Vous êtes sur la page 1sur 83

KELAPA SAWIT

Elaeis guinensis Jack


Asal : Nigeria ( Afr Barat)
Brazil ( Amr Sel)
Ix Ind Belanda 1848 koleksi kebun raya Bogor
1911 Perkebunan ( Deli dan Aceh)
Setelah merdeka : Perkebunan Nas
* menciptakan lap pekerjaan
* Meningkatkan kesra masy
* penghasil devisa neg
Perkembangan :
* Perkebunan Rakyat
* Perkebunan Besar Negara
* Perkebunan Besar Swasta
Kebijakan pemerintah : PIR _Bun
PIR _ Trans

Sentra : Sumatra , Kalimantan


Pengembangan : Sulawesi , Irian

Produktivitas Perkb Rakyat 1,396 ton/ha/th


Peekb Besar 3,5 ton/ha/th
Pertumb perkb rakyat : 45,1 %/th
Pola perkebn KS :
PIR mulai th 74/75
Perkebn pemerintah/swasta : Inti
Perkbn Rakyat : Plasma
Tujuan : mengangkat harkat hidup petani dan keluarganya dg cara
meningkatkan produksi dan pendapatan usaha taninya
Perbandingan luas lahan Inti: plasma
40 : 60 (awal)
20 : 80 (awal)
Kewajiban Perusahaan :
1. Membangun perkebunan inti lengkap dg semua
fasilistasnya unt menampung hasil kebun inti dan plasma
2. Melaksanakan pembangunan kebun plasma sesuai
standart tahapan dirjenbun
3. Melaksanakan penyiapan lahan pekarangan dan rumah
petani sesuai juknis deptrans
4. Memberikan juknis budidaya sawit kpd petani
5. Membeli seluruh hasil kebun plasma dg harga layak sesuai
pedoman mentan
6. Membantu proses pengembalian kridit petani
Kewajiban petani plasma

1. mengganti biaya pembng kebun plasma dg kridit


lunak, jangka panjang dr pemerintah
2. mengusahakan kebn plasma sesuai dg juknis
budidaya yg diberikan o/ perusahaan inti
3. menjual seluruh hasil kebun plasma kpd perusahaan
Hasil penjualan kebun plasma :
30 % angsuran kredit
20 % biaya perawatan jalan
50 % bagian petani
kelemahan
1. Tata hub antara indi dg plasma belum diatur
sec jelas, terutama dlm tahap pengalihan
kepemilikan tanah proyek
2. Kurangnya kesatuan pandang ttg konsep PIR
oleh instansi terkait
3. Kurangnya pengawasan dr pelaksanaan inti
krn luasnya lahan
4. petani blm sadar berorganisasi shg
mempersulit terbentuknya KUD
PIR TRANSMIGRASI
Menyelaraskan program pengembangan
perkebunan dg program transmigrasi
Pertimbangan :
1. meninhgkatkan produksi komoditas non
migas
2. meningkatkan pendapatan petani
3. Membantu pengembangan wil
4. menunjang keberhasilan progr transm
Peserta Inti :
Perkeb besar Pmrt/swasta/asing berbadan
hukum
Peserta plasma :
1. Transmigran (Tap Mentan)
2. Penduduk setempat dan petani yg
tanahnya masuk proyek PIR (Tap Pemda)
3. Petani/peladang berpindah dg kawasan
hutan terdekat (Tap Pemda)
HAK INTI
Lahan perkebunan inti HGU jangka waktu 35
th dapat diperpanjang 25 th untuk kebun inti,
satuan bangunan dan pabrik pengolahan (
biaya dan fasilitas pembangunan tg jwb
perusahaan )
Hak plasma
Pekarangan 0,5 ha (rumah) untuk
pengusahaan tan pangan
Kebun plasma 2 ha/kk (sudah ada tan siap
menghasilkan)
TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan
daging buahnya terbagi menjadi 3 macam :

1. Jenis Dura biasanya ditanam sebagai pohon induk dengan ciri-ciri


daging buah tipis (20-65%), tempurung tebal (20-50%) dan biji
tebal (4-20%).
2. Jenis Pisifera biasanya ditanam sebagai tanaman serbuk sari
dengan ciri-ciri daging buah tebal (92-97%), tidak ada tempurung
dan biji kecil (3-8%).
3. Jenis Tenera biasanya ditanam di perkebunan kelapa sawit dengan
ciri-ciri daging buah sedang (60-96%), tempurung tipis (3-20%) dan
biji sedang (3-15%).

