Vous êtes sur la page 1sur 24

AKSIOLOGI

MASALAH NILAI
AKSIOLOGI MASALAH NILAI

AXIOS NILAI
AKSIOLOGI

LOGOS TEORI

AXIOLOGY :
TEORI NILAI, PENYELIDIKAN MENGENAI KODRAT,
KRITERIA, DAN STATUS METAFISIKA NILAI
APAKAH YANG BAIK ITU
Socrates: Kenalilah diri sendiri artinya mengetahui cara
memperoleh pengetahuan dan mengetahui apakah yang dinamakan
hidup dan jiwa.
Socrates berpendapat bahwa masalah yang pokok adalah
kesusilaan hakikat yang baik yang dipandang bersifat hakiki dan
penting untuk mengenal manusia.

MAKNA YANG DIKANDUNG NILAI & YANG BAIK


ISTILAH BAIK
Pembelian itu baik
Ia orang baik
Ini Pulpen baik Pulpen merupakan sesuatu yang baik
Kiranya baik menjadi orang sehat Kesehatan merupakan sesuatu yang baik

Kesimpulannya : Sesuatu dikatakan baik karena mengandung unsur kebaikan dan


atau karena sesuatu benda dikatakan baik karena dapat menjadi alat untuk melakukan
sesuatu yang baik.
MASALAH BAIK DAN MASALAH NILAI

Menjadi alat untuk


Pulpen merupakan
ini Pulpen baik Melakukan
Sesuatu yg baik
Sesuatu

Dlm kesehatan
Kesehatan Sdh mengandung
Kiranya baik Merupakan Unsur
Menjadi orang Sesuatu Kebaikan
sehat Yang baik

membantu kita Menolong kita


Untuk merasa Utk menjalankan
bahagia kewajiban
MASALAH BAIK DAN MASALAH NILAI

Seorang membeli Mobil dan seseorang yang lain berkomentar


Suatu pembelian yang baik

Jumlah uang yang dibayarkan untuk membeli mobil sesungguhnya


Lebih rendah dibandingkan dengan nilai mobil itu sesungguhnya

Pembelian yang didalamnya nilai uang yang dibayarkan lebih


Rendah dibandingkan dengan nilai barang yang dibelinya

Ini pulpen baik ini dimaksudkan adalah pulpen yang bernilai


adalah yang berguna jika kita hendak menulis sesuatu.

Kesimpulannya : Hubungan baik dengan nilai adalah bahwa


dikatakan baik apabila punya sesuatu yang bernilai.
NILAI KESUSILAAN
Ia orang
orang yang baik adalah Baik
orang yang mempunyai
perikehidupan yang
bernilai ditinjau dari sudut
pandangan kesusilaan Orang tersebut bersifat
efisien dan berharga
Mobil yang baik : patut
Untuk menjalankan
Dihargai untuk mengangkut
Macam pekejaan
sesuatu
tertentu
Pembelian yang baik :
Patut dihargai ditinjau
Dari sudut ekonomi Cara hidup yang dapat
Dijadikan teladan-
Nilai kesusilaan

Kesimpulan :
Nilai Kesusilaan berarti menyangkut gagasan nilai dan gagasan yang
patut dihargai atau disetujui, atau tidak disetujui
Yang bernilai dan Yang diberi nilai

Kesehatan merupakan
sesuatu yang bernilai

Kesehatan merupakan sesuatu Omong kosong, kesehatan


yg bernilai,bkn krna diberi nilai bukan sesuatu yang bernilai,
tapi karena sejak semula sudah hanya sekedar memperpanjang
mengandung nilai dalam dirinya kehidupan yang tidak bahagia

Kesimpulan dikatakan Bernilai Bernilai : jika orang memberi nilai


karena : padanya
- Sejak semula sudah bernilai
- Dipakai sbg sarana untuk
Mencapai tujuan tertentu
Nilai Intrinsik dan nilai instrumental

Makna instrumental Makna intrinsik

Baik karena dapat Mobil dikatakan baik


digunakan Karena mengandung
Untuk mengangkut kualitas-kualitas
kegunaan
Pengangkutan
didalamnya
Sejumlah makna nilai

- Mengandung nilai (artinya berguna)


- Merupakan nilai (artinya baik atau benar atau
indah)
- Mempunyai nilai (artinya merupakan objek
keinginan, mempunyai kualits yang dapat
menyebabkan orang mengambil sikap
menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu)
- Memberi nilai (artinya menanggapi sesuatu
sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang
menggambarkan nilai tertentu.
1. Nilai Merupakan Kualitas Empiris Yang
Tidak Dapat Didefinisikan
KUALITAS MELUKISKAN SUATU OBJEK DAN MERUPAKAN KUALITAS EMPIRIS

Nilai merupakan kualitas empiris


Kualitas adalah sesuatu yang disebutkan dari suatu objek, meupakan bagian dari
barang/sesuatu yang dapat membantu melukiskan sifatnya.
Empiris adalah pembuktian dengan pengalaman
Kualitas empiris ialah kualitas yang dapat diketahui atau dapat diketahui melalui
pengalaman

Baik hanya bisa diterangkan kepada seseorang nilainya apabila dia telah
mengalaminya, dengan menggambarkan sesuai kualifikasinya

- Tidak dapat didefinisikan


Mobil Itu Putih
- Tidak dapat dipulangkan ke unsur2 lain
PEMIKIRAN NATURALISTIS (NATURALISTIC FALLACY)

A.C EWING, dalam buku Definition of Good sesuatu nilai dapat didefinisikan
dengan jalan menunjukkan contohnya sehingga diketahui secara langsung.

PEMAHAMAN ATAS KUALITAS KUALITAS NILAI


Jika nilai merupakan suatu kualitas obyek atau perbuatan tertentu, maka obyek
dan perbuatan tersebut dapat didefinisikan berdasarkan atas nilai-nilai, tetapi tidak
mungkin sebaliknya .
"Pisang itu kuning", tetapi, TIDAK COCOK DENGAN "Kuning itu Pisang".
Sebuah kualitas sebagai pengertian semesta (universal). tidak dapat dialami
melalui alat-alat inderawi; hanya obyek-obyek yang memiliki kualitas tertentu
dapat dialami secara inderawi.
Nilai dapat diverifikasi melalui verifikasi empiris = verifikasi terhadap
tanggapan-tanggapan penilaian mengambil bentuk yang sama dengan
verifikasi terhadap tanggapan-tanggapan empiris yang lain yaitu dengan jalan
mengalami kualitas yang bersangkutan
TOLOK UKUR KAJIAN TERHADAP NILAI SEBAGAI SEBUAH KESIMPULAN
Kenyataan bahwa nilai tidak dapat didefinisikan tidak berarti nilai tidak bisa
dipahami. Bila saya mengatakan Putih tidak dapat didefinisikan", maka yang
saya maksudkan ialah bahwa warna Putih tidak dapat dipulangkan kepada suatu
hal yang lain, melainkan harus dialami. .
Akan tetapi menilai sesuatu atau memberi sesuatu nilai, merupakan hal subyektif
akan menguji sudut pandangan kita untuk mengatakan bahwa nilai merupakan
kualitas empiris.
orang mencari suatu tolok ukur mengenai sesuatu yang, bukan merupakan
definisi, melainkan suatu akibat
Anda mengatakan, "Lampu merah sekarang", teman anda berkata, "Lampu hijau
sekarang". Di sini tampak adanya ketidaksepakatan tertentu. Barangkali seorang
di antara anda berdua akan mengatakan "Coba lihat, semua lalu lintas berhenti,
oleh karena itu pasti sekarang lampu merah",
Untuk mengukur sebuah nilai diperlukan tolok ukur yang berbeda setiap bagian
/bidang/ilmu, tolok ukur bagi keindahan dibahas dalam estetika; bagi nilai ekonomi
dibahas dalam ilmu ekonomi; bagi kebenaran dalam epistemologi, dan
seterusnya:
2. Nilai Sebagai Objek Dari Suatu Kepentingan
SETIAP NILAI MENYANGKUT SIKAP

sering orang tidak sepakat mengenai nilai-nilai


Jika seseorang mempertimbangkan tanggapan-tanggapan penilaian
yang dibuatnya mengenai barang sesuatu atau suatu tindakan,
maka pastilah akan dijumpai semacam "keadaan, perangkat, sikap
atau kecenderungan untuk setuju atau menentang.
Kualitas adalah sesuatu yang disebutkan dari suatu objek,
meupakan bagian dari barang/sesuatu yang dapat membantu
melukiskan sifatnya.
Empiris adalah pembuktian dengan pengalaman
Kualitas empiris ialah kualitas yang dapat diketahui atau dapat
diketahui melalui pengalaman.
Barton Perry, seorang realis Amerika, dalam bukunya yang berjudul
General Theory of Value. Sikap setuju atau menentang tersebut
oleh Perry ditunjuk dengan "kepentingan".
NILAI ADALAH KEPENTINGAN
Setiap obyek yang ada dalam kenyataan maupun dalam pikiran, setiap perbuatan
yang dilakukan maupun yang dipikirkan, dapat memperoleh nilai, jika pada suatu
ketika berhubungan dengan subyek-subyek yang mempunyai kepentingan.
Dengan kata lain, jika seorang mempunyai kepentingan pada suatu apa pun,
maka hal tersebut mempunyai nilai.

SEJUMLAH KEBERATAN YANG DAPAT DIAJUKAN


Jika Sesuatu bernilai karena kepentingan maka tentu pemikirannya adalah bila
tidak ada kepentingan hal tersebut tidak bernilai.
Tetapi dalam kenyataannya orang merasa bahwa sesuatu mempunyai nilai, atau
bernilai, tanpa mengingat ada atau tidaknya kepentingan seseorang terhadap
sesuatu.
Disimpulkan bahwa sesuatu bernilai bukan karena orang mempunyai
kepentingan padanya melainkan karena alasan-alasan yang lain atau untuk
memenuhi suatu maksud tertentu, dan kepentingan yang terkandung di dalamnya
menunjukkan keyakinan orang bahwa sesuatu dapat dipakai untuk memenuhi
maksud tersebut.
Sesuatu bisa merupakan sebuah kepentingan, tetapi belum tentu itu bernilai
3. Teori Pragmatis Mengenai Nilai
NILAI ADALAH KEPENTINGAN
Teori pragmatis muncul karena adanya sifat penolakan terhadap teori niai yang
didasarkan atas kepentingan
Teori pragmatis mendasarkan diri pada akibat-akibat
NILAI SEBAGAI HASIL PEMBERIAN NILAI
Menurut Dewey : meskipun kebaikan kiranya bersangkutan dengan
akibat-akibat, namun kebaikan itu tidak sekadar bersangkutan
dengan hasil-hasil jangka pendek dari suatu keinginan yang
dangkal.
Meskipun sebuah pensil bernilai dalam arti berguna untuk
mengerjakan. teka-teki, namun kiranya orang tidak akan
mengatakan bahwa karena itulah pensil tersebut bernilai.
Kepentingan, yang tersangkut harus cukup besar dan bersifat tetap.
Sesungguhnya bukan kepentingan itulah yang menyebabkan suatu
obyek bernilai. Suatu kualitas yang terdapat di sekitar obyek itulah
yang menyebabkan orang memberi nilai.
Lanjut : NILAI SEBAGAI HASIL PEMBERIAN NILAI
Nilai bukanlah sesuatu yang dicari untuk ditemukan; '.'nilai"
bukanlah suatu kata benda atau bahkan juga bukan kata sifat.
Masalah nilai sesungguhnya berpusat d: sekitar perbuatan memberi
nilai.

HUBUNGAN SARANA DAN TUJUAN

Theory of Valuation , Dewey mengatakan bahwa pemberian nilai


menyangkut perasaan, keinginan, dan sebagainya; pemberian nilai
tersebut juga menyangkut tindakan akal untuk, meughubungkan
sarana dengan tujuan. Seluruh keadaan harus diperiksa ulang dan
harus diramalkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, sebelum
orang dapat menetapkan nilai pada barang sesuatu atau perbuatan
tertentu.
Dalam memberi nilai harus dingat agar tidak melakukan
pertimbangan demi tujuan yang dinilai baik/bernilai sebagai
pembenaran bagi setiap macam sarana yang digunakan, karena
sarana itu sendiri dapat menimbulkan akibat-akibat yang berbeda
sama sekali dengan apa yang dikehendaki atau diramalkan atau
bernilai baik.
NILAI-NILAI YANG DICIPTAKAN OLEH SITUASI KEHIDUPAN
Menurut Dewey setiap-situasi menciptakan nilai-nilai. Berhubung
dengan itu sesungguhnya tidak ada nilai-nilai yang abadi, yang ada
hanyalah nilai-nilai yang berubah-ubah, yang tergantung pada
keadaan. Selama hasil -penilaian anda memajukan tujuan-tujuan
bersama, maka selama itu hasil penilaian tersebut benar.
penilaian yang tepat terjadi dalam suatu kerangka kemasyarakatan,
maka tidaklah mungkin kita tidak memperhatikan orang-orang lain.
Ini berarti bahwa akibat-akibat yang dipertimbangkan haruslah
merupakan akibat-akibat yang menyangkut orang-orang lain
maupun diri kita sendiri

KETIDAKSEPAKATAN MENGENAI NILAI-NILAI

Menurut Dewey : ketidaksepakatan itu ada dua macam, yaitu


ketidaksepakatan faktual dan ketidaksepakatan semu.
Keberatan yang dapat diajukan bahwa jika kita membuat tanggapan
penilaian sesungguhnya kita berusaha menerapkan suatu predikat
kepada sesuatu hal
4. NILAI SEBAGAI ESENSI
KEBERADAAN NILAI-NILAI DARI SUDUT ONTOLOGI
W.M Urban dalam buku The lntelligable World, memandang sebagai
satuan-satuan yang merupakan kenyataan - satuan-satuan yang
sejak semula sudah terkandung dalam susunan kenyataan itu
sendiri.
Sesungguhnya nilai-nilai merupakan hasil ciptaan yang-tahu(subyek
yang mengetahui).

NILAI SEBAGAI ESENSI


Sesungguhnya nilai-nilai ada dalam kenyataan, namun tidaklah bereksistensi,
berhubung dengan dengan itu nilai-nilai tersebut haruslah merupakan esensi-
esensi, yang terkandung dalam barang sesuatu serta perbuatan-perbuatan.
Jika orang mengatakan perdamaian merupakan sesuatu yang bernilai, maka ia
memahami bahwa di dalam hakekat perdamaian itu sendiri terdapat nilai yang
mendasarinya
ESENSI BUKAN SEBUAH KUALITAS
Esensi tidak dapat ditangkap secara inderawi berarti, memahami
nilai tidak dapat dilakukan sebagaimana kita memahami warna.
Pertanyaannya ,. bagaimanakah cara mengetahuinya?
Sesungguhnya nilai-nilai dipahami secara langsung melalui apa
yang dapat dinamakan "indera nilai".
Pengetahuan mengenai nilai bersifat a priori = tidak tergantung
pada pengalaman.
Nilai-nilai diketahui secara langsung, baik orang dapat atau tidak
menangkapnya.
Mencoba menunjukkan nilai yang terdapat dalam suatu obyek atau
perbuatan kepada seseorang yang tidak mempunyai pengalaman
tentang nilai sama sulitnya dengan mencoba menunjukkan warna
kepada orang buta.
Sebab, menurut Hartmann; nilai bukanlah merupakan kualitas,
melainkan merupakan esensi.
Lanjut : ESENSI BUKAN SEBUAH KUALITAS

Menurut Hartmann, nilai bukan merupakan "sesuatu yang bereksistensi" atau


merupakan suatu kualitas tertentu.
Nilai itulah yang memberi makna kepada eksistensi; nilai-nilai dapat dipandang
serupa dengan bentuk-bentuk apriori untuk mengalami seperti yang diajarkan
oleh Kant.
Nilai-nilai tidak mengubah apa pun di alam semesta; manusia sekadar
memberikan respon terhadap nilai-nilai, dan berusaha mewujudkannya.
Apabila eksistensi dikatakan dapat berubah dan mengalami perubahan, maka
nilai-nilai tidak berubah dan bersifat tetap.
Menurut Hartmann nilai-nilai bukan tidak bergantung pada eksistensi,
melainkan juga pada jiwa; sedangkan menurut Kant, bentuk-bentuk untuk
mengalami sesungguhnya merupakan bentuk-bentuk yang dipunyai oleh jiwa.
Berhubung dengan itu alam nilai, merupakan alam yang mendasari, yang
nyata ada, dan yang abadi.
Kesimpulannya : nilai-nilai bersifat obyektif dan tetap; setiap tanggapan jelas
mengandung unsur subyektivitas.
SEBUAH CATATAN PENYIMPUL

1. Baik hanya bisa diterangkan kepada seseorang nilainya


apabila dia telah mengalaminya, dengan menggambarkan
sesuai kualifikasinya.
2. Jika seorang mempunyai kepentingan pada suatu apa pun,
maka hal tersebut mempunyai nilai.
3. Memberi nilai sesuatu berdasarkan akibat yang akan terjadi
dengan berdasarkan baik terhadap orang lain dan diri kita
sendiri.
4. Nilai sebagai sebuah esensi, nyata tapi tidak eksis,
sehingga untuk dapat memberi nilai maka yang ingin
ditunjukkan nilai tersebut harus diberi pemahaman tentang
sesuatu yang menurut kita baik.
Lanjut : SEBUAH CATATAN PENYIMPUL

Keempat macam ajaran yang telah dibicarakan di atas


bersifat saling melengkapi. Jika nilai merupakan kualitas,
misalnya, dan jika nilai tidak dapat dipahami dengan cara-
cara yang lazim untuk menangkap kualitas-kualitas, maka
pastilah ada indera nilai. Jika nilai merupakan esensi yang
dapat ditangkap secara langsung; maka sudah pasti
hubungan antara nilai dengan eksistensi merupakan bahan
yang sesuai benar bagi proses pemberian tanggapan.
Manakala orang bersangkutan dengan nilai, tentu
kepentingan pasti terlibat karena kepentingan inilah yang
mungkin mengarahkan indera nilai untuk menangkap nilai
yang bersangkutan.
Bahan Diskusi Yang Menarik
Sebagai seorang yang berkecimpung dibidang kesehatan, apa
yang kita bisa petik dan kita bisa terapkan dari Empat teori
dalam ilmu aksiologi / teori tentang nilai ?????

Bahwa dalam meningkatkan kesehatan masyarakat diperlukan


pemahaman ilmu filsafat, salah satunya adalah aksiologi tentang
nilai, artinya :Untuk menunjukkan bahwa kesehatan itu bernilai
harus :
1. Didasari pada pengalaman/empirik masyarakat.
2. Didasari atas kepentingan masyarakat.
3. Didasari atas objektivitas akibat dari tujuan dan sarana yang
digunakan.
4. Didasari terhadap pemahaman terlebih dahulu, tentang apa itu
sehat, yang kemudian sehat itu seharusnya ada dan seharusnya
dikerjakan

Vous aimerez peut-être aussi