Vous êtes sur la page 1sur 47

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

BERDASARKAN
PP NO.103 TAHUN 2014

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional


Kementerian Kesehatan RI
Solo, 24 September 2016
PENGOBATAN TRADISIONAL
DEFINISI
(Undang-Undang No.36 tahun 2009)

Pengobatan dan/atau perawatan dengan


cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun
temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat
DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UU No 36/2009
Tentang Kesehatan PP WHO STRATEGY ON
TRADITIONAL
PASAL 47, NO. 103/2014 MEDICINE (2014-
PASAL 48 AYAT 1
PASAL 59 AYAT 3
YANKESTRAD 2023)

3 SASARAN STRATEGI
T&CM

SISTEM KESEHATAN NASIONAL


(PERPRES NO 72 TAHUN 2012)

3
PERATURAN PEMERINTAH
NO 103 TAHUN 2014
TENTANG
YANKESTRAD

13 Bab
86 Pasal

4
TUJUAN
(pasal 2)

a. Membangun sistem yankestrad yang bersinergi


dengan yankes konvensional
b. Membangun sistem yankestrad komplementer
yang bersinergi dan dapat berintegrasi dengan
yankes konvensional di fasilitas pelayanan
kesehatan
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat
d. Meningkatkan mutu yankestrad
e. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan
pemberi yankestrad

5
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEMERINTAH
membuat/ menyusun kebijakan/ NSPK
penyelenggaraan yankestrad tingkat nasional
melakukan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian
mendorong penerapan, penelitian, dan
pengembangan yankestrad;
melakukan pengelolaan, pemantauan, penapisan,
kemitraan dan evaluasi yankestrad skala nasional
membuat sistem pelaporan yankestrad;
meningkatkan mutu penyelenggaraan
menjamin keamanan penyelenggaraan 6
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI

Membuat kebijakan daerah mengacu pada kebijakan


nasional;
Mengusulkan pengkajian local spesific kepada
pemerintah
Melakukan pelaporan yankestrad skala provinsi;
Mendayagunakan tenaga kesehatan tradisional.

7
TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA

Membuat kebijakan daerah , mengacu pada kebijakan


provinsi dan nasional;
Mengusulkan pengkajian spesifik daerah kepada
pemerintah melalui provinsi;
Melakukan pelaporan pelayanan kesehatan tradisional;
Memberikan perizinan bagi tenaga kesehatan
tradisional
Mendayagunakan penyehat tradisional dalam rangka
pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

8
JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
(ps 7)

1. Empiris 2. Komplementer 3. Integrasi


Penerapan Penerapan kesehatan Pelayanan kesehatan
kesehatan tradisional yang mengkombinasikan
memanfaatkan ilmu pelayanan kesehatan
tradisional yang
biomedis dan konvensional dengan
manfaat dan
Pelayanan Kesehatan
keamanannya biokultural dalam
Tradisional
terbukti secara penjelasannya serta
Komplementer, bersifat
empiris manfaat dan sebagai pelengkap atau
keamanannya terbukti pengganti.
secara ilmiah

9
PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA

KONVENSIONAL NON KONVENSIONAL

NON TRADISIONAL/ TRADISIONAL


COMPLEMENTARY MEDICINE
(CM) TCM
UNANI
CHIROPRACTIC AYURVEDA
HOMEOPATHY KESTRAINDO
OSTEOPATHY
OZONE
KELASI
HIPERBARIK
MODALITAS
(CARA PENGOBATAN/PERAWATAN) YANKESTRAD

RAMUAN
Tumbuhan
Hewan
Mineral
Sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan.

KETRAMPILAN
Manual
Olah pikir
Energi

GABUNGAN
Ramuan dan ketrampilan dalam satu kesatuan pelayanan
kesehatan tradisional komplementer
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Jenis yankestrad: Empiris
TEMPAT
N PENDIDI AREA UPAYA PENDAFTARAN
SDM KEILMUAN & PERIZINAN PELAYAN
O KAN KESEHATAN
AN

1 Penyehat Terbukti -Informal PROMOTIF STPT Mandiri


Tradisional secara - Non & (terdaftar), atau
empiris, formal PREVENTIF berlaku 2 praktik
harus tahun, dapat ber
sesuai diperbaharui kelompok
dengan di Panti
pendekatan sehat
biokultural

12
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Jenis yankestrad: Komplementer

AREA UPAYA PENDAFTARAN TEMPAT


NO SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
KESEHATAN & PERIZINAN PELAYANAN

2
Tenaga Biokultural Formal PROMOTIF. STRTKT & Mandiri atau
Kesehatan & Perguruan PREVENTIF SIPTKT di Fasilitas
Tradisional biomedis, Tinggi KURATIF (sesuai Pelayanan
(NAKES terbukti (minimal REHABILITA perizinan Kesehatan
TRAD) secara D3) TIF nakes) Tradisional
ilmiah

1. Jenis yankestrad komplementer ditetapkan Menteri


setelah mendapat rekomendasi dari tim
2. Tim tdd: unsur Kemkes, OP, praktisi & pakar kestrad

13
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Jenis yankestrad: Integrasi

AREA UPAYA PENDAFTARAN TEMPAT


NO SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
KESEHATAN & PERIZINAN PELAYANAN

3
Nakes dan Kombinasi Formal PROMOTIF. STR & Fasilitas
nakestrad yankes Perguruan PREVENTIF SIP pelayanan
(dilakukan konvensional Tinggi KURATIF kesehatan
secara dan (minimal REHABILIT
bersama) yankestrad D3) ATIF
komple
menter

14
TATA CARA PELAYANAN,
REGISTRASI DAN PERIZINAN

PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)


1. Hanya menerima klien sesuai keilmuan & keahliannya
2. Bila berhalangan praktik, tidak dapat digantikan oleh hattra
lainnya
3. Bila tidak mampu memberikan pelayanan, wajib mengirim
klien ke fasyankes
4. Wajib memiliki STPT dari Pemkab/Pemkot
5. Diberikan kepada yang tidak melakukan intervensi tubuh
yang bersifat invasif
6. Hanya dapat memiliki 1 STPT dan 1 tempat praktik
7. Berlaku 2 tahun, dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan
15
TATA CARA PELAYANAN,
REGISTRASI DAN PERIZINAN

TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL (NAKESTRAD)


1. Melakukan yankestrad komplementer sesuai standar profesi, standar
pelayanan & standar prosedural operasional
2. Bila berhalangan praktik, digantikan nakestrad lain yang memiliki
kompetensi & kewenangan sama
3. Bila tidak mampu melayani wajib merujuk ke fasyankes atau
fasyankestrad lain
4. Wajib memiliki STRTKT dari konsil (berlaku 5 tahun)
5. Wajib memiliki SIPTKT dari pemda kab/kota
6. Dapat memiliki SIPTKT paling banyak 2 , masing-masing untuk 1 tempat
7. Pendidikan di bawah sarjana/sarjana terapan hanya dapat memiliki 1
SIPTKT
8. Memperbaharui SIPTKT sepanjang STRTKT masih berlaku 16
PENGGUNAAN ALAT DAN TEKNOLOGI
(Pasal 23-24)
HATTRA NAKESTRAD
Hanya dapat menggunakan Dilarang menggunakan alat
alat & teknologi yang aman kedokteran dan penunjang
bagi kesehatan & sesuai diagnostik kedokteran
dengan kecuali bila sesuai dengan
metode/keilmuannya
metode, kompetensi dan
Dilarang menggunakan alat kewenangannya
kedokteran & penunjang
diagnostik kedokteran
Penggunaan alat &
teknologi harus memiliki
izin dari Menteri

17
PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL
BAGI HATTRA DAN NAKESTRAD
(PS26-27)

Penggunaan obat tradisional harus sesuai standar dan atau


persyaratan
Hattra & nakestrad dapat memberikan surat permintaan obat
tradisional secara tertulis untuk klien
Dilarang menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, narkotika, psikotropika & bahan berbahaya, radiasi,
invasif, menggunakan alat kesehatan (yang tidak sesuai
dengan kompetensinya), tumbuhan, hewan, mineral yang
dilarang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Dilarang menjual/mengedarkan obat racikan sendiri tanpa izin

18
SISTEM PELAPORAN
Hattra dan nakestrad wajib melapor ke Dinkes
Kab/Kota melalui Puskesmas setempat
Laporan memuat:
-jumlah dan jenis kelamin klien
-jenis penyakit
- metode
-cara pelayanan

19
TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL WNI LULUSAN LUAR NEGERI
DAN TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL WNA

Penyehat tradisional WNA dilarang melakukan praktik/bekerja


dalam rangka memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Empiris di Indonesia.

NAKESTRAD PROSES PRAKTIK


WNI lulusan Evaluasi Kompetensi + perizinan Sama dengan
LN (sesuai dengan nakestrad nakestrad Indonesia
Indonesia)
WNA Evaluasi kompetensi (Pusrengun Alih teknologi dan
BPPSDM Kes) + perizinan ilmu pengetahuan
(khusus)
STRTKT sementara + SIPTKT
1 tahun & diperpanjang hanya
untuk 1 tahun berikutnya)
20
PERENCANAAN, PENGADAAN,
PENDAYAGUNAAN
Menteri menetapkan kebijakan & menyusun
perencanaan kebutuhan nakestrad secara nasional
dengan memperhatikan :
- jenis, kualifikasi, jumlah, pengadaan & distribusi nakestrad
- penyelenggaraan upaya kesehatan
- ketersediaan fasyankes
- kemampuan pembiayaan
- kondisi geografis & sosial budaya
- kebutuhan masyarakat atas nakestrad

21
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(ps 66)

1. Litbang yankestrad dilakukan berbasis pelayanan kesehatan


dan/atau tidak berbasis pelayanan.
2. Litbang yankestrad diarahkan untuk meningkatkan
keamanan, manfaat, dan kualitas pelayanan.
3. Litbang yankestrad diselenggarakan oleh tenaga kesehatan,
lembaga penelitian, lembaga pendidikan, Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tradisional.

