Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Umi Dyah Retnasih
29.08 1175 2013/ 2013730115
Pembimbing:
Dr. Sukardi, Sp.OG
Rest Placenta
Perdarahan Pada
Kehamilan Muda
4 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
Abortus
Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus komplit
Abortus inkomplite
Missed Abortion
Abortus habitualis
Abortus Septik
Abortus infeksius
8
Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Gejala
Bercak sedikit Tertutup Sesuai dengan usia Kram perut bawah, Abortus immines
Anamnesis Pemeriksaan Penatalaks
Patofisiologi Prognosis
hingga sedang & Pemfis
gestasi Penunjang
uterus lunak anaan
Tertutup/terbuka Lebih kecil dari usia Sedikit/tanpa nyeri Abortus komplit
gestasi perut bawah, riwayat
ekspulsi hasil konsepsi
Sedang hingga masif Terbuka Sesuai dengan usia Kram atau nyeri perut Abortus insipien
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada
kehamilanabortus : bawah, belum terjadi
Pemeriksaan 1.FisiikNyeri di perut bagian bawah terutamanya
ekspulsi hasil konsepsi
di bagian suprapubik yang bisa menjalar
Kram atau nyeri perut
ke punggung,bokong dan Abortus
perineum,
incomplit
bawah, ekspulsi
2. Perdarahan pervaginam (dapat tanpa
sebahagian
atau disertai jaringanhasil
hasil konsepsi)
konsepsi
Anamnesis 3. Demam subfebris
Terbuka Lunak dan lebih Mual/muntah,
Ditanyakan HPHT.10 kram Abortus mola
besar Riwayat
dari usiapenyakit
perut sekarang
bawah, DM yang tidak
terkontrol, Hipertensi tidak terkontrol.
gestasi sindroma mirip PEB,
Riwayat psikososial merokok, konsumsi
alkohol, pekerjaan, lingkungan,
tidak ada janin, keluar hubungan sex.
jaringan seperti
anggur
10
Definisi Epidemiologi
AbortusDefinisi
Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
Anamnesis
Pembagian menurut: Pemeriksaa Penatalaksa
Patofisiologi Penyebab Prognosis
& Pemfis n Penunjang naan
Gambaran klinis
Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa
Ovum kosong ini bisa terjadi karena ovum normal dari ibu (23X) dibuahi secara
gangguan pada proses meiosis (meiosis dispermia. Bisa oleh dua haploid 23X; satu
normal seharusnya diploid 46XX haploid 23X dan satu haploid 23Y; atau dua
dipecah menjadi 2 haploid 23X) yang haploid 23Y.Karena disini ada unsur ibu
disebut nondysjunction yaitu hasil sehingga dapat ditemukan janin. Tetapi
pemecahannya tidak menjadi 2 haploid
23X tetapi menjadi 0 dan 46XX. Pada karena komposisi unsur ibu dan unsur ayah
MHK ovum yang tidak berinti (0) inilah tidak seimbang (satu berbanding dua)
yang dibuahi. Gangguan proses meosis sehingga unsur ayah yang tidak normal itu
ini dapat terjadi pada kelainan menyebabkan pembentukan plasenta yang
struktural kromosom yaitu balance tidak wajar, yang merupakan gabungan dari
translocation
vili korialis yang normal dan yang
mengalami degenerasi hidrofobik
17Inspeksi Definisi Etiologi
Epidemiologi2. Rahim Klasifikasi
terasa lunak Faktor Risiko
1. Muka dan kadang-kadang badan 3. Tidak ada bagian-bagian janin
kelihatan pucatPatofisiologi Anamnesis4. Pemeriksaan
kekuning-kuningan Penatalaks
Terdapat perdarahan serta jaringan
Prognosis
& Pemfis Penunjang anaan
yang disebut muka mola (mola face). mola dalam kanalis servikalis dan
2. Kalau gelembung mola keluar dapat vagina
Mola hidatidosa komplit
terlihat jelas. Perdarahan 5. pervaginam:
Evaluasi keadaan serviks.
Gejala umum dari mola
Palpasi komplit. Jaringan mola terpisah dari desidua dan
1. Uterus membesar tidak sesuai menyebabkan perdarahan. Uterus mungkin
dengan usianya dan teraba lunak.
membesar karena sejumlah besar darah dan cairan
2. Tidak teraba bagian-bagian gelap Fisiik
janin,
Pemeriksaan masuk ke dalam vagina. Gejala ini muncul
pada 97% kasus.
balotemen dan juga gerak janin.
3. Adanya fenomena harmonikaHiperemesis
yaitu : karena peningkatan secara ekstrim
kadar hCG
darah dan gelembung mola keluar,
fundus uteri turun kemudianHipertiroidisme
naik : kira-kira 7% pasien mengalami
takikardi, tremor dan kulit yang hangat.
lagi karena terakumulasinya
Anamnesis darah
kembali. Mola hidatidosa parsial
Auskultasi Tidak terdengar bunyi Pasien dengan mola hidatidosa parsial tidak
denyut jantung janin memiliki gejala yang sama dengan mola komplit.
Pemeriksaan dalam Pasien ini biasanya mempunyai gejala dan tanda
1. Pastikan besarnya rahim seperti abortus inkomplet atau missed abortion.
Perdarahan pervaginam
Adanya denyut jantung janin
18
Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
-hCG
Bila kadar -hCG jauh lebih tinggi dari rentangan kadar
normal pada tingkat usia kehamilan tertentu, suatu
persangkaan diagnosa mola hidatidosa dapat dibuat
USG
19
Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
Transfusi darah
Hilangkan faktor penyulit
Kuret hisap merupakan tindakan pilihan untuk
mengevakuasi jaringan mola, dan sementara proses
evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU oksitosin
dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40
60 tetes/menit.
20 Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
Faktor tuba
Abnormalitas zigot
Faktor Ovarium
Faktor Hormonal
Faktor lain
Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Risiko
Mola Hidatidosa
Perdarahan ini terjadi pada akhir trimester kedua hingga menjelang persalinan.
Pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas
simfisis.
Patofisiologi
pelepasan akibat plasenta yang berimplantasi pada lokasi
terbentuknya segmen tersebut akan mengalami laserasi akibat
bawah rahim pelepasan desidua dari tapak plasenta.
Definisi:
Terlepasnya plasenta sebagian
atau seluruhnya, pada plasenta
yang implementasinya normal
sebelum janin lahir.
Patofisiologi
Perdarahan terus dan otot uterus
Perdarahan ke dalam
Hematom subkhorionik saat hamil meregang tidak bantu
desidua basalis
hentikan perdarahan
Terasa sangat tegang, nyeri dan Sebagian darah akan masuk ke bawah
juga akan mengganggu selaput ketuban, vagina, masuk ke
kontraktilitas akibatnya akan terjadi dalam kantong amnion, atau
perdarahan post partum yang ekstravasasi di antara otot-otot
hebat miometrium.
Diagnosis
Anamnesis
- Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, perdarahan pervaginam, pergerakan anak
mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak
lagi), kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
Inspeksi
- Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
- Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
- Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
Palpasi Auskultasi
- TFUtidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Sulit dilakukan karena uterus tegang,
- Uterus tegang baik waktu his maupun di luar bila denyut jantung terdengar biasanya
his. di atas 140, kemudian turun di bawah
- Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas. 100 dan akhirnya hilang bila plasenta
- Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena yang terlepas lebih dari satu per tiga
perut (uterus) tegang. bagian.
Pemeriksaan umum
1. Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok.
Nadi cepat, kecil dan filiformis.
Pemeriksaan laboratorium
1. Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
2. Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-match test. Karena
pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah hipofibrinogenemia,
maka diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatif
fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg%).
Pemeriksaan plasenta
Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan. Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian
plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya
menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
next
Penatalaksanaan
Jika perdarahan mencapai 400cc atau setelah 30 menit placenta belum lepas juga, lakukan
tindakan manual placenta yang kemudian diikuti masase uterus.
Apabila perdarahan tetap terjadi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil fundus
uteri atau masase uterus, maka segera lakukan kompresi bimanual interna (kompresi
bimanual Hamilton). Pasang sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut
masukkan tangan (dengan menyatukan kelima ujung jari) ke introitus dan ke dalam vagina
ibu. Periksa vagina dan serviks (jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada uteri).
Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior, lalu tekan dinding anterior uterus. Sedangkan
telapak tangan lain menekan kuat dinding belakang uterus kearah kepalan tangan dalam. Jika
uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, terus lakukan kompresi bimanual interna
selama 2 menit, lalu perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina dan pantau ketat
kondisi ibu dalam kala empat.
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik
Kelainan koagulopati
Gangguan faal ginjal
Kematian
PENCEGAHAN
Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita
yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insidens perdarahan
pascapersalinan akibat atonia uteri.
Robekan vagina dan perineum
Derajat II
Derajat IV
Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu
Robekan meluas ke arah lumen anorektal
selama mengenai mukosa vagina juga
dan dengan demikian meliputi kerusakan
mengenai otot yang melingkari vagina, tapi
sfingter ani eksternus dan internus
tidak mengenai sfingter ani.
Episiotomi
Suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan
pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan
kulit sebelah depan perineum.
Indikasi janin.
Sewaktu melahirkan janin premature. Tujuannya untuk
mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin.
Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, melahirkan janin
dengan cunam, ekstraksi vakum, dan janin besar.
Indikasi ibu
Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga
ditakuti akan terjadi robekan perineum, umpama pada
primipara, persalinan sungsang, persalinan dengan cunam,
ekstraksi vakum, dan anak besar.
Hecting
Hecting/ jahitan merupakan proses yang digunakan untuk
hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang
terpotong. (sabiston)
Teknik penjahitan
Teknik penjahitan robekan perineum disesuaikan dengan derajat
laserasinya. Prinsip penjahitan luka perineum dilakukan setelah
memeriksan keadaan robekan secara keseluruhan. Jika robekan
terjadi pada derajat III dan IV, segera siapkan tindakan rujukan,
sebelumnya dilakukan tindakan penghentian perdarahan pada
robekan jika terjadi. Untuk mendiagnosa berapa derajat robekan
dan melakukan penjahitan memerlukan pencahayaan yang
cukup.
Penggunaan benang jika dibandingkan antara catgut atau
chromic, menggunakan benang polyglactil (vicryl) akan lebih
mudah menyerap dan mengurangi nyeri perineum setelah
penjahitan.
Perbaikan robekan perineum derajat I dan II
Robekan derajat pertama biasanya tidak memerlukan jahitan,
tetapi harus dilihat juga apakah meluas dan terus berdarah.
Penggunaan anestesi diperlukan agar dapat mengurangi nyeri
agar ibu bisa tenang sehingga operator dapat memperbaiki
kerusakan secara maksimal.
Berikut ini adalah tahapan penjahitan robekan
perineum derajat I dan II:
Ibu ditempatkan dalam posisi litotomi, area bedah
dibersihkan.
Jahitan pertama ditempatkan pada daerah atas
apex luka, dan kemudian jahit menggunakan
benang vicryl 2-0 atau 3-0. Jahitan dilakukan
sepanjang vagina secara jelujur, sampai ke cincin
hymen, dan berakhir pada mukosa vagina dan
fascia rektovaginal, dapat dilihat gambar berikut.
Gambar 10. Penjahitan laserasi perineum
Otot pada badan perineum diidentifikasi, dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Rest Plasenta
Tertinggalnya sisa plasenta dan membranya dalam cavum uteri.
Etiologi
Manual plasenta yang kurang baik
Succenturiate placenta (plasenta yang tersembunyi)
Diagnosis