Vous êtes sur la page 1sur 24

Audit Keuangan

(Financial Audits)

By : Nella Yantiana
Definition

Audit laporan keuangan (financial


statement audit), berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti tentang laporan-
laporan entitas dengan maksud agar
dapat memberikan pendapat apakah
laporan-laporan tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, yaitu
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (PABU)
Audit sektor komersil (Swasta) Vs
Audit Sektor Publik
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar pada proses
dan tekhnik audit pada sektor publik dan swasta
1. Pengguna audit 1. Pengguna audit
Audit di sektor publik-Pemerintahan
Audit di sektor komersial dilakukan
dilakukan pada organisasi
pada organisasi atau perusahaan
pemerintahan yang bersifat nirlaba,
milik swasta yang bergerak dalam
seperti sektor pemerintahan daerah,
produksi barang dan jasa untuk
BUMN, BUMD, kementerian, dan
mencari laba. Audit menjadi instansi lain yang berkaitan dengan
kebutuhan bagi para pemegang pengelolaan keuangan negara dan
kepentingan dalam suatu organisasi tanggung jawab keuangan Negara.
pencari laba baik pihak internal
(mencakup serikat buruh dan
manajemen) maupun eksternal
(mencakup pemegang saham,
pemerintah, masyarakat, dll).
Audit sektor komersil (Swasta) Vs
Audit Sektor Publik
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar pada proses
dan tekhnik audit pada sektor publik dan swasta

2. Regulasi 2. Regulasi
Sektor Pemerintahan harus mengikuti
Dalam sektor Komersial harus
peraturan dan perundang-undangan,
mengikuti aturan Bapepam. Hanya
saja kepatuhan atas peraturan tidak sehingga Audit Sektor Pemerintahan
menjadi dominasi latar belakang juga sangat dipengaruhi oleh peraturan
perusahaan melakukan pelaporan perundang-undangan yang mengatur
keuangan. Standar Akuntansi yang hal-hal yang harus diaudit dan yang
dipegang dalam sektor komersil dilaporkan dalam laporan audit. Standar
adalah Pernyataan Standar Akuntansi akuntansi yang dijadikan dalam sektor
Keuangan dengan standar audit pemerintahan mengacu pada
Standar Pemeriksaan Akuntan Pernyataaan Standar Akuntansi
Publik. Pemerintahan dengan standar Audit
berupa Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara.

Audit sektor komersil (Swasta) Vs
Audit Sektor Publik
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar pada proses
dan tekhnik audit pada sektor publik dan swasta

3. Fungsi dan tujuan audit 3. Fungsi dan tujuan audit


Audit Sektor pemerintahan memiliki
Audit sektor Komersil memiliki
tujuan untuk memperoleh keyakinan tujuan untuk mendukung keberhasilan
yang memadai apakah laporan penyelenggaraan Negara dan
keuangan bebas dari salah saji pengelolaan keuangan Negara secara
material, baik yang terjadi karena tertib, taat pada peraturan perundang-
kekeliruan maupun kecurangan. undangan, efisien ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatuhan.Audit Sektor
Pemerintahan sangat menekankan
aspek ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Ruang Lingkup Pemeriksaan
Keuangan
Undang-Undang No. 15 Tahun 2004
Pemeriksaan Keuangan Negara meliputi
pemeriksaan atas Pengelolaan Keuangan Negara
dan tanggung jawab Keuangan Negara.
Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah
kewajiban Pemerintah untuk melaksanakan
pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat
pada peraturan perundang undangan, efisien,
ekonomis, efektif, dan transparan, dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Tanggungjawab dan tanggung gugat atas amanat
yang diemban diwujudkan dalam bentuk laporan
pertanggungjawaban keuangan.
Dalam rangka mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan negara, keuangan
negara wajib dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
Pengertian Audit dan Perbendaharaan
Negara
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan professional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung


jawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan
yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara). Perbendaharaan dimaksud
adalah pelaksanaan pendapatan dan belanja negara,
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan
kas, pengelolaan piutang dan utang negara, pengelolaan investasi
dan barang milik negara, pengelolaan investasi dan barang milik
negara keuangan negara, penyusunan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, penyelesaian kerugian
negara, pengelolaan Badan Layanan Umum, perumusan standar,
kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN
Tujuan Audit Pengelolaan Keuangan
Negara
Hasil yang diharapkan dari audit atas pengelolaan keuangan negara adalah
sebagai berikut:
1. Keterkaitan antara pelaksanaan tugas dan fungsi dengan penganggaran
atau perencanaan program/kegiatan.
2. Keandalan sistem akuntansi/pencatatan keuangan.
3. Kesesuaian mekanisme pertanggungjawaban keuangan dengan
ketentuan.
4. Efektivitas pengawasan terhadap pengelolaan keuangan.
Pengertian Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan
kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai
dengan kedudukan dan kewenangannya, yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pertanggungjawaban. Tanggung Jawab
Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah
untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara
secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan secara efektif, efisien dan ekonomis
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara)
Pengelolaan Keuangan Negara
3 (Tiga) sisi pendekatan definisi Keuangan Negara
menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 yaitu:

