Vous êtes sur la page 1sur 22

Pembimbing : dr. Ahmad Muzayyin, Sp.

Disusun oleh :
Intan Mega Pratidiana, S.Ked

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SYARAF


RSUD SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DEFINISI
Abses cerebri atau abses otak adalah suatu proses infeksi dengan
pernanahan yang terlokalisir di antara jaringan otak yang
disebabkan oleh berbagai macam variasi bakteri, jamur dan parasit.
ANATOMI CEREBRI
ETIOLOGI
langsung hematogen Immunodefi Trauma idiopatik
ciency
Infeksi Infeksi AIDS Cedera Tidak
telinga paru Penyakit kepala diketahui
sinusitis endokard kronis kembus
itis kemotera
Tetralogi pi
fallot

1. Organisme aerob
- Gram positif: Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus
- Gram negatif: E. coli, Hemophilus influenza, Pseudomonas
2. Organisme anaerob: B. fragilis, Bacteroides sp, Fusobacterium sp, Prevotella sp,
Actinomyces sp, dan Clostridium sp.
3. Fungi : Kandida, Aspergilus, Nokardia
4. Parasit : E. histolytica, Schistosomiasis, Amoeba
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor Tuan Rumah (Host)
Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi meliputi
kesehatan umum yang baik, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif,
aliran darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang
berfungsi sempurna.
Faktor Kuman
Kuman tertentu cenderung neurotropik seperti yang membangkitkan
meningitis bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang
tidak bersangkut paut dengan faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki
virulensi yang rendah dapat menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat jika
terdapat ganggguan pada sistem limfoid atau retikuloendotelial.
Faktor Lingkungan
Faktor tersebut bersangkutan dengan transisi kuman. Yang dapat
masuk ke dalam tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melalui air, atau
udara.
PATOFISIOLOGI
penyebaran dari focus infeksi (etiologi) reaksi radang
difus pada jaringan otak infiltrasi leukosit udem,
perlunakan, kongesti bintik perdarahan beberapa
hari/minggu nekrosis dan pencairan pusat lesi
membentuk rongga ABSES fibrosis progresif
kapsul dengan dinding konsentris
STADIUM
Stadium serebritis dini (Early Cerebritis)
Stadium serebritis lanjut (Late Cerebritis)
Stadium pembentukan kapsul dini (Early Capsule
Formation)
Stadium pembentukan kapsul lanjut (Late Capsule
Formation)
STADIUM SEREBRITIS DINI (EARLY CEREBRITIS)
Reaksi radang lokal dengan infiltrasi polymofonuklear
leukosit, limfosit dan plasma sel dengan pergeseran aliran
darah tepi, yang dimulai pada hari pertama dan meningkat
pada hari ke 3.
Sel-sel radang mengelilingi daerah nekrosis infeksi.
Pada stadium ini terjadi edema di sekitar otak.

Gambaran CT Scan :
Pada hari pertama terlihat daerah yang hipodens dengan sebagian
gambaran seperti cincin. Pada hari ketiga gambaran cincin lebih jelas
sesuai dengan diameter serebritisnya. Didapati mengelilingi pusat
nekrosis
STADIUM SEREBRITIS LANJUT (LATE CEREBRITIS)
o Pusat nekrosis membesar. Di tepi pusat nekrosis didapati
daerah sel radang, makrofag-makrofag besar dan
gambaran fibroblas yang terpencar retikulum yang
akan membentuk kapsul kolagen.
o Pada stadium ini edema otak menyebar maksimal
sehingga lesi menjadi sangat besar.

Gambaran CT Scan:
Gambaran cincin sempurna, 10 menit setelah pemberian
kontras perinfus. Kontras masuk ke daerah sentral dengan
gambaran lesi homogen menunjukan adanya cerebritis
STADIUM PEMBENTUKAN KAPSUL DINI (EARLY CAPSULE
FORMATION)

Pusat nekrosis mulai mengecil, makrofag menelan


acellular debris dan fibroblast meningkat dalam
pembentukan kapsul kolagen.

Gambaran CT Scan :

Hampir sama dengan fase cerebritis, tetapi pusat


nekrosis lebih kecil dan kapsul terlihat lebih tebal.
STADIUM PEMBENTUKAN KAPSUL LANJUT (LATE CAPSULE
FORMATION)
Pada stadium ini, terjadi perkembangan lengkap abses
dengan gambaran :
- Pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan sel-sel
radang
- Daerah tepi pusat nekrosis terdiri dari sel radang,
makrofag, dan fibroblast
- Kapsul kolagen yang tebal.

Gambaran CT Scan :
Gambaran kapsul dari abses jelas terlihat sedangkan
daerah nekrosis tidak diisi oleh kontras
GEJALA KLINIS
Trias abses otak :
Peningkatan tekanan intrakranial sakit
kepala, muntah, dan papil edema.
Tanda infeksi demam, menggigil, leukositosis.
Gejala neurologik fokal kejang, gangguan
saraf kranial, afasia, ataksia, paresis.

- Hampir seluruh penderita abses didapati keluhan sakit kepala (70-90%), Muntah-
muntah (25-50%), Kejang 30-50%, Gejala: pusing, vertigo, ataxia, Gangguan
bicara 19,6%, hemiapnosis 31%, unilateral midriasis 20.5%(herniasi tentorial),
Gejala fokal 61%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glasgow coma scale
2. Laboratorium darah
3. Rontgen foto kepala, sinus atau mastoid,
thorax,
4. USG
5. Angiografi
6. Elektro enchelo graphy
7. CT Scan / MRI
DIAGNOSIS BANDING
Tumor ganas

Tromboplebitis intracranial

Empyema subdural

Abses extradural

Ensefalitis
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan abses otak yaitu :
1. Menghilangkan proses infeksi, efek massa, dan oedem
terhadap otak
2. Pemberian antibiotik yang tepat selama 6-8 minggu
untuk mengecilkan abses dan 10 minggu untuk
menghilangkan efek massa dari abses otak
3. Tindakan pembedahan (aspirasi maupun eksisi)
Terapi definitif melibatkan :
1. Penatalaksanaan terhadap efek massa (abses dan
edema) yang dapat mengancam jiwa
2. Terapi antibiotik dan test sensitifitas dari kultur material
abses
3. Terapi bedah saraf (aspirasi atau eksisi)
4. Pengobatan terhadap infeksi primer
5. Pencegahan kejang
6. Neurorehabilitasi
Prinsip Pemilihan Antibiotik pada Abses Otak
Belum diketahui etiologi sefalosporin gen 3 kombinasi
metronidazole
Infeksi bakteri gram negative, anaerob Meropenem
Penyakit jantung sianotik Penissilin dan metronidazole
Post VentriculoPeritoneal-Shunt Vancomycin dan ceptazidine
Otitis media, sinusitis, atau mastoiditis, trauma penetrasi
vancomycin + sefalosporin gen 3 + metronidazole
Infeksi meningitis citrobacter Sefalosporin generasi ketiga,
yang secara umum dikombinasikan dengan terapi
aminoglikosida
Immunocompremised AB spectrum luas + amphoterids
Drug Dose Frekwensi dan rute
Cefotaxime (Claforan) 50-100 2-3 kali per hari,
mg/KgBBt/Hari IV

Ceftriaxone (Rocephin) 2-3 kali per hari,


50-100 mg/KgBBt/Hari IV

Metronidazole (Flagyl) 3 kali per hari,


35-50 mg/KgBB/Hari IV

Nafcillin (Unipen, Nafcil) setiap 4 jam,


2 grams IV

Vancomycin setiap 12 jam,


15 mg/KgBB/Hari IV
Steroid
o Menghalangi pembentukan kapsul abses
o Dipertimbangkan pada peningkatan tek cranial dan udem cerebri
o Dosis 10mg dexamethasone setiap 6 jam IV tapering 3-7 hari

Terapi Pembedahan
Indikasi : berdiameter lebih dari 2,5 cm, adanya gas di dalam abses,
lesi yang multiokuler, dan lesi yang terletak di fosa posterior
prosedur pilihan terapi eksisi dan drainase abses melalui
kraniotomi.
pada center-center tertentu lebih dipilih penggunaan stereotaktik
aspirasi atau MR-guided aspiration and biopsy

Anti konvulsan
Apabila kejang dengan frekuensi yang cukup sering phenitoin
KOMPLIKASI
1. Robeknya kapsul abses ke dalam ventrikel atau ruang
subarachnoid
2. Penyumbatan cairan serebrospinal yang menyebabkan hidrosefalus
3. Edema otak
4. Herniasi oleh massa Abses otak
PROGNOSIS
Prognosis dari abses otak ini tergantung dari:
1) Cepatnya diagnosis ditegakkan
2) Derajat perubahan patologis
3) Soliter atau multipel.
4) Penanganan yang adekuat
Dengan alat-alat canggih abses otak pada stadium dini dapat lebih
cepat didiagnosis sehingga prognosis lebih baik. Prognosis abses otak
soliter lebih baik dari multipel.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi