Vous êtes sur la page 1sur 71

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

OLEH :
DRS. I MADE SUWANDA, Msi
imadesuwanda@gmail.com
08113471803

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
Pertemuan : 1

PENDAHULUAN :
1. Latar Belakang
Sejarah Perjuangan Bangsa
- Kemerdekaan merupakan hasil Perju-
angan yang dilakukan dengan jiwa,tekad,
semangat dan rela berkorban
- Jiwa, tekad, semangat serta kerelaan
berkorban yang dikenal dengan nilai-nilai
45 dianggap cocok, sesuai dalam setiap
situasi
- Nilai tersebut ingin diteruskan dan
diwariskan pada generasi berikutnya
- Pewarisan dilakukan melalalui
pendidikan khususnya PKN
b. Globalisasi
- Derasnya arus global yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan informasi,
transportasi dan komunikasi
- Mengakibatkan pola pikir, pola sikap dan
pola tindak manusia berubah
- Manusia cenderung bersifat: ingin serba
cepat, egois, materialis
- Bila dibiarkan mengancam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
- Perlu dipahamkan dan ditumbuh
kembangkan ada keseimbangan dalam
hidup bemasyarakat, berbangsa dan
Pertemuan : 2

c. Sistem Pendidikan
Kurikulum yang ada mengklasifikasi
mata kuliah yang ada ke dalam tiga
kelompok (kognitif, afektif dan
psikomotor)

Menciptakan lulusan yang utuh yakni


lulusan yang memiliki wawasan, sikap
dan keterampilan (tahu, mau dan
mampu berbuat)
PKn merupakan mata kuliah yang
ingin menanamkan dan
menumbuhkembangkan kemauan,
semangat serta jiwa yang tangguh
dalam mewujudkan tujuan dan cita-
cita nasional
2. Dasar Hukum
a. UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945 :
pasal 27 (3) : Setiap WN berhak dan
wajib ikt serta dalam upaya bela
negara
pasal 30 (1) : Tiap-tiap WN berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
pasal 31 (1) : Setiap WN berhak
mendapatkan pendidikan
b. UU No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok
Pertahanan Keamanan Negara pasal 19
ditetapkan :
ayat 1 : Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara (PPBN) diselenggarakan guna
memasyarakatkan upaya bela negara serta
menegakan hak dan kewajiban warga
negara dalam upaya bela negara
ayat 2 : PPBN wajib diikuti oleh setiap
warga negara dan dilaksanakan secara
bertahap, yaitu :
- Tahap awal : pada pendidikan dasar dan
menengah
- Tahap lanjutan : pada pendidikan tinggi
c. PP. 30 tahun 1990 jo. Kep Mendikbud
No. 056/U/1994 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa pasal 9 :
Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan/Kewiraan termasuk
dalam kelompok Mata Kuliah Umum
Pengembang Kepribadian dan Wajib
diberikan dalam kurikulum setiap
program studi
d. UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara pasal 9 :
- Ayat (1) :
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara
- Ayat (2) :
Keikut sertaan warga negara dalam upaya
bela negara diselenggarakan melaui : (a)
Pendidikan Kewarganegaraan, (b) Pelatihan
dasar kemiliteran secara wajib, (c)
Pengabdian sebagai prajurit TNI secara
sukarela atau secara wajib dan (d)
pengabdian sesuai dengan profesi
e. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 37 ayat (2)
:
Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib
memuat Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraaan dan
Bahasa
3. Tujuan PKn
a. Memberikan pengetahuan dan
kemampuan dasar tentang hubungan
antara warga negara dengan negara
b. Menanamkan pola pikir, pola sikap
dan pola tindak dalam upaya bela
negara
c. Memberi bekal kepada mahasiswa
agar menjadi warganegara yang
handal dalam melanjutkan, mengisi
kemerdekaan, menjaga dan
mempertahankan keutuhan wilayah,
menjamin tetap tegaknya NKRI
Pertemuan : ke 4
Masyarakat, Bangsa dan Negara
Proses terjadinya negara bangsa
Sebagai mahluk sosial, manusia cenderung
hidup mengelompok dalam suatu
masyarakat.
Masyarakat yang memiliki sejarah yang
sama, perasaan yang sama (senasib sepe-
nanggungan) dan bertekad hidup bersama
dalam sebuah bangsa
Bangsa dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuannya mendirikan organisasi yang
disebut negara
Unsur-unsur negara
Unsur konstruktif :
- warga negara / rakyat
- wilayah
- pemerintahan yang berdaulat
Unsur deklaratif :
- ada pengakuan dari negara lain
Warga negara sebagai
unsur Negara
Yang mendirikan negara
Negara yang didirikan untuk jangka
waktu yang tidak terbatas
Perlu dipertahankan dan dijaga
kelangsungan hidup negara tersebut
Hak dan kewajiban warga negara
Lahir dan perlu adanya bela negara
Hubungan Warga Negara
Dan Negara

1. Hubungan Emosional
2. Hubungan Formal
3. Hubungan Fungsional
HAK DAN KEWAJIBAN
Warga Negara
a. Pasal 27 : Persamaan kedudukan WN di
depan hukum dan pemerintahan
b. Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat
c. Pasal 29 : Kemerdekaan Beragama
d. Pasal 30 : HanKamNeg
e. Pasal 31 : Pendidikan
f. Pasal 32 : Kebudayaan
g. Pasal 33 : Kesejahteraan Sosial
h. Pasal 34 : Fakir Miskin
Pertemuan : ke-5

