Vous êtes sur la page 1sur 51

LAPORAN KASUS

TUBERKULOSIS ANAK

Oleh:
DONA PUSPITASARI

Pembimbing: dr.Hj. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad (K)


Nama : An. R
1. Identitas Orang Tua
Umur : 6 Tahun
Ayah
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama : Tn. Y
Alamat : Duren
Umurswait : 28 Tahun

Suku : Jawa Pekerjaan : Polisi

Agama : Islam
Pendidikan : Akademi Kepolisian

Status : - Ibu
Pendidikan Nama: Belum sekolah
: Ny.
Pekerjaan Umur :- : 27 Tahun
Tanggal Pemeriksaan
Pekerjaan : 25 oktober 2017
: Bidan

No RM : 2358xx
Pendidikan : D3
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Sering demam 3 minggu

Keluhan Tambahan
Terdapat benjolan di leher,nafsu makan
turun,keringat dingin pada malam hari
Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien menjelaskan bahwa selama 3 minggu terakhir pasien sering mengalami
demam . Demam dirasakan terutama lebih tinggi pada malam hari dibandingkan dengan
siang hari. Pada saat malam hari pasien juga sering rewel. Namun terdapat keringat dingin
pada malam hari.
Ibu pasien sudah memberikan obat penurun panas pada pasien namun sering
kambuh lagi bila sudah tidak minum penurun panas. Demam tidak disertai menggigil dan
tidak sampai mengalami kejang.
Selain itu ibu pasien juga mengeluhkan berat badan anaknya beberapa bulan ini
sulit naik. Kalaupun naik tidak secara signifikan. Nafsu makan anakanya dirasa kurang
dibandingkan sebelumnya. Sehari makan 3 kali. Sekali makan pasien hanya memakan
sekitar 2-3 sendok saja.
Ibu juga mengeluhkan terdapat benjolan pada leher kiri pasien yang baru disadari
1 minggu terakhir ini. Benjolan keras, berukuran sekitar 0,5cm, teraba lebih dari 1, dapat
digerakkan, kulit diatasnya biasa, dan bila disentuh pasien tidak merasakan sakit (rewel).
Ibu pasien menjelaskan jika di rumah terdapat kakek pasien yang sering batuk
namun dikatakan flek dan diberikan obat rutin dari puskesmas
Untuk riwayat batuk, ibu menjelaskan bila pasien hanya batuk pilek biasa dan
tidak sering kambuh. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) pasien normal tidak
ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga


Dirumah pasien terdapat kakek pasien yang
menderita flek
Riwayat pengobatan
Parasetamol syrup
Antibiotik, namun ibu pasien tidak ingat nama
antibiotiknya
Usia Imunisasi
Riwayat Persalinan
Saat lahir (0-7 hari) Hb0, BCG, Polio 0

Pasien lahir dari ibu G1P0A0, dilahirkan


2 bulan spontan
DPT/HB1, Polio 1 belakang kepala dibantu
oleh bidan RS, usia kehamilan cukup bulan, lahir langsung menangis,
warna ketuban jernih, berat badan lahir
3 bulan
3100 gr dan panjang badan bayi
DPT/HB2, Polio 2
49 cm

Riwayat Pasca Lahir


4 bulan DPT/HB3, Polio 3

9 bulan Campak 1
Tali pusat dirawat oleh bidan, bayi tidak kuning, tidak terjadi
perdarahan pasca kelahiran pada
18 bulan bayi,
DPT/HB4, Polio 4 ibu rutin membawa

pasien ke posyandu.
24 bulan Campak 2
Riwayat Makan dan Minum
lahir usia 6 bulan : ASI saja
6 bulan 9 bulan : ASI + Bubur Susu/biskuit/buah
9 bulan 1 tahun : ASI + Nasi Tim & lauk + sayur (diblender
1 tahun 2 tahun : ASI + Nasi kasar + lauk variasi
2 tahun sekarang : Nasi + sayur + lauk bervariasi (ayam/daging/tahu/tempe/ikan) +
susu sapi
Saat ini napsu makan pasien menurun. Dalam sehari pasien makan 3 kali. Sekali makan
pasien hanya memakan sekitar 2-3 sendok saja.

Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbuhan, perkembangan psikomotor, mental
intelegensia dan emosi sesuai anak seusianya

An. R / 6 tahun
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Keadaandan umum
Leher : tampak sakit ringan
Kesadaran
Bentuk : bulat lonjong, simetris :Kanan
compos mentis Kiri
Perut
Vital: hitam,
Rambut Sign lurus, tipis, tidak mudah dicabut
Mata Inspeksi : permukaan dinding: -/-
cembung,
Depan :Frekuensi
Konjungtiva
I = simetris, anemis
jantung
retraksi (-) : 100x/menit, regular, I = simetris, retraksi (-)
Auskultasi : bising ususSklera (+) Normal
ikterus : -/-
Nadi : kuat angkat (+),
Perkusi Oedem : redup
Frekuensi napas
P = fremitus raba (+),palpebra : -/- regular, tipe
Dbn : 20x/menit, P = thorakal,
fremitus raba kedalaman
(+), dBN normal
Palpasi
Hidung :Suhu :
sekret (-), bausoepel, turgor
(-),0Cperdarahan dan elastisitas kulit normal, hepatomegali
(-), pernafasan cuping hidung (-) (-),
: 37,6 (axilla)
splenomegali
Telinga :Waktusekret (-), nyeri tekan
(-), bau (-),kembali (-)
perdarahan (-): 2 detik P = sonor
pengisian
P = sonor kapiler
Mulut
Anggota: sianosis
Berat Badan (-),:bau11 Kg (-)
Kelenjar Gerak
limfebadan
A = Ves:(+),
terdapat pembesaran KGB regio colli sinistra,
(+), Rh (-).multi
Wh (-) nodular, diameter
Atas Tinggi : akral hangat :Rh96(-). Wh (-)
-/-, cm
odema (posyandu)
-/-, tidak ditemukan
A = Ves
pembengkakan sendi
0,5 cm, mobile, konsistensi padat, tidak ada nyeri tekan, teraba hangat, warna seperti

Bawah Kulit
: akral hangat : turgor
-/-, odema kulit normal
-/-, tidak ditemukan pembengkakak sendi
kulit sekitarnyaI = simetris, retraksi (-)
Belakang I = simetris, retraksi (-)
Kelenjar
Tiroid
limfe : pembesaran KGB regional (+)
: Tidak ada pembesaran
Kaku Anus
Ototdan Pkelamin
kuduk : (-): raba
= fremitus nyeri otot seluruh tubuh, tidak
(+), Dbn ada atrofi
P = fremitus raba (+), pada
dBN keempat
Anus
JVP
ekstermitas.
:: Tidak
dalammenningkat
batas normal, tidak ada kelainan
tampak
Kelamin
Tidak : jenis
Tulang P =kelamin
sonor : Tidak
retraksi perempuan,
suprasternal dalam
ada deformitas,
dan batas
kontraksi normal,
tidak terdapattidak ada
P = sonor tanda
m.sternocleidomastoideus kelainan
radang
Sendi : Tidak ada deformitas dan tidak terdapat tanda-tanda
peradangan
A = Ves (+), Rh (-). Wh (-) A = Ves (+), Rh (-). Wh (-)
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal

Hematologi

1. Hemoglobin 10,4 12 -16 gr/dL

2. Leukosit 7,8 4,3-10,3 x109/L

Limfosit 47,9 20 40 %

Cor : tidak ada pembesaran jantung


4. Hematokrit
Pulmo : tampak31,5keramaian hilus kanan,
38-42%
parahiler kanan dan pericardial kanan
5. Trombosit Corakan paru kiri terlihat relative
150 tenang 150-450 x109/L
Sinus kostofrenikus kanan dan kiri tajam.
6. LED Hemidiafragma kanan dan50/65 kiri baik.
Kesan : limfadenopati hilus kanan curiga TB
Resume
Anak
No. perempuan usiaParameter 6 tahun dengan keluhanSkor
demam
naik
1
turun. Demam sudah 3 minggu yang turun2 degan
Riwayat Kontak
obat penurun panas namun seringkali kambuh lagi.
2 Uji Tuberkulin -
Berat badan sulit naik dan nabsu makan menurun.
Terdapat
3
benjolan di sekitar leher kiri.
Berat Badan 1

Pada
4
pemeriksaan
Demam
fisik ditemukan status gizi kurang,
1

demam
5 subfebris, benjolan pada regio colli sinistra,
Batuk 0

multinodul,
6 tidak
Pembesaran KGB nyeri tekan. 1

Pemeriksaan
7 Pembengkakanpenunjang
sendi ditemukan gambaran engarah
0

ke 8TB pada foto thorak AP, peningkatan LED, 1


Foto Thorak AP
peningkatan persentase Skor Total
limfosit pada darah. 6
Diagnosis kerja
Edukasi
TB paru primer
Menjelaskan kepada Ibu pasien bahwa anaknya menderita infeksi TB, hal ini
kemungkinan didapatkan karena tertular dari anggota keluarga yang lain.
Menyarankan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sering mengalami batuk
Penatalaksanaan
yang kambuh ke poli paru .untuk pemeriksaan dahak dan foto thorak
Pengobatan pasien direncakan selama 6 bulan dan akan dievaluasi pada akhir
pengobatan Prognosis
Uji tuberkulin
Obat harus diminumkan secara rutin setiap
Ad Vitam pagiadhari
: dubia saat perut masih kosong dan
bonam
Evaluasi Foto polos dada dan laboratorium darah
harus segera kontrolAd
sebelum
Obat sementara diberikan
obat habis
Sanationam : dubia ad bonam
selama 2 minggu
Ad fungsionam untuk
: dubia mengevaluasi kepatuhan minum
ad bonam
pada bulan ke VI pengobatan
obat
Perbaikan gizi anak untuk menunjang kesembuhan dari anak.
Pengecekan fungsi hati setiap 2 minggu
Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan asal rutin minum obat dan orang
disekitar rumah yang dicurigai menderita TB paru segera diperiksakan dan mendapat
Medikamentosa
terapi yang sesuai untuk mengurangi resiko kekambuhan pada anak
Penyakit TB paru pada anak tidak menular
OAT KDT Anak 2RHZ 2 0 0 (Fase intensif)
Lycalvit Syr 2 dd cth I
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis yang mana penyebaran
penyakit ini bersifat sistemik sehingga dapat mengenai
semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru
sebagai lokasi infeksi primer.
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Bakteri batang lurus, tidak
berspora, tidak berkapsul
Lebar 0,3-0,6mm dan panjang
12mm
Dinding sangat kompleks,
lapisan lemak (60%)
Dinding: asam mikolat, kompleks
lilin, cord factor dan sulfolipid ->
virulensi
Tumbuh pada suhu 27-41C,
Mati pada pemanasan 0C ->
mungkin untuk tetap hidup
panjang di area sekitar kita
CARA PENULARAN
Sumber: pasien TB BTA positif
Batuk, bersin : + 3000 droplet nuclei
Droplet dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan gelap dan lembab
Semakin tinggi derajat kepositifan hasil pmx. BTA
semakin tinggi daya penularan
FAKTOR RISIKO
1. Faktor Risiko Infeksi TB (tertular TB)
Anak yang terpajan dewasa TB aktif
Anak jarang menularkan: jarang ditemukan kuman
TB di sekret endoktrakeal anak
Kuman TB pada anak sedikit (paucibacillary);
sistem imun anak masih lemah: sakit TB
Lokasi infeksi primer: parenkim paru, jauh dari
bronkus, produksi sputum (-)
Sputum (-), infeksi di parenkim reseptor batuk
(-) gejala batuk jarang pada TB anak
Daerah endemis, lingkungan tidak sehat
FAKTOR RISIKO
2. Faktor Risiko Sakit TB
Terinfeksi TB: tidak selalu sakit TB
Usia <5 tahun risiko besar sakit TB: imunitas seluler
imatur
<5 tahun: TB diseminata (TB milier, meningitis TB)
Infeksi baru: konversi uji Tuberkulin (- menjadi +)
Malnutrisi, imunokompromais, DM, gagal ginjal kronik
Status sosioekonomi, kepadatan hunian
Faktor risiko TB anak
PATOGENESIS
PATOGENESIS
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan lokasi:
TB paru: parenkim paru
TB ekstra paru
2. Berdasarkan hasil pmx. Mikroskopis:
TB paru BTA +
Minimal 2 dari 3 spesimen dahak SPS: BTA (+)
Satu spesimen SPS BTA positif + foto toraks (+)
Satu spesimen SPS BTA positif + biakan kuman (+)
Satu/lebih spesimen BTA (+) setelah spesimen SPS
sebelumnya (-), dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotik non-OAT
TB paru BTA (-)
3. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit
TB paru BTA (-) foto (+):
Ringan
Berat: Foto toraks: gambaran kerusakan paru luas,
KU buruk
- TB ekstra paru
- Ringan: TB kelenjar, pleuritis, tulang
- Berat: meningitis, milier, perikarditis
4. Berdasarkan riwayat pengobatan
- Kasus baru
- Kasus kambuh (relaps)
- Kasus setelah putus obat (default)
- Kasus setelah gagal (failure)
- kasus pindahan (transfer in)
- kasus lain
5. Berdasarkan status HIV
- HIV (+)
- HIV (-)
- HIV tidak diketahui
- HIV expose atau curiga HIV
6. Berdasarkan resistensi obat
- Monoresistance: salah satu lini pertama OAT
- Polydrug resistance: selain H & R bersamaan
- Multidrug resistance: resistan H&R +/- OAT lain
- Extensive Drug Resistance: MDR + salah satu gol.
Fluoroquinolon + min. Salah satu lini kedua jenis
suntikan
- Rifampicin resistance
PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Gejala sistemik:
BB turun tanpa sebab jelas
Demam lama (> 2 minggu) tanpa sebab jelas
Keringat malam
Batuk lama > 3 minggu
Nafsu makan menurun
Lesu atau malaise
Diare persisten >2minggu
2. Pemeriksaan penunjang
Gold standar: menemukan kuman di sputum
Pada anak sulit uji tuberkulin/mantoux test
Foto toraks kurang khas, tidak untuk diagnosis TB,
kecuali TB milier
Pemeriksaan mikrobiologi: apusan/biopsi jaringan,
dan biakan kuman TB; spesimen sulit didapat
histopatologi (PA): granuloma, kuman TB
Normal
27
Normal 28
TB Paru Aktif 29
TB post primer 30
TB Milier 31
kalsifikasi

fibrosis

Diagfragma tenting
SISTEM SKORING

GAMBAR 2,3 TABEL DAN ALUR +/-


PENATALAKSANAAN

Obat Anti Tuberkulosis (OAT): 2HRZ/4HR


Gizi yang adekuat
Tatalaksana penyakit penyerta
Dosis OAT kombipak pada anak

Dosis OAT-KDT untuk TB Anak


Pemantauan pengobatan
Fase intensif (2 bulan): kontrol tiap minggu, evaluasi
Respon baik lanjut 6 bulan; respon buruk: rujuk
6 bulan lengkap: hentikan OAT, evaluasi klinis,
penunjang (foto toraks)
Pencegahan
Imunisasi BCG
Perbaikan lingkungan
Makanan bergizi
kemoprofilaksis
Analisis Kasus
Bedasarkan anamnesis, gejala yang paling menonjol dialami pasien adalah
demam > 7 hari, demam dirasakan hilang timbul, demam akan turun ketika
sudah meminum obat tetapi tidak lama kemudian naik kembali. Keluhan
timbul tanpa sebab yang jelas. Demam memang bukan salah satu tanda gejala
khas dari TB namun, demam termasuk dalam skoring TB pada anak.
Pasien juga mengeluhkan bahwa anaknya mengalami penurunan nafsu
makan,berat badan dan terdapat keringat malam ( pada pasien anak tidak
terlalu berpengaruh) . Gejala ini sering timbul pada pasien yang terkena TB.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening pada
leher sebelah kanan sebesar 0,5 cm, mobile dan permukaan licin. Pembesaran
kelenjar ini dalah salah satu dari tandagejala infeksi yang biasa terjadi. Dan
pembesaran KGB termasuk dalam skoring TB pada anak
Berdasarkan pemeriksaan radiologi foto toraks, didapatkan adanya
pembesaran limfa. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini diagnosis pasien saat ini
adalah TB paru. Tetapi untuk memperjelas lagi diagnosis dibutuhkan test
mantoux pada pasien tersebut dan foto toraks lateral.
Pada kasus ini prognosanya adalah dubia ad bonam, dikarenakan TB paru pada
anak tidak menular seperti TB pada orang dewasa.
Kesimpulan

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi


kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis
sehingga dapat mengenai hampir semua
organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru
yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer
Berdasarkan cara penularannya penyakit ini
disebut sebagai airborne disease
KESIMPULAN
kasus TB anak berhubungan dengan kasus TB
dewasa
Kesulitan penegakan diagnosis menjadi salah satu
alasan ketidakefektifan pemberantasan TB
Sistem skoring membantu menghindari
overdiagnosis dan underdiagnosis
Pengobatan lama, kejenuhan terapi OAT kini telah
disisiati dengan pemberian OAT-KDT, selain untuk
pengobatan yang sempurna juga menghindari
resistensi OAT
SARAN
Mengingat besar dan luasnya masalah TB,
maka penyusun menyarankan dalam
penanggulangan TB harus dilakukan melalui
kemitraan dengan berbagai sektor baik
pemerintah, swasta maupun lembaga
masyarakat. Hal ini sangat penting untuk
mendukung keberhasilan program dalam
melakukan ekspansi maupun
kesinambungannya.
Terima
Kasih

Vous aimerez peut-être aussi