Bahan tanaman yang biasa dipakai untuk kepentingan komersial adalah benih hibrida hasil
persilangan DxP (Dura dan Pisifera).
BATANG
Batang bulat panjang tidak bercabang
O : 25 75 cm terus bertambah tinggi selama
tanaman hidup
Di Kebun Raya Bogor 140 tahun
Tetapi untuk perkebunan :
umur ekonomis 25 35 tahun
dengan tinggi tanaman 10 11 m

AKAR
Sistem perakaran serabut :
tanaman dewasa 8000 10.000 akar serabut primer, 4 10
mm.
Tumbuh dari bongkol/pangkal batang dekat permukaan tanah
>> Tumbuh agak horizontal anta 20 dan 60 cm di bawah permukaan
tanah
Akar-akar individu bisa mencapai 15 20 m
<< tumbuh ke bawah secara vertikal
drainase baik, tanah dalam === 3 9 m

Akar-akar sekunder : 2-4 mm,


panjang == 10 15 cm, muncul dari akar- akar
primer > akar-akar ini mengarah ke atas mendekati
permukaan tanah

Akar-akar tertier : 1-2 mm, panjang10 -15 cm,


Tumbuh horizontal berasal dari akar-akar
sekunder. >> terdapat pada ===== akar-akar
sekunder dekat permukaan tanah.
Akar-akar kuarter : 0,5 mm, panjang
2 cm terletak dekat permukaan tanah
bersama-sama dengan akar tertier
semacam lapisan anyaman yang tebal oleh tanah
teratas
TAJUK
KEADAAN FAVORABLE :
Tanaman dewasa : 40-50 daun parapinnate hijau
yang telah membuka.
Laju : 2 daun / bulan
1 helai daun yg telah terbuka mempunyai
hidup fungsional 2 tahun.

daun juvenile dalam berbagai tahap


perkembangan : meristem pucuk daun
terbuka termuda sama : 40 50
daun.
Selang 4 tahun dari inisiasi daun pada titik
tumbuh sampai saat daun mati.

Filotaksi tajuk kelapa sawit (gambar)


DAUN
Individu panjang : 5 7 m : terdiri dari :
1 tulang daun utama (rachis) dengan
100 160 pasang anak daun linear
1 tangkai daun (petiole pelepah) yg
berduri

Panjang daun :
di tengah rachis 100 cm
berkurang ke pangkal / tangkai daun
me <<< di bagian ujung daun

Luas daun :
pengaruh umur thd luas daun dan ILD
(indeks luas daun) Gambar 1.
BUNGA
Monoecious
Infloresen
A. Bunga jantan
B. Bunga betina
A & B berbentuk mayang (spadix)
Jarang hermaphrodit
1 Inflor dibentuk dalam ketiak setiap daun segera setelah
diferensiasi dari pucuk batang
Jenis kelamin jantan / betina ditentukan 9 bln setelah inisiasinya
+ selang 24 bulan baru inflor bunga berkembang sempurna;
Tidak seluruh inflor menjadi bunga sempurna, selama periode
pemanjangan inflor yang cepat, 5 6 bln sebelum anthesis
beberapa rontok, gugur (abort)
kastrasi
Pemotongan/pembuangan semua munga jant dan betina
sebelum area dipolonasi
Sejak bunga I keluar (12BST) sampai 33 BST atau
selambat2nya 6 bln seb panen
Tujuan : merangsang pertumb vegetatif dan menghilangkan
sumber infeksi HP
Bunga jantan Ix keluar mudah rontok, kecil dan bag nya tdk
sempurna shg jk dipertahannkan akan menghasilkan buah
dg kand minyak sedikit
Penyerbukan buatan ( Assisted polination)
penyerbukan alami kurang efektif shg buah sedikit
untuk mengatasi kurangnya bunga jantan dan musim hujan
Penyerbukan dg bantuan manusia
Bunga jantan segar, mekar, warna kuning terang, bau khas
Disungkup kantong plastik, dipotong
Kantong dokocok agar serbuk sari lepas
Serbuk sari disaring
Dikeringkan dlm oven t 380C selama 24 jam
Disimpan dlm desicator dilengkapi dg silica gel
Saat akan digunakan dicampur talk 1:10 dlm puffer
Bunga jantan mekar, putik berwarna kuning kemerah2an,
berlendir, bau khas, kelopak bunga bag atas terbuka
Bag atas puffer ditutup dg kain kasa, ditiupkan ke seluruh
bag bunga
BUAH

Buah batu yang sessile (sessile drupe)


Mesokarp berdaging, endokarp keras mengelilingi 1, kadang 2,
jarang 3 biji.
Buah mentah : ungu / hijau

Mesokarp buah yg masak : 45 50 % minyak (edible) berwarna


merah orange (carotine)
: Asam-asam lemak jenuh : tak jenuh = 1 : 1

Biji yg masak : inti sawit : 48 52 %


minyak hampir tak berwarna : asam-asam lemak jenuh
Buah-buah (tandan) terbentuk setelah dalam jangka 5 6 bln
setelah inflor dibuahi.
Panen I 3,5 th (dr biji)
Waktu dari penyerbukan sd siap panen 5-6 bln
2 bag utama buah :
1. perikaprium :
a. epikaprium/kulit buah keras dan licin
b. mesokaprium/daging buah yang berserabut
mengandung minyak dg rendemen tinggi
2. biji
a. endokaprium/tempurung hitam keras
b. Endosperm/inti/kernel penghasil minyak inti
c. Lembaga/embrio bakal tanaman
Jumlah : 20 22 tandan/th semakin tua turun 12 14 tandan
Tahun pertama berbuah : 3 6 kg /tandan semakin tua
meningkat 25 35 kg/tandan
Banyaknya buah pertandan tgt :
Fak genetis
Umur
Lingk
Teknik budidaya

Jumlah buah/tandan 1600 panjang 2 -5 cm


berat 20 30 g
II. GEOGRAFI
Faktor-faktor geografis mempengaruhi
pertumbuhan & perkembangan tanaman
melalui perubahan faktor-faktor ekologis :
- radiasi matahari dan bumi
- Panas
- Air
- Atmosfir
- Faktor-faktor biotik

Garis bujur (longitude) suatu habitat tidak


berpengaruh nyata secara ekofisiologis.

Garis lintang (latitude) penting


Letak lintang : - perubahan radiasi
dan suhu tahunan
TANAH

Podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial


Solum tebal yaitu 80 cm
Tekstur ringan, pasir 20-60%, debu 10-40%, liat 20-50%
Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas
sedang
pH 4-6, terbaik 5 5,5
Kandungan unsur hara tinggi : C/N mendekati 10, daya tukar Mg 0,4 1,0 me/100g,
daya tukar K 0,15 0,2 me/100g, perbandingan daya tukar Mg dan K berada pada batas
normal
Topografi adalah areal dengan kemiringan 0 -15
B. TOPOGRAFI
Unsur-unsur topografi utama mempengaruhi
Pertumbuhan & perkembangan tanaman :
* relief
* Sudut kemiringan / lereng
* arah lereng
* Altitude
Relief ===== drainase lahan

Sudut lereng == nisbah antara air run off dan air


infiltrasi
Pertanaman komersil : pada lahan dgn lereng
Mencapai 20o (alasan teknis dan ekonomis)

Altitude === faktor biotik


III. CUACA DAN IKLIM

Bagaimana pengaruh unsur-unsur cuaca & iklim utama?


