Pengertian GGA Gagal ginjal suatu kondisi di mana fungsi ginjal mengalami kerusakan secara mendadak (beberapa jam s/d beberapa hari) yang ditandai dengan peningkatan Nitrogen Urea Darah (BUN) & kretainin serum. BUN dari 15 s/d 30 mg/dl, Kreatinin dari 1 s/d 2 mg/dl). Hudak Gallo, (1994). Fungsi Ginjal 1. Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang sampah. 2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. 3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. 4. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah. 5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Penyebab GGA Pre-renal kejadian fisiologis yg menyebabkan penurunan sirkulasi (iskemia) pd ginjal, contoh kasus : Hypovolemia (dehidrasi, perdarahan),gagal cardiovasculer ( hypotensi, syok). Intra Renal (Intrinsic renal failure) kejadian2 fisiologis yg scr lgsg mmpengaruhi struktur jaringan ginjal shg jaringan interstisium & nephron rusak) contoh kasus : ATN (acute tubular nephrosis) or VMN (vascular membrane nephrosis), Post-renal setiap obstruksi pd aliran urine dr duktus koligenes s/d orificium uretra / aliran vena dr ginjal, contoh kasus : batu gnjal, prostatisme, trauma, tumor. Sistem Tr. Urinarius Fungsi Tubulus Filtrasi - Reabsorpsi - Sekresi Penyebeb Pre Renal Volume darah yang rendah, o/k perdarahan, muntah, diare berlebihan, serta dehidrasi berat. Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal, o/k gagal jantung atau gagal fungsi hati. Gangguan pada pembuluh darah, yang disebabkan pembengkakan dan penyumbatan pada pembuluh darah utama menuju ginjal. Beberapa obat-obatan tertentu yang bisa mengganggu suplai darah ke ginjal atau bahkan mengganggu ginjal. Contohnya obat anti inflmasi non- steroid (OAINS) asam mefenamat, ibuprofen, Diklofenak dll , Obat untuk hipertensi, Antibiotik tertentu. Cairan pewarna, pada uji pencitraan tubuh dan sinar X. Patofisiologi Penurunan GFR Pengkajian Keperawatan Apakah ada gejala Gastro Enteritis akut ? Apakah ada Riwayat tindakan / operasi? Apakah ditemuan Hipotensi shock? Hipertensi (accelerated / malignant)? Apakah ada riwayat konsumsi obat- obatan sebelumnya? Apakah ada riwayat Renal disease (Acute on chronic) ? Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada TTV sering ada perubahan fase oliguri suhu tubuh meningkat frekuensi nadi meningkat TD terjadi perubahan dari hipotensi ringan sampai berat. Pemeriksaan Pola Fungsi B1 (Breathing). Periode oliguri sering ada gangguan pola napas dan jalan napas respons terhadap azotemia ( = peningkatan kadar kreatinin dan nitrogen urea darah dan berkaitan dengan penurunan laju filtrasi glomerular ). dan sindrom akut uremia, napas bau urine (fetor uremik) sering didapatkan pada fase ini. Keadaan uremia bila tak tearatasi akan jatuh pada kondisi asidosis metabolik sehingga didapatkan pernapasan kussmaul (pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi yang normal atau semakin kecil.) B2 (Blood).
Bila azotemia berat, sering ditemukan adanya friction
rub yang merupakan tanda khas efusi perikardial sekunder dari sindrom uremik. Sering didapatkan adanya anemia akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran G1. Bila ada penurunan curah jantung sekunder (gangguan fungsi jantung) kondisi GGA bertambah berat & pada pemeriksaan TD ada peningkatan. B3 (Brain). Gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, Konsentrasi menurun, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia, ketidakseimbangan elektrolit/asam/basa). Klien berisiko kejang, efek sekunder akibat gangguan elektrolit, sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang biasanya akan didapatkan terutama pada fase oliguri yang berlanjut pada sindrom uremia. B4 (Bladder). Pada fase oliguri akan terjadi perubahan pola kemih, dimana frekuensi dan urine output menurun, <400 ml/hari, sedangkan pada periode diuresis terjadi peningkatan yang menunjukkan peningkatan jumlah urine secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap. B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. B6 (Bone). ada kelemahan fisik secara umum efek sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipetensi. Tanda & gejala yg timbu pd setiap tahapan GGA
