Vous êtes sur la page 1sur 58

LUKA BAKAR

Oleh :
Romasi Maya S. Simarmata
Thivviya Malini A/P Murugan
Riza Octina Armah
Reski N. Merlin Napitupulu
Muhammad Reyhan

Pembimbing :
dr. Soejat Harto, Sp.An, KAP
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Lebih dari 95% angka kematian


300.000 kematian kejadian luka bakar tertinggi akibat luka
diakibatkan oleh luka berat terjadi di negara bakar ditempati oleh
bakar karena api berpenghasilan Asia Tenggara (11,6
setiap tahunnya rendah dan kematian per 100.000
menengah populasi per tahun)
Di RSCM 2011 s/d
2012, terdapat 275
pasien luka bakar
Angka kematian dengan 203
akibat luka bakar diantaranya adalah
masih tinggi yaitu dewasa.
sekitar 40%.
Tujuan
Untuk melaporkan kasus luka bakar dan
membandingkannya dengan landasan teori
yang sesuai.

Manfaat
Dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan penulis maupun pembaca
khususnya peserta P3D untuk
mengintegrasikan teori yang telah ada
dengan aplikasi pada kasus yang dijumpai
di lapangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar merupakan bentuk
kerusakan pada kulit atau jaringan
organik lain yang utamanya
disebabkan oleh panas atau trauma
akut
Suhu : - Flame
- Kontak Benda Panas
- Scald (Air Panas)
- Uap Panas
Aliran Listrik
Zat Kimia
Radiasi
Patofisiologi

Luka bakar

Pelepasan
Trauma langsung mediator
inflamasi

Vasokonstriksi dan
Pada saluran Pada pembuluh permeabilitas
peningkatan kerja
pernafasan darah pembuluh darah
jantung

Pelepasan
Ekstravasasi Ekstravasasi
mediator Kerusakan epitel hipoperfusi
cairan cairan
inflamasi

Edema dan Mukosilier


hipoperfusi hipoperfusi
bronkospasme terhambat

obstruksi
PENENTUAN DERAJAT
LUKA BAKAR

Rule of nines
Skema untuk perkiraan luas permukaan
tubuh pada dewasa
Skema Lund-Browder
Pada pediatrik
KEDALAMAN LUKA BAKAR
KLASIFIKASI BERAT
RINGANNYA

Luka bakar Luka bakar Luka bakar


minor sedang mayor
Derajat 2 dengan Derajat 2 dengan Derajat 2 dengan
TBSA < 15% TBSA 15-25% TBSA >25%
Derajat 3 dengan Derajat 3 dengan Derajat 3 dengan
TBSA < 2% TBSA 2-10% TBSA >10%
TATALAKSANA

Primary Secondary
Prehospital
survey survey
PREHOSPITAL

Airway clear/tidak
Patensi Jalan Nafas
Lihat apakah ada trauma
Manajemen inhalasi
Oksigen yang
airway dilembabkan dengan
kecepatan 10-12L/i
Buka pakaian pasien yang
terbakar
Hentikan Cuci kulit yang terbakar
dengan air dingin
proses Rendam luka bakar 1-5 derajat
luka celcius dalam air dingin selama
30 menit dilakukan jika
bakar pasien dapat sampai di RS
kurang dari 30 menit
Cegah hipotermi
Luka > 20%
Pemberian TBSA
Cairan rule of 9s
Intravena indikasi
resusitasi
PRIMARY SURVEY

Airway Breathing Circulation

>20% TBSA
Trauma Inhalasi Keracunan CO

Indikasi Resusitasi
dengan Formula
Prakland

Indikasi Intubasi Oksigenasi


4ml x kgBB x %
TBSA
Disability Exposure
Cek
kesadaran Cegah hipotermi
dengan
ALERT
VERBAL Lihat apakah
ada fraktur atau
PAIN oedem
UNRESPON
SECONDARY
SURVEY

Pemeriksaan B1-B6
Fisik

Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium


Penunjang Pemeriksaan radiologi

Antibiotika
Pengobatan Anti-tetanus
Analgesik
LOKAL

Sepsis pada luka biasanya disebabkan


Streptococcus pyogenes atau Pseudomonas
aeruginosa

Skar (luka bakar derajat 3)