- Radiasi - air
- Suhu - udara

Sebagian besar pertanaman komersil telah dibangun di


kawasan-kawasan di mana
curah hujan > evapotranspirasi
selama 9 bulan setahun;

Kelas iklim AFdan AM (Koppen) atau iklim zona


khatulistiwa
PERSIAPAN LAHAN

Areal hutan

Areal alang-alang

Konversi dan replanting


Areal hutan
Penghimasan
Pemotongan dan penebasan semua jenis kayu maupun semak belukar
yang ukuran diameternya lebih kecil dari 10 cm
Penebangan pohon
Penebangan batang-batang kayu yang berdiameter >10 cm, khusus
untuk jenis hutan primer dan sekunder
Merencek/memerun
Cabang dan ranting kayu yang sudah ditebang dipotong-potong untuk
mempermudah perumpukan hingga panjang rata-rata menjadi 6-8 m..
Perumpukan
Pengumpulan cabang dan ranting yang telah dipotong sebagai bahan
bakar dari kayu yang lebih besar
Areal alang-alang

Mekanis : membajak dan menggaru

Khemis : penyemprotan alang-alang dengan


racun, antara lain Dalapon atau Glyphosate
Konversi dan replanting
Konversi adalah pembukaan areal dari bekas perkebunan tanaman
lain,
replanting/peremajaan adalah pembukaan areal dari bekas
perkebunan kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif lagi
Penanaman tanama penutup tanah 1 bulan sebelum penanaman
kelapa sawit
Fosfat alam ditaburkan kemudian tanah dibajak dan digaru
Benih tanaman yang diperlukan 5 7,5 kg/hektar
Pembuatan tiga saluran dengan jarak 1,5 2 m
Tiga minggu setelah benih berkecambah, tanaman dipupuk dengan
pupuk majemuk
PERSIAPAN BAHAN TANAM

Persiapan benih
Seleksi biji
Perkecambahan
Pesemaian (pre-nursery)
Pembibitan (main-nursery)
Persiapan benih

1. Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.


2. Tandan buah diperam 3 hari dan disiram air.
3. Buah dipisahkan dari tandannya, diperam lagi selama 3 hari
4. Buah dimasukkan ke dalam mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari
benih, untuk selanjutnya benih dicuci dengan air dan direndam dalam larutan
Dithane M-45 0,2% selama 3 menit.
5. Benih lalu dikeringanginkan dan diseleksi untuk memberoleh biji yang berukuran
seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bertemperatur 22 C dan
kelembaban 60% - 70% sebelum dikecambahkan
Seleksi biji

Berasal dari persilangan varietas unggul (Dura dan


Pisifera)
Diambil dari tandan buah yang besar dari pohon yang
telah diseleksi dan diketahui sifat-sifatnya
Tandan yang telah dipanen dibawa ke lab persiapan biji
Biji direndam selama 3 menit dalam larutan Dithane dan
dikeringanginkan
Biji disimpan min 1 bulan sebelum dikecambahkan
Buah kelapa sawit
Persiapan perkecambahan

Untuk mempercepat perkecambahan :


menipiskan kulit biji dengan mengasahnya atau
dengan melarutkan biji dengan larutan HCl 0,1%

Pemeriksaan kadar air biji, jika < 18% maka perlu


direndam

Biji dikeringanginkan pada ruangan pengeringan.


