Vous êtes sur la page 1sur 21

OSTEOPOROSIS

Kelompok 5 :
Febrianti Ningsih
Jernih Susana
Mutia Alhaura
DEFINISI
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan
massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang
homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih
besar dari kecepatan pembentukan tulang,
mengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang
secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah,
tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak
akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
KLASIFIKASI
Osteoporosis Primer
Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause
Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita atau
disebut juga osteoporosis senil atau penuaan.
Osteoporosis Skunder
disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
Kelainan hepar
Kegagalan ginjal kronis
Kurang gerak
Kebiasaan minum alkohol
Pemakai obat-obatan atau corticosteroid
Kelebihan kafein
Merokok
Osteoporosis Idiopatik
Yaitu : Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di
temukan pada Usia kanak-kanak (juvenil), Usia remaja (adolesen),
dan Pria usia pertengah.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas
nyeri akibat
fraktur kompressi pada vertebra ,adalah:
Nyeri timbul mendadak
Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah oleh
karena melakukan aktivitas
Deformitas vertebra thorakalis
Penurunan tinggi badan
Faktor Resiko Penyebab Osteoporosis
Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Di Ubah
Faktor Mekanis Atau Usia Lanjut
Jenis Kelami
Faktor Genetik
Riwayat Keluarga Atau Keturunan
Bentuk Tubuh
Faktor Resiko Yang Dapat Di Ubah
Kalsium
Protein
Estrogen
Alkohol
Gaya hidup.
Patofisiologi
Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan
terjadi secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses
pembentukan tulang (remodelling). Setiap ada perubahan dalam
keseimbangan ini, misalnya proses resorbsi lebih besar dari proses
pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang
Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35
tahun untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian
trabekula
Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami
penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan
bagian trabekula pada usia lebih muda
Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang
berkisar 20-30 % dan pd wanita 40-50 %
Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian tubuh
seperti metakarpal, kolum femoris, dan korpus vertebra
Bagian-bagian tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha
bagian proksimal dan radius bagian distal.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan non-invasif yaitu ;
Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa
kalsium total dan massa tulang.
Pemeriksaan absorpsiometri
Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
Pemeriksaan biopsi yaitu.
Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia
urine
Penatalaksanaan
Penanganan yang dapat di lakukan pada klien
osteoporosis meliputi :
Diet
Pemberian kalsium dosis tinggi
Pemberian vitamin D dosis tinggi
Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk
mengurangi nyeri punggung.
Pencegahan dengan menghindari faktor resiko osteoporosis
(mis. Rokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktifitas
fisik).
Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.
Pencegahan
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang
dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup
Melakukan olah raga dengan beban
Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
Hindari :
Makanan tinggi protein
Minum alcohol
Merokok
Minum kopi
Minum antasida yang mengandung aluminium
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. Anamnesa
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat kesehatan
Masalalu
sekarang
Pengkajian psikososial
Aktifitas fisik
PEMERIKSAAN FISIK
A. B1 (Breathing)
Inspeksi: ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang
belakang.
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi: cuaca resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara
ronki.
B. B2 ( Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin
dan pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi
gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan dengan
efek obat.
C. B3 ( Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah,
klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.
Kepala dan wajah: ada sianosis
Mata: Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
Leher: Biasanya JVP dalam normal
D. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak
ada keluhan pada sistem perkemihan.
E. B5 ( Bowel)
Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan
eliminasi namun perlu di kaji frekuensi, konsistensi,
warna, serta bau feses.
F. B6 ( Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis.
Klien osteoporosis sering menunjukan kifosis atau
gibbus (dowagers hump) dan penurunan tinggi badan
dan berat badan. Ada perubahan gaya berjalan,
deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri spinal.
Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra
torakalis 8 dan lumbalis 3
ANALISA DATA
Data subjektif :
- klien mengeluh nyeri punggung
- klien mengatakan sulit BAB
- klien mengatakan mudah lelah
- Adanya riwayat jatuh
Data objektif
- kekuatan otot menurun
- kekakuan sendi
- deformitas
- kifosis
- fraktur baru
- ketidakseimbangan tubuh
- keletihan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan
program terapi
Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
Konstipasi yang berhubungan dengan imobilitasi atau
terjadinya ileus (obstruksi usus)
Risiko terhadap cedera : fraktur, yang berhubungan
dengan tulang osteoporotik
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1. Kurang NOC NIC
pengetahuan Knowledge : disease Teaching: disease Process
mengenai proses process Berikan penilaian tentang tingkat
osteoporosis dan Knowledge : health pengetahuan pasien tentang
program terapi behaviour proses penyakit yg spesifik
Kriteria Hasil : Jelaskan patofisiologi dari
Pasien dan keluarga penyakit dan bagaimana hal ini
menyatakan berhubungan dengan anatomi
pemahaman tentang dan fisiologi, dengan cara yg
penyakit, kondisi, tepat
prognosis dan program Gambarkan tanda dan gejala yg
pengobatan biasa muncul pada penyakit,
Pasien dan keluarga dengan cara yg tepat.
mampu melakukan Gambarkan proses penyakit
prosedur yang Identifikasi penyebab
dijelaskan secara benar Sediakan informasi pada pasien
Pasien dan keluarga tentang kondisinya
mampu menjelaskan Diskusikan perubahan gaya
kembali apa yang hidup untuk mencegah
dijelaskan perawat/tim komplikasi
kesehatan lainnya. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
2. Nyeri akut yang NOC NIC
berhubungan Pain level Pain management
dengan fraktur Pain control Lakukan pengkajian nyeri
dan spasme otot Comfort level secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil lokasi, karakteristik, durasi,
Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri presipitasi
Melaporkan nyeri Observasi reaksi nonverbal dari
berkurang dengan ketidak nyamanan
menggunakan Gunakan teknik komunikasi
manajemen nyeri terapiutik untuk mengetahui
Mampu mengenali pengalaman pasien
nyeri Kaji kultur yang mempengaruhi
Menyatakan rasa respon nyeri
nyaman setelah nyeri Evaluasi pengalaman nyeri
berkurang masa lampau
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan teknik non farmakologi
Tingkatkan istirahat
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
3. Konstipasi yang NOC NIC
berhubungan Bowel elimination Constipation/impaction
dengan Hydration management
imobilitasi atau Kriteria Hasil Monitor tanda dan gejala
terjadinya ileus Mempertahankan konstipasi
(obstruksi usus) bentuk feses lunak Monitor bising usus
setiap 1-3 hari Monitor feses : frekuensi,
Bebas dari ketidak konsistensi dan volume
nyamanan dan Monitor tanda dan gejala ruptur
konstipasi usus/peritonitis
Mengidentifikasi Dukung intake cairan
indikator untuk Anjurkan pasien untuk diet
mencegah konstipasi tinggi serat.
Feses lunak dan Menyarankan pasien untuk
berbentuk. berkonsultasi dengan dokter
jika sembelit atau impaksi terus
ada
Lepaskan impaksi tinja secara
manual, jika perlu
Timbang secara teratur
Ajarkan pasien tentang proses
pencernaan yang normal.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
4. Risiko terhadap NOC NIC
cedera : fraktur, Risk kontrol Infironmant management
yang Kriteria Hasil (manajemen lingkungan)
berhubungan Klien terbebas dari Sediakan lingkungan yang
dengan tulang cedera aman untuk pasien
osteoporotik Klien mampu Identifikasi kebutuhan
menjelaskan keamanan pasien, sesuai
cara/metode untuk dengan kondisi fisik dan fungsi
mencegah injuri/cedera kognitif dan riwayat penyakit
Klien mampu terdahulu pasien
menjelaskan factor Menghindarkan lingkungan
resiko dari yang berbahaya
lingkungan/prilaku Memasang side rall tempat
personal tidur
Mampu memodifikasi Menganjurkan keluarga untuk
gaya hidup untuk menemani pasien
mencegah injuri Berikan penjelasan pada
Menggunakan fasilitas pasien dan keluarga atau
kesehatan yang ada pengunjung adanya perubahan
Mampu mengenali status kesehatan dan penyebab
perubahan status penyakit.
kesehatan

Vous aimerez peut-être aussi