1. Obyek
Semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan
kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan,
serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
Lanjutan
2. Subyek
Seluruh obyek yang dimiliki negara,
dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Perusahaan
Negara/Daerah, dan badan lain yang ada
kaitannya dengan keuangan negara

3. Tujuan
Seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan obyek,
mulai dari perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggungjawaban.
Syarat Kompetensi, Kode etik, dan Standar Audit
(PP 60 Tahun 2008 Pasal 51)

Pelaksanaan audit intern di lingkungan


Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat
yang mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan yang telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor

Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor


dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan
program sertifikasi yang diselenggarakan
oleh BPKP selaku pembina jabatan
fungsional auditor
Laporan Hasil Audit
Setelah melaksanakan tugas pengawasan,
aparat pengawasan intern pemerintah wajib
membuat laporan hasil pengawasan dan
menyampaikannya kepada pimpinan Instansi
Pemerintah yang diawasi (PP 60 Tahun 2008
Pasal 51)

Secara berkala, Inspektorat Jenderal


menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan
hasil pengawasan kepada menteri/pimpinan
lembaga dengan kewenangan dan tanggung
Penyelesaian Hasil Audit
(Lampiran PP 60 Tahun 2008)

1. Instansi Pemerintah sudah memiliki


mekanisme untuk meyakinkan
ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu
lainnya dengan segera

2. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap


terhadap temuan dan rekomendasi audit
dan reviu lainnya guna memperkuat
pengendalian intern.

3. Instansi Pemerintah menindaklanjuti temuan


KELEMAHAN UMUM DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
KELEMAHAN UMUM
DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

1. Kemampuan SDM pengelola keuangan


masih kurang memadai;
2. Penetapan anggaran dalam perencanaan
banyak tidak didasarkan pada analisis yang
kuat, programnya banyak yang mirip;
3. Rencana dan program penggunaan
anggaran dalam satu tahun belum dibuat;
4. Dalam membelanjakan anggaran sering
terjebak pada nominal yang sudah
ditetapkan dalam DIPA. Harga yg ada dlm
DIPA adalah harga tertinggi;
5. Penggelembungan/markup harga
pengadaan/ pengiriman barang dan jasa;
6. Pengadaan barang dan jasa fiktif atau tidak
sesuai dengan kontrak/spesifikasi;
7. Pajak pembelian/pengadaan kurang
mendapatkan perhatian, tidak dipotong;
8. Adanya kelebihan pembayaran gaji/honor,
biaya konsultan; uang Perjalanan Dinas;
9. Pelaksanaan pembelanjaan barang/jasa
dipecah-pecah dengan tujuan agar tidak
terkena lelang atau tidak terkena pajak;
10. BKU tidak dikerjakan sesuai dengan prinsip
akuntansi dan tidak dilengkapi dengan buku
11. Masih ada Satker yang belum
membuat laporan realisasi
penggunaan anggaran secara
berkala;
12. Pengeluaran anggaran tidak didukung
oleh bukti pengeluaran/kuitansi yang
sah;
13. Pemeriksaan kas oleh atasan
langsung bendaha-rawan belum
dilaksanakan minimal 3 bulan sekali;
14. Bukti pembayaran kuitansi tidak
dilengkapi dengan materai dan faktur;
26. Masih diketemukan sejumlah pengeluaran
keuangan yang belum disalurkan;
27. Proses penyusunan neraca akuntansi tidak
didukung rekonsiliasi antara unit akuntansi
barng dan unit akuntansi keuangan;
28. Masih ada Pejabat pembuat komitmen yang
merangkap sebagai panitia lelang;
29. Belum atau tidak dimilikinya peralatan
penyimpanan uang (brankas);
30. Pengarsipan dokumen tidak rapi dan
penga-manannya sangat kurang;
Standar pemeriksaan keuangan negara
SPKN ini ditetapkan dengan peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007.
Dengan demikian, sejak ditetapkannya Peraturan BPK ini dan dimuatnya dalam
Lembaran Negara, SPKN ini akan mengikat BPK maupun pihak lain yang
melaksanakan pemeriksaan keuangan negara untuk dan atas nama BPK. Inilah
tonggak sejarah dimulainya reformasi terhadap pemeriksaan yang dilakukan
BPK .
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, memuat persyaratan profesional
pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan
pemeriksaan yang profesional. Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan
pada Standar Pemeriksaan akan meningkatkan kredibilitas informasi yang
dilaporkan atau diperoleh dari entitas yang diperiksa melalui pengumpulan
dan pengujian bukti secara obyektif. Apabila pemeriksa melaksanakan
pemeriksaan dengan cara ini dan melaporkan hasilnya sesuai dengan
Standar Pemeriksaan maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapat
mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara serta pengambilan keputusan Penyelenggara Negara. Pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara juga merupakan salah
satu unsur penting dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik.
Tujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi
para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Vous aimerez peut-être aussi