Vous êtes sur la page 1sur 19

PENGERTIAN

Racun ular adalah racun hewani yang terdapat


pada ular berbisa.
Gigitan ular merupakan suatu keadaan gawat
darurat yang disebabkan oleh gigitan ular
berbisa yang apabila tidak segera ditangani
dapat menyebabkan kematian.
Daya toksin bisa ular tergantung pada jenis dan
macam ular.
ETIOLOGI

Yaitu karena gigitan ular yang berbisa.
Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu
1. Elapidae : ular kobra, ular kraits,dan ular karang
2. Viperidae : ular-ular laut
3. Hidrophidae : ular tanah, ular bangkai laut, ular
bandotan
SIFAT BISA ULAR

Neurotoksin: berakibat pd syaraf tepi/ pusat
Hematoksin : Kerusakan pada sel darah merah
Myotoksin: Kerusakan sel otot ( ginjal)
Kardiotoksin: Kerusakan otot jantung
Cytotoksin : gangguan jantung dan pembuluh
darah
Cytolytik; peradangan dan mati jaringan
Enzim : zat aktif penyebaran bisa
MANIFESTASI KLINIS
1. Elapidae

Bisa ular bersifat neurotoksik
Tanda dan gejala :
1) Kesakitan pada tempat gigitan dalam setengah jam
2) Bagian gigitan membengkak selepas 1 jam
3) Lemah badan
4) Pengeluran air liur yang berlebihan
5) Mengantuk
6) Lumpuh pada otot muka,bibir,lidah,dan saluran pernapasan
7) Hipotensi
8) Sakit pada bagian perut
9) Gangguan pernafasan
2. Viperidae

Bersifat hemotoksik
Tanda dan gejala :
1) Sangat sakit pada daerah gigitan dalam waktu 5 menit
2) Bekas gigitan akan membengkak dan perubahan warna
akan terjadipada kulit
3) Perdarahan yang tidak berhenti pada daerah gigitan
4) Perdarahan gusi, usus, dan saluran kencing
5) Darah tidak membeku
6) Keracunan berat dapat menebabkn lutut dan lengan
membengkakdalam waktu 2 jam disertai perdarahan
3. Hydropidae

Sifat bisa myotoksik yang menyebabkan kerusakan pada
sel otot (ginjal) dan hyperkalemia akibat kerusakan sel-
sel otot.

Tanda dan gejala :


1) Kesakitan pada otot-otot
2) Kesukaran untuk menggerakan kaki dan tangan
3) Akan merasa kesakitan setelah 1-2 jam
4) Urin akan merubah menjadi merah gelap
KOMPLIKASI

Syok Hipovolemik
Edema Paru
Kematian
Gagal nafas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
Penghitungan jumlah sel-sel darah
Prothrombin time dan activated partial thromboplastin
time

Fibrinogen dan produk-produk pemisahan darah
Tipe dan jenis golongan darah
Kimia darah, termasuk elektrolit, BUN, kreatinin
Urinalisis untuk myoglobinuria
Analisa gas darah untuk pasien dengan gejala sistemik
2. Pemeriksaan penujang lainnya:
Radiografi thoraks pada pasien dengan edema pulmoner
Radiografi untuk mencari taring ular yang tertinggal
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Aman diri dan lingkungan sekitar
2. Nilai A,B,C
3. Tenangkan penderita
4.
5.
Beri kompres dingin/ es bila ada luka bekas gigitan
Lakukan tourniquet selama 2 jam tanpa
membukanya, kecuali ABU telah diberikan
6. Immobilisasikan anggota badan yang digigit dibawah
ketinggian jantung
7. Usahakan ular dapat ditangkap u/ identifikasi
8. Bawa segera ke RS
9. Mulai larutan salin IV pada semua pasien; berikan
oksigen, dan tangani syok jika ada
KONSEP KEPERAWATAN

PRINSIP-PRINSIP PENOLONGAN SECARA UMUM
a. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
Memasang tornikuet
Imobilisasi penderita
b. Menetralkan bisa
Transportasi cepat ke tempat pemberian anti bisa
ular (ABU)
c. Mengobati komplikasi
PENGKAJIAN
PRYMERY SURVEY :
a. A (AIRWAY)


Terjadi paralise otot lurik. Lumpuh pada otot muka, bibir,
lidah, dan saluran pernapasan, gangguan pernafasan,
kardiovaskuler terganggu dan penurunan kesadaran

b. B (BREATHING)
Pada breathing akan terjadi gangguan pernapasan karena
pada bisa ular akan berdampak pada kelumpuhan otot-otot
saluran pernapasan sehingga pola pernapasan pasien
terganggu.
c. C (CIRCULATION)
Terjadi perdarahan. Ditandai dengan luka patokan terus


berdarah, hematom, hematuria, hematemesis dan gagal
ginjal, perdarahan, edeme, hipotensi.

d. D (DISABILITY)
Pada pasien dengan gigitan ular resiko terjadinya syok
sampai penurunan kesadaran. Ini diakibatkan kelumpuhan
otot pernapasan dimana pasien akan mengalami henti napas.

e. E (EXPOSURE)
Pada pasien ini terjadi pembengkakan pada daerah gigitan
dan kemerahan sampai dengan perubahan warna kulit.
SECONDARY SURVEY

a. Bawakan pasien ke tempat pelayanan kesehatan


b. Bila ragu pantau gejala keracunan
c. Pasang infus
d. Berikan adrenalin 0,5 mg dan hidrokortison 100 mg
IV Apabila terjadi laringo spasme dan bronkospasme
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pertukaran gas b.d reaksi endotoksin
Hipertermia b.d efek langsung endotoksin pada
hipotalamus
Resiko tinggi terhadap infeksi b.d pertahanan tubuh
inadekuat
INTERVENSI

DX. I : Gangguan pertukaran gas b.d reaksi endotoksin

Auskultasi bunyi nafas, frekuensi pernapasan


Atur posisi klien dengan nyaman dan atur posisi kepala
lebih tinggi
Observasi warna kulit dan adanya sianosis
Batasi pengunjung klien
Pantau seri GDA
Bantu pengobatan pernapasan (fisioterapi dada)
Beri O2 sesuai indikasi (menggunakan ventilator)
DX. II : Hipertermia b.d efek langsung endotoksin pada
hipotalamus

Pantau suhu klien, perhatikan menggigil atau diaforesis
Beri kompres hangat
Anjurkan pasien minum air putih yang banyak
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antipiretik
DX. III : Resiko tinggi terhadap infeksi b.d pertahanan tubuh
inadekuat

Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi
Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap
klien
Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali
Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan
Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang
terbuka
Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)

Vous aimerez peut-être aussi