Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
( ADRs )
Pendahuluan
Sebagian besar obat mempunyai beberapa efek, tetapi
biasanya hanya satu efek yang bersifat sebagai
therapeutic effect yang dipergunakan sebagai
pengobatan penyakit.
Efek lain yang timbul selain therapeutic effect dapat
bersifat merugikan dapat pula tidak side effect
Ketika pasien membeli obat untuk membantu masalah
kesulitan tidur, drowsiness merupakan efek
therapeutic dari antihistamin, tetapi jika pasien
membeli obat allergy yang mengandung antihistamin
maka drowsiness merupakan efek samping.
Definisi
WHO mendefinisikan Adverse drug
reaction is a response to a drug that is
noxious and unintended and occurs at doses
normally used in man for the prophylaxis,
diagnosis or therapy of disease, or for
modification of physiological function
Noxious : injurious, hurtful, harmful.
Definisi ini tidak termasuk ADR yang
ditimbulkan karena kesalahan penggunaan
obat ( medication error )
Siapa Yang Wajib Melaporkan ?
dokter,
dokter spesialis
dokter gigi,
apoteker
bidan
perawat
tenaga kesehatan lain.
Sebagian besar efek samping bersifat lemah, dan
dapat segera hilang jika obat dihentikan atau dosis
diubah.
Tetapi ada beberapa yang menyebabkan kerusakan
jaringan yang bersifat permanen, bersifat serius,
hilangnya lama dan bahkan menyebabkan kematian.
Gangguan pencernaan merupakan ADR yang paling
sering terjadi mengingat sebagian besar penggunaan
obat secara po.
Pada geriatri jaringan otak paling sering terkena
drowsiness & confusion.
Penggolongan ADR
Berdasar Penyebabnya :
Type A : Augmented Pharmacologic effect
dose related & predictable
Type B : Bizarre ( idiosyncratic ) non dose
related & unpredictable.
Type C : Chronic effects
Type D : Delayed effects
Type E : End of treatment effect
Failure therapy
Berdasarkan tingkat keparahan :
Menyebabkan kematian
Mengancam jiwa
Hospitalization
Kecacatan yang bersifat persistent
Membutuhkan intervensi untuk mencegah
kerusakan jaringan yang permanen.
Berdasarkan lokasi kejadian :
Bersifat lokal jika kejadian efek samping
tersebut terbatas pada lokasi tertentu.
Sistemik meskipun obat dipakai secara
lokal, kemungkinan dapat menyebabkan efek
sistemik.
Berdasarkan mekanismenya :
Faktor Genetik : metabolisme yang abnormal
pada fase I dan fase II disebabkan karena faktor
genetik Farmakogenomik
Comorbid disease ( penyakit penyerta ) :
biasanya berupa penurunan fungsi ginjal dan
hepar, menyebabkan perubahan metabolisme.
Interaksi dengan obat lain ( drugs interaction ) :
biasanya pada penggunaan obat bersama-sama
(polypharmacy). Interaksi dapat terjadi berupa
interaksi obat-obat ataupun obat-makanan.
Potensial interaksi obat dapat terjadi jika pasien
menggunakna obat-obat OTC, termasuk
diantaranya adalah herbal medicine dan
supplements.
Interaksi dapat bersifat agonis dan antagonis.
Interaksi obat obat dapat mempengaruhi
enzym cytochrome P450 enzym inducer atau
enzym inhibitor.
Menyebabkan kadar obat dalam darah atau
sehingga berakibat obat kurang efektif atau
sebaliknya obat menjadi toksik
Case causality
assessment
How close is the relationship between
drug and event?
Did the drug cause the event?
Assessing the strength of the relationship
between the drug and the event.
Can seldom say without any doubt that a
specific drug caused a specific reaction
Use the accumulation of case reports at
national level is immensely valuable
providing the means for determining real
cause and effect.
Use epidemiological studies to confirm
causality
The literature (9 points of consideration
Morges, Switzerland , 1981)
The score :-
C1 Certain
C2 Probable
C3 Possible
C4 Unlikely
C5 Unclassifiable
Certain
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal,
dilihat dari waktu kejadian dapat diterima yaitu bahwa terjadi
setelah penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality
with plausible time relationship to drug intake)
Tidak dapat dijelaskan bahwa efek samping tersebut merupakan
perkembangan penyakit atau dapat disebabkan oleh penggunaan
obat lain
Respon terhadap penghentian penggunaan obat dapat terlihat
(secara farmakologi dan patologi)
Efek samping tersebut secara definitive dapat dijelaskan dari
aspek farmakologi atau fenomenologi
Rechallenge yang positif
Probable
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal,
dilihat dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa
terjadi setelah penggunaan obat
Tidak tampak sebagai perkembangan penyakit atau dapat
disebabkan oleh obat lain
Respon terhadap penghentian penggunaan obat secara klinik
dapat diterima
Rechallenge tidak perlu
Possible
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal,
dilihat dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa
terjadi setelah penggunaan obat
Dapat dijelaskan oleh kemungkinan perkembangan penyakit
atau disebabkan oleh obat lain
Informasi terkait penghentian obat tidak lengkap atau tidak
jelas
Unlikely
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal,
dilihat dari hubungan waktu kejadian dan penggunaan obat
adalah tidak mungkin
Perkembangan penyakit dan akibat penggunaan obat lain dapat
memberikan penjelasan yang dapat diterima
Unclassifiable
Terjadi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal
Data yang lebih lanjut diperlukan untuk dapat melakukan
evaluasi yang baik
Atau data tambahan dalam proses
Definitions
Pediatric
Elderly
Hepatic failure
Renal Failure
Polypharmacy
Golongan Obat Yang Potensial
menimbulkan ADRs
Aminoglikosida
Amfotericin
Sitostatika
Kortikosteroid
Digoxin
Heparin
Warfarin
Lidocain
Phenytoin
Theophilin
Thrombolitic agent
EVALUASI ADRs
Setiap kejadian ADRs harus didokumentasikan
Hasil dokumentasi dilakukan review
Farmasis dapat mencegah ADRs dengan cara
skrining pasien meliputi : aleri obat, interaksi
obat, dosis yang benar, duplikasi pengobatan,
dan kontraindikasi
Institusi dapat menggunakan data review ADRs
untuk menetapkan program DUE.
Sebagai bahan untuk pasien konseling
INTERAKSI OBAT
OBAT VS OBAT
OBAT VS MAKANAN
OBAT VS PENYAKIT
MEKANISME
INTERAKSI FARMASETIK /
INKOMPATIBILITAS
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
INTERAKSI FARMASETIK
ABSORPSI
DISTRIBUSI
METABOLISME
EKSKRESI
ABSORPSI
Interaksi langsung
Mengubah pH di saluran cerna
Meningkatkan kecepatan
metabolisme
enzyme inducers, e.g : Alcohol,
Barbiturate, Phenobarbital, tobacco
smoke, Rifampin
Menurunkan kecepatan metabolisme
enzyme inhibitors, e.g : Amiodarone,
Chloramphenicol, Cimetidine,
Erythromycin
EKSKRESI
Sirkulasi Enterohepatik
Mengubah pH urin
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
ADITIF
SINERGIS
ANTAGONIS
KEMAKNAAN KLINIK
Jika :
toksisitas
efikasi
MISPERSEPSI
tentang INTERAKSI OBAT
Interaksi tidak dapat dicegah
Sedikit yang bermakna secara klinik
Terjadi pada setiap pasien
Terjadi dalam waktu yang singkat
Jika terjadi, maka ganti dengan obat lain
Tidak perlu tahu mekanisme
Selalu perlu penyesuaian dosis
KEPUSTAKAAN tentang
INTERAKSI OBAT
Tidak cukup waktu untuk mendeteksi interaksi
obat yang tertunda
Ekstrapolasi yang salah terhadap obat dalam
satu golongan
Ekstrapolasi yang salah terhadap obat dosis
tunggal dan dosis ganda
Ekstrapolasi yang salah antara orang sehat dan
pasien
Mengabaikan efek dosis
SUMBER INFORMASI
Buku teks
Farmakologi
Stockley, Hansten, Drug Interaction Facts
Electronik (CD)
Drug Interaction Facts
Medical Letter
Penelusuran kepustakaan
Medline