Vous êtes sur la page 1sur 20

ANTENATAL COUNSELLING AS A TOOL TO INCREASE

ACCEPTABILITY OF POSTPARTUM INTRAUTERINE


CONTRACEPTIVE DEVICE INSERTION IN A
TERTIARY CARE HOSPITAL
O L EH:
M TATA S U H ARTA
P E M B I MB I N G:
D R . D R . H H E R I YA DI M A N A N, S P OG. K

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Latar belakang
Peningkatan penggunaan kontrasepsi selama periode postpartum secara substansial seharusnya
dapat mengurangi tingkat kematian ibu dan bayi dengan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan, serta jarak kehamilan baru untuk setidaknya dua tahun setelah
kelahiran sebelumnya. Penyisipan Postpartum Intrauterine Contraceptive Device (PPIUCD) adalah
komponen perencanaan keluarga setelah melahirkan dan dapat digunakan untuk menjarakkan
kehamilan.
1. Konseling tentang metode jarak dapat memakan waktu dan penyedia harus bekerja melawan
mitos dan kesalahpahaman tentang penggunaan KB yang lazim di masyarakat. Dalam sebuah
penelitian bahkan di daerah intervensi, mayoritas perempuan melaporkan kondom sebagai
metode kontrasepsi postpartum mereka. Kurangnya kekuasaan untuk pengambilan keputusan
tentang penggunaan kontrasepsi di kalangan perempuan juga masih menjadi kendala.
Peningkatan komunikasi interpersonal dalam fasilitas kesehatan pada saat itu, yaitu ANC
check-up mungkin merupakan pendekatan yang ideal untuk mendorong perempuan untuk
menggunakan kontrasepsi PPIUCD.

2. Pelayanan ANC memungkinkan beberapa peluang untuk mengatasi masalah wanita dan
menjawab pertanyaannya. Hal tersebut juga memungkinkan untuk mendiskusikan dengan
suami atau anggota keluarga lainnya yang dianggap menjadi bagian penting dari proses
konseling di India.
Subjek dan metode penelitian
penelitian kohort prospektif observasional
Departemen Obstetri & Ginekologi, Santosh Medical College Hospital, Santosh University,
Ghaziabad, U.P. antara Januari 2014 hingga Juni 2015 setelah mendapatkan persetujuan dari
komite etik. Setelah informed consent, wanita-wanita yang memenuhi kriteria inklusi akan
dilibatkan dalam penelitian.
Kriteria inklusi
1. Wanita hamil yang datang untuk antenatal check-up di Santosh Medical College Hospital dan
memenuhi syarat untuk penyisipan PPIUCD.
2. Wanita yang tidak menerima konseling selama periode antenatal di Santosh Medical College
Hospital dan memenuhi semua kriteria kelayakan untuk penyisipan postpartum IUCD.
Kriteria eklusi
1. Korioamnionitis atau sepsis nifas.
2. Pecah ketuban berkepanjanan > 18 jam
3. Trauma genital yang luas.
4. PPH yang belum terselesaikan
5. Kelainan rahim
6. Penyakit inflamasi panggul
7. Penyakit trofoblas ganas atau jinak
8. HIV / AIDS
Karakteristik demografi dari kedua kelompok
adalah sama. Sekitar 46% wanita dari kedua
kelompok yang menyetujui untuk dilakukan
penyisipan PPIUCD, membuat keputusan atas
keinginan mereka sendiri untuk menggunakan
PPIUCD dan 24,3% lebih memutuskan setelah
berkonsultasi anggota keluarga mereka.
Penyisipan PPIUCD pada wanita yang menerima
konseling kontrasepsi dalam periode antenatal
adalah 43,9% dibandingkan dengan perempuan
yang dikonseling dalam periode postpartum
yang 23,4% saja dan data didapatkan signifikan
(p <0,001).
Diskusi
Dalam penelitian ini antara 264 pasangan yang dilakukan konseling dalam periode antenatal 116
(43,9%) pasangan yang menyetuji penyisipan PPIUCD. Di antara 154 perempuan yang tidak
dilakukan konseling antenatal, yaitu pasangan yang dikonseling postpartum hanya 36 (23,4%)
wanita yang menyetuji untuk dilakukan penyisipan PPIUCD. Penyisipan PPIUCD secara signifikan
tinggi pada wanita yang menerima konseling selama periode antenatal dibandingkan dengan
wanita yang dikonseling pada periode postnatal (p <0,001).
Kesimpulan
Studi kami menemukan bahwa didapatkan penerimaan dan penyisipan IUD lebih tinggi pada
wanita yang mendapatkan konseling antenatal dibandingkan dengan wanita yang menerima
konseling postpartum. Oleh karena itu, disarankan agar konseling untuk PPIUCD harus mulai
pada periode antenatal di fasilitas khusus.
Penilaian VIA (Validity, Importancy, Applicability)

