Vous êtes sur la page 1sur 32

TINEA KORPORIS ET KRURIS

Oleh:
Ajeng Oktavia Griselda
G99162110

Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Harijono Kariosentono, Sp.KK (K).,
FINS-DV., FAAD-DV
Tinjauan Pustaka
Definisi
Epidemiologi
Etiopatogenesis
Gejala klinis
Penegakan diagnosis
Diagnosis banding
Tatalaksana
Definisi
Tinea Corporis

Tinea korporis merupakan infeksi


jamur dermatofita pada kulit
halus (glabrous skin) seperti di
daerah leher, badan, lengan, dan
gluteal.Kecuali pada telapak
tangan, telapak kaki, dan
selangkangan
Epidemiologi

Dapat terjadi di seluruh dunia


daerah tropis
Insiden meningkat pada
kelembaban udara yang tinggi
Faktor kebersihan badan dan
lingkungan yang kurang
Etiologi

jamur golongan dermatofita yang


menyerang jaringan berkeratin

Penyebab tersering tinea korporis


adalah T.rubrum dan T.
mentagrophytes, M. canis, T.
tonsurans
Patogenesis
Jamur superfisial melekat pada jaringan
keratin (adhesi)

penetrasi melalui ataupun di antara sel, setelah


terjadi perlekatan spora harus berkembang
dan menembus stratum korneum pada
kecepatan yang lebih cepat daripada proses
deskuamasi

perkembangan respon host, derajat inflamasi


dipengaruhi oleh status imun pasien dan
organisme yang terlibat
Gejala klinis
lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas, eritema,
skuama, terkadang muncul
vesikel dan papul pada tepi
lesi
.Daerah tengah lesi nampak
tenang, sementara yang di
tepi lebih aktif (tanda
peradangan lebih jelas) yang
sering disebut dengan central
healing
. Lesi-lesi pada umumnya
merupakan bercak-bercak
terpisah satu dengan yang
lain. Kelainan kulit dapat pula
terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang polisiklik,
Gambar 1. Tinea korporis dengan
karena beberapa lesi kulit tepi aktif dan central healing
yang menjadi satu
Penegakan diagnosis

Anamnesis

Gambaran klinis pada ujud kelainan kulit

Hasil pemeriksaan penunjang (Pemeriksaan


KOH 10-20%)
Diagnosis banding

Tinea korporis
Dermatitis numularis
Tinea Kruris

penyakit infeksi jamur superfisial yang


gatal pada daerah lipat paha, daerah
perineum, dan sekitar anus
Epidemiologi

Banyak terjadi pada orang dewasa


Kejadian pada laki-laki lebih sering dibandingkan
perempuan

Faktor predisposisi terjadinya tinea kruris antara


lain: lingkungan yang lembab dan hangat,
obesitas, pemakaian pakaian yang ketat,
penggunaan glukokortikoid topical dalam waktu
lama

Di indonesia kasus tinea kruris banyak terjadi


mengingat iklim di indonesia merupakan iklim
tropis sehingga lebih mudah untuk terjadi infeksi
dermatofita
Etiologi
Dermatofit genus trichophyton dan
epidermophyton. Spesies yang sering
ditemukan adalah T. Rubrum dan E. Floccosum
yang kemudian diketahui sebagai penyebab
tersering dalam wabah.
Patogenesis
Jamur superfisial melekat pada jaringan
keratin (adhesi)

penetrasi melalui ataupun di antara sel, setelah


terjadi perlekatan spora harus berkembang
dan menembus stratum korneum pada
kecepatan yang lebih cepat daripada proses
deskuamasi

perkembangan respon host, derajat inflamasi


dipengaruhi oleh status imun pasien dan
organisme yang terlibat
Gejala Klinis
Tinea kruris umumnya terasa gatal sampai nyeri
karena iritasi akibat digaruk. Tinea kruris terjadi pada
pangkal paha, genital, area pubis, area perineum dan
perianal. Bisa terjadi bersamaan dengan tinea korporis

Lesi sering terjadi unilateral dan dimulai pada lipatan


paha.Gejala yang timbul biasanyaberupa patch eritem
yang gatal dengan tepi yang aktif dengan skuama serta
berbatas tegas dan meninggi bias dijumpai pustule
atau vesikel.

Infeksi menyebar secara sentrifugal dan menghasilkan


bentukan patch annular berbagai ukuran dengan
distribusi asimetrik. Bagian tengah menyembuh berupa
daerah coklat kehitaman berskuama. Garukan kronis
dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.
Gambar 2. Tinea kruris. Lesi tampak patch eritema
dengan lesi berbatas tegas tepi aktif, dengan central
healing (+)
Penegakan diagnosis
Anamnesis

Gambaran klinis pada ujud


kelainan kulit

Hasil pemeriksaan penunjang


(Pemeriksaan KOH 10-20%)
Diagnosis banding

Tinea kruris
Eritrasma
Psoriasis
Tatalaksana
Terapi medikamentosa:

Obat topikal:
Obat golongan azol (clotrimazole, ketokonazole, miconazole)
dan alilamin (naftifine, terbinafine)

Obat sistemik:
Griseofulvin (fungistatik) 500mg per hari atau 10
mg/kgBB/hari untuk semua umur selama 2-6 minggu

Terbinafin (fungisidal) 250mg per hari sampai 2-4 minggu

Itrakonazol (fungistatik) 100 mg per hari sampai 15 hari

ketokonazol 200-400 mg per hari selama 4-8 minggu, namun


merupakan kontraindikasi pada pasien dengan kelainan hati

Flukonazol 150-300 mg/ minggu selama 2-4 minggu


Non medika mentosa
menghindari menggaruk daerah lesi karena hal tersebut dapat
membuat infeksi bertambah parah.
Menjaga kulit tetap kering dan bersih dengan menghindari
aktivitas yang dapat mengeluarkan keringat berlebihan.
Mandi minimal dua kali sehari dan ingat untuk mengeringkan
tubuh seluruhnya.

PROGNOSIS
Biasanya prognosis berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien.
Dengan pengobatan teratur, tinea korporis maupun kruris dapat
sembuh dalam waktu tiga sampai enam minggu. Prognosis
dikatakan baik jika:
Faktor predisposisi dapat dihindarkan atau dihilangkan
Dapat menghindari sumber penularan
Pengobatan teratur dan tuntas
Laporan kasus
Anamnesis

IDENTITAS
Nama : Tn. IS
Umur : 75 tahun
Agama : Islam
Alamat : Karanganyar, Jawa Tengah
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Status : Menikah
Tanggal Periksa : 2 Juli 2017
No. RM : 0080xxx
KELUHAN UTAMA
Bercak kemerahan seluruh tubuh

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien merupakan pasien konsulan dari bagian
penyakit dalam dengan hematemesis ec gastritis erosif.
Dikonsulkan ke bagian kulit dan kelamin dengan bercak
kemerahan seluruh tubuh. Bercak kemerahan timbul
setelah 11 hari masuk rumah sakit. Bercak kemerahan
awalnya terdapat pada beberapa bagian tubuh seperti
tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, punggung,
dada, serta perut. Namun setelah pasien memakai
pampers, bercak kemerahan juga mulai timbul di
selangkangan.
Bercak kemerahan disertai dengan gatal. Gatal
dirasakan semakin parah jika pasien berkeringat.
Pasien sebelumnya pernah mengalami hal serupa dan
berobat ke RS. Panti Waluyo kurang lebih 1 tahun yang
lalu dan oleh dokter didiagnosis tinea corporis. Oleh
dokter diberikan obat dan pasien sembuh, namun
sekarang kambuh lagi. Tidak ditemukan keluhan lain
sepeti nyeri dan demam.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat keluhan serupa sebelumnya : (+) 1 tahun
yang lalu, pasien diberi krim anti jamur
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat atopi : disangkal
Asma : disangkal
Hipertensi : disangkal
Diabetes melitus : (-)

RIWAYAT KELUARGA
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat atopi : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien tinggal di rumah bersama istri dan
berobat dengan menggunakan fasilitas kesehatan
BPJS.
RIWAYAT GIZI DAN KEBIASAAN
Nafsu makan pasien masih baik, makan
3x sehari. Saat pasien berada di rumah sakit
pasien hanya mandi 1x sehari bahkan kadang
tidak mandi. Saat di rumah, pasien mandi 2x
sehari, air yang dipakai merupakan air sumur.
Peralatan pribadi seperti handuk dipakai sendiri.
Pasien tidur menggunakan kasur busa dengan
sprei, sprei diganti 3 hari sekali.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Compos mentis, GCS
E4V5M6, gizi kesan cukup.
Vital Sign :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20 x/menit
Suhu : 36.7C
VAS :0
Antropometri : Berat badan : 85 kg
Tinggi badan : 165 cm
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Mata : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Abdomen : lihat status dermatologis
Ekstremitas Atas : lihat status dermatologis
Ekstremitas Bawah : lihat status dermatologis
Genitalia : dalam batas normal
Regio truncus anterior et posterior:
Tampak patch hiperpigmentasi, tepi irreguler, central healing
(+), dan terdapat skuama halus diatasnya.
regio extremitas superior et inferior :
Tampak patch hiperpigmentasi, tepi
irreguler, central healing (+), dan terdapat
skuama halus diatasnya.
regio inguinal :
Tampak patch hiperpigmentasi, tepi irreguler, central
healing (+), dan terdapat skuama halus diatasnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan KOH 10% : tampak
gambaran hifa bersepta (+)

Hasil pemeriksaan KOH 10%


DIAGNOSIS BANDING
Tinea korporis
Dermatitis numularis

DIAGNOSIS KERJA
Tinea korporis pada regio truncus
anterior et posterior, regio extremitas
superior et inferior dextra et sinistra
Tinea kruris pada regio inguinal
dextra et sinistra
TERAPI
Medikamentosa
Ketokonazol tablet 1x200 mg (selama 2 minggu)
Mikonazol krim 2% dioles pada lesi dari dalam keluar (2 kali sehari)

Non medikamentosa
Jaga kebersihan badan dengan mandi teratur
Mengurangi kelembapan dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian
yang panas (karet, nylon), mengganti pakaian secara teratur minimal 2x
sehari terutama apabila terasa lembab dan kotor
Mengoleskan krim yang diberikan dari arah dalam ke luar pada daerah
yang gatal

PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi