Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSES PARU
atas (>>>anaerob, normal aspirasi teratasi oleh mekanisme siliari, batuk, makrofag
alveolar) teraspirasi kedalam paru paru kanan (bronkus utama kanan lebih lurus
Abses karena aspirasi dimulai dari suatu infeksi lokal bronkus bronkiolus pembuluh
Penyebaran secara hematogen (septikemi atau sebagai fenomena septik emboli, sekunder
dari fokus infeksi bagian lain tubuh seperti tricuspid valve endocarditis) biasanya
Sebab-sebab iatrogenik.
Imunosupresi.
Kanker paru.
Infeksi saluran nafas atas dan bawah yang belum teratasi. Pasien HIV yang terkena abses
paru umumnya dengan kadar CD4<50/mm3 kebanyakan didahului oleh infeksi paru.
ETIOLOGI
Bakteri anaerob (89% penyebab abses paru) biasanya akibat pneumonia
aspirasiBacteriodes melaninogenus, Bacteriodes fragilis, Peptostreptococcus
species, Bacillus intermedius, Fusobacterium nucleatum, Microaerophilic
streptococcus.
napas bronkial. Bila abses luas dan letaknya dekat dinding dada
kadang terdengar suara amforik, ronki.
Bila abses paru letaknya dekat pleura dan pecah akan terjadi empiema
Jari tabuh.
DIAGNOSTIK
Laboratorium Radiologi
Gambaran
histopatologik abses
paru terdapat
supurasi yang
dikelilingi oleh
jaringan parut
fibrosa dan infiltrasi
sel mononukleus
(limfosit, sel plasma,
makrofag)
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama pengobatan eradikasi secepatnya patogen penyebab, drainase yang
Drainase postural & pemberian antibiotik. Drainase spontan terjadi melalui cabang
Antibiotik diberikan sampai terjadi resolusi dan kavitasnya hilang, tinggal lesi kecil dan
stabil dalam waktu 2-3 minggu. Resolusi sempurna 6-10 minggu dengan antibiotik oral
pasien rawat jalan. Pemberian antibiotik yang kurang dari waktu inikekambuhan,
resisten antibiotik.
abses yang tidak mengalam drainase yang adekuat, dapat diberikannya larutan
antibiotik melewati bronkus langsung ke lokasi abses.
pneumoektomi.
Table. Antibiotics in Lung Absces
Anaerobic organisms
First choice : Clindamycin (600mg/day q6h IV for 8 days)
Alternative : Penicillin G (high dose 12-18 millions unit perday IV) combine with
metronidazole (2 g/day IV in 4 divided dose or load 15 mg/kg over 1 hour & main
7,5 mg/k over 1 hour qid)
Oral therapy : Clindamycin (300mg/day qid), Metronidazole (500 mg/day tid),
Amoxicillin (500 mg qid)
Nocardial organisms
First choices include trimethroprim/sulfametoxazole and tetracycline
Drainase postural
Posisi berbaring
miring dengan paru
yang terkena abses
berada di atas supaya
gravitasi drainase
lebih baik.
KOMPLIKASI
Abses paru yang drainasenya kurang baik, bisa mengalami
ruptur ke segmen lain, apabila ruptur ke rongga
pleuraempiema.
Komplikasi sering lainnyaabses otak, hemoptisis masif,
ruptur pleura viseralis dan bronkopleura.
Abses paru kronik (resisten dgn pengobatan 6 minggu),
menyebabkan kerusakan paru permanenmenyisakan
suatu bronkiektasis, kor pulmonal dan amiloidosis.
Abses paru kronik juga dapat mengakibatkan anemia,
malnutrisi, kakesia, gangguan cairan dan elektrolit serta
gagal jantung terutama pada manula.
PROGNOSIS
Bergantung pada KU pasien, letak abses serta luasnya
kerusakan paru yang terjadi, dan respons pengobatan yang
diberikan.
Bila tidak terlambat ditangani prognosisnya baik, > 90%
sembuh dengan manajemen medis saja, kecuali disebabkan oleh
obstruksi bronkial sekunder, karsinoma.
Penderita dengan beberapa faktor predisposisi mempunyai
prognosis yang lebih jelek, yaitu kavitas besar >6 cm, penyakit
dasar yang berat, immunocompromised, umur sangat tua,
empiema, nekrosis paru progresif, lesi obstruktif, abses
disebabkan bakteri aerobik (S.aureus dan basil gram negatif),
abses yang belum dapat pengobatan dalam jangka waktu yang
lama.
Angka mortalitas bisa mencapai 75% dan bila sembuh angka
kekambuhannya tinggi.