Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2. Cerebrovascular complications
One-third of the population affected by
hypertension is not aware of their condition,
until they have an attack of stroke.
3. Renal proteinuria and failure
An elevated blood pressure is one of the
leading causes of kidney damage that
eventually requires a transplant.
4. Retinopathy
Hemorrhages, exudates and arteriolar
narrowing can occur. They result in
blurred vision and sometimes blindness as
well
VIII. MANAGEMENT OF
HYPERTENSION
1. Lifestyle modification
Weight reduction
Dietary sodium restriction
Aerobic exercise
Avoiding excessive alcohol intake
DASH diet- increase fruits, vegetables, low-fat dairy and low-fat
diet
2. Drug treatment
There are around 50 medications approved for initial treatment
of hypertension. Candidates ideal for drug therapy are those
whose diastolic blood pressure remains above 90mmHg despite
a 3-6 month trial of non-pharmacological therapy.
Treatment of Hypertension
Based on the Seventh Report of the
Joint National Committee on
Prevention, Detection ,Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure (JNC-7)
Objectives
Define hypertension
Principles of treatment
Special groups
Blood Pressure Classification
BP
SBP DBP
CLASSIFICATION
Normal <120 and <80
80
70
60
50
Awareness
40
Treatment
30 Control
20
10
0
1976-1980 1988-1991 1991-1994 1999-2000
Factors to Consider in Treating
Hypertension
Repeat readings
r/o secondary causes
Estimate CV risk status
Co-morbid conditions
Lifestyle changes
Drugs
Secondary Hypertension
Difficult to control
Sudden onset of HTN
Well controlled-> difficult to
control
Severe hypertension
History/physical/labs
Initial Workup of
Secondary HTN
Renal parenchymal disease
UA, spot urine protein/creatinine, serum creatinine, USG.
Renovascular
Captopril scan
Coarctation
Lower Extremity BP
Primary aldosteronism
Serum and urinary K
Plasma renin and aldosterone ratio
Pheochromocytoma
Spot urine for metanephrine/creatinine
Laboratory Tests in
Uncomplicated HTN
ECG
Urine analysis
Blood glucose, hematocrit
Basic metabolic panel
Lipid profile after 9-12 hour fast
Urine microalbumin
Estimate Risk Status
Hypertension
Smoking
Obesity (BMI > 30kg/m2)
Dyslipidemia
Diabetes
Microalbuminuria or GFR <60ml/min
Age > 55 (men), 65 (women)
Family history of CVD
(Men< 55, Women <65)
Metabolic Syndrome
Target Organ Damage
Heart Disease
CAD (Angina, myocardial infarction, coronary
revascularization
Left Ventricular Hypertrophy
Heart Failure
Stroke/TIA
Chronic kidney disease
Peripheral arterial disease
Retinopathy
Goals of Therapy
BP <140/90 mmHg
Central (-agonists)
ACE-inhibitors
alpha -blockers*
beta-blockers
Alpha+beta-blockers Angiotensin-II blockers
* Usually not monotherapy
Algorithm for Treatment of Hypertension
Lifestyle Modifications
Not at Goal
Blood Pressure
Compelling Indications
Special populations
HTN with COPD and MI
A 55 year old patient with COPD and HTN (controlled
with nifedipine) is admitted with severe chest pain
x24 hrs.
BP is 170/100 and she has a soft S3 gallop.
HYPERTENSIVE URGENCIES
Require reduction of blood pressure within a few hours
KRISIS
HIPERTENSI
LATAR BELAKANG
Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat
dunia
Beberapa penulis 1% dari penderita
hipertensi akan mengalami krisis hipertensi
Majalah the Lancet dan WHO Kejadian
krisis hipertensi akan m dari 0,26% th 2000
0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di
dunia
Untuk mencegah kerusakan organ akibat
krisis hipertensi di Indonesia perlu dilakukan
upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan
krisis hipertensi yang disepakati bersama.
DEFINISI
Krisis hipertensi
Suatu keadaan peningkatan tekanan
darah yang mendadak (sistole 180
mmHg dan/atau diastole 120 mmHg),
pd penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera.
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
1. Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg disertai
kerusakan organ target yang
progresif. Di perlukan tindakan
penurunan TD yg segera dalam kurun
waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan TD mendadak yg tidak
disertai kerusakan organ target.
Penurunan TD harus dilaksanakan
dalam kurun waktu 24-48 jam.
MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI
1. Bidang neurologi:
Sakit kepala, hilang/ kabur
penglihatan, kejang, defisit neurologis
fokal, gangguan kesadaran
(somnolen, sopor, coma).
2. Bidang mata:
Funduskopi berupa perdarahan
retina, eksudat retina, edema papil.
3. Bidang kardiovaskular
Nyeri dada, edema paru.
4. Bidang ginjal:
Azotemia, proteinuria, oligouria.
5. Bidang obstetri
Preklampsia dg gejala berupa gangguan
penglihatan, sakit kepala hebat, kejang,
nyeri abdomen kuadran atas, gagal
jantung kongestif dan oliguri, serta
gangguan kesadaran/ gangguan
serebrovaskuler.
FAKTOR RISIKO
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat
atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dg rangsangan simpatis yg tinggi
seperti luka bakar berat, phaechromocytoma,
penyakit kolagen, penyakit vaskuler, trauma
kepala.
Penderita hipertensi dengan penyakit
parenkim ginjal
PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI
Anamnesis
R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis
obat anti
hipertensi, keteraturan konsumsi
obat).
Ganguan organ (kardiovaskuler,
serebrovaskular, serebrovaskular,
renovaskular, dan organ lain).
Pemeriksaan fisik
Sesuai dengan organ target yang terkena
Pengukuran TD di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat
ekstremitas
Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak
bruit
pembuluh darah besar, bising jantung
dan ronki
paru.
Pemeriksaan neurologis umum
Pemeriksaan laboratorium awal dan penunjang
Definisi
Suatu kondisi akibat robekan pada dinding
aorta
sehingga lapisan dinding aorta terpisah dan
darah dapat masuk ke sela-sela lapisan
dinding
pembuluh darah aorta.
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan dapat bervariasi
1. Nyeri khas Aorta: onset mendadak, nyeri
teriris sudah maksimal dirasakan saat awal,
lokasi nyeri sesuai lokasi dimana robekan
aorta tadi.
2. Rasa nyeri dada seperti nyeri dada khas
infark miokard, bila proses diseksi menjalar
ke ostium arteri koronaria.
3. Rasa nyeri leher disertai pandangan kabur,
bila proses diseksi ekstensi ke arteri karotis.
4. Sinkope merupakan petanda komplikasi yg
DIAGNOSIS
Kecurigaan diagnosa Diseksi Aorta
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik cukup unruk menatalaksana sebagai
diseksi aorta.
Keluhan/ gejala:
1. Sesak Nafas
2. Orthopnea
3. Dyspnea deffort
Pemeriksaan fisik
1. TD sesuai definisi krisis hipertensi
2. Frekwensi pernafasan meningkat
3. Pada pemeriksaan jantung ditemukan
S3 dan/ atau S4 gallop.
4. Pada pemeriksaan paru suara nafas
ekspirasi memanjang disertai ronchi
basah halus seluruh lapangan paru.
5. Peningkatan tekanan vena jugularis.
DIAGNOSIS
1. Peningkatan tekanan darah sesuai
krisis hipertensi
2. Gejala dan tanda gagal jantung
3. Edema paru pada foto thorax
Prinsip Tatalaksana dan Sasaran
Tekanan Darah
1. O2 dengan target saturasi 02 perifer > 95%,
bila perlu dapat digunakan CPAP atau
ventilasi mekanik non-invasif bahkan
ventilasi mekanik invasif.
2. Pemberian Nitroglycerin sublingual, bila
perlu dilanjutkan dg pemberian drip.
3. Pemberian diuretik loop IV (Furosemid)
4. Pemberian obat anti hipertensi IV at
sublingual
5. Bila tidak ada kontra indikasi morfin IV dapat
dipertimbangkan.
Target penurunan TD sistolik atau
diastolik sebesar 30 mmHg dalam
beberapa menit.
Sasaran akhir TD sistolik < 130 mmHg
dan TD diastolik < 80 mmHg.
Sebaiknya dicapai dalam 3 jam
Tabel No 2 Obat-obat parenteral untuk penanganan hipertensi emergensi pd
edema paru dan sindroma koroner akut
Obat Golongan Dosis Onset Masa Efek samping
kerja kerja
Definisi
Krisis hipertensi yang terjadi pada
pasien dengan sindroma koroner akut.
Sindroma koroner akut tdd :
1. angina pektoris tidak stabil,
2. Infark miokard non ST elevasi
3. Infark miokard dengan ST elevasi
Manifestasi Klinis
Keluhan
Nyeri dada dg penjalaran ke leher atau
lengan kiri dengan durasi lebih dari 20 menit
dan dapat disertai dg gejala sistemik berupa
keringat dingin, mual dan muntah dan
pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-
tanda gagal jantung.
Temuan Klinis
Pemeriksaan fisik dapat normal atau tanda-
tanda gagal jantung
Diagnosis
1. Anamnesis
2. EKG
3. Enzim petanda kerusakan otot jantung
(CKmb, Troponin T)
Prinsip tatalaksana dan Sasaran Tekanan Darah
1. Penyekat Beta dan nitrogliserin merupakan anjuran
utama.
2. Bila tidak terkontrol dapat diberikan gol kalsium
antagonis parenteral, nicardipin dan diltiazem bila tidak
ada kontraindikasi.
3. Sasaran TD sistolik adalah <130 mmHg dan TD
diastolik < 80 mmHg.
4. Penurunan TD harus dilakukan secara bertahap.
5. Penurunan TD perlu pemantauan ketat agar TD
diastolik tidak lebih rendah dari 60 mmHg, karena
dapat mengakibatkan iskemia miokard bertambah
berat.
KRISIS HIPERTENSI PADA PENYAKIT
GINJAL
Stenosis arteri renalis dicurigai biladitemukan:
1. Ditemukan hipertensi sebelum usia 30 th
khususnya jika tidak ada riwayat hipertensi di
keluarga.
2. Ditemukan hipertensi berat (hipertensi stadium II
dengan TD > 160/100 mmHg) setelah usia > 50.
3. Ditemukan hipertensi yg refrakter dan sulit
dikendalikan dengan obat kombinasi lebih dari 3
macam ( termasuk diuretik)
4. Terjadinya peningkatan TD tiba-tiba pd
keadaan pasien hipertensi yg terkontrol
baik sebelumnya.
HYPERTENSIVE
URGENCIES
Require reduction of
blood pressure within a
few hours
Parenteral Drugs For Treatment of
Hypertensive Emergencies
VASODILATORS ADRENERGIC
Nitroprusside INHIBITORS
Fenoldopam Labetalol
Nitroglycerine Esmolol
Enalaprilat Phentolamine
Nicardipine
Hydralazine
Pregnancy and Hypertension
A 24 year old primiparous woman is seen in the
obstetric clinic at 30 weeks gestation.