Vous êtes sur la page 1sur 51

Pemuliaan tanaman menyerbuk

silang
22 Desember 2015
Mengapa tanaman menyerbuk silang (tidak
menyerbuk sendiri ):

Sifat self incompatibility dan male sterility;


Perbedaan waktu masak organ jantan dan
betina;
Tanaman berumah satu (monoecieous) atau
berumah dua (dioecious).
a. Populasi heterosigot dan heterogen
Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb AA Ee Dd Aa Bb Cc Dd Bb
aa Ee Ff Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb cc Ee Dd Aa Bb
Cc Dd Bb bb Ee Ff Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb BB Ee
Dd Aa Bb Cc Dd Bb dd Ee Ff Aa Bb Cc Bb Aa Aa
Bb cc Ee Dd Aa Bb Cc Dd Bb EE Ee Ff Aa Bb Cc
Bb Aa Aa Bb ee Ee Dd Aa Bb Cc Dd Bb CC Ee Ff
Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb DD Ee Dd Aa Bb Cc Dd Bb
EE Ee Ff Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb FF Ee Dd Aa Bb
Cc Dd Bb ee Ee Ff Aa Bb Cc Bb Aa Aa Bb ff aa
b. Kesetimbangan genetik Hardy-
Weinberg
Frekuensi gen dan genotip pada sebuah
populasi kawin acak akan selalu tetap dari
generasi ke generasi selama tidak terjadi
seleksi, mutasi dan migrasi.
b. Kesetimbangan genetik Hardy-
Weinberg
AA Aa aa
p2 2pq q2

p2 AA + 2pq Aa + q2 aa = 1
D H R

Secara umum apabila ada N individu dalam populasi kawin


acak akan terdapat D individu homosigot dominan (AA), H
individu heterosigot (Aa) dan R individu homosigot resesif
(aa).
Demonstrating the H-W principle

Generation 0
N gametes Random mating
A1 A2

A1 A1 , A1 A2 , A2 A2 Zygotes
A1 A2
Genotype p2, 2pq, q2
A1 (p) A2 (q)
frequencies
gametes A1 A1 (p2) A1 A2 (pq)
A1
(p)

Generation 1 A1 A2 (pq) A2 A2 (q2)


A2
N (q)
Genotype frequencies
do not change from A1 A1 , A1 A2 , A2 A2
generation to generation
p2, 2pq, q2
PEMULIAAN TANAMAN/PERBAIKAN GENETIK
TANAMAN MENYERBUK SILANG
Selalu mengacu pada POPULASI.

Perubahan komposisi genotip dalam


populasi perubahan frekuensi gen.

Seleksi meningkatkan frekuensi gen


dikehendaki menurunkan frekuensi gen
tak dikehendaki.
METODE PEMULIAAN
1. INTRODUKSI
2. SELEKSI
3. HIBRIDISASI
METODE PEMULIAAN
1. INTRODUKSI

Sumber varietas baru;


Sumber gen yang diperlukan untuk
perbaikan sifat;
Dimasukkan dalam varietas sintetis;
Digabungkan dengan varietas lokal;
Koleksi keragaman genetik.
2. SELEKSI
SELEKSI MASSA (Mass selection)
SELEKSI TONGKOL BARIS (Ear to Row Selection)
SELEKSI BERULANG (Recurrent Selection):
SB sederhana/fenotipa (Simple/Phenotypic
Recurrent Selection);
SB untuk Daya Gabung Umum (Recurrent Selection
for General Combining Ability);
SB untuk Daya Gabung Khusus (Recurrent Selection
for Specific Combining Ability);
SB timbal balik (Reciprocal Recurrent Selection).
2. SELEKSI
SELEKSI MASSA
Memilih individu dengan sifat yang dikehendaki
dari populasi dasar;
Seleksi didasarkan pada fenotip;
Tidak ada kontrol persilangan;
Tidak ada uji keturunan;
Mendapatkan frekuensi genotip superior terbesar
dalam populasi;
Menghasilkan varietas bersari bebas (open
pollinated varieties).
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI MASSA
- Tanam populasi dasar atau populasi campuran;
- Biji dari tanaman terpilih dipanen;
- Biji dari tanaman terpilih dengan jumlah yang sama
dicampur dan ditanam untuk siklus seleksi berikutnya;
- Pengaruh lingkungan dapat dikurangi (ketelitian
ditingkatkan) dengan membagi petak seleksi menjadi blok-
blok berukuran kecil;
- Setiap blok dipilih tanaman terbaik dengan jumlah yang
sama.
2. SELEKSI
SELEKSI TONGKOL BARIS

Perbaikan dari seleksi massa;


