Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
indro-juni-2009 KFA 1
Tahapan analisa sampel :
1. Memisahkan senyawa aktif dari campuran matriknya
(maserasi, ekstraksi, destilasi)
2. Pemurnian (cleaning)
3. Identifikasi Senyawa aktif:
a. Reaksi Warna (spot test) dan reaksi pengendapan
b. Pembentukan kristal spesifik (dilihat di mikroskop)
c. Spektroskopi
d. Kromatografi (HPLC, GC, GC-MS)
4. Penetapan Kadar :
a. Uji kesesuaian sistem
b. Pengukuran/penentuan absorpsi pada lambda maksimal
c. Pembuatan kurva baku
d. Pembuatan dan pengukuran sampel simulasi
e. Pengukuran perolehan kembali (% Recovery)
f. Pengukuran sampel
indro-juni-2009 KFA 2
BAHAN BAKU FARMASI
PROSES PEMISAHAN
JAMU
OBAT PALSU
indro-juni-2009 KFA NARKOBA 3
NARKOBA
PROSES PEMISAHAN SAMPEL YANG DIPERIKSA
Bahan baku obat yang jelas identitasnya, tidak dilakukan
proses pemisahan mengikuti metode Farmakope.
Sediaan obat yang jelas identitasnya, diekstraksi
menggunakan pelarut yang sesuai untuk melarutkan senyawa
yang diperiksa, tanpa melarutkan matriks yang mengganggu.
Sediaan obat palsu yang tidak jelas identitasnya,
diekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
Sampel yang berasal dari tanaman obat yang jelas
identitasnya, dilakukan preparasi bertingkat, mengikuti
prosedur baku analisa fito kimia.
Sediaan jamu yang tidak jelas identitasnya, dilakukan
ekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
Sampel Narkoba yang tidak jelas identitasnya, dilakukan
ekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
indro-juni-2009 KFA 4
Bahan baku/Sediaan Obat Jelas Identitasnya :
Bahan tersebut ada Pemilik/Penanggung jawabnya
Wadah dalam keadaan tertutup (tidak rusak)
Ada etiket/label yang menunjukkan nama senyawa tersebut
Ada nomor batch/kode produksi
Nama produsen tertera dalam etiket
Ada Certificate Analysis (CA) dari produsen
indro-juni-2009 KFA 5
PROSES PEMISAHAN CARA STAS OTTO
Jika senyawa atau sediaan farmasi dalam bentuk campuran
atau dalam campuran matriks, harus dilakukan langkah-
langkah pemisahan dan pemurnian terlebih dahulu
sebelum dilakukan proses identifikasi.
Proses pemisahan yang paling umum dilakukan adalah proses
ekstraksi. Kelarutan setiap senyawa terhadap pelarut
tertentu tergantung dari sifat-sifat kimia masing-masing zat
dan afinitasnya terhadap pelarut tersebut pada kondisi
tertentu.
Untuk memisahkan senyawa obat, sudah sejak lama
dikembangkan berbagai macam metoda, diantaranya cara
Stas-Otto yang disederhanakan. Dengan metode tersebut
dapat dipisahkan lebih dari 100 macam campuran senyawa
obat.
indro-juni-2009 KFA 6
Cara analisisnya berdasarkan prinsip :
(1) Pembagian senyawa ke dalam fase air dan fase pelarut
organik yang tidak tercampur dengan air.
Pada sebagian besar obat (khususnya yang berbentuk
padat), pemisahan dengan cara membedakan ke dalam
fase air dan fase pelarut organik saja masih kurang
memuaskan, sehingga dilakukan prinsip yang kedua, yaitu
:
(2) Pembentukan ataupun penguraian garam.
Prinsip ini menyangkut perbedaan kelarutan, yaitu bahwa
garam lebih bersifat hidrofil, sedangkan bentuk asam atau
basanya lebih bersifat lipofil.
Kebasaan ataupun kesaman larutan serta bermacam-
macam (keragaman) sufat pelarut (lipofil atau kuirang
lipofil) memungkinkan pemishan lebih lanjut.
indro-juni-2009 KFA 7
PROSES PEMISAHAN CARA STAS OTTO
Contoh senyawa pada setiap fraksi
Fraksi IA Asam karbonat, fenol, zat netral
Fase Eter (suasana asam) Glutemid, propilfenazon, tolbutamid, pentobarbital,
warfarin, asam salisilat, parasetamol, dietilbestrol,
barbital, fenobarbital, nitrazepam.
indro-juni-2009 KFA 8
PROSES PEMISAHAN CARA STAS OTTO
Contoh senyawa pada setiap fraksi
Fraksi III Berbagai senyawa basa
Ekstrak Eter (suasana basa) Efedrin, kodein, kinidin, etilmorfin, atropin, strihnin
indro-juni-2009 KFA 9
PREPARASI
1. SAMPEL DIHOMOGENKAN 2. DITIMBANG SEKSAMA
indro-juni-2009 KFA 10
3. DILAKUKAN PROSES EKSTRAKSI/PEMISAHAN
indro-juni-2009 KFA 11
4. PEMISAHAN FASA
Filter absolut
indro-juni-2009 KFA 12
5. PROSES PEMURNIAN (CLEANING)
indro-juni-2009 KFA 13
5. MEMBUAT VARIASI KONSENTRASI /
PENGENCERAN
PEMIPETAN DAN VARIASI KONSENTRASI
PENGENCERAN
indro-juni-2009 KFA 14
6. PENYARINGAN ULANG
indro-juni-2009 KFA 15
6. PROSES IDENTIFIKASI
indro-juni-2009 KFA 16
6. PROSES IDENTIFIKASI
C. SPEKTROFOTOMETRI D. KROMATOGRAFI
indro-juni-2009 KFA 17
6. PROSES PENGUKURAN KADAR
A. SPEKTROFOTOMETRI B. KROMATOGRAFI
indro-juni-2009 KFA 18
FILTER
Pada Dasarnya filtrasi adalah suatu proses
separasi/pemisahan secara fisikalis/mekanis terhadap zat
dalam fasa yang berbeda. Dibutuhkan energi seperti
tekanan atau vakum (tekanan yang berbeda).
indro-juni-2009 KFA 20
FNA
Retensi partikel
melalui:
Saringan
adsorsi
Penjebakkan
high
secara fisik
pressure
Fibers
indro-juni-2009 KFA Particles 21
Terminologi Filter Absolut
hydrophilic Filter absolut:
"water-loving" Filter yang mudah dibasahi
dengan air.
hydrophobic Filter absolut:
"water-repellent" - Filter yang kedap air
indro-juni-2009 KFA 22
Hydrophilik/Hydrophobik
Hydrophilik:
Dapat dibasahi dengan air.
aqueous Jenis filter ini dapat digunakan untuk media air.
Hydrophobik:
Kedap air, dan tidak dapat dibasahi dengan air,
aqueous kecuali larutan seperti alkohol (contoh PTFE dengan
tegangan permukaan 28 dyn/cm).
Air Jenis filter ini bukan untuk air melainkan untuk gas.
Hal ini penting untuk menghindari penetrasi atau
pertumbuhan mikroba melalui filter.
indro-juni-2009 KFA 23
Pori - Pori Membrane
Ukuran pori yang sering dipakai
Ukuran pori Pemakaian yang Tipikal
indro-juni-2009 KFA 24
Disk Filter
Discs
indro-juni-2009 KFA 25
SPEKTROFOTOMETER
SINGLE BEAM DOUBLE BEAM
indro-juni-2009 KFA 26
indro-juni-2009 KFA 27
SINGLE BEAM
KUVET
AMPLIFIER
indro-juni-2009 KFA 28
DOUBLE BEAM
KUVET
REFERENCE
MONOKROMATOR
AMPLIFIER
SUMBER
CAHAYA DETEKTOR
DISPLAY
KUVET KOMPARTEMEN
SAMPEL SAMPEL
indro-juni-2009 KFA 29
Spektrum Kafein
indro-juni-2009 KFA 30
KURVA KALIBRASI
Abs = m*Concentration + K0
Absorbance
Slope m = e l
indro-juni-2009 KFA 31
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
indro-juni-2009 KFA 32
BAGIAN DARI SISTEM HPLC
detektor
kolom
injektor
pompa oven
Wadah
solven
indro-juni-2009 KFA 33
SISTEM ELUSI ISOKRATIK
kolom
Solven tunggal
indro-juni-2009 KFA 34
SISTEM GRADIEN
LOW-PRESSURE
low pressure
gradient valve detektor
kolom
injektor
pompa oven
Satu pompa mengontrol
4 reservoir; pencampuran
terjadi sebelum pompa.
data
processor
indro-juni-2009 KFA 35
SISTEM GRADIEN
HIGH-PRESSURE
pompa
mixer
kolom detektor
pompa oven
injektor
data
processor
pompa
indro-juni-2009 KFA 36
BAGAIMANA PEMISAHAN TERJADI
DALAM KROMATOGRAFI
Interaksi
hidrofobik Solven polar
Non-polar
indro-juni-2009 KFA 41
Fase Normal vs Terbalik
indro-juni-2009 KFA 42
HPLC Analytical Columns
1. Packed with various
particles.
2. Are often
unidirectional.
3. Are often preceded
by a preparative or
guard column.
4. Usually have 3-5
mm diameter but of
micro-columns or
capillary columns
ranges from 3 m to
200 m.
indro-juni-2009 KFA 43
DETEKTOR HPLC
indro-juni-2009 KFA 44
Chromatogram Animation
Column
indro-juni-2009 KFA 45
Typical Chromatograph
indro-juni-2009 KFA 46
KROMATOGRAM DAN GUNANYA
1. Kualitatif
waktu retensi selalu konstan dalam setiap
kondisi kromatografi yang sama.
dapat digunakan untuk identifikasi.
2. Kuantitatif
luas puncak proporsional dengan jumlah
sampel yang diinjesikan dan dapat digunakan
untuk menghitung konsentrasi
indro-juni-2009 KFA 47
KROMATOGRAM DAN GUNANYA
3. Kromatogram dapat digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi pemisahan dan kinerja kolom :
indro-juni-2009 KFA 48
TAMPILAN LAYAR HPLC
indro-juni-2009 KFA 49
SISTEM PENGOLAHAN DATA
indro-juni-2009 KFA 50