22
PUBLIKASI DAN PERIKLANAN
(ps 67-69)
Penyehat Tradisional Tenaga Kesehatan Tradisional
Wajib memasang papan Wajib memasang papan nama
nama praktik praktik
(nama, tata cara pelayanan, (jenis, tempat & jam pelayanan
waktu pelayanan, dan STPT) serta gelar keahlian yang sesuai,
SIPTKT)
Dilarang melakukan dapat melakukan iklan dan
publikasi dan iklan publikasi yankestrad
komplementer sesuai
peraturan perundang-
undangan
23
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(ps 70-71)
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya
pengembangan kesehatan tradisional
diarahkan agar masyarakat dapat melakukan
perawatan kesehatan secara mandiri (asuhan
mandiri) dan benar.
dilaksanakan melalui pemanfaatan taman obat
keluarga dan keterampilan
masyarakat secara perorangan/terorganisasi dapat
berperan aktif dalam upaya pengembangan kestrad

24
PENDANAAN
(ps 74 & 79)
Metode yankestrad yang telah ditetapkan
Menteri dapat diintegrasikan di fasilitas
pelayanan kesehatan, dapat didukung dengan
jaminan pembiayaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Sumber pembiayaan : APBN, APBD & sumber
lain yang sah

25
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(ps 75-82)

1. Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh


Menteri.
2. Menteri dapat melimpahkan wewenang kepada
gubernur, dan/atau bupati/walikota.
3. Bentuk pembinaan: KIE, pemberdayaan
masyarakat, pendayagunaan nakestrad &
pembiayaan
4. Menteri atau kepala dinas dapat mengangkat
tenaga pengawas.
26
SANKSI ADMINISTRATIF
(ps 83-84)
PENYEHAT NAKESTRAD/ PENYELENGGARA
TRADISIONAL NAKESTRAD ASING FASYANKESTRAD
Teguran lisan; Teguran lisan; Teguran lisan;
Teguran Teguran Teguran tertulis;
tertulis; tertulis; dan/atau
dan/atau
dan/atau Pencabutan izin.
Pembatalan Pencabutan
STPT.
izin.

27
KETENTUAN PERALIHAN
(ps 84-85)
Hattra, nakestrad, Panti Sehat, Fasyankestrad, dan Fasyankes
yang memberikan yankestrad Empiris, yankestrad
Komplementer, dan yankestrad Integrasi harus menyesuaikan
dengan Peraturan Pemerintah ini paling lama 2 (dua) tahun
sejak PP ini diundangkan.
Nakes yang memiliki keahlian kesehatan tradisional tetap
dapat memberikan yankestrad Integrasi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tempatnya bekerja paling lama 7 (tujuh) tahun
sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.

Catatan:
Sesuai UU no 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 88 (1) Tenaga kesehatan lulusan
pendidikan dibawah Diploma III yang telah melakukan praktik sebelum ditetapkan UU ini,
diberi kewenangan untuk menjalankan praktik sebagai tenaga kesehatan untuk jangka waktu
6 (enam) tahun setelah Undang-Undang diundangkan 28
KEBIJAKAN
YANKESTRAD
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PERMENKES NOMOR 64 TAHUN 2015


TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DITJEN YANKES


DIREKTORAT JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN

SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT MUTU DAN
PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN FASILITAS
PELAYANAN AKREDITASI
KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN PELAYANAN
PRIMER RUJUKAN TRADISIONAL KESEHATAN
KESEHATAN

30
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

31
INDIKATOR RENSTRA

Definisi Operasional:
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat
diwilayah kerjanya yang memenuhi salah satu kriteria dibawah ini:
1. Puskesmas yg memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih pelayanan kesehatan
tradisional
2. Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisiional ramuan
dan keterampilan
3. Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi pengumpulan data
kesehatan tradisional, fasilitasi, registrasi/ perijinan dan bimbingan teknis serta
pemantauan pelayanan kesehatan tradisional komplementer
Sasaran Strategis Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisional
Meningkatnya Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Upaya
Kesehatan Tradisional dan Komplementer