Seleksi individu tanaman dengan sifat yang
dikehendaki;
Didasarkan pada fenotip;
Tanpa atau sebagian kontrol persilangan;
Dilakukan uji keturunan;
Menghasilkan varietas bersari bebas.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI TONGKOL BARIS
dipilih individu superior 200 300 individu;
tanpa /sebagian kontrol persilangan;
tongkol dari individu terpilih dipanen;
sebagian benih dari tongkol terpilih ditanam dalam
baris, sisanya disimpan dan tidak dicampur;
ditentukan baris-baris terbaik (uji keturunan);
sisa benih dari baris-baris terbaik dicampur untuk
ditanam pada siklus berikutnya.
Populasi dasar
Axx...xx...x...Gx.. Sebagian biji dari tanaman
xBx...Cx...x...xx.. terpilih disimpan
xxx...xx...F...xx..
xxx...xx...x...xH.. A B C D E F G H
xxx...Dx...x...xx..
xxx...xE...x...xx.. Biji yang mempunyai
penampilan dalam baris terbaik
dicampur dan ditanam ( A C F
H)
x x x x x x x x
x x x x x x x x
x x x x x x x x xxx...xx...x
x x x x x x x x xxx...xx...x
x x x x x x x x xxx...xx...x
. . . . . . . . xxx...xx...x
. . . . . . . . xxx...xx...x
. . . . . . . . xxx...xx...x
. . . . . . . .
baris A B C D E F G H Populasi dasar untuk siklus
seleksi berikutnya
UJI KETURUNAN
Penilaian suatu genotip berdasarkan
penampilan keturunannya yang dihasilkan
dari perkawinan tertentu.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG

Untuk mengumpulkan gen-gen karakter


kuantitatif pada populasi tanpa kehilangan
variabilitas genetik;
Meningkatkan frekuensi gen-gen yang
diinginkan dalam setiap siklus seleksi.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG
Pengembangan
populasi dasar

Seleksi individu Evaluasi


superior untuk individu dalam
tetua populasi
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG PENGEMBANGAN POPULASI DASAR
Populasi dasar merupakan materi awal untuk seleksi
berulang yang harus selalu diperbaiki;
Populasi dasar terbentuk dari persilangan beberapa tetua
(genotipe/individu superior);
Tetua harus menunjukkan penampilan yang baik tetua
potensial;
Alel-alel berbeda akan meningkat dengan bertambahnya
jumlah tetua dan dengan perbedaan genetik tetua;
Efisiensi seleksi berulang memerlukan tingkat keragaman
genetik yang tinggi.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG EVALUASI INDIVIDU DALAM
POPULASI

Seleksi individu dalam populasi disesuaikan


dengan tujuan pemuliaan tanaman;
Seleksi dapat dilakukan sebelum pembungaan,
atau sesudah panen;
Seleksi individu dalam populasi bertujuan
meningkatkan genotip superior di dalam populasi.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG SELEKSI INDIVIDU
SUPERIOR UNTUK TETUA

Individu terseleksi (genotipe) superior


digunakan sebagai tetua untuk membentuk
populasi baru sebagai bahan seleksi
berikutnya.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG SEDERHANA/FENOTIPIK

Dapat disejajarkan dengan seleksi massa;


Seleksi didasarkan pada penampilan tetua jantan
dan betina;
Tidak ada uji keturunan;
Terdapat kontrol persilangan;
Bertujuan meningkatkan genotipa superior dalam
populasi;
Varietas yang dihasilkan adalah varietas bersari
bebas.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI BERULANG SEDERHANA
/FENOTIPIK

Suatu populasi ditanam sedemikian rupa sehingga


memungkinkan untuk diadakan seleksi secara individu;
Dipilih individu-individu superior untuk sifat yang
diinginkan, individu lain dihilangkan atau diemaskulasi;
Diadakan persilangan di antara individu-individu
terpilih.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI BERULANG SEDERHANA
/FENOTIPIK

Hasil silangan dipanen dan biji dicampur;


Biji hasil silangan ditanam diadakan
pemilihan individu-individu superior kembali;
Demikian seterusnya, sampai diperoleh sifat
yang diperbaiki sesuai dengan kriteria seleksi.
Axx...xGx..
xBx...Cx...x
xxx...xx...F
xxH...xx...x
xxx...Dx...x
xxx...xE...x

Hasil persilangan xxL...Mxx..


A x C, G x F, B X H, D X xJx...xx...x
E dicampur Ixx...xP...x
xxx...xx...Q
xxN...Ox...x
xxx...xx...x

SIKLUS SELEKSI Hasil persilangan


BERIKUTNYA I x J, L x M, N X O, P X
Q dicampur
2. SELEKSI
EFISIENSI SELEKSI BERULANG SEDERHANA
/FENOTIPIK
Tergantung dari tingkat keragaman genetik
dari siklus-siklus sebelumnya;
Dengan keragaman genetik yang hampir sama
antara satu siklus seleksi dengan siklus seleksi
sebelumnya, kemajuan seleksi pada siklus-
siklus selanjutnya masih dapat diharapkan.
2. SELEKSI
WAKTU YANG DIPERLUKAN SATU SIKLUS SELEKSI
- Satu generasi atau satu musim tanam, bila karakter
yang diperbaiki dapat dievaluasi sebelum fase
pembungaan. Contoh : ketahanan penyakit.

- Dua generasi atau dua musim tanam, bila karakter


yang diperbaiki baru dievaluasi setelah panen. Contoh
: kandungan minyak jagung.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI UNTUK SATU GENERASI
- Musim pertama : Tanam populasi dasar,
dilakukan inokulasi. Saat fase pembungaan
pilih tanaman yang resisten.
- Kumpulkan serbuk sari dari tanaman yang
resisten dengan jumlah yang kira-kira sama
untuk setiap tanaman.
- Pernyerbukan dilakukan terhadap tongkol
atau bunga betina tanaman yang resisten.
- Biji yang dihasilkan dicampur dengan
jumlah yang sama untuk membentuk
populasi dasar siklus berikutnya.
- Musim kedua siklus kedua.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI UNTUK DUA GENERASI
- Musim pertama : tanam populasi dasar,
lakukan selfing pada setiap individu tanaman
(atau pilih individu superior bila dapat
dievaluasi secara langsung);
- Panen biji setiap individu, sebagian biji
dianalisis kandungan minyaknya, sebagian lagi
disimpan untuk ditanam pada siklus
berikutnya.
- Musim kedua : Biji dari individu-individu
terpilih ditanam dalam baris-baris
turunan;
- Persilangan antar baris-baris turunan
pada semua kombinasi (intermated);
- Biji dipanen dari setiap kombinasi
persilangan, ambil biji dengan jumlah
yang sama kemudian dicampur
populasi dasar siklus berikutnya.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG UNTUK DAYA GABUNG

- Daya Gabung Umum (DGU) = General Combining


Ability (GCA) = Kemampuan suatu genotipa
menunjukkan kemampuan rata-rata keturunan bila
disilangkan dengan sejumlah genotipa lain yang
dikombinasikan, dapat dimasukkan persilangan
sendiri genotipa itu.
Daya Gabung Khusus (DGK) = Specific
Combining Ability (SCA) = kemampuan
satu kombinasi persilangan untuk
menunjukkan penampilan keturunan.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG UNTUK DAYA GABUNG
UMUM

Didasarkan pada penampilan fenotipe


keturunan evaluasi genotipa;
Terdapat kontrol persilangan.
Terdapat uji keturunan di mana tetua
penguji memiliki keragaman genetik
yang luas (varietas berserbuk terbuka,
var. hibrida ganda);
Penguji harus memiliki sifat yang tidak
menonjol untuk karakter yang
diperbaiki;
Hasil : varietas sintetis, galur-galur
potensial.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI BERULANG UNTUK
DGU

Pada generasi pertama (G1) menanam


populasi dasar dan membuat sejumlah
penyerbukan sendiri sehingga dihasilkan
sejumlah populasi S1;
Pada generasi ke dua (G2), sebagian biji dari
galur-galur S1 ditanam terpisah dalam baris-
baris dan sisa bijinya disimpan;
Di samping itu juga ditanam populasi tetua
penguji;
Diadakan sejumlah persilangan antara galur-
galur S1 tersebut dengan tetua penguji.
2. SELEKSI
PROSEDUR SELEKSI BERULANG UNTUK
DGU;
Biji hasil persilangan pada generasi ke dua
ditanam dengan ulangan secukupnya (untuk
uji keturunan.
Pada generasi ke tiga (G 3) diadakan pemilihan galur
S1 berdasarkan uji keturunannya;
Galur S1 yang menghasilkan keturunan yang baik
dipilih untuk diteruskan pada generasi berikutnya;
Pada generasi ke empat (G 4), sisa biji galur S1
terpilih dicampur dan ditanam. Populasi ini
dibiarkan kawin acak, sehingga terjadi rekombinasi;
Biji hasil kawin acak ini dicampur untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
Generasi 1
Populasi dasar
XXXXXX Menanam populasi dasar
XXXXXX Penyerbukan sendiri pada
XXXXXX pada sejumlah individu (X)
XXXXXX sehingga dihasilkan
XXXXXX
sejumlah populasi sejumlah
XXXXXX
S1

