Vous êtes sur la page 1sur 16

KONSEP TEORI

CHIKUNGUNYA BERASAL DARI BAHASA SWAHILI, DAERAH


TANZANIA AFRIKA, DITEMUKAN PERTAMA KALI TAHUN1952
YANG ARTINYA: POSISI TUBUH MELIUK ATAU MELENGKUNG.

PENYAKIT INI DIBAHAS UNTUK PERTAMA KALI OLEH MARION


DAN WHR LUMSDEN PADA TAHUN 1955

SERING DISEBUT SEBAGAI FLU TULANG

DIBAWA OLEH VEKTOR YANG SAMA DENGAN DEMAM


BERDARAH YAITU NYAMUK AEDES AGEPTY, NAMUN DEMIKIAN
JUGA BISA DIBAWA OLEH NYAMUK AEDES AFRIKANUS, CULEX
FATIGANS DAN CULEX TRITAEIONRRHYNCHUS
EPIDEMIOLOGI
Sejarah: Penyakit ini ditemukan pertama kali
ditemukan di afrika barat pada tahun 1952
hingga 1953, sejurus kemudian epidemik
berlaku di Philippina tahun 1954, 1956 dan
1968, Thailand, Kamboja, Vietna, India,
Myanmar, Srilanka dan mulai ditemukan di
Indonesia tahun 1973
Di Indonesia pertama kali dilaporkan di
Samarinda, Martapura, Ternate dan Yogyakarta,
selanjutnya diikuti daerah lain.
Jumlah kasus chikungunya ini tahun2001
sampai februari 2003 mencapai 9138
tanpa kematian
Sejak tahun 2003 terdapat beberapa
wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik
terutama Madagaskar, Comoros,
Mauritius, dan La Reunion dengan jumlah
meningkat terlihat selepas bencana
tsunami pada desember 2004.
PENULARAN
Seperti halnya demam berdarah, penularan
dilakukan oleh nyamuk penular yg menggigit
penderita, kemudian nyamuk tersebut menggigit
orang lain/ penderita lain.
Seseorang yang telah dijangkiti ini tidak dapat
menularkan penyakitnya kepada orang lain
secara langsung
Masa inkubasi 1 7 hari
Sering dalam waktu 2 4 hari
Manifestasi klinis berlangsung 3 10 hari
MORFOLOGI
Virus chikungunya termasuk kelompok virus
RNA yang mempunyai selubung, merupakan
salah satu anggota grup A dari arbovirus, yaitu
alphavirus dari family Togaviridae.
Dengan bantuan mikroskop elektron virus ini
dengan permukaan sferis kasar dengan bentuk
poligonal dengan diameter 40n 45 nanometer
dengan inti berdiameter 25 30 nm2.
MANIFESTASI KLINIS
Demam timbul mendadak, disertai menggigil, muka
kemerahan, panas tinggi selama 2 4 hari, kemudian
kembali normal
Sakit persendian terutama lutut, pergelangan kaki dan
tangan serta tulang belakang
Nyeri otot pada seluruh otot atau bagian kepala dan
daerah bahu, kadang bengkak pada otot sekitar mata
kaki
Bercak kemerahan lokasi biasanya di muka, badan,
tangan dan kaki
Sakit kepala,pembesaran kelenjar getah bening
Pada kasus yang gawat terjadi kejang dan penurunan
kesadaran
Gejala2 lain yang muncul pada bayi
dan anak kecil:
Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam
kemerahan dalam bentuk papel papel
(maculopapular) seperti biduran
Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta
pergelangan lutut.
Demam tinggi disertai muntah, menggigil, sakit
kepala, sakit perut serta bintik merah pada kulit
seperti pada penderita DBD
Mimisan bisa terjadi pada pasien anak
Umumnya pada anak hanya berlangsung
selama tiga hari.
PENGOBATAN
Tidak ada vaksin khusus maupun obat
khusus untuk chikungunya.
Pengobatan diarahkan hanya untuk
mengobati gejala yang muncul
Obat obatan yang sering digunakan:
paracetamol, antalgin, natrium diklofenak
dan piroksikam atau ibuprofen
PENCEGAHAN
Menguras bak mandi, paling tidak seminggu
sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang
biak dari telur sampai dewasa dalam kurun
waktu 7-10 hari.
Menutup tempat penyimpanan air
Mengubur sampah
Menaburkan larvasida/ abatisasi
Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan/ fogging dengan golongan malation
Pemakaian anti nyamuk
Pemasangan kawat kasa di rumah.
DESAIN PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI CHIKUNGUNYA
Desain epidemiologi yang digunakan dalam penyelidikan
kasus chikungunya adalah epidemiologi deskriptif.
Epidemiologi deskriptif adalah study yang ditunjukan
untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi
penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang,
tempat, dan waktu.
Dalam penyelidikan kasus chikungunya yang
menggunakan desain deskriptif, mencari frekuensi
distributif/ distribusi penyakit berdasarkan variabel
Orang , Waktu, dan Tempat.
a. Variabel Orang.
Variabel ini di gunakan untuk mengidentifikasi seseorang terdapat
variabel yang tidak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya di pilih
variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan
ciri seseorang. Secara umum variabel penting yang akan dibahas
adalah umur, jenis kelamin, dan suku bangsa.

