Vous êtes sur la page 1sur 65

ANALISA JABATAN

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI


DAN PEMERINTAH DAERAH

(sesuai Permendagri No. 35 Thn. 2012)


GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010 - 2025

KONDISI BIROKRASI YANG DIINGINKAN

2
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Organisasi (right sizing)

Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,


Tatalaksana efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip
good governance

H a s i l Ya n g I n g i n D i c a p a i
Sumber daya manusia SDM apatur yang berintegritas, netral , kompeten, capable, profesional,
Area Perubahan

aparatur berkinerja tinggi dan sejahtera

Peraturan Perundang- Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih


undangan dan kondusif

Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

Budaya Kerja Aparatur


Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
(culture set dan mind set)

3
POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR
DASAR HUKUM
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN dan PP No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS.

KONDISI SDM YNG


KONDISI SDM ASPEK MANAJEMEN
DIHARAPKAN
APARATUR SAAT INI SDM APARATUR:

1. Perencanaan Pegawai PNS:


1. Total PNS kurang lebih
sebanyak 4.500.000. 2. Pengadaan Pegawai 1. PROFESIONAL:
(rekruitmen, seleksi)
2. Distribusi pegawai Memiliki keahlian,
3. Penempatan dalam jabatan
tidak sesuai dengan (fungsional, struktural) keterampilan dan
kebutuhan organisasi. pengetahuan
4. Penyusunan Pola Karier
3. Penempatan pegawai Pegawai Memiliki
dalam jabatan tidak 5. Pengelolaan kinerja pegawai kecakapan PELAYANAN
berdasarkan 6. Pengembangan kualitas PUBLIK YANG
Memiliki BERKUALITAS
kompetensinya. pegawai wawasan tentang
4. Kinerja PNS rendah 7. Penegakan Disiplin Pegawai pekerjaannya
dan tidak disiplin. 8. Remunerasi
Memiliki dedikasi
9. Pemberhentian/pemensiunan yang tinggi
5. Penghasilan belum
adil & layak sesuai dgn Memiliki minat
beban kerja dan pada tugas
tanggung jawabnya jabatannya
2. BERMORAL dan
LINGKUNGAN STRATEGIS:
3. SEJAHTERA
NASIONAL REGIONAL
4
GLOBAL
PENETAPAN KEBUTUHAN DAN
PENGENDALIAN JUMLAH
1. Dasar penetapan kebutuhan :
a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan
c. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 UU ASN)

5
PP No. 11 Tahun 2017
Pasal 5
(1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan
dan analisis beban kerja.
(2) Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu)
tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
(3) Penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mendukung pencapaian tujuan Instansi
Pemerintah.
(4) Penyusunan kebutuhan PNS untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
berdasarkan rencana strategis Instansi Pemerintah.
(5) Dalam rangka penyusunan kebutuhan PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) mempertimbangkan dinamika/
perkembangan organisasi Kementerian/Lembaga.
Pasal 6
(1) Analisis Jabatan dan analisis beban kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) dilakukan oleh Instansi
Pemerintah mengacu pada pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pedoman pelaksanaan analisis Jabatan
dan analisis beban kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Pasal 7
Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan PNS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) meliputi kebutuhan jumlah
dan jenis:
a. JA;
b. JF; dan
c. JPT.
Pasal 8
Rincian kebutuhan PNS setiap tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) disusun
berdasarkan:
a. hasil analisis Jabatan dan hasil analisis beban kerja;
b. peta Jabatan di masing-masing unit organisasi yang
menggambarkan ketersediaan dan jumlah
kebutuhan PNS untuk setiap jenjang Jabatan; dan
c. memperhatikan kondisi geografis daerah, jumlah
penduduk, dan rasio alokasi anggaran belanja
pegawai.
Pasal 9
(1) Hasil penyusunan kebutuhan PNS 5 (lima) tahunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) disampaikan oleh PPK Instansi
Pemerintah kepada Menteri dan Kepala BKN dengan
melampirkan dokumen rencana strategis Instansi Pemerintah.
(2) Rincian penyusunan kebutuhan PNS setiap tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) untuk penetapan kebutuhan PNS
tahun berikutnya disampaikan oleh PPK Instansi Pemerintah
kepada Menteri dan Kepala BKN paling lambat akhir bulan Maret
tahun sebelumnya.
(3) Dalam hal terjadi perubahan rencana anggaran tahun berikutnya
yang mengakibatkan perubahan dalam perencanaan kebutuhan
PNS, penyampaian rincian penyusunan kebutuhan PNS setiap
tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dilakukan
paling lambat akhir bulan April tahun sebelumnya.
Pasal 10
(1) Penyusunan kebutuhan PNS dilaksanakan dengan
menggunakan aplikasi yang bersifat elektronik.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan
penyusunan kebutuhan yang bersifat elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.

Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pelaksanaan penyusunan kebutuhan PNS diatur
dengan Peraturan Kepala BKN.
Pasal 12
(1) Kebutuhan PNS secara nasional ditetapkan oleh Menteri pada
setiap tahun, setelah memperhatikan pendapat menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan
pertimbangan teknis Kepala BKN.
(2) Pertimbangan teknis Kepala BKN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan kepada Menteri paling lambat akhir bulan Juli
tahun sebelumnya.
(3) Berdasarkan pertimbangan teknis Kepala BKN sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Menteri menyusun rencana pemenuhan
kebutuhan PNS berdasarkan prioritas pembangunan nasional.
(4) Rencana pemenuhan kebutuhan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disampaikan oleh Menteri kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan untuk
dimintakan pendapat paling lambat akhir bulan April untuk
rencana pemenuhan kebutuhan PNS tahun berikutnya.
PROFESIONALISME SDM APARATUR
`

PERMASALAHAN
Jumlah, kualitas KONDISI PENYEBAB Perencanaan
distribusi dan Kebutuhan
komposisi pegawai Kompetensi belum Pegawai;
belum sesuai beban sepenuhnya digunakan Penerapan
kerja dan kebutuhan riil sebagai dasar pengadaan, manajemen
organisasi penempatan pengembangan kinerja, reward
pegawai dan remunerasi & punishment
belum konsisten

AKIBATNYA : KINERJA DAN DISIPLIN DINILAI RENDAH


`

PENATAAN SDM APARATUR 13


ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
SASARAN
LATAR BELAKANG
Perubahan Pola Pikir
PROSES SOSIALISASI DAN INTERNALISASI

Dasar Hukum
Perubahan Budaya Kerja

STRATEGI
ARAHAN
Kondisi obyektif
Perubahan Perilaku
MANAJEMEN PERUBAHAN

PROSES PENCAPAIAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI


Tahapan, Program, dan Aktivitas Yang Harus Dilakukan Kementerian/Lembaga

PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS)


PENILAIAN KINERJA POSTUR BIROKRASI

PENATAAN
SISTEM
ORGANISASI SAAT INI 2025

ANALISA JABATAN Evaluasi SISTEM


Uraian Jabatan Jabatan REMUNERASI

ORGANISASI TATALAKSANA SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)


Standar Kompetensi Jabatan
Redefinisi visi, misi, Business Process

PELAKSANAAN SISTEM
Assesmen Kompetensi Individu
dan strategi SOP Sistem Penilaian Kinerja
Restrukturisasi Pengadaan dan Seleksi

PENJAMIN
Analisis Beban Kerja Pengembangan dan Pelatihan
Pola Promosi, Rotasi, dan Mutasi
Pola Karir
Database Pegawai
PERATURAN PERUNDANG- PERBAIKAN
PENGUATAN UNIT ORGANISASI
UNDANGAN PENGADAAN SARANA
KEPEGAWAIAN
PENGUATAN UNIT KERJA PENEGAKAN DISIPLIN DAN PRASARANA
PENEGAKAN KODE ETIK 14
KEDIKLATAN
HUBUNGAN KEWAJIBAN MORATORIUM DENGAN PROGRAM RB
Struktural : 6 F
PRODUK Evaluasi Jabatan Fungsional : 9 F
Visi, Misi, Tujuan
Job class Remunerasi
Analisis
Jabatan apa saja dan Kebutuhan
Jabatan Uraian Tugas (ABK) Pegawai
berapa lama

Uraian Penilaian Kinerja


Jabatan
1. Tugas I Hasil Kerja Target dalam 1 thn
2. Tugas II
3. Tugas III SKP
4. Tugas IV Standar Kompetensi Jabatan tertentu
5. Tugas V Assesment
Untuk Masalah tugas tugas tersebut Individu

DATABASE Pola Karir Diklat Berbasis


Kompetensi
YG Sudah
Menjabat

Peningkatan Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Pegawai


LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
N
LANGKAH PRODUK KETERANGAN
O
1. ANALISIS JABATAN - URAIAN JABATAN
- PETA JABATAN

2. ANALISIS BEBAN KERJA JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI


PER JABATAN

3. ANALISIS JUMLAH KEBUTUHAN JUMLAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN USIA


PEGAWAI KEKURANGAN/KELEBIHAN PENSIUN DAN KOMPETENSI
PEGAWAI

4 PROYEKSI KEBUTUHAN 5 TAHUN PETA KEBUTUHAN 5 TAHUN ESTIMASI BUP PER JABATAN

5. REDISTRIBUSI PEGAWAI RENCANA REDISTRIBUSI - PEMINDAHAN LINTAS SATKER


- PELATIHAN (BAGI YANG BELUM
SESUAI KOMPETENSI)
- PENSIUN SUKARELA (MEMENUHI
PERSYARATAN)

6 EVALUASI DAN PENATAAN SOTK REVIEW TERHADAP SOTK :


ORGANISASI - GEMUK
- TEPAT UKURAN
(RIGHT SIZING) & TEPAT FUNGSI
URUTAN PROSES PENATAAN SDM APARATUR

KEGIATAN HASIL PENGGUNAAN

ANALISIS JABATAN
1. PENATAAN
KELEMBAGAAN
URAIAN JABATAN
(JOB DESCRIPTION)
PENGHITUNGAN
BEBAN KERJA PER 2. PENATAAN SDM
BEBAN KERJA
JABATAN APARATUR
PETA JABATAN
BOBOT JABATAN 3. PENYUSUNAN &
PENYEMPURNA
EVALUASI JABATAN AN PROSEDUR
KERJA (SOP)

17
Analisis jabatan dan perhitungan beban kerja
merupakan titik awal dalam :

1. Perencanaan pegawai baik jumlah maupun kualitas


(kompetensi)
2. Rekrutmen dan penempatan (promosi)
3. Penyusunan sasaran kinerja pegawai
4. Peningkatan kompetensi (diklat)
5. Penentuan penghasilan yang adil dan layak (remunerasi)
6. Penentuan besaran organisasi (penataan organisasi)

