Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KULIT
Dermis
80% protein
Tebal 3-5 mm
Pemasok nutrisi epidermis
Terdiri atas 2 bagian (papiler jaringan kendor dan lapisan letikuler)
Hipodermis
Mengandung kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat
Perkutan
k.T (persamaan 9)
D =
6.r
k' = tetapan Boltzman
T = suhu mutlak
r = jari jari molekul yang berdifusi
= kekentalan lingkungan
Tabel 1 : Gambaran Skematik berbagai tahapan difusi zat aktif kedalam lapisan kulit
Pelarutan zat aktif
Cs (persamaan 10)
Cp =
Ce
Cs dan Ce adalah konsentrasi molekul dalam pelarut organik dan dalam air.
2. PEMILIHAN PEMBAWA (VEHICLE)
Kelarutan dan keadaan termodinamika
Pada sebagian besar zat aktif, intensitas penyimpannya dibatasi oleh permeabilitas kulit; jadi
diharapkan senyawa yang dioleskan pada kulit mempunyai aktivitas termodinamika yang besar agar
jumlah yang diserap dapat maksimal.
Surfaktan dan emulsi
Kerja surfaktan terhadap peningkatan penembusan sering menyebabkan iritasi yang diikuti dengan
kerusakan sawar kulit. Selain itu, dinyatakan juga bahwa permeabilitas epidermis akan meningkat bila
kontak dengan surfaktan anionik dan kationik berlangsung lebih lama
Bahan peningkat penembusan zat aktif
Istilah peningkat (enhancher) penembusan (penetrasi), dipakai untuk bahan yang mempunyai efek
langsung terhadap permeabilitas dari sawar (barrier) kulit. Sejumlah bahan dapat meningkatkan
penyerapan senyawa yang terlarut di dalamnya, terutama pelarut aprotik misalnya dimetil-sulfoksida
(DMSO), dimetilasetamida (DMA) dan dimetilformamida (DMF).
Ionoforesis
Saat ini penyerapan perkutan senyawa kimia terdisosiasi dapat ditingkatkan secara ionoforesis, artinya
dengan pengaliran listrik terus menerus melintasi kulit yang diolesi. Seperti diketahui kulit mengandung
air dalam jumlah sedikit, sehingga kulit dapat dianggap sebagai kapasitor. Aliran yang dipakai cukup
lemah, antara 0,5 - 1 mA/cm2 agar tidak terjadi kerusakan kulit.
KRITERIA OBAT SEDIAAN PERKUTAN