Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM. I4A012004
Pembimbing :
dr. Agung Ary Wibowo, Sp.B(K)BD
1 Disfagia
2 Regurgitasi
2. Barium Esofagogram
Gambaran:
Terdapat barium yang
persisten di esofagus dan LES
inkomplet atau mengalami
pengosongan parsial lebih
dari 5 menit disertai
gambaran birds beak atau rat
tail appearance
Pemeriksaan Penunjang
4. Esofagoskopi
5. CT Scan
6. Manometri Esofagus
Ditegakkan apabila:
-ditemukan tekanan LES yang
meningkat pada fase istirahat
-relaksasi LES inkomplet
-tidak adanya peristaltik.
Terdapat dua defek penting pada pasien akalasia esofagus:
1. Obstruksi pada sambungan esofagus dan lambung
akibat peningkatan sfingter esofagus bawah (SEB)
istirahat jauh di atas normal dan gagalnya SEB untuk
berelaksasi sempurna.
2. Hal ini disebabkan penurunan tekanan sebesar 30-40%
dimana dalam keadaan normal turun sampai 100% yang
akan mengakibatkan bolus makanan tidak dapat masuk
ke dalam lambung. Kegagalan ini menyebabkan
tertahannya makanan dan minuman di esofagus.
13
Terapi Non Bedah
1. Medikamentosa
3. Pneumatic Dilation
18
19
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 tahun
Status : Menikah
RMK : 0-82-57-56
MRS : 16 Desember 2016
20
KU: Sesak Nafas
Keluhan Keluhan
Serupa (-) Serupa (-)
Hipertensi (-) Hipertensi (-)
Diabetes Diabetes
Mellitus (-) Mellitus (-)
Asma (-) Asma (-)
22
Kesadaran : GCS E4V5M6
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Denyut jantung : 82 kali/menit
Suhu : 36,0C
Respirasi : 28 kali/menit
Saturasi : 95% tanpa O2
23
Mata cekung (-/-)
Edema palpebra (-/-)
K/L
konjungtiva pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-),
diameter pupil 3 mm/3 mm,
refleks cahaya +/+, pupil isokor.
Jantung :
Thorax I
P
P
A
= Iktus tidak terlihat
= Thrill tidak teraba
= Tidak ada pembesaran jantung
= S1 dan S2 tunggal
Paru :
I = Bentuk simetris
P = Fremitus raba simetris
Thorax P
A
= Sonor
= Suara napas vesikuler,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
I = distensi (-)
A = bising usus normal
Abdomen P = timpani
P = defans muscular (-)
Atas : Akral hangat
(+/+), edema (-/-), gerak
normal, nyeri gerak (-/-)
Ekstremitas
Bawah: Akral hangat
(+/+), edema (-/-), gerak
normal, nyeri gerak (-/-)
PEMERIKSAAN NILAI NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
MCV,MCH.MCHC
GULA DARAH
PEMERIKSAAN NILAI NILAI RUJUKAN SATUAN
FAAL LEMAK DAN
JANTUNG
CKMB 24 0-24 U/I
FUNGSI HATI
SGOT 34 0-46 U/I
SGPT 22 0-45 U/l
FUNGSI GINJAL
Ureum 30 10-50 mg/dl
Kreatinin 1,1 0,6-1,2 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 138 135-146 mmol/l
Kalium 3,7 3,4-5,4 mmol/l
Klorida 109 95-100 mmol/l
PEMERIKSAAN NILAI NILAI RUJUKAN SATUAN
IMUNOSEROLOGI
JANTUNG
HEMATOLOGI
MCV,MCH.MCHC
37
Pasien
O2 2-4lalu didiagnosis akalasia
lpm
esofagus
Inj. Nacldan dialih
0,9% rawat ke bagian
7 tpm
bedah digestif pada tanggal
Inj. Dexamethasone 2x1 amp 31
Desember 2016.
Inj. Furosemide 3x1 amp
Inj. Omeprazole 2x1 vial
Pasien kemudian dilakukan operasi
R/ periksaconvensional
laparoskopi LDH, CEA, CT(heller)
Scan
kontrasdan fundoplication pada
myotomi
tanggal 10 Januari 2017.
38
16-17/12/16 18-20/12/16 21/12/16 22/12/16
Assessment
OBS. DISPNEU E.C. MASSA MEDIASTINUM
Management
O2 2-4 lpm O2 2-4 lpm O2 2-4 lpm O2 (k/p)
Inj. Nacl 0,9% 7 tpm Inj. Nacl 0,9% 7 tpm Inj. Nacl 0,9% 7 tpm Inj. Nacl 0,9% 7 tpm
Inj. Dexamethasone Inj. Inj. Dexamethasone Inj. Dexamethasone
2x1 amp Dexamethasone 2x1 amp 2x1 amp
Inj. Furosemide 3x1 2x1 amp Inj. Furosemide 3x1 Inj. Furosemide 3x1
amp Inj. Furosemide 3x1 amp amp
Inj. Omeprazole 2x1 amp Inj. Omeprazole 2x1 Inj. Omeprazole 2x1
vial Inj. Omeprazole 2x1 vial vial
vial
R/ periksa LDH, R/ CT Scan kontras R/ CT Scan kontras CT Scan kontras (+)
CEA, CT Scan Pasang NGT jika besok tunggu hasil CT
kontras sulit makan Scan 39
23/12/16 24/12/16 25-27/12/16 28/12/16
Diet via NGT Diet via NGT Diet via NGT Diet via NGT
Diet cair 6x 200 cc Diet susu 8x250 cc GV pagi dan sore
Ganti verban pagi & DC (Aff) Diet cair 8x250 cc
sore Besok ganti obat oral Mobilisasi
Mobilisasi Mobilisasi Kultur pus a/r luka op
Rawat luka
43
22/01/17 23/01/17 24/01/17 25/01/16 26/01/16
OBJECTIVE
Vital Signs TD: 130/90 TD: 130/80 TD: 130/80 TD: 120/80 TD: 110/70
N:81x/m N:85x/m N:80x/m N:98x/m N:85x/m
RR:19x/m RR:23x/m RR:20x/m RR:20x/m RR:22x/m
T:36,7C T:36,8C T:36,4C T:36,7C T:36,5C
SpO2: 96% tanpa SpO2: 95% tanpa O2 SpO2:96% tanpa O2 SpO2: 95% tanpa O2 SpO2: 97%
O2 tanpa O2
46
Foto Thoraks
47
-Tumour marker merupakan protein
Pemeriksaan Lanjutan: yang dihubungkan dengan proses
Pemeriksaan Tumour keganasan yang bisa mendeteksi
Marker tumor solid pada darah perifer,
kelenjar getah bening dan cairan
tubuh lain.
Kasus -Salah satu tumour marker
Dilakukan pemeriksaan terutama yang berkaitan dengan
LDH dan CEA golongan tumor sel germinal
mediastinum adalah LDH.
Hasil:
didapatkan gambaran akalasia
esofagus
Tidak terlihat adanya gambaran
tumor mediastinum atau pulmonal.
49
OMD
50
OMD
Hasil:
Terdapat kekosongan parsial pada
daerah esofagus yang akhirnya
memberikan gambaran birds beak yang
menegakkan diagnosis akalasia esofagus.
51
Kasus
Pasien dilakukan operasi
laparoskopi convensional (heller)
myotomi dan fundoplication
sesuai
TEORI
Merupakan suatu prosedur pilihan untuk akalasia esofagus.
Operasi ini terdiri dari suatu pemisahan serat otot (myotomi) dari sfingter
esofagus bawah (5 cm) dan bagian proksimal lambung (2 cm), yang diikuti
oleh partial fundoplication. Tambahan prosedur antirefluks parsial, seperti
Toupet atau Dor fundoplication, akan mengembalikan perlindungan
terhadap refluks dan menurunkan gejala-gejala postoperatif.
Secara efektif, terapi pembedahan ini berhasil mengurangi gejala sekitar 85-
95% dari pasien
52
Telah dilaporkan suatu kasus akalasia esofagus pada Ny. H
yang berusia 59 tahun yang masuk RSUD Ulin Banjarmasin pada
tanggal 16 Desember 2016. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis dengan akalasia
esofagus.
Pasien lalu dilakukan operasi laparoskopi convensional (heller)
myotomi dan fundoplication pada tanggal 10 Januari 2017.
Pada tanggal 26 Januari 2017, pasien diperbolehkan pulang dari
RSUD Ulin Banjarmasin 53
54