hyperkalemia cardiac, arythmia, hyponatremia, acidosis, kussmaul respiration (Pernapasan Kussmaul adalah pola pernapasan yang sangat dalam dengan frekuensi yang normal atau semakin kecil dan sering ditemukan pada penderita asidosis Gejala / Syndrome Uremia Akut pada fase Oliguria CVS : hipertensi, arythmia, CHF, pericarditis Gastroinstestinal : anorexia, nausea, vomithing, diarhea. SSP:, sakit kepala, penurunan kesadaran soporosus coma Hemopoetic system : bleeding, anemia Tanda & gejala yg timbu pd setiap tahapan GGA 3. Diuretic Phase restorasi fungsi ginjal 1 hari s/d 2 minggu Keseimbangan cairan, dehydrasi, hypokalemia Gejala-gejala hilang, nafsu makan pulih Management GGA Phase oliguri : cairan < 400 cc/h, monitor elektrolit : kalium, asupan kalori. Dialisis Phase diuretik : keseimbangan cairan dan elektrolit Post diuretik : cairan / elektrolit Resiko pasca kejadian (prognosis), tergantung penyebab: usia, infeksi, multi organ Diagnosa Keperawatan 1. Defisit volume cairan berhubungan dengan fase diuresis dari gagal ginjal akut. 2. Pola nafas nafas tidak efektif b.d penurunan pH pada respons asidosis metabolik. 3. Risiko tinggi kejang b.d kerusakan hantaran saraf sekunder dari abnormalitas elektrolit dan uremia. 4. Risiko perubahan perfusi serebral b.d. penurunan pH dari efek sekunder dari asidosis metabolik 5. Risiko tinggi aritmia b.d gangguan konduksi elektrikal efek sekunder dari hiperkalemi Intervensi Dx.1 Monitoring status cairan (turgor kulit, membran mukosa, urine output) Kaji keadaan edema Kontrol intake dan output per 24 jam. Timbang berat badan tiap hari. Beritahu keluarga agar klien dapat membatasi minum Pasien dengan kelebihan cairan yang tidak responsif terhadap pembatasan cairan dan diuretic membutuhkan dialysis. Penatalaksanaan pemberian obat anti diuretik. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal. Intervensi Dx.2 Kaji faktor penyebab asidosis metabolik. Monitor ketat TTV. Perubahan TTV akan memberikan dampak pada risiko asidosis yang bertambah berat dan berindikasi pada intervensi untuk secepatnya melakukan koreksi asidosis. Istirahatkan klien dengan posisi fowler. Ukur intake dan output. Kolaborasi berikan cairan ringer laktat secara intravena Larutan IV RL merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki keadaan asidosis metabolik dengan selisih anion normal, serta kekurangan volume ECF yang sering menyertai keadaan ini. Kolaborasi pemberian Bicnat, pemberian bikarbonat., jika penyebab masalah adalah masukkan klorida, maka R/ bicnat ditujukan u/ menghilangkan klorida. Pantau data laboratorium AGD berkelanjutan Dengan monitoring perubahan dari analisis gas darah berguna untuk menghindari komplikasi yang tidak diharapkan Intervensi Dx 3
Kaji dan catat faktor-faktor yang menurunkan kalsium
dari sirkulasi Perawat harus siap & waspada bila kejang akibat hipokalsemia Kaji stimulus kejang rangsang cahaya dan peningkatan suhu tubuh. Monitor klien yang berisiko hipokalsemi pada resti osteoporosis jelaskan perlunya masukan kalsium diet yang adekuat; jika dikonsumsi dalam diet, suplemen kalsium harus dipertimbangkan. Hindari konsumsi alkohol dan kafein yang tinggi. Tingkatan masukan diet kalsium. Monitor pemeriksaan EKG dan laboratorium kalsium serum. Intervensi Dx. 4 Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS. Monitor tanda-tanda vital seperti TD, nadi, suhu, respirasi, dan hati- hati pada hipertensi sistolik Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskular serebral peningkatan sistolik dan diikuti penurunan tekanan diastolik, sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan pejralanan infeksi. Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebihan Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Monitor kalium serum Hiperkalemi terjadi dengan asidosis, hipokalemi dapat terjadi pada kebalikan asidosis dan perpindahan kalium Intervensi Dx 5 Kaji faktor penyebab dari situasi dan faktor-faktor hiperkalemi. Beri diet rendah kalium Memonitor tanda-tanda vital tiap 4 jam perubahan TTV secara cepat dapat menjadi pencetus aritmia pada klien hipokalemi. Monitor klien yang berisiko terjadi hipokalemi larutan IV yang mengandung kalium harus diberikan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya beban kalium berlebihan latrogenik. Monitoring klien yang mendapat infus cepat yang mengandung kalium pencegahan hiperkalemia. Berikan kalsium glukonat Kalsium glukonat 10% sebanyak 10 ml diinfus IV perlahan-lahan selama 2-3 menit dengan pantauan EKG, efeknya terlihat dalam waktu 5 menit, tetapi hanya bertahan sekitar 30 menit. Pemberian glukosa 10% Glukosa 10% dalam 500 ml dengan 10 U insulin regular akan memindahkan K+ ke dalam sel; efeknya terlihat dalam waktu 30 menit dan dapat bertahan beberapa jam. Kolaborasi pemberian natrum bikarbonat BIcnat 44-88 mEq IV akan memperbaiki asidosis dan perpindahan K+ ke dalam sel;