Perkecambahan
Biji-biji dimasukkan ke dalam kantung plastik, setiap kantung berisi 500 1000
butir biji
Kantung diatur pada rak-rak di dalam germinator selama 80 hari dengan suhu rata-
rata 39,5C dan tidak perlu disiram
Setelah 80 hari, biji dikeluarkan dan dipindahkan ke ruangan lain bersuhu 28C
Biji dikeluarkan dan direndam dalam bak perendaman selama 3 hari untuk
menaikkan kadar air dari 18% menjadi 23 %
Biji dikeringanginkan selama 1 hari dan kembali dimasukkan ke dalam kantung
plastik serta diletakkan pada rak-rak di dalam ruangan perkecambahan
bertemperatur 26-28C
Setelah 12 -15 hari biji akan mulai berkecambah dan selanjutnya tiap minggu
diperiksa dan dikeluarkan
Setelah 4-5 minggu persentase kecambah mencapai 70 85%dan ada yang
mencapai 90%
Biji yang tidak tumbuh pada minggu ke-6 diperiksa apakah viabilitasnya msih baik
atau tidak. Jika masih baik maka dapat dipanaskan kembali selama 20 hari
Kecambah Kelapa Sawit Kultivar Sungai Pancur 2 (SP 2) berumur 21
HSS
Pesemaian (pre-nursery)

Bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan bibit


yang merata sebelum dipindahkan ke pembibitan

Pesemaian dalam bentuk bedengan


Pesemaian dalam polibeg

Media pesemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir


Pesemaian dalam bentuk bedengan
Terdapat dua cara yaitu di atas tanah langsung dan dengan
menggunakan bak semai
Pesemaian di atas tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah
sedalam 20 cm, digemburkan lalu dicampur dengan pasir yang telah
disterilkan
Bedengan dapat dibuat dari kotak dengan ukuran (120x60x50)cm
Untuk mempermudah penyiraman dan pemindahan bibit, bak-bak
semai ditempatkan di atas para-para setinggi 60 cm
Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam dengan jarak
7,5x7,5 cm sedalam 2-5 cm atau tergantung panjang akarnya
Dilakukan penyiraman 2 kali sehari
Pemupukan dilakukan dengan pupuk nitrogen setiap dua minggu
sekali
Setelah 4 bulan di pesemaian dan berdaun 2-4 helai, benih mulai
dapat dipindahkan ke pembibitan.
Pesemaian dalam polibeg
Dapat dilakukan di kantung plastik, keranjang bambu atau bakul.
Kantung plastik yang digunakan berukuran (15x16)cm
Media tanah yang mengandung kotoran dimasukkan ke dalam polibeg
Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2 5 cm
Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan di bawah
naungan
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
Pemupukan dengan pupuk majemuk atau urea. Setiap 400 bibit memerlukan
56 gram pupuk urea, sedangkan pupuk majemuk hanya 28 gram. Dilakukan
setiap minggu
Setelah 3 bulan di pesemaian dilakukan seleksi bibit
Pesemaian kelapa sawit dalam polibeg di bawah atap naungan
Pembibitan (main nursery)

Pembibitan dapat dilakukan di lapangan


maupun dengan menggunakan kantung plastik
besar
Terbagi menjadi :
a. Pembibitan lapangan (field nursery)
b. Pembibitan kantung plastik besar
Pembibitan lapangan
Mengolah tanah dengan cara mencangkul tanah sedalam 40 cm sambil
membersihkan tanaman pengganggu atau kotoran yang ada
Membuat saluran drainase
Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 10toh/ha atau campuran 500 kg
urea dengan 500 g SP36/ha
Areal pembibitan dibagi menjadi bedengan dengan lebar 5 10 barisan bibit,
panjang bedengan antara 25 30 m dan jarak antar bedengan 70 cm
Jarak tanam (60x60x75x75)cm
Lubang tanam dibuat sesuai besar tanah (bibit putaran ) atau panjang akar
(bibit cabutan)
Penyiraman bibit disesuaikan dengan curah hujan, suhu dan penguapan baik
oleh bibit maupun tanah
Pemupukan
Pemindahan bibit yang berumur 12 -14 bulan ke lapangan
Penyulaman
Pembibitan kantung plastik besar