Kontraktur
UMUM

Sepsis,terjadi karena infeksi pada paru akibat


trauma inhalasi, infeksi saluran kemih akibat
pemasangan kateter, dan septikemia yang langsung
berasal dari infeksi luka
Ulkus Curling
Kejang
Gagal Ginjal
Gangguan Psikologis
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
SN, LAKI-LAKI, 42 TAHUN
KU : LUKA BAKAR
Hal ini dialami pasien kira-kira 9 hari SMRS.
Pasien mengalami kecelakaan kerja dengan tersiram air
panas kuah bakso. Luka bakar dialami di wajah, kedua
tangan, dada, perut, punggung dan sebagian kedua
kaki.
Sebelumnya Os dirawat di RSUD Kabanjahe, kemudian di
rujuk ke RSUP HAM untuk tatalaksana lebih lanjut.
Riwayat pingsan (-), riwayat kejang(-), riwayat mual dan
muntah(-), penurunan kesadaran(-) Suara serak (-)
RPT : Tidak ada
RPO : - IVFD RL 30 gtt/i
- Inj. Ketolorac 30 mg/12 jam
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam
TIME SEQUENCE

19.48 WIB
20.30 WIB
Konsul Anastesi
Pemasangan CVC Kemudian
Tgl 28 Juli untuk Pasien
2017 pemasangan disorong ke
CVC, dan Tgl 29 Juli 2017 Rb2B
18.15 WIB
tindakan anastesi 10.35 WIB
untuk
debridement Debridement Kondisi
Masuk IGD dimulai Terakhir: Rb2B
RSHAM 19.55 WIB 12.25 WIB (15.00 WIB)
ACC tindakan Operasi selesai
anastesi
PRIMARY SURVEY
SECONDARY SURVEY
B1 : Airway: clear SP/ST: Vesikuler/- , S/G/C : -/-/-, RR: 20 x /i,
SpO2 : 99%
B2 : Akral: hangat, pucat dan basah, TD: 120/80 mmHg,
HR: 102 x/menit, reg, T/V: tidak dilakukan pemeriksaan,
CRT: < 2 detik, Temp : 36,2C
B3 : Sens: Compos Mentis , GCS 15 (E4M6V5),
pupil: = 3/3 mm, isokor, RC +/+
B4 : BAK (+) vol: 200 cc, warna : kuning, terpasang kateter
urine
B5 : Abdomen: soepel, Peristaltik (+), luka bakar (+)
B6 : Fraktur (-), edema (-)
RIWAYAT

Allergies : Tidak ada


Medication : IVFD RL 30 gtt/I , inj. Ketolorac 30 mg/8 jam,
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam,
Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam
Past Ilness : Tidak ada
Last Meal : Tanggal 28 Juli 2017, pukul 14.00 WIB
Event : Tersiram kuah bakso panas.
TERAPI DI IGD
1. Pantau jalan nafas agar tetap clear,
Beri oksigen 2 L/i via nasal canule
2. Pasang IV line ukuran 18G dan threeway terpasang
di tangan kiri, pastikan lancar , IVFD Ringer Solution 1
fls (tatalaksana dehidrasi ringan sesuai kriteria pierce)
3. Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam
4. Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
5. Kateter urin terpasang untuk memantau urine output
6. Pasang monitor untuk memantau hemodinamik
7. Rencana:
darah lengkap
analisa gas darah
cek KGD sewaktu
renal function test
liver function test
pemeriksaan elektrolit
foto thorax
EKG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hemoglobin : 3,6 g/dL, Leukosit : 27,820 /L, Hematokrit
: 12 % Trombosit : 284,000/L
Glukosa Darah (Sewaktu) : 103 mg/dL
BUN 48 mg/dL, Ureum 103 mg/dL, Kreatinin, 0,80 mg/dL
(Na)145 mEq/L, (K) 4.8 mEq/L, (Cl) 105 mEq/L
FOTO THORAX
Kesan :
Inspirasi kurang
maksimal.
Jantung dan paru
dalam batas
normal dan paru
dalam batas
normal
EKG

Kesan :
Sinus
Takikardi
FOTO KLINIS PASIEN
Diagnosis : Scald burn grade IIB - III 60 %

Rencana : Debridement di KBE IGD


PEMERIKSAAN FISIK DI KBE
B1 : Airway : clear , g/s/c :-/-/-, RR: 20 x/mnt,
SP: Vesikuler, ST: (-), SpO2: 99%, batuk (-), sesak (-).
B2 : Akral : H/M/B, TD : 120/80 mmHg, HR : 110 x/mnt,
reguler, Temp : 36,8C, CRT < 2.
B3 : Sens: Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor,
3 mm/3 mm, RC +/+
B4 : BAK (+) vol: 70 cc/jam, warna: kuning jernih,
terpasang kateter urine
B5 : Abdomen: soepel, peristaltik (+), luka bakar (+)
B6 : Fraktur (-) , edema (-)
TEKNIK ANASTESI

Inj Midazolam 3 mg
Inj Fentanyl 50 mcg/iv
Preoksigenasi O2 8 lpm 3-5 menit
Induksi Ketamin 80 mg/iv
Inj. Rocuronium 50 mg/iv
Jenis anastesi : GA - ETT
DURANTE OPERASI
Lama operasi: 120 menit
TD: 100 120 / 70 80 mmHg
HR: 88 120 x/menit
SpO2: 94 100%
Pendarahan: 100 cc
UOP: 70 cc/jam, warna urin jernih
Cairan: - Pre-op: RL 500 mL
- Durante op: RL 1000 mL
PASIEN POST DEBRIDEMENT
TERAPI POST OP
Bed rest
Diet MB TKTP (2000 kkal + 80 gr protein)
IVFD Ringer laktat 30 gtt/i
Inj. Ketamin 200 mg dalam 50cc NaCl 0,9% 3
cc/jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
Rencana pemeriksaan Darah Rutin, KGD, Analisa
Gas Darah, RFT, elektrolit, dan LFT

Monitoring kesadaran, RR, HR, TD, SpO2, UOP


selama di ruang Pemulihan

Rencana transfusi Pack Red Cells (dengan target


Hb >10)
BAB 4
DISKUSI KASUS
No
Teori Kasus

1. Etiologi Luka Bakar : S, laki-laki berusia 42 tahun


dibawa oleh keluarga ke
Luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi 6 IGD RSUP HAM dengan
kelompok berdasarkan mekanisme terjadinya keluhan luka bakar hampir di
luka : seluruh tubuh.
Luka bakar cairan panas
Luka bakar kontak Sebelumnya pasien
Luka bakar kobaran api sedang mengendarai gerobak
Luka bakar bahan kimia motor. Pasien mengalami
Luka bakar sengatan listrik kecelakaan kerja dengan
Luka bakar radiasi tertumpah oleh air panas
kuah bakso.
No Teori Kasus
2. Penilaian Kedalaman Luka : DISKUSI KASUS
Pada pemeriksaan fisik dijumpai
adanya luka bakar di wajah, kedua
Penilaian derajat scald burn sama dengan tangan, dada, perut, punggung dan
penilaian derajat luka bakar pada sebagian kedua kaki..
umumnya yaitu berdasarkan kedalaman
luka : Pada tangan sebelah kanan terdapat
luka yang memiliki gambaran
1. Luka bakar derajat 1 berwarna coklat kehitaman dengan
Luka bakar mengenai hanya lapisan dasar berwarna putih kekuningan .
epidermis dengan lesi eritem dan bersifat Sedangkan pada regio lainnya
kering dijumpai luka berwarna putih, tanpa
ada perubahan warna bila ditekan.
2. Luka bakar derajat 2 (partial-thickness
burns) Hal ini menunjukkan bahwa o.s.
a. Superfisial mengalami luka bakar scald burn
Luka yang mengenai lapisan epidermis derajat IIB - III
dan sebagian dermis dengan tampilan
eritem, dengan bulla dan bersifat basah
No Teori Kasus
2. b. Dalam DISKUSI KASUS
Luka yang mengenai epidermis hingga
lapisan dalam dermis (pars reticulare)
dengan tampilan luka berwarna putih,
tanpa ada perubahan warna bila ditekan,
dan akan membentuk scar

3. Luka bakar derajat 3


Luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit
hingga lapisan lemak subkutan. Ditandai
dengan kulit berwarna coklat kehitaman
dengan tampilan seperti dikuliti yang
disertai dengan kerusakan saraf sensorik

4. Luka bakar derajat 4


Luka bakar mengenai hingga kelapisan
otot, tendon, ataupun tulang.
No Teori Kasus
3. Penilaian Luas Luka : DISKUSI KASUS
Pada pemeriksaan fisik dijumpai
Dalam menilai luas luka bakar, digunakan adanya luka bakar di wajah, kedua
ketentuan rules of nine, yaitu: tangan, dada, perut, punggung dan
sebagian kedua kaki.
a. 9% pada masing-masing ekstremitas
atas, kepala dan leher Penilaian luas luka pada o.s. ialah
Bagian depan : 4,5 + 18 + 9 + 1,5
b. 18% pada masing-masing ekstremitas Bagian belakang : 18 + 9
bawah, dada dan perut, serta punggung Total = 60%

c.1% pada genitalia dan perineum


No Teori Kasus
4. Tatalaksana awal : Pada pasien dilakukan primary survey

Primary Survey : DISKUSI


Airway : clear KASUS
1. Airway dan breathing
Lakukan intubasi pada pasien tidak sadar, Breathing : Spontan, RR 26 x/i
inhalasi asap yang berat, atau pasien
dengan luka bakar pada wajah dan leher Circulation :Akral hangat/pucat/
2. Circulation basah, T/V: tidak dilakukan
Stop perdarahan eksternal, lihat apakah pemeriksaan, TD 120/90 mmHg.
ada perdarahan internal, gunakan infus
bor besar Disability : alert, pupil isokor, RC +/+
3. Disability
cek kesadaran pasien dengan Exposure: mengganti dengan kain
menggunakan skala kualitatif dan lapis yang kering dan bersih dan
kuantitatif diselimuti dengan warm blanket
4.Exposure
Menyingkirkan sumber panas dengan
membuka pakaian penderita, irigasi
dengan air dingin, tutup dengan kain
kering demi mencegah hipotermia
4. Secondary Survey : Pada secondary survey, pada pasien
diperoleh :
- Nilai apakah ada ongoing bleeding
berdasarkan persentasi TBSA (Total Body B1 : Airway: clear SP/ST: Vesikuler/- ,
Surface Area) DISKUSI KASUS
S/G/C : -/-/-, RR: 20 x/i, SpO2 : 99%
B2 : Akral: hangat, pucat dan basah, TD:
- Inisiasi resusitasi cairan dengan menggunakan 120/80 mmHg, HR: 102 x/menit, reg,
rumus Parkland : T/V: cukup, CRT: < 2 detik, Temp :
4 ml x kg BB x %burn =ml dalam 24 jam 36,2C
pertama B3 : Sens: Compos Mentis, GCS 15
(E4M6V5), pupil: = 3/3 mm, isokor,
- Nilai UOP dengan memasang kateter RC +/+
B4 : BAK (+) vol: 200cc, warna :
- Memasang NGT kuning, terpasang kateter urine
B5 : Abdomen: soepel, Peristaltik (+),
-Obat-obatan : Berikan imunisasi tetanus pada luka bakar (+)
penderita lukabakar diatas derajat 1, berikan B6 : Fraktur (-), edema (-)
analgesik melalui iv dititrasi

-Perawatan Luka
No Teori Kasus

4. Riwayat :
Allergies
DISKUSI KASUS
: Tidak ada
Medication : IVFD RL 30 gtt/I , Inj. Ketolorac
30 mg/8 jam, Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam, Inj.
Omeprazole 40mg/12jam
Past Ilness : Tidak jelas
Last Meal : Pukul 14.00, 28 Juli 2017
Event : Tersiram kuah bakso panas

Uop pada pasien ini diperoleh sekitar 70 cc/jam

Obat analgetik yang diberikan pada pasien ini


dengan VAS 5-6 diberi Inj. Ketamin 200 mg
KESIMPULAN
Pasien SN, laki-laki usia 42 tahun, dibawa oleh
keluarga ke IGD RSUP HAM dengan keluhaan luka
bakar di wajah, kedua tangan, dada, perut,
punggung dan dan sebagian kedua kaki.
Pasien didiagnosa dengan scald burn grade IIB -
III 60% melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan saat primary dan secondary survey.
Telah dilakukan initial assesment dan diberi
penatalaksanaan:
Pantau jalan nafas agar tetap clear
Beri oksigen 2 L/i via nasal canule
Pasang IV line ukuran 18G dan threeway terpasang di
tangan kiri, pastikan lancar
IVFD Rsol 1fls
Inj ceftriaxone 1gr/12jam
Inj Ketorolac 30mg/8jam
Kateter urin terpasang untuk memantau urine output
Pasang monitor untuk memantau hemodinamik
Pasien kemudian direncanakan untuk menjalani
tindakan debridement dan pemasangan CVC di
kamar bedah Emergensi IGD RSUP HAM.Teknik anestesi
yang digunakan adalah GA ETT.
Terapi yang diberikan pasca operasi ialah:
IVFD Ringer laktat 30 gtt/i
Inj. Ketamin 200 mg dalam 50cc NaCl 0,9% 3 cc/jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr /12 jam
Inj. Metronidazole 500 mg /8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg /12 jam
Foto Klinis Pasien pada 04/08/2017 di Ruangan
TERIMAKASIH...

Vous aimerez peut-être aussi