Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
Dodi Andriadi
1610206021
BAB I
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Asma adalah salah satu gangguan pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme
periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan saluran kompleks
yang dapat diakibatkan oleh oleh faktor biokimia, endokrin, infeksi otonomi dan
psikologis (Soemartri, 2008).
Menurut WHO (2014) diperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma
bronkial, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sekitar 180.000 setiap
tahunnya. Berdasarkan REKESDAS tahun 2013 bahwa di Indonesia terdapat 4,5% dari
jumlah penduduk yang terkena penyakit asma, sedangkan di provensi Jawa Timur
terdapat 4.264 jiwa yang mengalami asma atau sekitar 2,62%. (KEMENKES, 2013).
Berdasarkan data indeks Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo, jumlah penderita asma
dari Januari April 2017 sebanyak 105 pasien.
Peran pemerintah terhadap penyakit asma yang terjadi di masyarakat yaitu dengan
mengimplementasikan memlalui kegiatan yaitu dengan cara melalui pengembangan dan
penguatan kegiatan pokok pencegahan dan penaggulangan penyakit tidak menular.
Bagi seseorang yang mengalami asma memiliki tanda seperti sesak napas, respirasi
meningkat, dan terjadi penyempitan di brongkus, karna adanya sekret (dahak)
Penelitian tentang asma bronkial sudah banyak dilakukan seperti penelitian yang
dilakukan oleh (Asnawati dkk, 2012; Sari dkk, 2014; Mangguang, 2016; Novarin dkk,
2015).
Jumlah pasien pada karya tulis ini adalah berjumalah 2 orang yang mengalami
ketidakefektifan bersihan jalan napas pada asma.
Rumusan Masalah
Bagi responden
Hasil laporan ini diharapkan bagi responden dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang asma
dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Bagi mahasiswa dan dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Hasil laporan ini bagi bidang keilmuan keperawatan
dewasa diharapkan dapat memberi tambahan data base
Praktis yang berkaitan tentang asuhan keperawatan pada pasien
asma dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Bagi perawat Rumah Sakit Aisyiyah Ponorogo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi kepada perawat untuk
meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan
khususnya pada pada pasien asma dengan
ketidakefektifan kebersihan jalan nafas.
Ruang Lingkup
Keluhan masuk RS Pasien mengatakan sesak sudah 2 Pasien mengatakan sesak sudah 4 hari,
hari yang lalu, mengeluh mual dan mengeluh batuk-batuk dan kaya ada
muntah. Batuk-batuk lendir tetapi susah keluar
Riwayat keluarga Pasien mengatakan kaka perempuan Pasien mengatakan keturunan dari orang
memiliki penyakit asma tua
Riwayat terdahulu pernah dirawat pada umur 6 tahun Pernah dirawat 1 tahun yang lalu dengan
penyakit yang sama
Pemeriksaan fisik
Observasi Kasus I Kasus II
Suhu 36,6oC 36,7oC
Nadi 80 x/menit 86 x/menit
Tekanan Darah 120/80 mmHg 140/90 mmHg
Pernafasan 25 x/menit 24 x/menit
Berat Badan 58 Kg 42 Kg
GCS eyes 4 verbal 5 motorik 6 eyes 4 verbal 5 motorik 6
(GCS=15) (GCS=15)
Pemeriksaan Fisik 1. Breathing 1. Breathing
2. Bleeding 2. Bleeding
3. Brain 3. Brain
4. Bladder 4. Bladder
5. Bowel & Reproduction 5. Bowel & Reproduction
6. Bone & musculoskeletal 6. Bone & musculoskeletal
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Kasus I Kasus II Normal
Lab
1. Hb 13,8 15,3 L: 13,5-18,0 G/dl
P: 12,0-16,0 G/dl
2. Leukosit 20.900 6.600 4.500-11.000
3. Eritrosit 5,50 6,34 L: 4,6-6,2 juta/cmm
P: 4,2-5,4 juta/cmm
4. Trombosit 403.000 197.000 150.000-450.000/cmm
5. Hematokrit 43% 46% L: 40-54%, P: 35-47%
X-ray Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Farmakologi
Kasus I Kasus II
RL RL
ceftriaxone ceftriaxone
Ranitidin Ranitidin
Aminophylin Aminophylin
Obh sirup Obh sirup
combivent combivent
furosemid
Analisa Data
Analisa Data Penyebab Masalah
Kasus I
Ds: pasien mengeluh sesak napas Ketidakefektifan ke bersihan jalan asma
Pasien mengatakan sering batuk dahak kadang susah keluar napas
Kasus II
Ds: pasien mengatakan sesak napas sudah 4 hari, batuk-batu Ketidakefektifan ke bersihan jalan asma
berdahak kandang keluar dan kadang tidak napas
Oksigen (3320)
Vital sign Monitoring
(6680)
Ketidakfektifan bersihan jalan Airway Respiratory status:
Management(3140)
napas b.d asma airway patency (0410)
KASUS Oxygen therapi (3320)
II
Asthmamanagement
(3210)
Ketidakefektipan pola napas b.d Management (3140) Status pernafasan: kepatenan
Oksigen (3320) jalan nafas(0410)
hiperventilasi
Vital sign Monitoring
(6680)
KASUS I KASUS II
Implementasi
29 30 31 01 14 15 16
Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Memonitor TTV
Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahan
Pemberian terapi oksigen
Memberikan terapi cairan melalui IV
Melakukan kolaborasi pemberian obat
Memeberikan nebulizer dengan obat combiven
Melakukan fisioterapi dada
KASUS I KASUS II
Evaluasi
29 30 31 01 14 15 16
Ketidakfektifan bersihan jalan napas b.d asma
Ketidakefektipan pola napas b.d hiperventilasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Identitas
Kasus I pada Ny. M dengan usia 42 tahun, Kasus II pada Nn. N dengan usia 59 tahun. Menurut
WHO (2014) mengatkan bahwa diperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma
bronkial, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sekitar 180.000 setiap tahunnya.
Berdasarkan REKESDAS tahun 2013 bahwa di Indonesia terdapat 4,5% dari jumlah penduduk
yang terkena penyakit asma,
Simpulan Saran
Keluhan utama pasien masuk rumah sakit sesak Perawat
napas, dan batuk, suara napas tambahan wheezing, Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini diharapkan
perubahan respirasi, sumbatan jalan napas berupa dapat menjadi tambahan data base
sputum atau sekret. meningkatkan ilmu keperawatan, sehingga
Diangnosa keperawatan utama yang muncul pada dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
kedua ksusu ini adalah ketidakefektifan bersihan keterampilan perawat dalam melaksanakan
jalan napas berhubungan dengan asma. asuhan keperawatan dengan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pada asma.
Intervensi yang dilakukan pada NY. M dan NY. N
auskultasi bunyi napas tambahan, rochi, wheezing, Pasien
berikan posisi yang nyman untuk mengurangi pasien yang mengalami gangguan
dispnea, anjurkan asupan cairan yang adekuat , ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada asma
ajarkan batuk efektif, mengajarkan fisioterapi dada, dapat memberikan tambahan wawasan
kolaborasi pemberian terapi oksigen, kolaborasikan bagaimana cara untuk mengatasi masalah asma
untuk pemberian anti inflamasi dan bronkodilator. yang sedang terjadi pada dirinya.
Evaluasi dari l kedua kasus teratasi dengan kreteria Rumah sakit
yaitu frekuensi napas dalam batas normal (16- Agar laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan
20x/menit), irama pernapasan normal, kedalaman untuk menambah pengetahuan dalam
pernapasan normal pasien mampu mengeluarkan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
sputum secara aktif, tidak ada akumulasi sputum yang komprehensif khususnya bagi pasien
sehingga permasalahan kedua kassus dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pada asma
ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat teratasi
Daftar Pustaka
Alimul, Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Al-Quran dan Terjemah surat Ay-Syu: 80
Darmanto, Djojodibroto. 2007. Respirologi. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran.
Dicky, Endrian Kurniawan. 2014. Pengalaman Perawat dalam Memberikan Terapi
Oksigen Pada pasien Asma Eksaserbasi Akut di Ruang Gawat Darurat. Thesis
Doenges, Marilyn E. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Dokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa,
Ni Made Sumarwati. Edisi 3. Elsevier mosby.
Global Initiative for Asthma (GINA), 2013. Global Burden of Asthma-Global
Initiative for Asthma. Availabe from:
hhtp/www.ginasthma.com/dwonload.asp?intld=29. (diakses 19 Agustus 2017).
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
KEMENKES. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf (diakses pada tanggal 18 Agustus
2017)
Kusuman, A. 2010. Asma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.