Pembuatan media tanam


Pengisian polibeg
Penanaman
Kantung-kantung plastik dalam pembibitan diatur
berbentuk segitiga sama sisi dengan jarak
(90x90x90)cm
Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan
Sistem pembibitan
Sistem pembibitan tahap ganda
(double stage system)

a. Pembibitan pendahuluan yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan


polibeg kecil sampai bibit berumur 3 bulan
b. Pembibitan utama (main-nursery) yaitu bibit ditanam dalam polibeg
besar selama 9 bulan

Sistem pembibitan tahap tunggal


(single stage system)

Bibit langsung ditanam dalam polibeg besar hingga berumur 12 bulan tanpa
harus ditanam dalam polibeg kecil terlebih dahulu
Pembibitan tahap ganda kelapa sawit

Pembibitan kelapa sawit dilakukan dua tahap yaitu


pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama
(main nursery).

1. Pembibitan awal (pre nursery) dilakukan sampai umur 3-4 bulan atau kecambah
sudah memiliki daun 4 helai. Sebaiknya dinaungi, naungan awal dengan intensitas
cahaya 50% - 60% dan secara bertahap naungan tersebut dikurangi untuk lebih
menguatkan bibit terhadap sinar matahari langsung.
2. Pembibitan utama (main nursery) dilakukan sampai umur 8-11 bulan kemudian
ditanam di lapangan.
Bibit pre-nursery yang telah berumur 3 bulan siap
dipindahkan ke main nursery
Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap
tunggal :

1. Tidak membutuhkan naungan dan bedengan yang digunakan sebagai tempat


berlindung bibit yang masih muda
2. Tidak adanya kekawatiran akan terjadinya transplanting sock pada bibit
3. Biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada pembibitan tahap ganda.
4. Waktu persiapan areal, sarana dan prasarana pembibitan menggunakan polibeg
besar akan menjadi lebih pendek karena bibit tidak melalui tahapan pendahuluan.
Keuntungan dan kekurangan sistem pembibitan tahap
ganda :

1. Biaya perawatan dan pengawasan bibit selama 3 bulan akan lebih kecil dan lebih
mudah dilakukan.
2. Pada pembibitan pendahuluan sudah dilakukan seleksi bibit sebelum dipindahkan
ke pembibitan utama sehingga dapat menghemat penggunaan media dan plastik
besar.
3. Perlu kesabaran pada saat melakukan pemindahan bibit dari pembibitan
pendahuluan ke pembibitan utama karena pada masa ini bibit sering mengalami
transpalanting sock jika akarnya banyak yang rusak.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN
KELAPA SAWIT

Penanaman
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
kegiatan penanaman bibit kelapa sawit adalah :
a) pembuatan lubang tanam,
b) umur dan tinggi bibit
c) susunan dan jarak tanam,
d) waktu tanam,
e) penanaman tanaman penutup tanah.
a) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum
penanaman.
Pembuatan lubang tanam berbeda untuk tanah mineral dan tanah
gambut.
- pembuatan lubang pada tanah mineral, hanya dibuat
satu lubang tanam (tunggal) untuk setiap tanaman
dengan ukuran lubang sebesar 60 cm x 60 cm x 60 cm.
- pembuatan lubang tanam secara manual di areal
gambut dapat dibuat ganda (double hole) atau yang
disebut juga dengan lubang di dalam lubang
(hole in hole).
b) Umur dan Tinggi Bibit
Bibit dengan umur 12-14 bulan merupakan bibit yang terbaik untuk
dipindahkan ke lapangan.
Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 180 cm.
c) Susunan dan Jarak Tanam
Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar
dan 8,7 m untuk tanah bergelombang. Susunan
penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran
genjang, atau segitiga sama sisi.
d) Waktu Tanam
Di Indonesia, saat yang paling baik untuk
melakukan penanaman adalah pada bulan Oktober
atau November.
Penanaman pada awal musim hujan adalah yang
paling tepat karena persediaan air sangat berperan
dalam menjaga pertumbuhan bibit tanaman yang
baru dipindahkan.
e) Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah yang baik biasanya berupa jenis tanaman
kacang-kacangan (Leguminosa). Kriteria yang digunakan untuk
memilih jenis tanaman penutup tanah adalah :
- Bukan pesaing tanaman pokok
- Mudah diperbanyak,
- pertumbuhannya cepat
- tidak banyak mengandung hama dan penyakit
- Memberikan bahan organik yang tinggi
- Memiliki kemampuan menekan gulma
Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan untuk areal
tanaman kelapa sawit yaitu Colopogonium caeruleum, Colopogonium
mucunoides, Pueraria phaseoloides, Centrocoma pubescens, Mucuna
cochinchinensis.
PANEN KELAPA SAWIT
Alat Panen

Dodos untuk memanen kelapa sawit yang


memiliki ketinggian 2-5 m.
Kapak siam untuk tanaman kelapa sawit yang
tingginya 5-10 m
Egrek untuk memanen tanaman kelapa sawit
yang tingginya > 10 m
Karung plastik untuk menampung tandan
sawit yang telah dipotong.
Kriteria panen

Matang panen
Cara panen
Rotasi dan sistem panen
Mutu panen
Matang Panen
Merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar
memotong buah pada saat yang tepat.

Ditentukan saat kandungan minyak max dan kandungan


ALB (FAA) minimal

Terdapat beberapa kriteria matang panen untuk tanaman


kelapa sawit :
Berdasarkan umur tanaman
tahun pertama paling sedikit terdapat 5 brondolan
jatuh di piringan
tanaman berumur < 10 tahun jumlah brondolan
sekurang-kurangnya ada 10 buah
tanaman berumur > 10 tahun jumlah brondolan
Berdasarkan bobot tandan
Tandan dengan bobot 6-8 kg paling sedikit
terdapat 8 brondolan
Tandan dengan bobot 8-15 kg paling sedikit
terdapat 15 brondolan
Tandan dengan bobot > 15 kg paling sedikit
terdapat 20 brondolan
Cara Panen
Berdasarkan tinggi tanaman dikenal 3 cara panen yaitu cara jongkok
(pada tanaman dgn tinggi 2 5 m, alat dodos), cara berdiri (pada
tanaman dengan ketinggian 5-10 m, alat kapak siam), cara panen
egrek (tanaman > 10 m, alat arit bergagang panjang).
Pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan
diatur rapi di tengah gawangan.
Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan
pangkalnya, max 2cm
Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur di piringan dan
berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran
lain. Proporsi kotoran tidak lebih dari 3% dari berat tandan.
Tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH.
Gambar . Pemanenan tandan buah sebaiknya dipotong sedekat mungkin dengan
pangkal buah
Rotasi dan sistem panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara
panen terakhir sampai panen berikutnya pada
tempat yang sama.
Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat
matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7.
Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen
dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7
hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen,
yaitu sistem giring dan sistem tetap.
Sistem giring
Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai
panen, pemanen pindah ke ancak berikutnya yang telah
ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini
memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan
hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik.
Namun, ada kecenderungan pemanen akan memilih
buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah
atau brondolan yang tertinggal karena pemanenannya
menggunakan sistem borongan.
Sistem tetap
Sistem ini sangat baik diterapkan pada areal
perkebunan yang sempit, topografi berbukit dan curam,
dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini
pemanen diberi ancak dengan luas tertentu atau tidak
berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya
TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak
yang dihasilkannya pun tinggi. Namun, kelemahan sistem
ini adalah lebih lambat keluar sehingga lambat juga
sampai ke pabrik.
Mutu panen
Fraksi Jumlah brondolan Tingkat kematangan
00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah

0 1 12,5%, buah luar membrondol Mentah

1 12,5 25%, buah luar Kurang matang


membrondol
2 25 50%, buah luar membrondol Matang I

3 50 75%, buah luar membrondol Matang II

4 75 100%, Lewat matang I


buah luar membrondol
5 Buah dalam juga membrondol, Lewat matang II
ada buah yang busuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu panen

Jenis dan umur tanaman


Iklim di lingkungan
Hama dan penyakit
Kultur teknis
Pemanenan
Sarana jalan dan transportasi
Gambar . Tandan buah kelapa sawit yang telah dipanen siap dibawa ke TPH
Kerapatan panen
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat
kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada
sistem blok maupun pada sistem group.