b. Variabel Waktu.
Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus di perhatikan
saat melakukan analisis morbiditas dalam study epidemiologi, karena
pencatatan dan laporan insidensi dan prevalensi penyakit, selalu di
dasarkan pada waktu, apakah mingguan, bulanan, atau tahunan.
Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam
epidemiologi karena di dasarkan pada kejadian yang nyata, dan
bukan berdasarkan perkiraan atau estimasi. Mempelajari morbiditas,
berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antara
waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain.
c. Variabel Tempat.
Variabel tempat merupakan salah satu variabel
penting dalam epidemiologi deskriptif,
pengetahuan tentang tempat atau lokasi
kejadian luar biasa atau lokasi penyakit-penyakit
endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan
penelitian, dan mengetahui sebaran berbagai
penyakit di suatu wilayah. Batas suatu wilayah
dapat ditentukan berdasarkan :
1. Geografis, yang ditentukan berdasarkan
alamiah, administratif atau fisik, institusi dan
instansi.
2. Batas institusi, dapat berupa industri, sekolah,
atau kantor, dan lainnya sesuai dengan
timbulnya masalah kesehatan.
Contoh kasus:
Seorang perawat sedang mengadakan penyelidikan tentang kasus
chingkungunya yang sedang terjadi di daerah binaannya, dari hasil survey
terdapat 5 orang yang memiliki gejala sama seperti chikungunya.
Data yang diperoleh sebagai berikut :
Tn. A , 40 thn, petani,Jenis kelamin : laki-laki, keluhan : - Demam- Nyeri
sendi pada pergelangan- Timbul bercak kemerahan.
Ny. S , 35 thn, ibu rumah tangga, jenis kelamin : perempuan.Keluhan -
Demam tinggi- Muka kemerahan- Menggigil.
An. B , 10 thn, pelajarJenis kelamin : laki-lakiKeluhan : - Demam tinggi-
Kejang- Tidak bisa menggerakan pergelangan kaki.
Tn. D , 70 thn, petaniJenis kelamin : laki-lakiKeluhan : - Nyeri pada tulang
belakang- Sakit kepala- Nyeri otot- Demam
Nn. N , 25 thn, KaryawatiJenis kelamin : perempuanKeluhan : - Demam-
Bercak kemerahan pada muka- Perdarahan gusi
Terjadi saat musim hujan dalam suatu waktu .Di sebelah rumah Tn. A,
terdapat empang.Lingkungan sekitar rumah tampak kotor, dan terdapat
kolam yang sudah tidak terpakai. Jarak rumah Ny. S dengan Tn. A 150 m.
Jarak rumah An. B 200 meter dari rumah Ny. S.
Rumah Tn. D tidak jauh dari TPS, 200 meter.
Lingkungan sekitar tempat bekerja Nn. N tidak terjaga kebersihannya. Jarak
dengan TPS 200 meter.
Orang Waktu Tempat
1. Tn. A, 40 th petani, Terjadi pada saat musim Di sebelah rumah Tn. A
Laki2 hujan terdapat
keluhan:demam, empang,lingkungan
nyeri sendi pada sekitar rumah tampak
pergelangan kotor, terdapat kolam
yang sudah tidak
terpakai

2. Ny. S, 35 tahun, Jarak rumah Ny. S


IRT,perempuan dengan Tn. A 150
keluhan:demam meter
tinggi, muka
kemerahan,
menggigil

3. An. B, 10 tahun, Jarak rumah An. B


pelajar, laki2 dengan Ny. S 200
keluhan: demam tinggi, meter
kejang dan tidak bisa
menggerakkan
pergelangan kaki
Orang Waktu Tempat
4. Tn. D 70 tahun, Rumah Tn. D tidak jauh
petani, laki2 dari TPS 100 meter
keluhan: nyeri
pada tulang
belakang, sakit
kepala,nyeri otot
dan demam

5. Nn. N, 25 tahun, Lingkungan sekitar


karyawati, wanita tempat bekerja tidak
keluhan: demam, terjaga, dekat dengan
TPS, 200 meter
bercak kemerahan
pada muka,
perdarahan gusi

Vous aimerez peut-être aussi