18
Proses, Metoda dan teknik untuk memperoleh data
jabatan mengolahnya menjadi informasi jabatan dan
menyajikannya bagi kepentingan program:

1. Kelembagaan;

2. Ketatalaksanaan;

3. Kepegawaian; dan

4. Perencanaan diklat.
ARTI KATA ANALISIS JABATAN

Mengurai secara teliti


ANALISIS Satu per satu

Sekelompok tugas yang


JABATAN dilembagakan dan dibebankan
pd seorang Pemegang jabatan
Baik struktural maupun
fungsional

PERTANYAAN : APA YANG DIURAI SECARA TELITI SATU


PER SATU DLM JABATAN ?
YANG DIURAI SECARA TELITI SATU PER SATU DLM
JABATAN ADALAH UNSUR-UNSUR YANG MEMBENTUK
SUATU JABATAN YAITU :

1. IDENTITAS JABATAN
a. NAMA JAB
b. UNIT KERJA
2. RINGKASAN TUGAS JAB (IKHTISAR JAB)
3. RINCIAN TUGAS JAB/KEGIATAN
4. WEWENANG
5. TANGGUN JAWAB
6. HASIL KERJA
7. BAHAN KERJA
8. PERANGKAT KERJA
9. HUBUNGAN KERJA JABATAN
10. KEADAAN TEMPAT KERJA
11. UPAYA FISIK
12. KEMUNGKINAN RESIKO BAHAYA
13. SYARAT JABATAN
Ada 3 Kesimpulan Dari Pengertian Anjab :

KESIMPULAN I :
ANJAB DILAKUKAN KESIMPULAN II :
DENGAN 3 HASIL ANJAB ADALAH
TAHAPAN YAITU : INFORMASI JAB (UJ &
1.TAHAP
MENGUMPULKAN
PJ)
DATA JAB
2.TAHAP MENGOLAH/
MENGANALISIS DATA
JAB MENJADI
INFORMASI JAB (UJ DAN
PJ)
3.TAHAP MENYAJIKAN
INFORMASI JAB (UJ DAN
PJ) BAGI PENGGUNA

KESIMPULAN III :
ANJAB ADALAH SARANA/ALAT UTK
MENGHASILKAN INFORMASI JAB YG
BERGUNA UTK MENATA
KELEMBAGAAN, KEPEGAWAIAN
DAN KETATALAKSANAAN
LANGKAH
PENYELENGGARAANANALISIS
JABATAN
I. PERSIAPAN PENYE-
LENGGARAAN
ANALISIS JABATAN
2
PENENTU 3
INFORMASI
II. PENGUMPULAN
JABATAN DATA JABATAN

4
1
III. PENGOLAHAN
DATA JABATAN
PROGRAM YANG MEMBUTUHKAN
INFORMASI JABATAN 5

IV.VERIFIKASI

8
6
8
INFORMASI V. PEMBETULAN
JABATAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. daftar pertanyaan;

b. wawancara;

c.c. pengamatan
pengamatan langsung;
langsung;

d. referensi; dan

e. gabungan beberapa cara.


HASIL POKOK ANALISIS
JABATAN

INFORMASI JABATAN

Uraian jabatan (Job Description)


Uraian tentang nama jabatan, ringkasan
tugas jabatan, rincian tugas jabatan,
wewenang, tanggung jawab, hasil kerja,
bahan kerja, perangkat kerja, hubungan
kerja jabatan, keadaan tempat kerja, upaya
fisik, kemungkinan resiko bahaya; dan
syarat jabatan(Job Requirement) serta
spesifikasi jabatan (Job Spesification)

Peta jabatan
Bentangan seluruh jabatan baik jabatan
struktural maupun jabatan fungsional dalam
suatu unit organisasi atau dalam suatu
instansi
KEGUNAAN HASIL ANJAB
Penataan kelembagaan, meliputi :
a. penyusunan organisasi dan unit unitnya;
b. penataan organisasi yang rightsizing;
c. penyempurnaan tupoksi;
d. Pemberdayaan kapasitas organisasi; dan
e. evaluasi organisasi.
Penataan kepegawaian, meliputi:
a. rencana kebutuhan pegawai (formasi);
b. sistem rekrutmen dan penempatan;
c. pengembangan pola karier;
d. mutasi;
e. penilaian kinerja;
f. reward and punishment; dan
g. Kesejahteraan.
Penataan ketatalaksanaan, meliputi:
a. tata kerja;
b. hubungan kerja; dan
c. sistem operasional dan prosedur kerja.
Penataan Pendidikan dan Pelatihan, meliputi :
a. program diklat;
b. jenis-jenis diklat; dan
c. pengembangan diklat.
PENGGUNAAN ANALISIS JABATAN DAN BEBAN
KERJA UNTUK PENATAAN KELEMBAGAAN

HASIL ANJAB & PENGGUNAAN HASIL


BEBAN KERJA
JOB DESCRIPTION
PETA JABATAN
BEBAN KERJA PER
ORGANISASI
JABATAN
YANG RASIONAL
1. PENGGABUNGAN ORGANISASI
PEMBOBOTAN YANG TEPAT
LEMBAGA / 2. PENGEMBANGAN SESUAI VISI,
ORGANISASI 3. PENGAYAAN, MISI DAN BEBAN
TUGAS & FUNGSI KERJA RIIL
(RIGHT ZISING)

