Vous êtes sur la page 1sur 11

HUKUM PERTAMA

TERMODINAMIKA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Shoimah
2. Nandah Ayu.R.D
3. Laurenza Laraswati
4. Dessy Perwitasari
5. Erlina Nurlaili.M.
6. Dwi Kurniawati

Kelas :
Pendidikan Fisika A 2014
HUKUM PERTAMA

Kalor tidak lain adalah bentuk khusus dari


energi. Clausius (1857) memperkenalkan
konsep statistik dari kuadrat kecepatan rata-
rata dan penurunan hukum gas ideal dari teori
kinetik.
U (energi internal) adalah identik dengan
energi total E dari sistem yang dikenal dari
mekanika atau elektrodinamika
Perubahan energi internal untuk perubahan
yang tidak teratur (reversible atau irreversible)
dari keadaan yang diberikan oleh sejumlah
kerja (W) dan sejumlah kalor (Q) yang
ditukar dengan lingkungan. Dapat ditulis :
Hukum pertama :
dU= W + Q (2.1)
Energi internal memiliki sebuah diferensial yang tepat.
Misalnya, untuk proses kerja reversible memiliki Wrev=-p dV;
untuk proses ireversibel mungkin bahwa Wirr=0. Hal yang sama
berlaku untuk pertukaran panas: Qrev = CvdT hanya berlaku untuk
proses reversibel, sedangkan Persamaan (2.1) tersebut benar.

Terdapat banyak formulasi untuk hukum pertama


termodinamika, yang semua memiliki arti yang sama, yaitu bahwa
dalam keseimbangan energi dari pertukaran sistem kerja dan
menghasilkan perubahan total energi dari sistem
Contoh 2.12 : energi internal dan diferensial total

Sebagai contoh, kita menghitung energi internal pada gas


ideal. Pada bagian "teori kinetik gas ideal" telah kita ketahui
persamaan berikut

dimana (kin) adalah rata rata dari energi kinetik per partikel.
Energi internal dalam interpretasi statistik tidak lain adalah
energi total rata-rata dari sistem, yaitu dengan

(2.2)
Selain itu dalam menentukan spesifik kalor dari gas ideal. Jika
temperatur berubah dengan dT diperoleh

Di sisi lain Kerja ditukar dengan Lingkungan ( sekitarnya),


karena
Wrev=-p dV=0 V = const
Sama dengan nol (perubahan keadaan pada volume konstan
disebut isohorik) dapat dinyatakan
dU=Cv(T)dT (2.3)
Di sini telah menggunakan Cv (kapasitas kalor ) pada volume
konstan. Untuk gas cair, spesifik kalor adalah konstan
sehingga dapat persamaan yang telah ada dapat digabungkan,
menjadi

Jika total kapasitas kalor adalah sebanding dengan jumlah partikel


Cv=Ncv , dapat ditentukan
(2.4)
dimana cv adalah konstan spesifik kalor per partikel dari gas ideal.
dengan persamaan (2.2) sehingga diperoleh
atau
berturut turut . Dengan bantuan persamaan (2.3) dapat ditentukan
energi internal gas nyata dari spesifik kalor yang diukur. Secara
umumdapat diidentifikasi total kapasitas kalor pada volume
konstan dengan

Dari persamaan (2.3) selalu untuk V = const.


Contoh 2.2 : persamaan adiabatik untuk gas ideal
Hubungan antara suhu dan volume gas ideal jika tidak ada
pertukaran kalor dari sistem ke lingkungan disebut proses
adiabatik. Menurut hukum pertama: dengan Q = 0 dan Wrev=-p
dV. Hal itu berpegang pada :
d U = W rev = - p d V
Untuk proses adiabatik reversibel. Jika sistem dengan volume dV,
yaitu, jika usaha dilakukan pada sistem, kandungan energi dari
sistem meningkat dU = - p d V > 0 (d V < 0 ) .Dari persamaan 2.2
dapat diketahui bahwa untuk gas ideal cukup umum (untuk d V
0) itu menyatakan bahwa dU = Cv dT. Oleh karena itu diperoleh
hubungan antara dT dan dV untuk perubahan adiabatik dari
volume gas ideal:
Cv dT = - p d V
jika mensubtitusi hukum gas ideal untuk p(V,T) diperoleh

(2.5)
ketika Cv = konstan. Dapat diintegrasikan persamaan (2.5) dengan
pemisahan variabel dari keadaan awal (T0 , V0) hingga keadaan
akhir (T,V),

Jika disubtitusika CV = 3/2 Nk, dan mengatur ulang persyaratan


diperoleh:
(2.6)
misalnya untuk proses adiabatik reversibel, dapat ditulis

(2.7)
Persamaan (2.6) dan (2.7) adalah persamaan adiabatik gas ideal
sebagaimana telah disebutkan, hukum pertama
menyebutkan bahwa apakah ada perubahan
keadaan reversibel atau ireversibel :
(2.8)
dari contoh ekspansi isotermal suatu gas ideal
kita sudah belajar bahwa secara umum nilai
absolut dari Kerja yang dilakukan lebih besar
untuk proses reversibel daripada proses
ireversibel. analog, Kerja yang diperlukan untuk
proses ireversibel (kompresi) selalu lebih besar
daripada untuk proses reversibel. Secara umum
dengan mempertimbangkan tanda, bahwa
(2.9)
dalam proses ireversibel nilai absolut dari
(negatif) limbah panas terpancar selalu lebih
besar dari proses reversibel dan lebih sedikit
panas yang diperlukan:
Mengikuti dari persamaan (2.8), karena
Contoh 1.3 mengilustrasikan
keabsahan hubungan ini. dengan kata lain,
untuk proses reversibel membutuhkan
setidaknya kerja atau hasil dari sebagian besar
kerja.

Vous aimerez peut-être aussi