Tujuannya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang


panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5
pohon akan ditemukan minimal satu tandan yang matang panen.
Kerapatan panen ditentukan satu hari sebelum panen buah.
Dengan demikian penentuan kerapatan panen lebih akurat
Produksi rata-rata 1 siklus (umur 3 25 tahun) untuk setiap kelas
keadaan tanah dengan bahan tanaman Tenera

Baik Sedang Kurang baik Tidak baik


Keadaan tanah (kelas 1) (kelas 2) (kelas 3) (kelas 4)
Produksi tandan rata-rata
24 22 20 18
(ton/ha/th)
Produksi tandan puncak (ton/ha/th)
30 27 25 22

Rendemen minyak rata-rata (umur


22 22 22 22
8 -13 tahun) %
Produksi minyak (ton/ha/th) 5,4 4,9 4,5 4,1
Produksi puncak minyak
6,9 6,2 5,8 5,1
(ton/ha/th)
Rendemen minyak inti rata-rata
3,1 3,1 3,1 3,1
(umur 8 -13 tahun) %
Produksi inti (ton/ha/th) 0,8 0,7 0,7 0,6
Produksi minyak + inti (ton/ha/th) 6,2 5,6 5,2 4,7
Produksi puncak minyak + inti
8,0 7,1 6,7 5,9
(ton/ha/th) umur 8 -13 tahun
Penanganan segera setelah panen

Prosesing
Penanganan segera setelah panen

Di lapangan, hasil panen ditampung dalam karung plastik


yang dilapisi dengan goni atau gedek agar tandan buah segar
tidak kotor atau berpasir.

Tandan yang telah dipanen harus dihadapkan ke arah jalan


panen. Tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) disusun 5
10 tandan/baris, gagang menghadap ke atas. Pada pangkal
gagang agar ditulis nomor pemanen.

Selanjutnya harus diusahakan agar pelukaan buah seminimal


mungkin, baik waktu memotong, membawa ke TPH maupun
mengangkut ke truk serta menjaga agar buah tidak terlalu
kotor terkena tanah atau debu.

Tandan buah segar (TBS) harus segera diangkut ke pabrik


untuk diolah
Gambar . Pengangkutan TBS ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin agar
tidak terjadi penurunan hasil.
Gambar. TBS yang sudah tiba di pabrik segera ditimbang sebelum diproses lebih
lanjut.
Hasil rendemen dan ALB akibat lamanya penginapan brondolan

Lamanya Rendemen minyak ALB


menginap terhadap buah (%) (%)
(hari)

0 50,44 3,90

1 50,60 5,01

2 50,73 6,09

3 48,66 6,90
Prosesing
Perebusan TBS
Perontokan dan pelumatan buah
Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit
Pemurnian dan penjernihan kelapa sawit
Pengeringan dan pemecahan biji
Pemisahan inti sawit dari tempurung
Produksi dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit
adalah :

Tandan buah segar (TBS) merupakan bunga betina


kelapa sawit yang dipanen dan biasa juga disebut
dengan tandan atau buah.

Minyak sawit kasar adalah hasil pengolahan TBS di


pabrik pengolahan yang biasa disebut dengan CPO
(Crude Palm Oil)

Inti sawit adalah hasil pengolahan TBS di pabrik


pengolahan yang biasa disebut dengan PKO (Palm
Kernel Oil).

Minyak sawit murni (Processed Palm Oil, PPO)

Vous aimerez peut-être aussi