27
PENGGUNAAN ANALISIS JABATAN DAN BEBAN KERJA
UNTUK PENATAAN PEGAWAI
HASIL ANJAB , BEBAN PENGGUNAAN HASIL
KERJA, EVALUASI JABATAN

JOB DESCRIPTION 1. PENYUSUNAN 1. JUMLAH,


FORMASI PEGAWAI KUALITAS ,
PETA JABATAN DISTRIBUSI &
2. REKRUITMEN DAN
BEBAN KERJA PER KOMPOSISI
PENEMPATAN
JABATAN PEGAWAI SESUAI
PEGAWAI
BEBAN KERJA
`BOBOT JABATAN 3. PENEMPATAN &
2. PENEMPATAN
PENATAAN PEGAWAI
PEGAWAI YANG
1. ANALISIS 4. PENYUSUNAN POLA TEPAT
BEBUTUHAN KARIER
3. PENGEMBANGAN
PEGAWAI & 5. PENERAPAN KARIER SESUAI
BEZETING MANAJEMEN KINERJA KOMPETENSI
2. STANDAR 6. PERENCANAAN 4. SISTEM
KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN DIKLAT REMUNERASI
SYARAT JABATAN YANG ADIL DAN
7. PENYUSUNAN
3. INDIKATOR LAYAK
SISTEM REMUNERASI
KINERJA PEGAWAI SESUAI BOBOT 5. KINERJA SDM
4. NILAI DAN JABATAN DAN APARATUR LEBIH
PERINGKAT KINERJA OPTIMAL
JABATAN 28
PENGGUNAAN ANALISIS JABATAN DAN BEBAN KERJA UNTUK
PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN PROSEDUR KERJA (SOP)

HASIL ANJAB &


BEBAN KERJA
JOB DESCRIPTION
PETA JABATAN
BEBAN KERJA PER PENGGUNAAN HASIL
JABATAN
1. PENYUSUNAN 1. SOP(STANDAR
PROSEDUR KERJA PROSEDUR
KERJA)
2. ANALISIS
PROSEDUR KERJA 2. KEPASTIAN
ALUR/PROSES YANG ADA WAKTU
KERJA PENYELESAIAN
3. SIMPLIFIKASI PEKERJAAN/PEL
PROSEDUR KERJA AYANAN.
YANG ADA
3. SIAPA
MELAKUKAN APA
29
PRINSIP MENYUSUN
URAIAN JABATAN DAN PETA JABATAN

ANALISIS
JABATAN

PEKERJAAN Jabatan A
SEHARI-HARI
Jabatan B
STRUKTUR
ORGANISASI DAN Tugas riel yang Jabatan C
TATA KERJA dilakukan
pegawai Jabatan D

Dan seterusnya

Diurai informasi
jabatannya
ANALISIS JABATAN bukan
ANALISIS ORANG
HASIL ANALISIS TERHADAP KE 13 UNSUR-
UNSUR JABATAN TERSEBUT DITUANG DLM
FORMAT URAIAN JABATAN (UJ) DAN
KEMUDIAN JABATAN-JABATAN YANG SUDAH
DIANALISIS DIPETAKAN DALAM PETA
JABATAN (PJ).
PELAKSANAAN ANALISIS JAB MULAI
DILAKUKAN PD UNIT KERJA TERENDAH
(ESELON IV), KEMUDIAN SECARA
BERJENJANG KE ESELON III DAN ESELON II.
HASIL ANJAB YAITU INFORJAB DITETAPKAN
DGN KEPUTUSAN KEPALA DAERAH .
ANALISIS UNSUR-UNSUR JABATAN
I. Identitas Jabatan :

1.1. Kode Jabatan:

1. 2. Nama Jabatan :

Untuk Jabatan Struktural : Nama Jabatan sesuai dengan


nomenklatur unit kerjanya yang diawali kata Kepala, Misal
: Unit kerjanya Bagian Analisa Jabatan, maka nama
Jabatannya Kepala Bagian Analisa Jabatan.

Untuk Jabatan Non Struktural (Jabatan Fungsional Umum)


di bawah eselon IV, perumusan nama jabatannya dilakukan
dengan menginventarisir dan mengelompokkan pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada
pada unit kerja eselon IV tersebut , misalnya :
1. Sekelompok tugas2 mengadministrasi kepegawaian
diberi nama Pengadministrasi Kepegawaian
2. Sekelompok tugas2 mengumpul dan mengolah data
diberi nama Pengumpul dan Pengolah Data
3. Sekelompok tugas2 menganalisis diberi nama Analis
4. Sekelompok tugas2 menyusun bahan diberi nama
Penyusun Bahan
5. Sekelompok tugas2 mengaplikasi program diberi
nama Pengaplikasi Program
6. Sekelompok tugas2 merekapitulasi data diberi nama
Perekapitulasi Data
7. Sekelompok tugas2 mengompilasi diberi nama
Pengompilasi
8. Sekelompok tugas2 merancang diberi nama
Perancang
9. Sekelompok tugas2 mendisain diberi nama Pendisain
10. Sekelompok tugas2 mengkatalog diberi nama
Pengkatalog
11. Sekelompok tugas2 mengentri data diberi nama
Pengentri Data
12. Sekelompok tugas2 mencatat dan menyimpan
surat masuk/keluar diberi nama Agendaris
13. Sekelompok tugas2 memproses diberi nama
Pemroses
14. Sekelompok tugas2 mengetik diberi nama
Pengetik
15. Sekelompok tugas2 mengantar surat diberi nama
Caraka
16. Sekelompok tugas2 menginventarisir diberi nama
Penginventaris
17. Dst.
I. 3. UNIT KERJA
Contoh : Kepala Subbagian Analisa Jabatan

Eselon IV : Subbagian Analisa Jabatan


Eselon III : Bagian Analisa Jabatan
Eselon II : Biro Organisasi
Eselon I : Sekretariat Jenderal
II. Ringkasan Tugas Jabatan
Nama Jabatan : Kepala Subbagian Analisa Jabatan
Kementerian dan Provinsi

Melaksanakan kegiatan sub bagian analisa jabatan


kementerian dan provinsi dengan cara
perencanaan, pengaturan/pengorganisasian,
pengelolaan, dan monitoring evaluasi serta
pelaporan pelaksanaannya sesuai tugas dan
fungsi berdasarkan kebijakan dan peraturan
perundangan dalam rangka mencapai target yang
sudah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menggunakan prinsip WHW (What,How dan Why).
What (Apa yang dikerjakan?) :

Melaksanakan kegiatan sub bagian analisa


jabatan kementerian dan provinsi dengan cara
perencanaan, pengaturan/pengorganisasian,
pengelolaan, dan monitoring evaluasi serta
pelaporan pelaksanaannya
How (Bagaimana mengerjakannya?) :

Dengan cara lisan dan Tertulis sesuai tugas dan


fungsi berdasarkan kebijakan dan peraturan
perundangan
Why (Mengapa?)

dalam rangka mencapai target yang sudah


ditetapkan secara efektif dan efisien.
III. Rincian Tugas Jabatan

Setiap jabatan berisi sekelompok tugas. Tugas


diartikan sebagai Proses mengolah bahan kerja,
menggunakan alat kerja untuk memperoleh hasil
kerja. Jumlah jenis tugas dalam jabatan antara 5
(lima) sampai 12 (dua belas) jenis tugas. Setiap tugas
diuraikan dengan jelas menggunakan prinsip WHW
yaitu gambaran tentang apa yang dikerjakan,
bagaimana cara mengerjakannya dan
mengapa/tujuan apa harus dikerjakan. Dalam
menyusun rincian tugas, ada syarat dan norma yang
harus ditaati agar rincian tugas dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang Siapa melakukan Apa.
Dengan demikian setiap pemangku jabatan benar-
benar memahami apa tugas- tugas yang harus
dikerjakannya.
SYARAT DAN NORMA RINCIAN TUGAS
1. SYARAT ISI :

A. OBYEK, CARA DAN TUJUAN

UTK MENGETAHUI APAKAH TIAP TUGAS SDH MENCERMINKAN OBYEK,


CARA DAN TUJUAN, DAPAT DICEK DGN MENGGUNAKAN KALIMAT
TANYA :

- APAKAH YG DIKERJAKAN OLEH SI PEMEGANG JAB ? (WHAT)


- BAGAIMANA CARA TUGAS ITU DILAKUKAN ? (HOW)
- MENGAPA (TUJUAN) TUGAS ITU DILAKUKAN ? (WHY)

CONTOH : MEMBAGI TUGAS KEPADA BAWAHAN DENGAN CARA


MEMBUAT DISPOSISI AGAR TUGAS DAPAT DIPROSES LEBIH LANJUT.

- (WHAT) : MEMBAGI TUGAS KEPADA BAWAHAN


- (HOW) : DENGAN CARA MEMBUAT DISPOSISI
- (WHY) : AGAR TUGAS DAPAT DIPROSES LEBIH LANJUT.
B. SIFAT TINGKATAN JABATAN

1) JABATAN STRUKTURAL :
RINCIAN TUGASNYA
MENCERMINKAN 2) JABATAN FUNGSIONAL :
PELAKS FUNGSI MENEJERIAL SPT : RINCIAN TGSNYA MENCERMINKAN
MEMBAGI TGS, MEMBERI PETUNJUK, PELAKS TGS TEKNIS OPERASIONAL
MEMBIMBING, MEMBINA, SPT : MEMBUAT, MENGETIK,
MENGKOORDINASIKAN, DSB MENYUSUN, MENGOLAH,
MENCATAT, DSB.
CONTOH : MEMBERI PETUNJUK KPD
BWHAN BERDSRKAN CONTOH : MENGETIK KONSEP SRT
KETENTUAN DAN DGN MESIN KOMPUTER
PROSEDUR KERJA AGAR AGAR DPT DIPROSES
TDK TERJADI KESALAHAN/ SELANJUTNYA.
PENYIMPANGAN.
1

2
40
2. NORMA RINCIAN TUGAS
A. NORMA PENYUSUNAN KALIMAT.

1) VOLUME KALIMAT HRS MENCERMINKAN :


- APAKAH YG DIKERJAKAN OLEH SI PEMEGANG JAB ?
(WHAT)
- BAGAIMANA CARA TUGAS ITU DILAKUKAN ? (HOW)
- MENGAPA (TUJUAN) TUGAS ITU DILAKUKAN ? (WHY)

WHAT HOW WHY


Apa yang dikerjakan Bagaimana cara Mengapa atau untuk
pekerjaan itu tujuan apa pekerjaan
dilakukan itu dilakukan
Tindak kerja + obyek Mesin Peralatan
kerja Perkakas dan Alat Tujuan tugas
Kerja yang
digunakan atau cara
melakukan tugas
B. POLA SUSUNAN KALIMAT

KALIMAT RINCIAN TGS MERUPAKAN KALIMAT YG


MENONJOLKAN PREDIKAT DAN OBYEK TANPA
MENGEMUKAKAN SUBYEKNYA. PREDIKATNYA BERUJUD KATA
YG MENUNJUKKAN TINDAK KERJA. POLANYA ADALAH : POK
(PREDIKAT, OBYEK, KETERANGAN CARA DAN TUJUAN).

