Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RAPID BREATHING
APNEU PRIMER
HEART RATE
BLOOD PRESSURE
PATOFISIOLOGI
Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan
pertolongan, maka BBL akan melakukan usaha napas
megap-megap yang disebut gasping sekunder dan
kemudian masuk ke dalam periode apnu sekunder.
Frekuensi jantung semakin menurun dan tekanan
darah semakin menurun dan bisa menyebabkan
kematian.
Setiap kasus dengan apnu, harus dianggap
sebagai apnu sekunder dan segera dilakukan
resusitasi
GASPING SECONDAIRE
APNEU SECONDAIRE
HEART RATE
BLOOD PRESSURE
Hipertensi kehamilan Kehamilan lewat waktu
Diabetes maternal Kehamilan ganda
Hipertensi kronik Berat janin tidak sesuai masa
Anemia kehamilan
Riwayat kematian janin Terapi obat-obatan,
Perdarahan trimester 2 atau 3 mis: karbonat, Litium, Magnesium,
Infeksi maternal
B bloker
Ibu dengan peny. jantung, ginjal,
Ibu pengguna obat bius
paru, tiroid, atau kelainan
neurologi Malformasi janin
Polihidramnion Berkurangnya gerakan janin
Ketuban pecah dini Tanpa pemeriksaan antenatal
Usia < 16 atau > 35
Operasi kaesar darurat Bradikardia
Kelahiran dengan FJ janin tak beraturan
ekstraksi vakum Penggunaan anestesi umum
Letak sungsang Tetani uterus
Kelahiran prematur Penggunaan obat narkotik dlm
4 jam sebelum persalinan
Persalinan presipitatus
Air ketuban hijau kental
Korioamnionitis
bercampur mekonium
Ketuban pecah lama Prolaps tali pusat
(> 18 jam)
Solusio plasenta
Partus lama ( > 24 jam)
Plasenta previa
Kala lama 2 (> 2 jam)
Nilai Apgar
Anamnese
Pemberian
Kadang- obat2an
kadang
Resusitasisering dapat diprediksi diawal
: komunikasikan dengan obgyn
Datang lebih awal untuk mempersiapkan
ruang operasi
Mempersiapkan alat untuk resusitasi
Mengumpulkan data mengenai kondisi ibu dan
janin
Selalu siap untuk resusitasi
Telepon utk minta bantuan jika dalam
antisipasi awal bermasalah
Kunci
utama keberhasilan resusitasi
neonatus :
Antisipasi
Persiapan memadai
Evaluasi dengan tepat
Dukungan berbagai pihak
Alat-alat
Peralatan suction
Bulb syringe
Mechanical suction and tubing
Suction catheters, 5F or 6F, 8F, and 10F or 12F
8F feeding tube and 20-mL syringe
Meconium aspiration device
Bag-and-mask equipment
Neonatal resuscitation bag with a pressure-release
valve or pressure manometer (the bag must be
capable of delivering 90% to 100% oxygen)
Face masks, newborn and premature sizes (masks
with cushioned rim preferred)
Oxygen with flowmeter (flow rate up to 10 L/min)
and tubing
Intubation equipment
Laryngoscope with straight blades, No. 0
(preterm) and No. 1 (term)
Extra bulbs and batteries for laryngoscope
Tracheal tubes, 2.5, 3.0, 3.5, and 4.0 mm ID
Stylet
Scissors
Tape or securing device for tracheal tube
Alcohol sponges
Medications
Epinephrine 1:10 000 (0.1 mg/mL)
Isotonic crystalloid (normal saline or Ringers
lactate) for volume expansion100 or 250 mL
Sodium bicarbonate 4.2% (5 mEq/10 mL)
Naloxone hydrochloride 0.4 mg/mL1-mL
ampules; or 1.0 mg/mL2-mL ampules
Normal saline, 30 mL
Dextrose 10%, 250 mL
Feeding tube, 5F (optional)
Umbilical vessel catheterization
supplies
Sterile gloves
Scalpel or scissors
Povidone-iodine solution
Umbilical tape
Umbilical catheters: 3.5F, 5F
Three-way stopcock
Syringes: 1, 3, 5, 10, 20, and 50 mL
Needles: 25-, 21-, and 18-gauge
Perlengkapan tambahan :
Gloves and appropriate personal protection
Radiant warmer or other heat source
Firm, padded resuscitation surface
Clock (timer optional)
Warmed linens
Stethoscope
Tape, 12 or 34 inch
Cardiac monitor and electrodes and/or pulse
oximeter with probe (optional for delivery room)
Oropharyngeal airways
Faktor
risiko
Hipertensi kehamilan Kehamilan lewat waktu
Diabetes maternal Kehamilan ganda
Hipertensi kronik Berat janin tidak sesuai masa
Anemia kehamilan
Riwayat kematian janin Terapi obat-obatan,
Perdarahan trimester 2 atau 3 mis: karbonat, Litium, Magnesium,
Infeksi maternal
B bloker
Ibu dengan peny. jantung,
Ibu pengguna obat bius
ginjal, paru, tiroid, atau
kelainan neurologi Malformasi janin
Polihidramnion Berkurangnya gerakan janin
Ketuban pecah dini Tanpa pemeriksaan antenatal
Usia < 16 atau > 35
Operasi kaesar darurat Bradikardia
Kelahiran dengan FJ janin tak beraturan
ekstraksi vakum Penggunaan anestesi umum
Letak sungsang Tetani uterus
Kelahiran prematur Penggunaan obat narkotik dlm
4 jam sebelum persalinan
Persalinan presipitatus
Air ketuban hijau kental
Korioamnionitis
bercampur mekonium
Ketuban pecah lama Prolaps tali pusat
(> 18 jam)
Solusio plasenta
Partus lama ( > 24 jam)
Plasenta previa
Kala lama 2 (> 2 jam)
PErsonil
Pemimpin tim
Kontrol airway & breathing
Memberi instruksi pada tim
penyelamat lainnya
Tim kedua
Kontrol sirkulasi, kompresi dada
Tim ketiga
Kontrol obat dan tindakan lainnya
Penilaian awal yang cepat dan
langkah awal
Ventilasi
kOmpresi dada
Pemberian obat dan cairan
60 detik melakukan langkah awal,
mengevaluasi kembali, dan mulai dari
ventilasi jika diperlukan
Keputusan tindakan lanjut dgn penilaian
2 karakteristik vital
Respirasi : apnea, gasping, nafas spontan atau
tidak.
Heart rate: bisa lebih atau kurang dari 100x/m
Keringkan dan hangatkan
Mencegah suhu turun adalah VITAL
tempatkan di radiant warmer atau tempat
hangat
Keringkan dengan handuk hangat, ganti jika
handuk basah
Hati-hati jika BBLR atau premature
Posisi, bebaskan dan bersihkan jalan
napas jika perlu
Supine, posisi netral
Letakkan handuk dibawah bahu bayi
Bersihkan mulut lalu hidung.
Jika cairan amnion
Suction segera setelah kelahiran untuk bayi yang
memiliki gangguan dalam bernapas spontan atau
yang membutuhkan ventilasi tekanan positif
Jika ada cairan mekonium
Lakukan suction ET untuk bayi dengan cairan
ketuban yang bercampur mekonium
Namun, jika intubasi terlalu lama atau tidak berhasil ,
bag-mask ventilasi harus dipertimbangkan ,
terutama jika ada bradikardi persisten.
Rangsang bayi untuk bernapas
Rangsang taktil:
Keringkan dan suction
Usap dengan lembut punggung bayi
Sentil telapak kaki bayi
Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat
Tekanan ventilasi
positif atau CPAP dan
MONITORING SpO2
Balon tidak mengembang sendiri
Keuntungan:
Selalu akan terisi setelah diremas, walau tanpa sumber
gas.
Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang
berlebihan
Kerugian :
Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan antara
sungkup dan wajah pasien.
Memerlukan pemasangan reservoar O2 untuk dapat
memberikan O2 mendekati kadar 100%.
Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.
B.M.S.:
Mengembang tanpa perlu disambungkan ke
sumber gas
Bila perlu O2 kadar tinggi perlu disambungkan
ke O2
4. Cari tanda anatomis
5. Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut sampai batas
pedoman pita suara
Bradikardi / apnu
Pnemotoraks
Benturan/rusaknya jaringan
Perforasi trakea/esofagus
Infeksi
Sebelum intubasi
siapkan & periksa alat
BENAR
Jari tetap
menempel di dada
SALAH
Jari terangkat
Dari dada
1. Tulang iga patah
2. Trauma/laserasi hepar
3. Pneumotorak
90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit Rasio
3:1
11/2 detik 3 kompresi dada, 1/2 detik 1 ventilasi 2 detik
(1 siklus)
Untuk memastikan frekuensi kompresi dada dan ventilasi yg tepat,
penekan menghitung Satu Dua Tiga - Pompa-
Sebab:
Kehilangan waktu
Epinefrin meningkatkan beban kerja &
konsumsi oksigen otot jantung
Bayi Kurang Bulan
Hindari penggunaan dosis
Hipertensi
Kenaikan aliran darah otak
Perdarahan germinal matriks
yang sangat rapuh
Cara pemberian Epinefrin
Pipa endotrakeal
pipa endotrakeal absorbsi paru
vena pulmonalis jantung
Vena umbilikalis
vena umbilikalis vena cava inferior
atrium kanan jantung
Jalur yang dianjurkan
Endotrakeal
Intravena
Bila
tak terjadi peningkatan
ulangi pemberian tiap 3-5 menit
Bila bayi pucat, terbukti ada kehilangan
darah, dan/
Bayi tidak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi
Natrium bikarbonat
Jalur : v. umbilikalis
Perhatian :
Jangan memberikan natrium bikarbonat bila
paru belum diventilasi dgn adekuat.
Pertimbangkan :
Malformasi.
Gangguan napas.
Penyakit jantung bawaan
PERTIMBANGAN KHUSUS
a) Bayi gagal bernafas spontan
Terbukti trisomi 13
Dapat dilaksanakan setelah 10 menit
denyut jantung tidak ada
dengan resusitasi maksimal.