Vous êtes sur la page 1sur 152

Anatomi & Fisiologi

SIstem Kardiovaskular

NS. ALTJE J. TULANDI, BSN, SpKV


Altje J. Tulandi
???????????

Altje J. Tulandi
TROPONIN
Merupakan komponen thin filamen (bersama
sama dengan actin dan tropomyosin
Merupakan protein dimana ion Calcium akan
berikatan
Mempunyai 3 subunit:
* Troponin C (TnC)
* Troponin I (TnI)
* Troponin T (TnT)

Altje J. Tulandi
Troponin C bergabung dengan ion calcium
untuk menghasilkan perubahan konformasi
pada Troponin I
Troponin T bergabung dengan tropomiosin,
saling berikatan membentuk kompleks
troponin-tropomiosin
Troponin I berikatan pada actin miofilamen
tipis untuk memegang kompleks troponin-
tropomiosin tetap berada pada tempatnya

Altje J. Tulandi
Otot polos tidak mempunyai troponin
Troponin ditemukan pada otot rangka dan
otot jantung.
Troponin C pada otot rangka mempunyai 4 sisi
tempat dimana calcium berikatan
Troponin C pada otot jantung hanya
mempunyai 3 sisi tempat calcium berikatan
Sampai saat ini para ahli masih mempunyai
perbedaan dalam hal jumlah calcium yang
berikatan dengan troponin

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
ADA 3 TIPE SEL OTOT JANTUNG
Working Myocardial Cell filamen filamen
protein kontraktil
Nodal Cell
- Khusus berfungsi sebagai pemacu
- Ditemukan pada Nodus SA dan Nodus AV
- Mengandung sedikit filamen kontraktil,
sedikit sarkoplasma retikulum dan tidak ada
tubulus trasfersum

Altje J. Tulandi
Purkinje Cell
- Merupakan sel khusus untuk konduksi cepat dari
impuls listrik terutama pada dinding ventrikel
yang tebal
- Sel ini terdapat pada berkas Hiss, cabang berkas
Hiss kiri dan kanan, juga menembus dinding
ventrikel
- Sitoplasma sel purkinye mempunyai banyak granula
glikogen dimana hal ini membuat sel sel tahan
terhadap periode anoksia
- Fungsi lain dari sel ini adalah mempunyai potensial
pemacu lokal pada keadaan dimana tidak ada
impuls listrik dari sinus, maka sel ini dapat
mengeluarkan impuls listrik.
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Lokasi dari Jantung
Di dalam Rongga Pericardium di
rongga Mediastinum dari Rongga
Thorak.
Tepat di belakang tulang dada
(sternum). Kurang lebih 2/3 bagian
terletak di sebelah kiri dari garis
tengah.

Altje J. Tulandi
Clinical Surface Anatomy 2nd edition
Altje J. Tulandi
Dinding Thorak

Clinical Surface Anatomy


Altje J. Tulandi
2nd edition
Altje J. Tulandi
Letak Jantung
diruang Mediastinum

Altje J. Tulandi
Fungsi dan Ukuran
Fungsi :
sebagai pompa ganda supaya
terjadi aliran di dalam pembuluh
darah yang disebabkan adanya
pergantian antara kontraksi
(systole) dan relaksasi (diastole).

Altje J. Tulandi
What is the weight and size of a normal adult
heart?

250-400 grams (male approx. 300-350, female


250-300 grams)

12 cms (5 inches) long x 9 cm (3 inches) wide


x 6 cm thick

Shape: about the size of a clinched fist

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Atrial

Altje J. Tulandi
Fibrous Skeleton
Kerangka jantung yang
terdiri dari jaringan
kolagen yang tebal dan
kuat.

Penunjang fisik jantung


Pegangan katub
Mencegah kelebihan
regangan otot jantung
Electrical insulation

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Perikardium
Perikardium Fibrousa Lapisan paling luar dari
rongga Pericardial.
Menjaga kedudukan jantung di rongga mediastinum
Perikardium Serousa
Lapisan parietalis
Lapisan bagian dalam dari rongga pericardial
Lapisan visceralis = epicardium
Rongga Perikardium
Cairan pericardium
Mengurangi gesekkan saat jantung bergerak.
Pericarditis inflammasi dari pericardium
Mengganggu produksi cairan serous yang normal.
cardiac tamponade severe case of pericarditis in
which fluid in pericardial cavity increases
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Lapisan-lapisan Rongga
Perikardium

Altje J. Tulandi
Pericardium
1. Perikardium Fibrousa - kollagen
2. Serous parietal pericardium (lines fibrous pericardium)
3. Rongga Pericardial berisi cairan 10-20 ml
4. Serous visceral pericardium melekat pada permukaan otot
jantung (disebut juga epicardium)

Altje J. Tulandi
Ruang-ruang Jantung
2 buah Atrium menerima darah dari
pembuluh darah vena.
Atrium terdiri dari :
Auricles daerah perluasan dari atrium yang
menampung darah dari vena kava (superior
dan inferior)
Sulcus coronarius = lekukan atrioventricular
yang membatasi atrium dari ventrikel.

Altje J. Tulandi
Septum Interatrium membatasi kedua
atrium
Fossa ovalis sisa dari foramen ovale
Muskulus Pectinate (Kanan)

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Aorta
Vena kava
Superior

Katub
Trikuspidalis
Fossa Ovalis

Vena Kava
Inferior

Altje J. Tulandi
Clinically Oriented Anatomy Fig 1.46
Altje J. Tulandi
Ruang-ruang Jantung
2 buah Ventrikel :
Memompa darah ke arteri.
Dipisahkan oleh :
Sulkus interventricular anterior
Sulkus interventricular posterior
Base (dasar) Daerah dimana kedua
pembuluh darah besar bertemu.
Apex (puncak) Ujung dari jantung yang
merupakan bagian dari ventrikel kiri.
Altje J. Tulandi
Septum Interventricular membatasi kedua
ventrikel.
Muskulus Papillaris - mengikat chordae
tendineae
Trabeculae carnae

Altje J. Tulandi
Katub
Semilunar
Pulmonal

Katub
Trikuspidalis

Altje J. Tulandi
ClinicallyAltje
Oriented
J. Tulandi Anatomy
ClinicallyAltje
Oriented
J. Tulandi Anatomy
Chordae
tendinae

Papillary
muscle

Interior view of heart ventricle


Altje J. Tulandi
Ruang-ruang Jantung

Ruang-ruang jantung:
Atrium Kiri & Kanan.
Ventrikel kiri & kanan.
Katub-katub jantung:
Katub Atrioventricular :
Kanan : Tricuspid.
Kiri : Bicuspid/Mitral
Katub Semilunar
Kanan : katub Pulmonal
Kiri: katub Aorta.

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Katub-katub pada Jantung
Katub Atrioventricular (AV) mengalirkan
darah dari atrium ke ventrikel pada saat
relaksasi (diastole); mencegah darah kembali
ke atrium pada saat kontraksi (sistole).
mitral (bicuspid) kiri
tricuspid kanan

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Mitral Valve

Tricuspid Valve

Aorta Valve

Pulomonal Valve

Altje J. Tulandi
Katub-katub pada Jantung
Katub Semilunar (SL) mengalirkan darah
dari ventrikel ke Arteri pada saat ventrikel
kontraksi (sistole); mencegah darah kembali
dari arteri ke ventrikel pada saat ventrikel
relaksasi (diastole).

Altje J. Tulandi
Semilunar Valve

Papillary muscle

Interventriculer Septum

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
ClinicallyAltje
Oriented
J. Tulandi Anatomy
Altje J. Tulandi
Kelainan pada Katub

Rheumatic heart disease (RHD)


Murmur Bunyi jantung tidak normal akibat
kerusakan katub
Insufisiensi/regurgitasi Kerusakan katub yang
mengakibatkan aliran balik pada saat ventrikel
Stenosis kesulitan membuka pada katub saat
dilalui darah yang diakibatkan oleh jaringan parut
pada katub.

Altje J. Tulandi
Pembuluh-pembuluh
Darah
Pembuluh darah adalah tempat mengalirnya
darah
Arteries membawa darah keluar jantung
arteri pulmonalis (trunk) ke paru-paru (sirkulasi
pulmonal)
aorta ke seluruh tubuh (sirkulasi sistemik)

Altje J. Tulandi
Vena-vena mengalirkan darah kembali
ke jantung
Vena pulmonalis dari paru-paru (sirkulasi
pulmonal)
Vena kava superior & inferior (sirkulasi
sistemik)
Sinus coronarius (sirkulasi coroner) dan
vena-vena koroner dari myocardium

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Coronary sinus

Coronary veins

Coronary
arteries

Altje J. Tulandi
SISTEM SIRKULASI

Sistem Sirkulasi Pulmonal


Sistem Sirkulasi Sistemik
(termasuk Sistem Sirkulasi Koroner)

Altje J. Tulandi
Sistem Sirkulasi Pulmonal
Pulmonal dimulai dari
Ventrikel kanan ke
kumpulan kapiler
alveolus paru-paru
dimana terjadi
pertukaran gas darah
dengan udara di alveoli
Membawa darah kurang
oksigen ke paru-paru;
membawa kembali darah
kaya oksigen ke jantung
Altje J. Tulandi
Sirkulasi Pulmonal

Altje J. Tulandi
Sistem Sirkulasi Sistemik
Sistemik dimulai dari
jantung ke kumpulan
kapiler seluruh tubuh
dimana terjadi
pertukaran gas antara
darah dengan jaringan
Membawa darah kaya
oksigen ke jaringan;
membawa kembali darah
kurang oksigen ke jantung
Altje J. Tulandi
Sirkulasi Sistemik

Altje J. Tulandi
DIAGRAM
ALIRAN DARAH

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Sistem Sirkulasi Koroner

Cabang pertama dari Aorta


Memberikan darah kaya oksigen ke
myocardium
Arteri coroner kanan
Cabang yang memperdarahi atrium
kanan dan ventrikel kanan, SA dan AV
node, dan dinding posterior dari kedua
ventrikel
Altje J. Tulandi
Arteri coroner kiri
= Cabang yang memperdarahi septum
interventricular dan dinding anterior
dari kedua ventrikel, atrium kiri dan
dinding posterior dari ventrikel kiri
= Bercabang menjadi : ramus anterior
desendens dan ramus circumflex

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Anastomoses interkoneksi antara arteri
untuk membentuk sirkulasi kolateral.
Darah mengalir memasuki pembuluh
darah koroner selama fase diastole
Autoregulation arteri koroner
berdilatasi ketika terjadi peningkatan
kebutuhan nutrisi dan oksigen

Altje J. Tulandi
Arteri Koroner dari
Sinus Valsava

Altje J. Tulandi
Vena-vena Koroner
Sinus Coronarius Pengosongannya ke
dalam atrium kanan bagian posterior
great cardiac vein drains area supplied by
anterior interventricular artery
other left and posterior coronary veins
drain left side and posterior of heart
Vena jantung Anterior Pengosongannya
ke dalam atrium kanan bagian anterior
Menerima darah dari permukaan ventrikel
kanan.
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Gangguan Sirkulasi Koroner
Oklusi block; di dalam pembuluh darah, jaringan
akan kehilangan pengiriman oksigen dan nutrisi
Ischemia kekurangan sementara dari pengiriman
oksigen ke jaringan dan perubahannya bersifat
reversibel baik struktur dan fungsi sel
Infark kematian sel pada daerah yang terbatas
(necrosis) yang merupakan akibat dari anoksia;

Altje J. Tulandi
Elektrofisiologi
Otot-otot Jantung

Altje J. Tulandi
Tipe-tipe sel Otot Jantung
Autoritmik
autoritmik mampu berdepolarisasi spontan
produce pacemaker potentials
menyalurkan aksi potensial (impulses) melewati
myocardium
tidak berkontraksi
Kontraktil
Potensial aksi menimbulkan kontraksi
Aliran darah ditimbulkan oleh pergantian dari
kontraksi (SISTOLE) dan Relaksasi (DIASTOLE)
Altje J. Tulandi
Mikroanatomi Myocardium
Otot Jantung
pendek, bercabang-cabang, berinti sel satu.
striated sliding filament movement
Saling berhubungan melalui intercalated discs
gap junctions
functional syncytium
desmosomes
Sejumlah besar mitochondria
aerobic respiration using glucose, fatty acids, amino
acids, lactic acid
high O2 demand
myoglobin
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Cardiac Muscle Tissue

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Sel Autoritmik
Fase Depolarisasi
Fase Repolarisasi
Fase Istirahat

Sel Kontraktil
Fase Depolarisasi
Fase Plateu
Fase Repolarisasi
Fase Istirahat
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Sistem Konduksi Jantung

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Jalur Konduksi
Sinoatrial (SA) Node
Lokasi di dalam dinding atrium kanan, inferior dari muara
vena kava superior
Merupakan normal pacemaker sinus rhythm
intrinsic rate 60 ~ 100 x/min
~ 75 x/ min pada keadaan istirahat di bawah kontrol
hormonal dan saraf
Aksi Potensial menjalar dari atrium kemudian ke AV node
melalui internodal pathway
Atrioventricular (AV) Node
Lokasi di inferior septum interatrial di atas katub tricuspid
menghubungkan atrium dan ventrikel
Impuls dari SA node diperlambat selama ~ 0.1 s
Altje J. Tulandi
Atrioventricular (AV)
Bundle (bundle of His)
Cabang Kanan dan Kiri
Bundle His berjalan kedalam
septuminterventrikularis
menuju ke apek jantung.

Altje J. Tulandi
Serabut Purkinje
Berjalan melalui septum
interventricular menuju ke
apex jantung kemudian
berbelok dan berjalan ke
atas melalui dinding luar
ventrikel.

Altje J. Tulandi
Perjalanan konduksi di dalam Jantung

Aksi potensial menjalar secara cepat


melalui Sistem Konduksi dan sel Kontraktil
melewati gap junctions
Aliran listrik dari atrium ke ventrikel
dibatasi oleh fibrous skeleton

Altje J. Tulandi
Electrocardiogram (ECG)
Mengukur perubahan listrik di dalam Jantung.
Electrocardiograph Alat yang digunakan
untuk mengukur perubahan listrik Jantung.
Leads
combinations of electrodes used to detect
changes
12 standard leads
I right arm (-) - left arm (+)
II right arm (-) - left leg (+)
III left arm (-) - left leg (+)

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Electrocardiogram (ECG)
Electrocardiogram merekam perubahan
potensial membran sel otot jantung
Serangkaian defleksi (+/-) dari garis dasar
berhubungan dengan penyebaran aksi potensial
melalui myocardium
Analysis ECG memperlihatkan:
Frekuensi denyut jantung
Bentuk gelombang, tinggi dan lamanya
Deviasi dari normal

Altje J. Tulandi
Elektrokardiogram (EKG)

Gel P : depolarisasi
atrium. R
Komplek QRS :
depolarisasi
ventrikular P T
Gel T : repolarisasi
ventrikular.
Repolarisasi Atrium Q
tersembunyi di QRS. S

Altje J. Tulandi
Aksi potensial pada
ventrikel

Altje J. Tulandi
Lead dapat diletakkan di
pergelangan tangan dan
- I
+/- kaki kiri (pergelangan kaki
kanan adalah netral).
Voltages diukur antara
II III kedua titik sesuai dengan
gambar
I = L wrist to R wrist
II = R wrist to L ankle
III = L ankle and L wrist
Jantung berada di tengah
segitiga.
+

Altje J. Tulandi
aVR
aVL
aVF

Altje J. Tulandi
Analisis Elektrokardiogram
Gel P depolarisasi dari
SA node diikuti oleh
depolarisasi atrium
P-R (P-Q) interval
Waktu dari mulainya atrium
depolarisasi sampai
dimulainya depolarisasi
ventrikel;
Termasuk penjalaran dari
aksi potensial melalui atrium
dan sistem konduksi
Altje J. Tulandi
Komplek QRS penjalaran dari
depolarisasi melalui sistem
konduksi dan ventrikel
S-T segment waktu dari akhir
depolarisasi ventrikel sampai
dimulainya repolarisasi
Gel T repolarisasi dari ventrikel

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Diastole
Iso-volumetric relaxation:

Dimulainya relaksasi Ventrikel.


Katub Semilunar sudah tertutup dan
Atrioventrikuler masih dalam keadaan tertutup.
Timbul bunyi jantung II (akibat penutupan katub
semilunar)
Volume ventrikel tidak berubah.
Atrium dalam proses pengisian dari pembuluh
darah vena.

Altje J. Tulandi
Diastole
Ventricular filling (Rapid Ventricular Filling,
Diastasis) :

(Pressure )Patria > Pventricles.


Katub Mitral (kiri) dan katub Trikuspid (kanan)
terbuka secara pasif
Mulai pengisian Ventrikel (70-80% volume).

Altje J. Tulandi
Diastole
Kontraksi Atrium

Depolarisasi atrium sudah dimulai (gel P)

Pada akhir pengisian ventrikel, atrium


berkontraksi (atrial sistole) agar terjadi
pengisian sisa darah ke ventrikel (20 30%)

Volume ventrikel tercapai end diastolic


volume (EDV)

Altje J. Tulandi
Systole
Iso-volumetric contraction :
Depolarisasi ventrikel sudah dimulai (kompleks QRS)
Kontraksi ventrikel dimulai katub atrioventrikuler tertutup dan
Semilunar masih tertutup.
Timbul bunyi jantung I (akibat penutupan katub atrioventrikuler)
Tekanan sudah ada tetapi kontraksi penuh ventrikel belum
terjadi.
Terjadi peningkatan tekanan di dalam ventrikel
Ventricular ejection:
Pventricles > Paortic/pulmonary trunk.
Katub Semilunar terbuka (aortic and pulmonary).
Sel otot jantung memendek (kontraksi).
Darah keluar.
Darah tersisa didalam ventrikel end systolic volume (ESV).
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Siklus Jantung dan EKG

Altje J. Tulandi
CARDIAC OUTPUT
(CURAH JANTUNG)

Altje J. Tulandi
Curah Jantung (Cardiac Output)

Jumlah darah yang dipompakan oleh


masing masing ventrikel dalam satu
menit
Saat istirahat, normalnya 5 liter/min

Cardiac Output = SV x HR

Altje J. Tulandi
Stroke volume (SV) Jumlah darah yang
dikeluarkan oleh masing masing ventrikel
setiap denyutan.
Stroke Volume
dipengaruhi oleh :
Beban Awal (preload)
Kontraktilitas
Beban Akhir (afterload)

Altje J. Tulandi
Stroke Volume
SV = EDV ESV
EDV = end diastolic volume (preload) jumlah
darah yang berada di dalam ventrikel pada
akhir pengisian ventrikel; normal 120 ml
ESV = end systolic volume jumlah darah
yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir
kontraksi ventrikel; normalnya ~ 50 ml

Altje J. Tulandi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Stroke Volume
EDV (end diastolic volume)
preload
Jumlah darah yang ada di dalam ventrikel pada akhir
diastol (akhir pengisian ventrikel); normalnya antara
120-130 ml

Altje J. Tulandi
Hukum Frank-Starling kekuatan kontraksi
jantung sesuai dengan derajat regangan otot
dinding jantung (dipengaruhi oleh venous
return)
Venous return besar regangan otot
meningkat kontraksi sangat kuat
Pengurangan venous return regangan
berkurang kontraksi melemah

Altje J. Tulandi
ESV (end sistolic volume)
Jumlah darah yang tersisa di dalam ventrikel
pada akhir kontraksi ventrikel
Normalnya ~ 50 ml
Pengaruh dari afterload tekanan darah
didalam pembuluh darah arteri
Yang harus dilawan oleh ventrikel agar darah dapat
keluar dari ventrikel
peningkatan afterload mengurangi SV

Altje J. Tulandi
Kontraktilitas otot ventrikel
Kadar/ukuran dari kemampuan ventrikel untuk
menentukan kekuatan kontraksi (tergantung
dari regangan otot dan EDV)
Inotropik positif meningkatkan kontraktilitas
Rangsangan saraf sympatis meningkatkan
masukkan ion Ca2+
hormon
epinephrine meningkatkan pengaruh sympatis
glucagon, thyroxine juga meningkatkan kontraksi
Digitalis (Digoxin)
Altje J. Tulandi
Inotropik negatif menurunkan
kontraktilitas
Peningkatan ion K+ ekstra selular
Calcium channel blockers (Verapamil)
Asidosis

Altje J. Tulandi
Faktor-faktor yang meningkatkan
Stroke Volume
Peningkatan kontraktilitas ventrikel
Peningkatan EDV
Pemanjangan waktu pengisian ventrikel (pengurangan HR
atau perubahan lain dalam irama)
Peningkatan venous return
Peningkatan aktifitas otot rangka
inspirasi
venoconstriction
Peningkatan volume darah
Penurunan afterload
Penurunan mean arterial pressure (MAP)
Altje J. Tulandi
Faktor-faktor yang menurunkan
Stroke Volume
Penurunan kontraktilitas
Penurunan EDV (End Dyastolic Volume)
Pengurangan waktu pengisian ventrikel (peningkatan heart
rate atau perubahan dalam irama)
Pengurangan venous return
Penurunan volume darah
Penurunan aktivitas otot rangka
expirasi
Pengurangan venous pressure
Peningkatan afterload
Peningkatan mean arterial pressure (MAP)
Altje J. Tulandi
CO = SV x HR
Heart rate (HR) Jumlah denyutan
per menit
Bervariasi tergantung rangsangan
sympatis dan parasympatis dan
pengaruh dari hormon adrenal
(epinephrine/norepinephrine)

Altje J. Tulandi
Heart Rate
Jumlah denyutan per menit
Denyut jantung (heart rate)dipengaruhi oleh :
Saraf Otonom (simpatis dan parasimpatis)
Hormonal
Suhu tubuh
Perubahan konsentrasi ion.

Altje J. Tulandi
Faktor-faktor yang meningkatkan Heart
Rate
Peningkatan temperatur (Peningkatan kecepatan
metabolisme)
Pengaruh dari saraf Simpatik bagian dari Sistem Saraf
Otonom inervasi SA node, AV node, otot ventrikel.
Peningkatan frekuensi aksi potensial dari SA node
peningkatan denyut jantung
Peningkatan konduksi aksi potensial pada AV node
mengurangi perlambatan ventrikel berkontraksi segera
setelah atrium.
Peningkatan kekuatan kontraksi.
Serabut preganglion berasal dari upper thoracic spinal cord
segments

Altje J. Tulandi
Hormon
epinephrine meningkatkan heart rate
thyroxine meningkatkan kecepatan metabolisme

Perubahan konsentrasi ion


Penurunan kadar Ca2+ (hypocalcemia) meningkatkan
respon iritabilitas (irritability) mempercepat kontraksi
Peningkatan kadar K+ (hyperkalemia) meningkatkan
potensial istirahat membran (closer to threshold)

Altje J. Tulandi
Faktor-faktor yang menurunkan Heart
Rate
Pengaruh dari saraf Parasimpatik bagian dari
Sistem Saraf Otonom inervasi pada SA node,
AV node
Menghambat frekuensi aksi potensial dan
meningkatkan hambatan pada sistem konduksi
menurunkan denyut jantung.
Berasal dari serabut preganglion nervus vagus
Penurunan temperatur penurunan kecepatan
metabolisme

Altje J. Tulandi
Perubahan konsentrasi ion
Peningkatan kadar Ca2+ (hypercalcemia)
membuat membran sel tidak sensitif terhadap
rangsangan
Penurunan kadar K+ (hypokalemia)
hyperpolarizes cell (potensial istirahat membran
sel turun dari nilai normal ) melemahkan
denyut jantung
Peningkatan kadar Na+ (hypernatremia)
menghambat tranportasi ion Ca2+ kedalam sel
kontraksi terhambat

Altje J. Tulandi
Kontrol Saraf terhadap
Heart Rate

Reaksi dari tekanan darah arteri atau atrium


Pusat Jantung di dalam medulla oblongata (bagian
dari reticular formation/activating system)
baroreceptors (pressoreceptors) distimulasi oleh tekanan
darah di dalam aorta, arteri-arteri carotis, atrium kanan
Cardioacceleratory Center (CAC) peningkatan heart rate
melalui rangsangan sympatis
Cardioinhibitory Center (CIC) penurunan heart rate melalui
rangsangan parasympatis

Altje J. Tulandi
Kontrol dari Sistem Saraf
Outonom
Simpatis
Merangsang peningkatan
denyut jantung dan
kekuatan daya kontraksi
Parasimpatis
Menurunkan denyut
jantung

Altje J. Tulandi
Regulasi Tekanan Darah

Altje J. Tulandi
Pusat kontrol di dalam
MEDULLA OBLONGATA

Terdapat tiga pusat kontrol untuk Sistem Kardiovaskular


Yang berlokasi di dalam medulla oblongata
1. Cardiac acceleratory
centre

2. Cardiac inhibitory pons


centre

3. Vasomotor centre
medulla
oblongata

spinal
cord
Altje J. Tulandi
Kontrol Saraf terhadap Peningkatan Tekanan Darah

Peningkatan tekanan darah :


stimulasi baroreceptors dalam sinus aorta dan sinus carotis
impuls dikirim melalui nervus vagus (dari aorta) dan
glossopharyngeal (dari carotis)
impuls-impuls afferent ini menstimulasi cardioinhibitory center
(CIC); menghambat cardioacceleratory center (CAC)
CIC mengirim impuls-impuls parasympatis melalui nerves vagus
vagus melepas ACh di SA node dan AV node
HR menurun
CO menurun
Tekanan darah turun

Altje J. Tulandi
Kontrol Saraf terhadap Penurunan Tekanan
Darah

Penurunan Tekanan darah :


Hasil dari tidak adanya impuls dari baroreceptors
Beberapa impuls-impuls melalui nerves vagus dan
glossopharyngeal
CIC tidak terstimulasi & CAC menjadi sangat aktif
CAC mengirim impuls-impuls melalui nerves
sympathetic ke SA node, AV node, ventricular
myocardium --> melepaskan norepinephrine
heart rate dan kekuatan kontraksi meningkat
CO dan tekanan darah meningkat
Altje J. Tulandi
Reflek Atrium Kanan
Reflek Atrium Kanan (Bainbridge) timbul pada saat
terjadi peningkatan tekanan di dalam atrium
impuls afferent melalui nerve Vagus merangsang
CAC
Meningkatkan impuls-impuls sympatis ke
jantung
Meningkatkan heart rate dan kekuatan kontraksi
mengeluarkan darah secara cepat dari atrium
Menurunkan tekanan atrium kanan

Altje J. Tulandi
Obat-obatan Pengontrol Denyut Jantung

Digitalis Digoxin
Membuat kalsium (Ca2+) mudah diambil meningkatkan
kekuatan kontraksi.
Dipergunakan untuk terapi gagal jantung kongestif
(congestive heart failure (CHF)), atrial arrhythmias

Altje J. Tulandi
calcium-channel blockers Verapamil
menghambat masukan kalsium ke dalam sel melemahkan
kontraksi
Dipergunakan untuk terapi Hipertensi, chronic angina
beta-blockers (beta-adrenergic blockers)
propranolol
memblok aksi dari epinefrin dan norepinefrin pada beta
reseptor
Dipergunakan untuk terapi hipertensi, ventricular
arrhythmias

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
- Baroreceptors
Vasomotor pressoreflexes
Pressure sensitive nerve
receptors located in arch of
aorta & carotid sinuses
stretch of receptors
more action potentials via
vagal & glossopharyngeal
nerves vasomotor centre
B.P
stretch gives the opposite
result

Altje J. Tulandi
Pressure (stretched baroreceptors)

Medulla
Depressor response

Blood Vessels - vasoconstriction


- venomotor tone
Heart - rate
- contractile strength

pressure
Altje J. Tulandi
pressure ( stretch of receptors)

medulla
pressor reflex

Blood vessels - vasoconstriction


- venomotor tone
Heart - rate
- contractile strength

pressure
Altje J. Tulandi
Baroreceptors are more effective in combating
B.P. than B.P

Chronic H/T resetting of


baroreceptors

Altje J. Tulandi
Renin/Angiotensin System (contd)
Angiotensin also
i) Acts directly on kidneys
secretion of salt & H2O

ii) Stimulates adrenal cortex to release


Aldosterone secretion of Na+ + H2O
blood volume B.P.

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Long- Term
Altered glomerular filtration
B.P. glomerular pressure
less filtration & fluid reabsorption
gradual accumulation of fluid & B.P.

B.P. glomerular pressure


more filtration & reabsorption
reduction of fluid volume & B.P.

Altje J. Tulandi
ADH (vasopressin)

B.P. release of ADH


ADH vasoconstriction B.P.

Acts on kidneys excretion of H2O
blood volume & B.P.

Altje J. Tulandi
Ringkasan kontrol Otonom

Altje J. Tulandi
Gagal Jantung Kongestive
Hasil dari kegagalan keseimbangan antara venous
return dan stroke volume
Kelemahan kemampuan memompa dari jantung
untuk memenuhi kebutuhan tubuh
Faktor-faktor Intrinsic melemahkan kontraksi
infark myocardiuml, cardiomyopathy
Faktor-faktor Extrinsic sangat sulit untuk
mengeluarkan darah ke aorta
Hipertensi systemik
coronary atherosclerosis
aortic stenosis

Altje J. Tulandi
Mekanime Congestive Heart Failure
Peningkatan tahanan sistemik
Peningkantan kekuatan dari kontraksi ventrikel kiri
Peningkatan kebutuhan oksigen ventrikel kiri
Peningkatan hipoksi ventrikel kiri Penurunan
Penurunan Penurunan kontraksi ventrikel kiri tekanan
pengiriman arteri
oksigenya peningkatan end diastolic pressure ventrikel kiri
Peningkatan tekanan atrium kiri
Oedema Paru-paru
Peningkatan tahanan vaskular paru-paru
Gagal Ventrikel kanan

Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi
Altje J. Tulandi

Vous aimerez peut-être aussi