Vous êtes sur la page 1sur 21

Asuhan Keperawatan Kritis

Munjiati
# Pengkajian Primer
Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan
sekret akibat kelemahan reflek batuk. Jika ada obstruksi maka lakukan :
- Chin lift / jaw trust
- Suction / hisap
- Guedel airway
Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi /aspirasi, whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada.
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon terhadap
nyeri atau atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur
GCS. Adapun cara yang cukup jelasa dan cepat adalah :
- Awake
- Respon bicara
- Respon nyeri
- Tidak ada respon
Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua
cidera yang mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher atau tulang
belakang, maka imobilisasi in line harus dikerjakan
# Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Anamnesis dapat meggunakan format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post
illnes, Last meal, dan Event/ Environment yang berhubungan dengan
kejadian). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat
pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik.
Infeksi Nosokomial
munjiati
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang
saatseseorang berada di lingkungan rumah sakit.
Infeksi nosokomial bisa menyebabkan pasien terkena bermacam-
macam penyakit, dan setiap penyakit punya gejala yang berbeda-
beda. Beberapa penyakit yang paling sering terjadi akibat infeksi
nosokomial adalah:
- Infeksi saluran kemih.
- Infeksi aliran darah.
- Pneumonia.
- Infeksi pada luka operasi.
- Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Nosokomial
Beberapa faktor di bawah ini bisa meningkatkan risiko pasien terkena
infeksi nosokomial :
- Berusia di atas 70 tahun.
- Dalam kondisi koma.
- Pernah menjalani terapi antibiotik sebelumnya.
- Dirawat di unit ICU lebih dari tiga hari.
- Gagal ginjal akut.
- Mengalami cidera cukup parah.
- Mengalami syok.
- Menjalani perawatan ventilasi mekanis.
- Sedang dalam pengobatan yang mempengaruhi sistem imun.
- Memakai kateter dalam waktu lama.
Prosedur pengobatan infeksi nosokomial berdasar komplikasi yang
ditimbulkan:

- Infeksi luka operasi


- Infeksi aliran darah
- Infeksi saluran kemih
- Pneumonia
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan
infeksi nosokomial adalah :
Mencuci tangan.
Kebersihan ruangan.
Sistem isolasi.
Sterilisasi alat medis.
Penggunaan sarung tangan.
Lapisan antimikroba.
Universal Precaution
munjiati
Pengertian
Menurut WHO dalam Nasronudin (2007), universal precautions
merupakan suatu pedoman yang ditetapkan oleh the Centers for
Disease Control and Prevention CDC Atlanta dan the Occupational
Safety and Health Administration (OSHA), untuk mencegah transmisi
dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Sementara itu menurut Kurniawati dan Nursalam (2007), kewaspadaan
Universal (KU) atau Universal Precautions (UP) adalah suatu cara untuk
mencegah penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke
petugas kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien lainnya.
Tujuan Universal Precaution
Kurniawati dan Nursalam (2007), menyebutkan bahwa Universal precautions
perlu diterapkan dengan tujuan :
Mengendalikan infeksi secara konsisten
Universal precautions merupakan upaya pengendalian infeksi yang harus
diterapkan dalalam pelayanan kesehatan kepada semua pasien, setiap
waktu, untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan melalui darah.
Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak didiagnosis atau tidak
terlihat seperti berisiko
Prinsip universal precautions diharapkan akan mendapat perlindungan
maksimal dari infeksi yang ditularkan melalui darah maupun cairan tubuh
yang lain baik infeksi yang telah diagnosis maupun yang belum diketahui.
Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien
Universal precautions tersebut bertujuan tidak hanya melindungi petugas
dari risiko terpajan oleh infeksi HIV namun juga melindungi klien yang
mempunyai kecenderungan rentan terhadap segala infeksi yang mungkin
terbawa oleh petugas.
Macam-macam Universal Precaution
Tindakan pencegahan universal meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Cuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung diri
lain. Tindakan ini penting untuk mengurangi mikroorganisme yang ada
di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi dan lingkungan
kerja terjaga dari infeksi (Kurniawati & Nursalam, 2007).
Indikator mencuci tangan digunakan dan harus dilakukan untuk
antisipasi terjadinya perpindahan kuman melalui tangan yaitu:

Sebelum kontak dengan pasien


Sebelum melakukan tindakan aseptic
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Setelah kontak dengan pasien
Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Prinsip-prinsip cuci tangan yang efektif dengan sabun atau handsrub yang
berbasis alcohol menggunakan 7 langkah (WHO dalam Prosedur Tetap RSUP
Dr. Kariadi Semarang, 2011) :
Basahi kedua telapak anda dengan air mengalir, lalu beri sabun kurang
lebih 3 cc ke telapak usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak
tangan
Gosok masing- masing pungung tangan secara bergantian.
Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari.
Gosokan ujung jari (buku-buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan
terus gosokan ke telapak tangan kiri bergantian
Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
Gosokkan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian
Menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan
telapak tangan bergantian setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih
dan mengalir, lalu keringkan.
Penggunaan alat pelindung diri (APD)Penggunaan alat pelindung diri yang
sesuai untuk setiap tindakan seperti :
Penggunaan Sarung Tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik
terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi dan harus selalu diganti
untuk mecegah infeksi silang. Menurut Tiedjen (2004), ada tiga jenis sarung
tangan yaitu:
Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan infasif atau
pembedahan.
Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan
sewaktu malakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memproses peralatan,
menangani bahan-bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan
permukaan yang terkontaminasi.
Pemakaian sarung tangan steril menurut Prosedur Tetap Keperawatan RSUP Dr. Kariadi
Semarang ( 2011) meliputi :
Pelaksanaan :
Cuci tangan dengan seksama
Buka pembungkus bagian luar kemasan sarung tangan dengan memisahkan dan
melepaskan sisi-sisinya
Pegang bagian dalam kemasan dan letakkan pada permukaan yang bersih dan datar,
buka kemasan, jaga sarung tangan tetap pada kemasan dalam Jika sarung tangan kanan
dan kiri, kenakan sarung tangan yang dominan terlebih dahulu Dengan ibu jari dan
telunjuk tangan non dominan, pegang tepi manset untuk tangan yang dominan, sentuh
hanya permukaan bagian dalam sarung tangan
Pakai sarung tangan dominan, pastikan manset tidak tertumpuk di pergelangan tangan,
ibu jari dan jari-jari lainnya berada pada tempat yang tepat
Dengan tangan dominan yang bersarung tangan, selipkan jari di dalam manset sarung
tangan kedua Kenakan sarung tangan kedua pada tangan non dominan
Setelah sarung tangan kedua dikenakan, tautkan kedua tangan, manset biasanya jatuh
ke bawah
Sarung tangan yang sudah dipakai dibuang pada tempatnya.
Penggunaan Gaun pelindung
Gaun bedah, petama kali digunakan untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang terdapat di abdomen dan lengan dari staf
perawatan kesehatan sewaktu pembedahan.
Penggunaan Celemek (skort)
Jenis bahan dapat berupa bahan tembus cairan dan bahan tidak
tembus cairan. Tujuannya untuk melindungi petugas dari
kemungkinan genangan atau percikan darah maupun cairan tubuh
lain yang dapat mencemari baju seragam.
Penggunaan Masker dan kaca mata (google)
Masker dan kaca mata atau pelindung wajah (google), tujuannya melindungi membran
mukosa mata, hidung dan mulut, digunakan selama melakukan tindakan perawatan
pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah atau cairan tubuh lain.
Langkah-langkah perawat / bidan / POS dalam memakai masker agar tidak terjadi infeksi
nosokomial baik bagi pasien maupun perawat di ruang rawat inap (Kurniawati &
Nursalam,2007).
Prosedur Memasang masker:
- Memasang masker menutupi hidung dan mulut, kemudian mengikat tali-talinya
- Tali bagian atas diikat ke belakang kepala melewati bagian atas telinga
- Tali bagian bawah diikat ke belakang leher
Prosedur Melepas masker :
- Menanggalkan masker dengan melepaskan ikatan talitalinya, kemudian masker
dilipat dengan bagian luar di dalam
- Buang masker
- Cuci tangan
Sepatu tertutup
Sepatu tertutup, dipakai pada saat memasuki daerah ketat. Sepatu ini
dapat berupa sepatu tertutup biasa sebatas mata kaki dan sepatu
booth tertutup yang biasa dipakai pada operasi yang memungkinkan
terjadinya genangan percikan darah atau cairan tubuh pasien, misalnya
pada operasi sectio caesarea atau laparatomy.
Pengelolaan dan pembuangan alat benda tajam secara hati-hati.
Alat benda tajam sekali pakai (disposable) dipisahkan dalam wadah
khusus untuk insenerasi.
Bila tidak ada insenerator, dilakukan dekontaminasi dengan larutan
chlorine 0,5% kemudian dimasukkan dalam wadah plastik yang tahan
tusukan misalnya kaleng untuk dikubur dan kapurisasi.
Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan cara melakukan
dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi. Dekontaminasi dan desinfeksi
dilakukan di ruang perawatan dengan menggunakan cairan
desinfektan chlorine 0,5%, glutaraldehyde 2%, presept atau
desinfektan oleh bagian sterilisasi dengan mesin autoclave.
Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar. Linen yang basah dan
tecemar oleh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, harus dikelola
secara hati-hati dengan mencegah pemaparan kulit dan membran
mukosa serta kontaminasi pakaian.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Askep TETANI
    Askep TETANI
    Document13 pages
    Askep TETANI
    Berlian Helm
    Pas encore d'évaluation
  • Bu Munji Manajemen Luka Bakar 2
    Bu Munji Manajemen Luka Bakar 2
    Document48 pages
    Bu Munji Manajemen Luka Bakar 2
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Ekg Fix
    Ekg Fix
    Document49 pages
    Ekg Fix
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Rps
    Rps
    Document9 pages
    Rps
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Menooo Jan
    Sap Menooo Jan
    Document8 pages
    Sap Menooo Jan
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Ipa
    Cover Ipa
    Document1 page
    Cover Ipa
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Keputihan
    Keputihan
    Document16 pages
    Keputihan
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Gambar
    Gambar
    Document7 pages
    Gambar
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Sap
    Cover Sap
    Document5 pages
    Cover Sap
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Sab Mewarnai
    Sab Mewarnai
    Document9 pages
    Sab Mewarnai
    maulida
    100% (1)
  • SAP Tumbuh Kembang
    SAP Tumbuh Kembang
    Document12 pages
    SAP Tumbuh Kembang
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Sap
    Cover Sap
    Document5 pages
    Cover Sap
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Nutri Si
    Nutri Si
    Document2 pages
    Nutri Si
    Maulida Purwadani
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Sap
    Cover Sap
    Document5 pages
    Cover Sap
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Sap
    Cover Sap
    Document5 pages
    Cover Sap
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Satuan Acara Pengajaran
    Satuan Acara Pengajaran
    Document10 pages
    Satuan Acara Pengajaran
    Zulfikar Fikar Fikar
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Vulva Hygiene
    Cover Vulva Hygiene
    Document3 pages
    Cover Vulva Hygiene
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Rematik
    Rematik
    Document23 pages
    Rematik
    Ely Yulifah
    Pas encore d'évaluation
  • MTK
    MTK
    Document6 pages
    MTK
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • LP Proses
    LP Proses
    Document20 pages
    LP Proses
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Hiperemesis gravidarum dan konsep kehamilan
    Hiperemesis gravidarum dan konsep kehamilan
    Document39 pages
    Hiperemesis gravidarum dan konsep kehamilan
    yosep pratama
    Pas encore d'évaluation
  • Retardasi Mental
    Retardasi Mental
    Document24 pages
    Retardasi Mental
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • PERAWATAN
    PERAWATAN
    Document1 page
    PERAWATAN
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Sab Mewarnai
    Sab Mewarnai
    Document9 pages
    Sab Mewarnai
    maulida
    100% (1)
  • LP Proses
    LP Proses
    Document20 pages
    LP Proses
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • VULVA HYGIENE PROSEDUR
    VULVA HYGIENE PROSEDUR
    Document10 pages
    VULVA HYGIENE PROSEDUR
    maulida
    Pas encore d'évaluation
  • Chapter II
    Chapter II
    Document21 pages
    Chapter II
    Alfania Novita Putri
    Pas encore d'évaluation
  • Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gerontik
    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gerontik
    Document58 pages
    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gerontik
    RestuBs
    100% (6)
  • Rematik
    Rematik
    Document23 pages
    Rematik
    Ely Yulifah
    Pas encore d'évaluation