Indikator Target 2019

% Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional


Defenisi Operasional :
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya yang memenuhi
salah satu kriteria dibawah ini :
1.Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih
yankes tradisional 75 %
2.Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kestrad
ramuan dan keterampilan
3.Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi
pengumpulan data Kestrad, fasilitasi registrasi/perizinan dan
bimbingan teknis serta pemantauan yankestradkom
JUMLAH PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISIONAL (s/d Agustus 2016)

Data Puskesmas Yang Menyelenggarakan Pelayanan


Kesehatan Tradisional
12000
10000
8000 Jumlah Puskesmas (9705
Puskesmas)
6000
4000
2000 Jumlah Puskesmas yang
0 menyelenggarakan
Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas yang Kesehatan Tradisional
(9705 Puskesmas) menyelenggarakan (2138 / 22,03 %)
Kesehatan Tradisional
(2138 / 22,03 %)
JUMLAH RUMAH SAKIT YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL (s/d Agustus 2016)
Strategi Pencapaian
Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2015-2019
STRATEGI
JANGKA PENDEK
Koordinasi lintas program dan lintas sektor tentang
pelatihan kestrad non formal bagi hattra
Peningkatan kapasitas dokter dan nakes lainnya di bidang
yankestrad
Pemberdayaan masyarakat melalui asuhan mandiri
kesehatan tradisional
Integrasi Kestrad di fasilitas pelayanan kesehatan

JANGKA PANJANG
Pendidikan formal ilmu kestrad Indonesia
Penyelenggaraan yankestrad oleh tenaga profesi
yankestrad
PERATURAN
Permenkes sebagai tindak lanjut amanat PP 103 Tahun 2014
Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Empiris
Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Komplementer
Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Integrasi
Permenkes No 66 Tahun 2015 Tentang Gerai Djamoe
Terdaftar dan Etalase Djamoe
Permenkes no 6 tahun 2016 tentang Formularium Obat
Herbal Asli Indonesia
Permenkes no 9 tahun 2016 Upaya Pengembangan
Kesehatan Tradisional melalui Asuhan Mandiri
Pemanfaatan TOGA dan Ketrampilan
Sosialisasi peraturan perundangan yang ada
terkait Yankestrad tidak bertentangan dengan
peraturan diatasnya, antara lain :
Permenkes No 1076 Tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
Permenkes No 1109 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer
Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Permenkes No 1787 Tahun 2010 Tentang Iklan dan
Publikasi Pelayanan Kesehatan
Permenkes No 8 tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan SPA
KEGIATAN
Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik
Akupunktur
Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan Medik
Herbal
TOT Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan
Medik Herbal.
TOT Peningkatan Kapasitas Nakes dalam Akupresur
TOT Asuhan Mandiri dalam Pemanfaatan TOGA dan
Akupresur
Penilaian Pemanfaatan TOGA
Revitalisasi SP3T
AKUPRESUR
AKUPUNKTUR MEDIK

ASUHAN MANDIRI TOGA


AKUPRESUR

AKUPUNKTUR MEDIK

HERBAL MEDIK
PRINSIP PENYELENGGARAAN
Pelayanan kesehatan tradisional integrasi hanya
dapat diselenggarakan di Puskesmas, Klinik dan
Rumah Sakit
Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan konvensional &
tradisional
Dibawah supervisi tenaga kesehatan konvensional
Menggunakan pendekatan konvensional

Menggunakan metode yang ditetapkan oleh Menteri


PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
INTEGRASI DI FKTP

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan


integrasi di FKTP hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan persetujuan pimpinan fasilitas
setelah mendapat rekomendasi dari tim, dan
dilaporkan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
INTEGRASI DI FKTL

Pelayanan kesehatan tradisional integrasi yang


diselenggarakan FKTL harus mendapat persetujuan dari
pimpinan rumah sakit berdasarkan rekomendasi komite
medik

Cara pengobatan meliputi keterampilan, ramuan, dan


kombinasi dengan memadukan antara penggunaan
ramuan dan keterampilan
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Berpraktik sesuai kewenangannya;
Pasien ditangani secara konvensional, bila dipandang perlu
dapat diberikan pelayanan kesehatan tradisional integrasi;
Berorientasi pada kebutuhan terbaik pasien;
Meminta persetujuan tindakan setelah terlebih dahulu
manfaat dan risiko yang mungkin terjadi (informed consent);
Melaksanakan evaluasi berkala;
Memilih pelayanan kesehatan tradisional integrasi dengan
pendekatan praktik terbaik berdasarkan bukti (evidence based)
serta berlandaskan pada pengalaman klinis, keyakinan dan
pertimbangan nilai-nilai dan konteks budaya lingkungan
setempat;
Menggunakan teknik dan teknologi yang telah terbukti efektif
dan aman.
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi