Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PSIKOTERAPI SUPORTIF
DAN TERAPI AKTIVITAS
KELOMPOK
Disusun oleh : Fitria Fadzri R. (1102012091)
Pembimbing : dr. Henny Riana, Sp.KJ(K)
Data dari WHO, di tahun 2010 terjadi
hampir 150 kematian setiap harinya
di Indonesia akibat bunuh diri yang
disebabkan masalah kejiwaan.
Latar Belakang
Masalah kejiwaan yang sering kali
terjadi yaitu gangguan depresi,
gangguan cemas, serangan panik
dan trauma di masa lalu.
Psiko
terapi
Gangguan
Fisik
Gangguan
jiwa
Latar Belakang Keluhan
Problem Daya
Emosio- Tahan
nal Mental
Psikoterapi adalah suatu intervensi
interpersonal, relational yang digunakan
oleh psikoterapis untuk membantu pasien
atau klien dalam menghadapi problem-
problem kehidupannya.
Definisi
Psikoterapi
Psikoterapis memakai suatu batasan teknik-
teknik yang berdasarkan pengalamannya
membangun hubungan, perubahan dialog,
komunikasi dan perilaku.
Tujuan Meningkatkan
Menghilangkan, Memperantarai
Psikoterapi mengubah atau perbaikan pola
pertumbuhan serta
mengembangkan
menurunkan gejala- tingkah laku yang
kepribadian yang
gejala yang ada terganggu
positif.
Tahap Wawancara Proses Mengakhiri
Psikoterapi Awal Terapi Terapi
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas
tiga tingkatan yaitu:
Tingkat Support (Memulihkan Keseimbangan Pasien)
Tingkat Insight (Tujuan Reedukatif)
Tingkat Insight Therapy (Tujuan Rekonstruktif)
Psikoterapi suportif
Psikoterapi Kelompok
Jenis Terapi Jenis Individual : Psikoterapi reedukatif , Psikoterapi rekonstruktif
Psikoterapi Psikoterapi Kombinasi Individual dan Kelompok
Terapi Keluarga
Terapi Kognitif
Psikoterapi suportif (juga disebut
psikoterapi berorientasi
hubungan) ini memiliki tujuan
Psikoterapi
Suportif
untuk memulihkan dan
memperkuat pertahanan pasien
dan mengintegrasikan kapasitas
yang telah terganggu.
METODE
Kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
Pemuasan kebutuhan tergantungan
Mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
Membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan
Psikoterapi (sebagai contohnya, hobi)
Istirahat dan penghiburan yang adekuat
Suportif Menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika
mungkin
Perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
Medikasi untuk menghilangkan gejala
Bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara
ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman,
diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien
mengeluarkan isi hati sesukanya. Sesudahnya biasanya ia
Psikoterapi merasa lega dan kecemasannya (tentang penyakitnya)
berkurang, karena ia lalu dapat melihat masalahnya dalam
Suportif proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu oleh dokter dengan
sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran.
Persuasi ialah menerangkan secara masuk akal tentang gejala-
gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan,
dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya. Kritik diri
Psikoterapi sendiri oleh pasien penting untuk dilakukan. Dengan demikian
maka impuls-impuls yang tertentu dibangkitkan, diubah atau
Suportif diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau dikurangi,
serta pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat
menganggu. Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-
gejalanya akan hilang.
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan
pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya
bahwa gejala-gejala akan hilang. Dokter sendiri harus
mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional
Psikoterapi serta menunjukkan empati. Pasien percaya pada dokter sehingga
kritiknya berkurang dan emosinya terpengaruh serta
Suportif perhatiannya menjadi sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu
dan ia mulai percaya. Bila tidak terdapat gangguan kepribadian
yang mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya pada
reaksi konversi yang baru dan dengan konflik yang dangkal atau
pada neurosa cemas sesudah kecelakaan.
Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan
melalui komentar yang halus atau sambil lalu dan
Psikoterapi pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu
berfungsi secara adekuat (cukup, memadai). Dapat juga
Suportif diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau dengan
menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.
Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang
praktis dan khusus (spesifik) yang berhubungan
Psikoterapi dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia
lebih sanggup mengatasinya, umpamanya tentang
Suportif cara mengadakan hubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, bekerja dan belajar, dan sebagainya.
Penyuluhan atau konseling (counseling) ialah suatu
bentuk wawancara untuk membantu pasien mengerti
Psikoterapi dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat mengatasi
suatu masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan
Suportif diri. Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah
pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan pribadi.
Kerja kasus sosial (social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai
suatu proses bantuan oleh seorang yang terlatih (pekerja sosial atau social
Psikoterapi worker) kepada seorang pasien yang memerlukan satu atau lebih pelayanan
sosial khusus. Fokusnya ialah pada masalah luar atau keadaan sosial dan
Suportif tidak (seperti pada psikoterapi) pada gangguan dalam individu itu sendiri.
Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar kepribadian, tujuannya
ialah hanya hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistik (nyata).
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi
Psikoterapi kesibukan kepada pasien, ataupun berupa latihan
Suportif kerja tertentu agar ia terapil dalam hal itu dan
berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.
Terapi Kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama
lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
terlatih. Terapi kelompok adalah perawatan modalitas untuk lebih
dari satu orang yang menyediakan hasil yang terapeutik untuk
Terapi individu. Terapi Kelompok adalah bentuk terapi yang melibatkan
Aktivitas satu kelompok dari pertemuan yang telah direncanakan oleh
seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau lebih
Kelompok dalam hal :
1. Kesadaran dan pengertian diri sendiri.
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Perubahan tingkah laku.
Tujuan Terapi Kelompok
Aktivitas
Kelompok 2. Tahap penggantian, dimana orang-orang yang sebenarnya menggantikan
orang-orang yang dikhayalkan subjek.
1. Panggung, yang merupakan ruang kehidupan psikologis dan fisik bagi subjek
atau pasien.
Bentuk Terapi
Aktivitas 2. Sutradara atau pekerja.
Kelompok
3. Staf dari ego-ego penolong (auxiliary ego) atau penolong-penolong
teraupetik.
4. Penonton
Selanjutnya, Whittaker mengemukakan 4 teknik yang bisa digunakan, yaitu:
Bentuk Terapi
Memimpin percakapan sendiri. Pasien melangkah keluar dari drama dan
Aktivitas berbicara pada dirinya sendiri dan kepada kelompoknya.
Kelompok
Teknik ganda. Seorangg ego penolong berperan bersama dengan pasien dan
melakukan segala sesuatu yang dilakukan pasien pada waktu yang sama.
Kesimpulan
Ketika berhadapan dengan pasien, kita harus senantiasa
membina hubungan interpersonal dengan optimal, mengerti
dan sadar apa yang kita bicarakan, bagaimana cara
penyampaiannya, bilamana, serta dalam konteks apa kita
menyampaikan pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan kita
yang tentunya harus bersifat profesional dan tidak terkait dari
respon emosional yang subyektif.
Di sini hubungan perasaan dokter - pasien bersifat empati
(simpati netral), tanpa perasaan sentimental atau simpati
berlebihan. Hal ini harus terlihat dari segala gerak gerak,
ucapan ucapan dan ajuk (mimik) dari seorang dokter.
Kesimpulan
Ketrampilan yang perlu dilatih terus-menerus ialah dalam
mendengarkan dengan cermat (empathic listening), disertai
observasi yang cermat, serta didasari oleh pengetahuan
yang memadai tentang psikologi, psikopatologi dan proses-
proses kejiwaan, kita akan mendapat gambaran yang tepat
dan menyeluruh tentang pasien.
Bachtiar, Didi. Tatalaksana Psikoterapi Untuk Pasien Mental. Grafika
Utama Sakti. 1977.
Corey Gerald; Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Refika
Aditama.2009
Kaplan, Sadocks ; Psikoterapi, Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Jilid
Daftar Pustaka 2, hal 383 442.
Maramis WF; Psikoterapi, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa ed. 7,
Airlangga University, 1998 : hal : 483-497.
Tomb, David A: Buku Saku Psikiatri, ed-6, EGC, 2004
Zaviera, Ferdinand. 2007. Teori Kepribadian Sigmund Freud.
Yogyakarta: Perpustakaan Nasional