CONTOH : MERENCANAKAN KEGIATAN PER TAHUN


ANGGARAN SUB BAGIAN ANALISA JABATAN DENGAN CARA
MEMBUAT KONSEP KERANGKA ACUAN / TOR (TERM OF
REFERENCE) SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PREDIKAT : MERENCANAKAN
OBYEK : KEGIATAN PER TAHUN ANGGARAN SUB
BAGIAN ANALISA JAB
KET. CARA : DENGAN CARA MEMBUAT KONSEP KERANGKA
ACUAN/TOR (TERM OF REFERENCE)
KET.TUJUAN : SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
C. GAYA PENULISAN KALIMAT.

1) KALIMAT LANGSUNG :
KALIMAT RINCIAN TGS HRS DIAWALI DGN PREDIKAT
SEBAB PREDIKAT INILAH YG MERUP INTI RINCIAN TGS.
PREDIKAT MENUNJUKKAN APA YG DIKERJAKAN/
MENUNJUKKAN TINDAK KERJA/PERBUATAN YG HRS
DILAKSANAKAN OLEH PEMEGANG JAB.

2) KALIMAT AKTIF :
RINCIAN TGS MERUP RINCIAN ATAS TINDAKAN/PERBUATAN
YG DILAKUKAN OLEH PEMEGANG JAB. OLEH KRN ITU
KALIMAT RINCIAN TGS HRS KALIMAT AKTIF YAITU
KALIMAT YG PREDIKATNYA KATA KERJA AKTIF.
CONTOH :
Nama Jabatan : Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan
Kementerian dan Provinsi
(Struktural)
Rincian Tugas:
1. Merencanakan kegiatan Sub Bagian Analisa Jabatan Kementerian dan
Provinsi sesuai evaluasi tahun sebelumnya dan menyiapkan TOR (Term
of Reference) sebagai rencana kegiatan per tahun anggaran;
2. Membagi tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau lisan agar
tugas terbagi habis sesuai bidang masing-masing;
3. Memberi petunjuk kepada bawahan sesuai ketentuan dan prosedur
dengan cara menjelaskan tentang apa, bagaimana dan output yang harus
dihasilkan agar produktivitas kerja bawahan optimal;
4. Memeriksa hasil kerja bawahan dengan membandingkan hasil yang
dicapai dengan petunjuk yang sudah diberikan untuk penyempurnaan
hasil kerja;
5. Memberikan penilaian terhadap kinerja dan prestasi kerja
bawahan berdasarkan capaian hasil kerja sebagai bahan untuk
peningkatan karier dan pemberian penghargaaan dan sanksi;
6. Memfasilitasi komponen Kementerian Dalam Negeri, provinsi
dalam rangka pelaksanaan analisis jabatan dengan pemberian
konsultasi, asistensi dan bimbingan teknis untuk menghasilkan
informasi jabatan yang akurat, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan;
7. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang
pekerjaan baik secara internal maupun eksternal;
8. Mengoreksi draft konsep surat/naskah dinas dengan cara
menuliskan perbaikan di atas yang salah untuk
penyempurnaan ketikan konsep;
9. Melaksanakan dukungan kegiatan sosialisasi peraturan sesuai
bidang tugas agar imflementasi dilapangan sinkron dn
konsisten;
10.Monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan bidang
analisa jabatan dengan meninjau ke Provinsi untuk
memperoleh informasi tentang permasalahan atau
hambatan dalam pelaksanaannya;
11.Menyiapkan draft naskah dinas termasuk draft
peraturan maupun petunjuk teknis sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas baik di pusat maupun daerah;
12.Mengikuti rapat-rapat pembahasan dengan instansi
terkait berdasarkan disposisi pimpinan untuk
memberikan atau memperoleh masukan dan saran
dalam rapat;
13.Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub
Bagian Analisa Jabatan Kementerian dan Provinsi
kepada pimpinan secara berkala sebagai bahan
masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan
lebih lanjut.
CONTOH :
Nama Jabatan : Analis Jabatan (JFU)
Rincian Tugas :

1. Menyusun instrumen pengumpulan data


jabatan dengan membuat kuesioner dan
panduan wawancara sebagai alat
pengumpulan data jabatan.
2. Mengumpulkan data jabatan dengan
menyampaikan kuesioner kepada pegawai
dan melakukan wawancara serta
pengamatan terhadap organisasi dan tata
kerja setiap unit organisasi di lingkungan
komponen Kemdagri.
3. Mengolah data jabatan dengan
mempelajari tugas, fungsi unit, struktur
organisasi, tata hubungan kerja, serta
mengelompokkan tugas yang bersesuaian.
4. Menganalisis data jabatan berdasarkan
pengelompokkan tugas, kesesuaian
syarat, hasil kerja dan waktu
pelaksanaan tugas untuk merumuskan
informasi jabatan.