Sejumlah S1
Generasi 2

Sejumlah S1 Tetua penguji


ditanam dalam baris
A XXXXXX XX Sebagian dari biji
B XXXXXX XX galur-galur S1
C XXXXXX XX ditanam, kemudian
D XXXXXX XX disilangkan dengan
E XXXXXX XX
tetua penguji (tetua
F XXXXXX XX
G XXXXXX XX jantan)
H XXXXXX XX Sisa biji S1 disimpan.
I XXXXXX XX


Generasi 3
Uji keturunan
XXXXXX Biji hasil persilangan ditanam
XXXXXX dengan ulangan secukupnya
XXXXXX untuk uji keturunan (dalam
XXXXXX baris)
XXXXXX Ditentukan galur S1 terpilih
XXXXXX berdasarkan uji keturunan
(S1 terpilih adalah S1 yang
penampilan keturunannya
baik)
Generasi 4
Sisa biji S1 terpilih
dicampur dan ditanam
Sisa biji galur S1 terpilih
XXXXXX ditanam dan dibiarkan kawin
XXXXXX acak, sehingga terjadi
XXXXXX rekombinasi
XXXXXX Biji hasil panen dicampur
XXXXXX
untuk digunakan pada siklus
XXXXXX
berikutnya (G 1 )
Siklus pertama selesai.

G1
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG UNTUK DAYA GABUNG KHUSUS

Tujuan : Mencari kombinasi yang khas dan


memperlihatkan perbaikan terbesar dari suatu
populasi. Galur murni-galur murni yang lebih baik
dapat diturunkan dari populasi tersebut;
Prosedur seleksi sama dengan seleksi berulang
untuk daya gabung umum, kecuali berbeda pada
varietas pengujinya;
Varietas penguji memiliki variabilitas genetik
yang sempit galur murni, hibrida silang tunggal
Varietas yang dihasilkan : hibrida tunggal, ganda.
2. SELEKSI
SELEKSI BERULANG TIMBAL BALIK

Merupakan gabungan dari SB DGU dan SB DGK


Setiap populasi berperan sebagai penguji untuk
populasi lainnya timbalbalik
Dua populasi dasar yang digunakan sebaiknya
memperlihatkan diversitas yang cukup besar
Perbaikan populasi dapat diharapkan pada
setiap generasi
2. SELEKSI
PERSYARATAN SELEKSI BERULANG TIMBAL BALIK

Seleksi berdasarkan keturunan dari tanaman


Terdapat kontrol penuh terhadap persilangan
Peran gen over dominan, dominan, aditif
Terdapat uji keturunan dengan tipe uji
keturunan daya gabung umum dan khusus
Varietas yang dibentuk adalah Varietas
Perbaikan Hibrida
2. HIBRIDISASI

Antar varietas atau antar spesies


Pemanfaatan heterosis
2. HIBRIDISASI
PERSILANGAN ANTAR VARIETAS ATAU ANTAR SPESIES

Digunakan untuk menggabungkan gen-gen yang


dikehendaki dari beberapa tetua berbeda
Segregasi terjadi pada generasi F1
Diperlukan selfing untuk satu atau beberapa
generasi agar karakter-karakter yang
dikehendaki dalam keadaan homosigot
Beberapa galur yang tidak terpilih seringkali
diperlukan untuk menyimpan vigor yang hilang
selama silang dalam
2. HIBRIDISASI
HETEROSIS

Heterosis = hybrid vigor, peningkatan ukuran dan


vigor yang melebihi tetua atau rata-rata tetua
Heterosis merupakan kebalikan dari depresi silang
dalam
Dasar teori : hipotesis dominan dan hipotesis over
dominan
Pemanfaatan heterosis : perakitan varietas
hibrida
2. HIBRIDISASI
SILANG DALAM (INBREEDING)

Persilangan individu yang berkerabat dekat


(saudara kandung atau saudara tiri)
Persilangan sendiri (selfing)
Meningkatnya homosigositas
Ekspresi gen-gen resesif merugikan menyebabkan
penurunan penampilan (depresi silang dalam)
Tingkat depresi silang dalam berbeda pada setiap
spesies tanaman
2. HIBRIDISASI
SILANG DALAM (INBREEDING)

Mengurangi frekuensi alel-alel resesif yang


merugikan
Meningkatkan variabilitas genetik di antara
individu dalam suatu populasi
Mengembangkan genotip potensial

Vous aimerez peut-être aussi