Study Validity
Research questions
Is the research question well-defined that can be answered using this study design?
Ya. Metode penelitian dengan studi cohort dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.
Does the author use appropriate methods to answer their question?
Ya. Metode yang digunakan penulis adalah kohort prospektif, metode ini tepat digunakan
sehingga dapat menjawab tujuan penelitian.
Is the data collected in accordance with the purpose of the research?
Ya. Data yang diambil dari Santosh Medical College Hospital sesuai dengan tujuan penelitian.
Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and researchers?
Tidak. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara randomisasi, tetapi
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Interventions and co-interventions
Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by others? Other
than intervention, were the two groups cared for in similar way of treatment?
Penelitian ini hanya mengambil data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi tanpa dilakukan
intervensi. Peneliti tidak memberikan perlakuan khusus kepada kedua kelompok.
Importance
Is this study important?
Ya. Penelitian ini penting karena melalui penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa dengan
melakukan konseling seputar penggunaan alat kontrasepsi pada saat ANC dapat meningkatkan
angka pemakaian PPIUCD, jika kita bandingkan dengan konseling saat postpartum. Hal tersebut
penting dan dapat menjadi sorotan utama terutama bagi negara dengan angka kematian ibu
yang masih tinggi. Pemakaian alat kontrasepsi sebagai salah satu jalan membangun keluarga
kecil berkualitas, yang sejahtera, sehat, maju, dengan jumlah anak yang ideal dan mendapatkan
kehamilan yang diinginkan.
Applicability
Are your patient so different from these studied that the results may not apply to them?
Ya, dari penelitian ini terdapat beberapa persamaan yang bisa diterapkan di Indonesia, salah
satunya baik Indonesia maupun India merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk
yang banyak, sehingga keluarga berencana menjadi salah satu program yang harus benar-benar
diwujudkan di masyarakat guna membangun keluarga berkualitas. Melalui penelitian ini, dapat
menjadi salah satu langkah untuk memulai diadakan konseling alat kontrasepsi saat antenatal
care, sehingga dapat meningkatkan angka pemakaian PPIUCD. Tetapi alangkah baiknya juga
diadakan penelitian di Indonesia dengan tema yang sama, guna mengetahui apakah juga
didapatkan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya.
Tetapi, juga perlu diadakan penelitian di Indonesia, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari
beberapa provinsi dengan masing-masing daerahnya mempunyai adat istiadat dan tradisi yang
berbeda, sehingga setiap masyarakat yang tinggal didaerah tertentu mempunyai pola pikir yang
tidak sama.
Is your environment so different from the one in the study that the methods could not be use
there?
Tidak, metode pengumpulan data dan cara menganalisis data pada penelitian ini dapat
digunakan di Indonesia.

Kesimpulan: Jurnal ini valid, penting, dan dapat diterapkan sehingga jurnal ini dapat digunakan
sebagai referensi.
THANK YOU

Vous aimerez peut-être aussi