Vous êtes sur la page 1sur 20

Abses Maksilaris Odontogenik

Suatu infeksi pada rahang


atas yang dimulai sebagai
infeksi dentoalveolar
(infeksi pada gigi dan
jaringan sekitarnya) yang
menghasilkan pus.

Septhyn palullungan
0070840053
Epidemiologi
Abses gigi jarang terjadi pada bayi.
Pada anak-anak paling banyak abses periapikal.
Pada remaja abses periodontal lebih sering terjadi
daripada abses periapikal.
Hingga saat ini juga belum ditemukan kemungkinan
hubungan kejadian abses akar gigi dengan ras.
USA: diperkirakan sebanyak 21.000 di rawat RS dan
sedikitnya 150 meninggal tiap tahun
Etiologi
Bersifat polimikroba, rata-rata disebabkan 4-6
bakteri.
Paling banyak ditemukan bakteri anaerob,
batang gram negatif dan coccus gram positif
Perbandingan antara bakteri anaerob dan aerob
adalah 2-3:1
Pseudomonas, Proteus, Escherichia coli, Serratia,
Actinobacter bacterium, Bacteroides, Fusobacterium,
dan Eikenella.
1. Iritasi Pulpa
Patogenesis 2. Hiperemik Pulpa
3. Pulpitis
4. Ganggren pulpa
5. Abses

Penyebaran Abses Maksila


Hematogen
Limfogen
Perluasan langsung infeksi
dalam jaringan
Perluasan sepanjang bidang
fasial
Jenis-Jenis
Abses submukosa (Abses Palatal, Abses Bukal,
Abses Vestibular)
Abses Subkutan
Abses Dentoalveolar
Abses Alveolar
Abses Periodontal
Abses Spasium Caninus
Abses Spasium Infratemporal
Abses Bukal
Spasium bukal dibatasi oleh kulit superfisial wajah
pada bagian lateral dan m. buccinator pada bagian
medial.
Akibat perluasan infeksi gigi pada maksila dan
mandibula, infeksi yang merusak tulang di atas
perlekatan m.buccinator.
Gejala: pembengkakan di sudut zigomaticus dan
sekitar bagian bawah dari mandibula menonjol ke
rongga mulut
Abses spasium Caninus
Merupakan ruangan tipis yang potensial antara
m.levator anguli oris dan m.levator labii superior.
Infeksi gigi kaninus atas menyebabkan terlibatnya
spasium kaninus
Gejala: kulit dapat memperlihatkan daerah
kemerahan dan edema lipatan nasolabial
menghilang
Nyeri tekan dapat dirasakan di sekitar kaninus.
Abses Spasium Infratemporal
Terletak di posterior maksila
Biasanya disebabkan oleh trauma terhadap gigi
posterior maksila dan biasanya terdapat penonjolan
jaringan tepat di atas dan di bawah arcus
zygomaticus
Gejala dan Tanda
Gejala utama: nyeri pada gigi yang terinfeksi, yang
dapat berdenyut dan keras.
Pada umumnya nyeri dengan tiba-tiba, dan secara
berangsur-angsur bertambah buruk dalam beberapa
jam dan beberapa hari.
Dapat juga ditemukan nyeri menjalar sampai ke
telinga, turun ke rahang dan leher pada sisi gigi yang
sakit.
Gejala Pada Stadium Pembentukan Abses

Stadium subperiosteal dan Stadium serosa


periosteal Menembus periosteum
Pembengkakan belum tunika serosa tulang,
jelas pembengkakan (+)
Warna mukosa masih Mukosa hiperemi
normal Rasa sakit hebat
Perkusi gigi yang terlibat Palpasi sakit dan
terasa sangat sakit konsistensi keras,
fluktuasi (-)
Stadium submukous Stadium subkutan
Pembengkakan (+) Pembengkakan sudah
Rasa sakit mulai << sampai ke bawah kulit
Mukosa merah, kadang- Warna kulit di tepi
pucat pembengkakan merah
Perkusi pada gigi yang tetapi tengahnya pucat
terlibat terasa sakit Konsistensi sangat
Palpasi sedikit sakit dan lunak
konsistensi lunak, Berkilat dan
fluktuasi (+) berfluktuasi tidak nyata
Pemeriksaan Penunjang
Lab: terlihat adanya lekositosis
Rontgen: radiolusen pada regio apikal gigi, berbatas
difus, pola penyebarannya sesuai resistensi
jaringan/kepadatan tulang yang terendah, biasanya
mendekati korteks tulang dan menghindari
perlekatan otot, karena otot dapat menghambat
kekuatan pus.
Tatalaksana
Operatif Insisi Drainase
Membersihkan material toksik purulen tubuh
Mengurangi tekanan udara jaringan
Memperbaiki perfusi darah yang mengandung
antibiotik
Meningkatkan oksigenasi daerah infeksi
Abses fosa canina
Insisi dilakukan intraoral pada lipatan mukobukal,
diseksi, kemudian dilakukan pemasangan drain
intraoral

Abses bukalis
Insisi intraoral untuk menghindari n.facialis,
estetika.
Medikamentosa
Antibiotik tergantung hasil kultur dan tes
sensitivitas
Penisilin
Metronidazole
Klindamisin
Sefalosporin
Komplikasi
Kehilangan gigi
Penyebaran infeksi jaringan lunak
Penyebaran infeksi tulang
Penyebaran infeksi pada tubuh yang lain abses
serebral, endokarditis, pneumonia dll
Sinusitis
maksilaRIS
ODONTOGENIK

Rinogen
Infeksi sinus kelanjutan infeksi hidung .
Rhinitis akut dan infeksi, rhinitis alergi, rhinitis vasomotor,
polip nasi, deviasi septum nasi dan hipertrofi konka
menghambat aliran keluar cairan hidung tekanan negatif
di dalam rongga sinus transudasi dengan meningkatnya
permeabilitas pembuluh darah, dinding-dinding sel dan
proliferasi sel-sel kelenjar submukosa berlangsung terus
hipoksia dan retensi lendir infeksi bakteri anaerob
sinusitis akut.
Odontogen
Etiologi : penjalaran
infeksi gigi, prosedur
ekstraksi gigi.
Sinusitis dentogen:
Infeksi gigi kronis
Kuman menyebar
secara langsung
Sinusitis maksilaris odontogen harus dibedakan
dengan rinogen terapi dan prognosa keduanya
sangat berlainan.
Sinusitis maksilaris tipe odontogenik satu sisi,
pengeluaran pus yang berbau busuk, adanya
kelainan apikal atau periodontal mempredisposisi
kepada sinusitis tipe dentogen.
Gejala sinusitis dentogen menjadi lebih lambat dari
sinusitis tipe rinogen

Sekian dan terimakasih.

Vous aimerez peut-être aussi