5. Menyusun uraian jabatan dengan


merumuskan identitas jabatan, hasil
kerja jabatan, bahan kerja, perangkat
kerja, sifat jabatan, ringkasan uraian
jabatan, uraian tugas, wewenang,
tanggung jawab, korelasi jabatan serta
persyaratan jabatan.

6. Menyusun berbagai informasi jabatan


dalam bentuk uraian jabatan, kamus
jabatan, klasifikasi jabatan, peta jabatan
atau bentuk lain untuk berbagai
keperluan.
CONTOH :
Nama Jabatan : Agendaris (JFU)
Rincian Tugas:
1. Menerima surat/naskah dinas yang masuk,
mencatat nomor, tanggal, perihal surat/naskah
dinas serta permasalahannya dalam buku agenda
agar surat/ naskah dinas tercatat;
2. Mengajukan surat/naskah dinas yang sudah
diagendakan dengan menyerahkan kepada Kepala
Biro untuk didisposisi;
3. Mendistribusikan surat/naskah dinas yang sudah
didisposisi ke unit kerja (Bagian-Bagian) dengan
buku ekspedisi agar surat/naskah dinas dapat
diproses lebih lanjut;
4. Memberi nomor, tanggal surat/naskah
dinas keluar dan mencatat dalam buku
agenda agar surat/naskah dinas siap
dikirim;
5. Membuat rekapitulasi surat masuk dan
keluar secara berkala sebagai bahan
laporan rutin.
6. Menyimpan arsip surat/naskah dinas yang
sudah diproses dalam box file sesuai tata
cara penyimpanan agar surat/naskah
dinas mudah ditemukan bila dibutuhkan;
7. Mencatat jadwal kegiatan rapat Kepala
Biro di papan tulis agar dapat mengikuti
kegiatan rapat tepat waktu.
IV. Wewenang

Hak yang dimiliki oleh pemangku jabatan untuk mengambil suatu tindakan atau
keputusan mengenai suatu hal agar tugas yang dilaksanakan dapat berhasil
dengan baik, dengan adanya perumusan yang jelas maka dapat dihindarkan
terjadinya penyalahgunaan atau duplikasi wewenang.

Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih,


mengambil sikap, atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas, dan
mempunyai peranan sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab, guna
mendukung berhasilnya pelaksanaan tugas. PNS hanya dapat memikul
tanggung jawab apabila diberikan wewenang yang memadai.

Kata Kunci: meminta, menolak, memberikan, memutuskan, mengeluarkan,


menggunakan, menentukan, menetapkan, menegur, memotivasi,
menilai
Contoh wewenang Operator Komputer:
Menggunakan perangkat computer dengan baik
Menyajikan data yang diperlukan
Dst

Contoh wewenang Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan


Kemen. & Prov.
Membimbing dan menegur bawahan
Menilai DP-3
Memberi reward and punishment kepada bawahan
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan.
Membuat laporan.
V. Tanggung Jawab

Tanggung jawab yang dimiliki pemangku jabatan dalam


pelaksanaan tugas.
Tanggung jawab merupakan tuntutan jabatan terhadap
kesanggupan seorang PNS untuk menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat
pada waktunya serta berani menanggung resiko atas
keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya, selain
itu bertanggung jawab terhadap bahan kerja yang diolah, alat
kerja yang digunakan, hasil kerja yang diperoleh, lingkungan
kerja, dan kepada orang lain.

Kata kunci: keakuratan, kelancaran, kerahasiaan, kebenaran,


kesesuaian, ketepatan, keselamatan, kerapihan, keamanan,
kualitas, keuantitas, keutuhan, kelengkapan, keefektifan,
kelayakan.
Contoh tanggung jawab Operator Komputer:
Keakuratan hasil ketikan sesuai dengan standar
pengetikan.
Menjaga file dan computer dari kerusakan
Dst

Contoh tanggung jawab Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan


Kemen. & Prov
- Kelancaran rencana kegiatan Sub Bagian.
- Kebenaran data dan informasi.
- Ketepatan waktu melaksanakan tugas.
- Kelayakan distribusi tugas.
- Kerahasiaan bidang tugas.
VI. Hasil Kerja

Merupakan produk atau keluaran (output) jabatan. Setiap jabatan harus


mempunyai produk atau output. Hasil kerja diperoleh dari bahan kerja
yang diolah/diproses dengan alat kerja. Proses mengolah bahan kerja
menggunakan alat kerja untuk memperoleh hasil kerja disebut TUGAS.
Dengan demikian, setiap tugas menghasilkan hasil kerja.

Hasil kerja dapat berupa :


- Benda2 atau sesuatu yang bersifat fisik.
- Data, informasi, layanan atau sesuatu yang bersifat non fisik.

CONTOH :
1. Nama Jabatan : Pengaplikasi Program (JFU)
Hasil Kerja : Aplikasi Program

2. Nama Jabatan : Pemroses Bahan Mutasi Pegawai (JFU)


Hasil Kerja : Bahan Mutasi Pegawai
CONTOH :
1. Nama Jabatan : Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan Kementerian
dan Provinsi
Hasil Kerja :
a. Rencana kegiatan Sub Bagian Analisa Jabatan Departemen dan Provinsi;
b. Terbagi habisnya tugas kepada bawahan;
c. Optimalisasi produktivitas kerja bawahan;
d. Penyempurnaan hasil kerja bawahan;
e. Terbinanya karier bawahan;
f. Tersusunnya Informasi Jabatan komponen Kementerian Dalam Negeri yang
akurat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan;
g. Tersusunnya Informasi Jabatan Pemerintah Provinsi yang akurat, tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan
h. Tersedia konsep surat/naskah dinas untuk diajukan kepada pimpinan;
i. Penyempurnaan ketikan konsep surat/naskah dinas;
j. Tersedianya informasi tentang permasalahan atau hambatan implementasi
kebijakan bidang analisa jabatan;
k. Dokumen/Draft Kebijakan
l. Laporan hasil rapat;
m.Laporan hasil kegiatan.
VII. Bahan Kerja

merupakan masukan (input) yang diproses dengan alat


kerja untuk memperoleh hasil kerja.
Sesuatu yang diolah atau diproses tersebut dapat
berupa data atau benda.

CONTOH :
1. Nama Jabatan : Pengentri Data Perangkat Daerah (JFU)
Hasil Kerja : Entrian Data Perangkat Daerah
Bahan Kerja : Data Perangkat Daerah

2. Nama Jabatan : Pengaplikasi Program (JFU)


Hasil Kerja : Aplikasi Program
Bahan Kerja : Data Program
CONTOH :
Nama Jabatan : Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan (Struktural)

a. Hasil Kerja: Rencana Kegiatan per Tahun Anggaran Sub


Bagian Analisa Jabatan
Bahan Kerja : - Sasaran Program Prioritas yang ingin dicapai
- Kebijakan pimpinan

b. Hasil Kerja : Laporan Monitoring dan Evaluasi


Bahan Kerja : Informasi Monitoring dan Evaluasi

c. Hasil Kerja : Konsep materi rapat pimpinan


Bahan Kerja : Disposisi tugas pimpinan
VIII. Perangkat Kerja

Merupakan alat yang digunakan dalam memproses input/ bahan kerja untuk
memperoleh hasil kerja, seperti alat tulis, komputer, dan alat-alat lain yang spesifik
sesuai dengan jabatannya.
CONTOH :
1. Nama Jabatan : Pengentri Data Perangkat Daerah (JFU)
Hasil Kerja : Entrian Data Perangkat Daerah
Bahan Kerja : Data Perangkat Daerah
Alat Kerja : Alat tulis, Komputer/Laptop/NoteBook

2. Nama Jabatan : Pengaplikasi Program (JFU)


Hasil Kerja : Aplikasi Program
Bahan Kerja : Data Program
Alat Kerja : Alat tulis, Komputer/Laptop/NoteBook

3. Nama Jabatan : Bendaharawan


Hasil Kerja : Laporan Keuangan
Alat Kerja : Alat tulis dan kalkulator
CONTOH :

Nama Jabatan : Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan (Struktural)

a. Hasil Kerja : Rencana Kegiatan per Tahun Anggaran Sub


Bagian Analisa Jabatan
Bahan Kerja : - Sasaran Program Prioritas yang ingin dicapai
- Kebijakan pimpinan
Alat Kerja : Alat tulis, Komputer/Laptop/NoteBook

b. Hasil Kerja : Laporan Monitoring dan Evaluasi


Bahan Kerja : Informasi Monitoring dan Evaluasi
Alat Kerja : Alat tulis, Komputer/Laptop/NoteBook

c. Hasil Kerja : Konsep materi rapat pimpinan


Bahan Kerja : Disposisi tugas pimpinan
Alat Kerja : Alat tulis, Komputer/Laptop/NoteBook
IX. Hubungan Kerja
(Dengan jabatan apa, unit kerja, atau instansi mana Saudara berhubungan, baik timbal
balik maupun searah, baik vertikal, horizontal maupun diagonal dan sebutkan untuk
tugas apa Saudara berhubungan misalnya: bidang kepegawaian berhubungan dengan
BKD).
X. Keadaan Tempat Kerja
Bekerja dalam ruangan dengan kondisi umum tempat kerja dan lingkungan kerja
tidak terdapat karakteristik yang berpengaruh negatif terhadap pemegang jabatan.
XI. Upaya Fisik
Fisik yang digunakan dominan duduk dan berbicara pada waktu melaksanakan tugas.
XII. Kemungkinan Risiko Bahaya
Tidak ada risiko bahaya dalam jabatan ini.
X1II. Syarat Jabatan
13.1. Pangkat :
13.2. Pengetahuan Kerja : Teknik menganalisis
13.3. Keterampilan :
13.4. Pendidikan : minimal S1 jurusan Manajemen Pemerintahan
13.5.Pelatihan Teknis : O & M; Analisis Jabatan
Diklatpim IV /ADUMLA
13.6. Pengalaman Kerja : Pernah bertugas sebagai Tenaga Analis
13.7. Bakat : kecakapan verbal untuk berkomunikasi
13.8. Temperamen : mampu menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang harus
berhubungan dengan orang lain secara timbal balik
13.9. Minat : menyenangi pekerjaan yang berkaitan dengan
data/informasi
13.10.Kondisi fisik : Sehat Jasmani & Rohani
Contoh : PETA JABATAN
Dokumen yang Harus Diisi

Setiap PNS mengisi Kuesioner Analisis Jabatan


Tim menyusun Uraian jabatan
Setiap Unit Kerja Menyusun Peta Jabatan (Per Unit
Eselon 2).
Masing-Masing Unit Kerja (eselon 2) menyusun
Laporan Analisis Jabatan
LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II METODE
BAB III HASIL ANALISIS JABATAN
BAB IV KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi