Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2
Higher Skill Attainment (12) FORMAL OPERASIONAL
KESUKSESAN:
20% IQ
Daniel Goleman: 80% EQ (Emotional Quotient)
KINERJA:
90 % : EQ
4% : Kemampuan teknis
Anak dengan kebutuhan khusus (special
needs children) dapat diartikan secara
sederhana adalah anak yang lambat (slow)
atau mangalami gangguan (retarded) yang
akan mengalami kesulitan di lingkungannya
termasuk rumah sampai lingkungan sekolah.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai
variasi dari kebutuhan khusus, seperti
disability, impairment, dan Handicap.
Kesulitan belajar
Kesulitan berbaur dengan teman (selalu
menyendiri)
Hiperaktive
Kurang atensi dalam belajar
Lambat belajar
Distruktive
Anak berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan
dalam :
1. Gangguan pada panca indera (penglihatan,
pendengaran) dan fisik (motorik);
2. Gangguan kognisi (retardasi mental);
3. Kesulitan belajar spesifik (ADHD, Autis,
disleksi, diskalkuli,dispraksia;
4. Proses belajar berdasarkan kerja otak (otak
kanan, kiri, atau kanan kiri).
8
Proses Belajar
9
10
Stimulus Perseptual
Informasi Catagorical
Dipahami dengan proses kompetisi menuju hemisfer ttt sesuai jenis
informasi yang masuk.
Terjadi di Working memory
11
Gangguan dapat terjadi pada penglihatan,
pendengaran maupun motorik.
Derajat beratnya dapat bervariasi mulai dari
yang ringan sampai berat.
Gangguan lain yang menyertai misalnya
ADHD, autis ataupun gifted /cerdas
berbakat.
Proses pembelajaran dengan metode
khusus, dengan mengenali kelemahan
yang ada, dan digantikan oleh modulasi
yang lebih dapat diterima oleh anak.
12
DEFINISI:
-IQ < 70
-Terlambat 2 keterampilan adaptif
Komunikasi
merawat diri sendiri
mengatur keuangan sendiri
Bersosialisasi
menggunakan peralatan publik
mengatur diri sendiri
kesehatan-keselamatan
gangguan akademik
Istirahat
bekerja
-<18 tahun
13
MR= 2-3 % populasi
Penanganan
15
Diagnostik
Dicegah!
Faktor Risiko Tidak dapat
dicegah
Faktor
Lingkungan
16
Ringan Sedang Berat Sangat berat
Baca tulis: tahun 3-6 Kesehatan Mengurus diri Perlu bantuan
dasar secara sederhana
17
Epilepsi
Gangguan
penglihatan
Gangguan Wawancara
pendengaran orangtua
Gangguan Pemeriksaan anak
kordinasi
Gangguan bicara
Autis
18
Orangtua/keluarga
Support terapi
Konseling genetik
Anak Individual TW
FT/OT
pedagogi
Medis
Sekolah SLB C
inklusi
19
Proses pembelajaran dengan melibatkan
seluruh modalitas sensorik dan melatih
motorik
Tujuan ahir proses belajar disesuaikan
dengan kemampuan optimal anak yang
dapat dicapai (mampu didik, mampu latih);
Dilakukan upaya untuk penanganan
terhadap faktor penyerta (baik neurologis
maupun kejiwaan);
Penanganan multidisiplin .
20
Terdapat 3 macam pola belajar:
Melalui penglihatan/gambar (Visual
learner) dipengaruhi oleh otak
kanan;
Melalui pendengaran/suara/bahasa
(auditory learner) dipengaruhi oleh
otak kiri.
Melalui gerak (kinestetic learner)
(21
Perbedaan individu otak kiri, otak
kanan, dan otak kanan-kiri (kognitif
dan emosi)
22
Otak Kiri Otak kanan
Proses Pendengaran/auditorik Penglihatan/visual
25
Otak Kiri Otak kanan
Sifat Tidak suka tantangan, ide -Tidak mampu menampilkan
baru, perubahan rutinitas. logis/ pekerjaan yang
Senang bahasa, mudah berhubungan dengan
mempelajari ejaan, tata bahasa.
bahasa, pemisahan kata, -Senang menggambar dan
bahasa asing berkreasi dibanding
Cenderung menerima/ menulis dan bicara
mengahargai yang -Senang tantangan baru,
didengar/ dibaca, perubahan ide, sangat
daripada bertanya/ kompetitif dan
berpikir mandiri perfeksionis
Jenis Berhasil dalam rutinitas, Bergerak bebas, tidak
Pekerjaan tidak dalam hal yang perlu perlu duduk diam.
kreatifitas untuk Mengerjakan beberapa
pemecahan masalah. pekerjaan dalam saat yang
Senang kerja berkelompok bersamaan.
26
Mampu memindahkan pekerjaan sesuai dengan otak
yang dibutuhkan;
Membaca dan melakukan pekerjaan logis efisien dan
berurutan;
Kemampuan kreatif ( menggambar, mainkan musik);
Mampu menyelesaikan masalah besar dan memerlukan
perhatian detail;
Mempunyai kemampuan mengorganisir berasal dari
otak kiri dan kemampuan kreatif serta brilian dari
otak kanan.
27
Gambar:
kesatuan utuh, bukan berurutan.
seluruh gagasan sama pentingnya dan seluruh detail
pada gambar saling berhubungan mengekspresikan
gagasan sulit.
ejaan, tata bahasa, penggunaan kata, struktur kalimat,
pemisahan kata, huruf besar, yang kesemua ini tidak ada
hubungan dengan gambar.
menulis tangan, sulit dikerjakan walaupun anak dapat
menggambar detail dengan baik, karena gerakan
motorik halus yang berurutan untuk menulis tidak dapat
dikerjakan secara otomatis dan digunakan sebagai alat
untuk belajar dan berekspresi.
28
Menulisnya buruk, ada yang menyebutnya:
disgrafia/ gangguan menulis (pedagogi)
disfungsi integrasi sensori motor (okupasi terapi)
gangguan visual motor
gangguan perkembangan koordinasi (psikolog)
gangguan menulis
29
MENULIS
31
Adanya perbedaan pada proses belajar anak
akan berefek pada proses pembelajaran
dasar pada baca tulis eja, maupun berhitung;
Dengan metode pembelajaran yang hanya
mengakomodir salah satu fungsi kerja otak,
akan menimbulkan masalah pada anak
dengan pola pembelajaran yang tidak sesuai.
32
Tatalaksana Penanganan secara Terpadu dan
multidisiplin, melibatkan dokter anak, dokter saraf,
psikolog, guru, orang tua, terapis .
Harus dikenali jenis proses pembelajaran pada
anak (otak kiri, otak kanan, otak kiri-kanan).
Metode pada proses pembelajaran sebaiknya
dengan menggunakan seluruh modalitas sensorik
(penglihatan, pendengaran dan kinestesi), sehingga
dapat diterima oleh seluruh anak.
Untuk evaluasi harus memperhitungkan
kemampuan cara kerja otak beserta kelemahan-
kelemahannya (secara tertulis dan lisan).
33
1. gangguan pemusatan perhatian;
2. gangguan perkembangan berbahasa (disfasia);
3. gangguan baca-tulis-eja (disleksia);
4. gangguan perkembangan berhitung (diskalkuli);
5. gangguan gerak terampil (dispraksia);
6. autis.
34
35
36
Kelompok gangguan perilaku yang variasi gejala
klinisnya luas;
Disertai kenaikan aktifitas gerak ADHD
(attention deficit/ hyperactivity disorder);
Bila tidak diikuti dengan hiperaktif ADD
(Attention Deficit Disorder);
Gangguan yang paling sering dijumpai pada anak;
kepandaian normal atau sedikit dibawah rata rata;
impulsive, perhatian cepat beralih dan kadang
hiperaktif;
Angka kejadian 3-5% anak usia sekolah;
anak laki : anak perempuan 2:1 dan 4:1.
37
Kriteria diagnosa: DSM IV
38
Diagnosa sulit pada anak < 5 tahun, karena
masih dalam aktifitas perkembangan.
39
Bahasa :
pengetahuan sistim simbol untuk
berkomunikasi
antar manusia;
Berbicara:
aktifitas motorik untuk berkomunikasi
dengan
mengekspresikan bicara dalam bentuk kata
yang diucapkan;
Berbahasa :
pengertian (reseptif-comprehensif);
penyampaian (ekspresif).
40
Disfasia perkembangan:
merupakan bentuk gangguan bicara bahasa.
Kemampuan bicara tertinggal pada aspek
pengertian bahasa dan bahasa yang diucapkan.
Fungsi penerimaan (pengertian) lebih berkembang
dibanding aspek penyampaian;
Bila perkembangan kepandaian anak normal,
adanya gangguan pengertian bahasa yang ringan
dapat ditanggulangi;
41
Gangguan pokok yang timbul
sebagai akibat gangguan
pemindahan dari:
o Objek yang dilihat
o Ingatan
o Perasaan Perkataan yang
o Gagasan diucapkan
o Penghayatan
o Ide
42
Kesulitan perolehan bahasa tertulis
(membaca dan menulis);
gangguan membaca primer (disleksia) bila
disebabkan karena gangguan hubungan daya
ingat dan pemrosesan sentral;
gangguan membaca sekunder bila
disebabkan oleh faktor yang bisa
menghambat proses belajar:
kurang didik
pengabaian emosional
kurang motivasi
gangguan pancaindera
43
a. Belajar Membaca
Deret huruf Deret bunyi
asosiasi daya ingat & bunyi
Kata yg dilihat Kata yang diucapkan
Tahapan-tahapan
Mengenal bentuk dan bunyi :abcde
44
Huruf/kata Pusat asosiasi auditif bunyi
visual daya/ingat (pendengaran) dipanggil
(penglihatan) intermodal
buku b u k u
45
Berhitung merupakan proses kompleks.
46
a) Tidak dapat menghitung dan tidak
mempunyai pengertian bilangan;
47
a).Mengetahui Konsep Besar Kecil.
4+2+3-1 =
49
Gangguan dalam pencapaian praksis
(kemampuan keterampilan).
Dispraksia:
keadaan gangguan spesifik yang terjadi didaerah
otak yang berfungsi untuk perkembangan
keterampilan motorik
51
a. Dispraksia ideomotor
Kurangnya kemampuan dalam melakukan gerakan
terampil sederhana (menggunting, menggosok
gigi, makan dengan sendok dll).
Gerakan canggung dan kurang luwes.
Sering luput dari pengamatan.
Praksis ideomotor pada perkembangan anak fase
sensorimotor akan mendahului dan merupakan
persyaratan untuk perkembangan bicara.
52
b. Dispraksia ideasional
Dapat melakukan bagian dari gerakan
kompleks secara terpisah,
Tidak dapat menyelesaikan secara
keseluruhan, karena kesulitan dalam
urutan gerakan.
Sering bingung untuk mengawali suatu
aktifis.
c. Dispraksia Konstruksional
sulit melakukan gerakan kompleks yang
berkaitan dengan bentuk (misalnya
menyusun balok, menggambar, menulis).
Ada gangguan pada konsep
visuokonstruktif.
53
d. Dispraksia oral/keterampilan gerak mulut
Gangguan konsep gerakan didalam mulut
gangguan bicara.
Kurang mampu menjulurkan lidah,
menggerakan lidah kearah tertentu,
menggembungkan pipi dll.
Sering bersama gangguan perkembangan
bahasa
Kadang kadang dapat berdiri sendiri.
54
Gangguan Perkembangan Pervasif
kumpulan keadaan gangguan pada
interaksi social, komunikasi atau
fleksibilitas tingkah laku
terjadi < usia 3 tahun;
PDD yang terbanyak adalah gangguan autisme.
Autis:
Kelainan pada 3 area perkembangan; yaitu
Interaksi social,
Berbahasa dan
Minat (interest) dan aktifitas yang terbatas.
Keterlambatan dapat ringan maupun berat
Kriteria diagnosa dengan DSM IV
55
Terdapat 2 subtipe, yaitu:
a. Autisme tipe awitan dini (early onset)
Gejala timbul pada beberapa bulan pertama
kehidupan
Biasanya bayi tidak ada kontak mata,,
senyum social, atau interaksi yang timbal
balikdengan pengasuh.
Tahapan perkembangan (merangkak, duduk
dan jalan, bicara, memainkan mainan)
sering terlambat.
Tidak ada kemunduran keterampilan yang
telah didapat.
56
Perkembangan anak awalnya normal usia
12-24 bulan kemunduran fungsi (regresi);
Kepandaian/keterampilan yang telah didapat
hilang digantikan tingkah laku autistik;
Anak dapat juga hiperaktif.
57
MENGGUNAKAN
BAHASA
YG TDK BIASA
KEGAGALAN KEGAGALAN
BERMAIN KOMUNIKASI
GERAKAN MOTORIK
BERULANG,
EVALUASI STEREOTIPI KEGAGALAN
KOMPREHENSIV MINAT
TERBATAS BERSOSIAL
TDK FLEKSIBEL THD
RUTINITAS ATAU
RITUAL
PDD NOS
AUTISM
CHILDHOOD
SYNDROME DISINTEGRATIVE
SYNDROME RETT DISORDER
ASPERGER
58
Kata kata gifted (cerdas istimewa)
prestasi hebat.
Secara tradisional: anak berbakat /
cerdas istimewa IQ tinggi dan prestasi
menonjol disekolah.
Jarang ada yang menjelaskan sisi
sulitnya, tumbuh kembangnya dan
personalitasnya.
59
Keberbakatan (giftesness):
potensi bawaan yang disetiap orang mempunyai
bentuk yang berbeda;
Umumnya mempunyai potensi kuat diberbagai
bidang;
mempunyai dorongan dari dalam dirinya untuk
selalu mencaritau;
Prestasi belajar tidak selalu optimal, bahkan
sering bermasalah adanya kesulitan yang
terselubung;
Cara belajar melalui proses penglihatan (visual
learner), proses berpikir berupa gambar dan
perlu waktu lebih lama untuk menerjemahkan
gambar menjadi kata.
60
Berbakat global: semua atau hampir semua
area; biasanya matematika dan verbal;
Berbakat matematika: kemampuan
matematikanya tinggi, spasial, sebab-
sebab non-verbal, daya ingat baik;
Berbakat verbal: kemampuan bahasanya
kuat. kemampuan berbahasa dan
penampilan verbal lebih baik dibanding
anak seusia;
Berbakat seni dan musik
61
beragam definisi menghambat komunikasi
62
Keberbakatan sangatlah kompleks, merupakan
faktor multidimensi dan dinamis (van Tiel).
Bainbridge
66
Anak berbakat termotivasi secara internal,
dengan /tanpa kelas akselerasi, tetap punya
potensi untuk berkembang.
adanya minat /ketertarikan dan kesempatan ,
tantangan yang sesuai termotivasi
berprestasi (Brody 1997).
67
Kesulitan terselubung
Faktor motivasi;
Faktor Psykhologis;
Anak malas;
Anak tdk sungguh2;
Orangtua tdk menerapkan disiplin.
Proses
Belajar
Visualisasi
KATA - KATA & Berfikir
68
Kelompok ini dibagi atas 3 subgroups yaitu:
Anak telah teridentifikasi berbakat tapi kesulitan disekolah.
pencapaiannya dibawah kemampuannya,
kadang adanya kesulitan belajar tidak terdiagnosa
sekolah memberikan tambahan stimulus kesulitan dibidang
akademik terlihat
69
RANGSANGAN: AKTIVITAS
-Visual OTAK
Hipersensitifitas: - Menyeluruh;
-Spasial Multi Modal
- Pemahaman awal; PROSES - Terencana;
-Verbal
-Sensorik - Rekoleksi. - Kompleks
Memperkaya
hubungan-
hubungan saraf
71
Peningkatan daya ingat:
sedikit memerlukan pengulangan (review),
datang kekelas dengan membawa
pengetahuan dari luar kelas, karena anak
ini memperoleh pengetahuan secara tidak
langsung ( misalnya dari menguping,
melihat, mengobservasi informasi yang
didapatnya dari luar pendidikan formal).
72
Dengan usaha sedikit anak mampu untuk
memperoleh standard pengetahuan dasar;
73
SURVEI MEMBUKTIKAN
1. Survei terhadap ratusan perusahaan di AS:
kemampuan teknis/analisis TIDAK
menentukan keberhasilan seorang
pemimpin/manajer.
Yang terpenting justru kemauan, keuletan,
kemauan mengambil inisiatif baru, kemampuan
bekerja sama dan kemampuan memimpin tim
2. Penelitian terhadap 95 mahasiswa Harvard:
Tes IQ nya tinggi di kuliah tidaklah terlampau
sukses dikemudian hari dibandingkan rekan-
rekannya yang IQ nya lebih rendah
1. Anak berkebutuhan khusus dapat mengenai
berbagai usia dengan derajat IQ yang
bervariasi;
2. Anak tersebut dapat ditemukan disekolah
umum dan sekolah luar biasa;
3. Kenali adanya gangguan kesulitan belajar
pada anak sedini mungkin;
4. Konsultasikan secara multidisiplin untuk
mengetahui diagnosa, agar penanganan
lebih terarah dan optimal.
75
5. Metode pembelajaran (pemberian materi maupun
cara evaluasi) disesuaikan dengan kebutuhan anak
6. Perlu dilakukan upaya untuk mensosialisasikan
adanya kesulitan belajar anak ( usaha promotif)
pada orang tua, guru sekolah umum dan guru
sekolah luar biasa, serta masyarakat dan
pemegang keputusan
7. Perlu kerjasama multidisiplin antar tenaga medis,
nonmedis dan guru sehingga dapat dideteksi
sedini mungkin dan dilakukan penanganan yang
tepat (sesuai kebutuhan) sehingga hasilnya
optimal .
76
KUESENER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMEE)
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas?
(sering menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah
biasa dihadapinya)
2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau anggota keluarganya?
(merasa sendirian, menyendiri atau sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap pada
yang
biasanya dinikmati)
3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan
sekitarnya?
(melanggar peraturan , mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi
dirinya, atau
Menyiksa Binatang atau anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang
sudah
diberikan kepadanya?
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan
berlebihan yang
tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?
5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan karena adanya konsentrasi yang buruk atau
mudah
Beralih perhatiannya, sehingga terjadi penurunan aktivitas sehari-hari atau prestasi
belajarnya?
6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan, kesulitan dalam berkomunikassi
dan
membuat keputusan?
7 Apakah anak anda menunjukkan perubahan pola tidur?
(sulit tidur , terjaga sepanjang hari,terbangun diwaktu tidur malam karena mimpi buruk,
mengigau)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan / tidak mau makan sama sekali)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan
fisik
lainnya?
CHEKLIST DETEKSI DINI AUTIS ANAK USIA 18-36 BLN/CHAT
Bagian A. Apakah anak anda
Alo-anamnesis 1. Senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun (bounced) dilutut
2. Tertarik (memperhatikan) anak lain
3. Suka memanjat benda-benda, seperti memanjat tangga
4. Bisa bermain ciluk-ba, petak umpet
5. Pernah bermain seolah-olah membuat secangkir teh menggunakan mainan
berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain
6. Pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari
7. Pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana
8. Dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil mainan atau balok-balok)
9. Pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu
Bagian B. 1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap ( kontak mata dengan) pemeriksa
Pengamatan 2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di
ruanga
pemeriksaan sambil mengatakan : lihat, itu ada bola (atau mainan lain)
perhatikan
mata anak, apakah anak melihat ke benda yang ditunjuk. Bukan melihat tangan
pemeriksa
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/cangkir dan teko. Katakan
pada anak anda apakah kamu bisa membuatkan secangkir susu untuk mama
diharapkan anak seolaholah membuat minuman, mengaduk, menuangkan,
meminum.
Atau anak mampu bermain seolah-olah menghidangkan makanan, minuman,
bercocok
tanam, menyapu, mengepel dll
4. Tanyakan pada anak coba tunjukkan mana ` anu ` nama benda yang dikenal anak
dan ada disekitar kita. Apakah anak menunjukkan dengan jarinya? Atau sambil
menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu benda
5. Dapatkah anak anda menyusun kubus/balok menjadi menara
Interpretasi
Risiko tinggi menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A5, A7, B2, B3, dan B4
Risiko kecil menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A7 dan B4