan.
Tindakan Keperawatan
Anti Convulsant diberikan pada pasien yang mengalami
pembedahan supratentorial craniotomy untuk
mengurangi serangan kejang-kejang.
Kaji dan catat vital sign, status neurologis, dan CCP tiap
jam.
Cek/periksa laboratium darah : AGD, GDR, Elektrolit,
uricem, creatimin dan darah rutin, dan lain-lain sesuai
pesanan.
Monitor secara ketat tempat-tempat pemasangan CVP,
arteri line, drain, dressing luka operasi.
Lakukan perawatan mata/daerah yang tertekan.
Tindakan Keperawatan
Lakukan suction sesuai kebutuhan.
Rawat tali endotrakeal pada posisi yang tinggi
(diatas telinga).
Berikan profilaksis untuk stress ulser.
Berikan nutrisi sejak dini khususnya enteral.
Pertahankan normovolemik dan normotensi.
Monitor ketat intake dan output.
Awasi adanya komplikasi-komplikasi sistemik
6. PENGKAJIAN
a. Primery survey (ABCDE)
b. Secondary survey
a. Primery survey (ABCDE)
Airway. Tanda-tanda objektif-sumbatan Airway
Look (lihat) apakah penderita mengalami
agitasi atau kesadarannya menurun.
Listen (dengar) adanya suara-suara
abnormal. Pernapasan yang berbunyi (suara
napas tambahan) adalah pernapasan yang
tersumbat.
Feel (raba)
Breathing. Tanda-tanda objektif-ventilasi yang
tidak adekuat
Look (lihat) naik turunnya dada yang simetris
dan pergerakan dinding dada yang adekuat.
Listen (dengar) adanya pergerakan udara pada
kedua sisi dada.
Gunakan pulse oxymeter. Alat ini mampu
memberikan informasi tentang saturasi oksigen
dan perfusi perifer penderita, tetapi tidak
memastikan adanya ventilasi yang adekuat.
Circulation dengan kontrol perdarahan
1. Respon awal tubuh terhadap perdarahan adalah takikardi untuk
mempertahankan cardiac output walaupun stroke volum menuru
2. Selanjutnya akan diikuti oleh penurunan tekanan nadi (tekanan
sistolik-tekanan diastolik)
3. Jika aliran darah ke organ vital sudah dapat dipertahankan lagi,
maka timbullah hipotensi
4. Perdarahan yang tampak dari luar harus segera dihentikan dengan
balut tekan pada daerah tersebut
5. Ingat, khusus untuk otorrhagia yang tidak membeku, jangan sumpal
MAE (Meatus Akustikus Eksternus) dengan kapas atau kain kasa, biarkan
cairan atau darah mengalir keluar, karena hal ini membantu mengurangi
TTIK (Tekanan Tinggi Intra Kranial)
6. Semua cairan yang diberikan harus dihangatkan untuk menghindari
terjadinya koagulopati dan gangguan irama jantung.
Disability.
a. GCS setelah resusitasi
b. Bentuk ukuran dan reflek cahaya pupil
c. Nilai kuat motorik kiri dan kanan apakah ada parese
atau tidak