Asas-asas kewarganegaraan
Asas ius solli
Asas ius sanguinis

Dari asas tersebut dapat memunculkan


terjadinya :
Apatride
Bipatride
Untuk menghindarkan terjadinya hal
tersebut maka ada :
Hak Opsi
Hak Repudiasi
Hak dan Kewajiban
warga negara
Diatur dalam UUD 1945 pasal 27 s/d 34
Pelaksanaannya harus secara seimbang
Dalam mempertahankan kelangsungan
bangsa dan negara, warga negara harus
mendahulukan kewajiban dibandingkan
menuntut hak.
Ingat jangan bertanya apa yang telah
diberikan negara padamu, tapi
bertanyalah
apayang telah kamu berikan pada
negaramu
Bela Negara
Bela negara merupakan sikap warga
negara yang di landasi oleh rasa cinta
tanah air serta kesadaran hidup
bernegara
Wujud bela negara adalah keralaan
berkorban demi menjaga
kemerdekaan serta kedaulatan negara
Bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara
Indonesia
Yang menjadi motivasi warga
negara untuk melakukan bela
negara
Pengalaman sejarah perjuangan
bangsa
Kedudukan geografis Indonesia yang
strategis
Kekayaan sumber alam
Jumlah penduduk yang besar
Perkembangan dan perkembangan
IPTEK di bidang persenjataan
Kemungkinan timbulnya bencana
perang
Pertemuan : ke-6

Unsur Wilayah
- Negara tidak mungkin ada tanpa ada
walayah
- Wilayah negara meliputi :
darat, laut dan udara
- Cara memperoleh wilayah :
pendudukan, alamiah, penggabungan,
kedaluarsa
Unsur Pemerintah Yang
Berdaulat
Pemerintah dalam arti sempit dan luas
Pemerintah dalam arti sempit : lembaga
eksekutif (Presiden bersama menteri)
Pemerintah dalam arti luas : semua
lembaga negara (Pres, DPR, MPR,
DPD, BPK, MA, MK, KY)
Bentuk Negara :
a. Kesatuan
b. Serikat

Bentuk Pemerintahan :
a. Republik
b. Kerajaan

Sistem Pemerintahan :
a. Presidensiil
b. Parlementer
Pertemuan : 7

DEMOKRASI

Sejarah perkembangan demokrasi


Macam-macam demokrasi
Asas-asas demokrasi
Ciri-ciri demokrasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan demokrasi
Demokrasi di Indonesia
Sejarah Perkembangan
Demokrasi
Pertama kali demokrasi dilaksanakan secara
langsung di Yunani Kuno (kota Athena) abad ke 6 -
4 SM
Demokrasi langsung dapat dilaksanakan karena :
- wilayahnya relatif sempit
- penduduknya relatif sedikit dimana
majelisnya bejumlah tidak lebih dari 6.000 orang
- masalah yang dihadapi belum begitu kompleks
- yang memiliki hak demokrasi adalah penduduk
resmi. Pedagang asing dan budak belian tidak
Macam-macam Demokrasi

Dilihat dari pelaksanaannya :


- demokrasi langsung
- demokrasi tidak lansung
Dilihat dari asasnya :
- demokrasi konstitusional
- demokrasi komunisme
Pememerintahan yang
demokratis
(Menurut :B. Mayo)
1. Menyelesaikan perselisihan secara damai
dan melembaga
2. Menjamin terselenggaranya perubahan
secara damai
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan
secara teratur
4. Membatasi penggunaan kekerasan
seminim mungkin
5. Menganggap wajar adanya perbedaan
6. Menjamin tegaknya keadilan
Syarat-syarat terselenggaranya
pemerintahan demokrasi

1. Pemerintahan yang
bertanggung jawab
2. Adanya suatu dewan
perwakilan rakyat
3. Adanya organisasi politik
4. Adanya kebebasan pers
5. Adanya peradilan yang bebas
Faktor-faktor yang menentukan
pelaksanaan demokrasi
(menurut : Bahmueller)

a. Faktor ekonomi pendidikan-

b. Faktor sosial politik

c. Faktor budaya
kewrganegaraan
Pelaksanaan Demokrasi

Pelaksanaan demokrasi di suatu negara


dipengaruhi oleh :
- Sejarah bangsa
- Sosial budaya masyarakat
- Falsafah bangsa
Pengertian demokrasi sama
Penerapan demokrasi pada masing-
masing negara tidak sama
Pertemuan : 6

Wawasan Nusantara

Arti penting wawasan nasional


bagi suatu bangsa
Hakikat wawasan nusantara
Tujuan wawasan nusantara
Dasar pemikiran wawasan
nusantara
Tantangan dalam implementasi
wawasan nusantara
Makna wawasan nasional
bagi suatu bangsa
Sebagai alat perekat/pengikat
persatuan dan kesatuan bangsa
Sebagai konsepsi untuk
mempertahankan kelangsungan
hidup, keutuhan wilayah serta jati
diri
Memberi inspirasi dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan
yang muncul akibat pengaruh
lingkungan strategik
Hakikat wawasan
nusantara
Keutuhan Nusantara atau Nasional

Cara pandang yang selalu utuh


menyeluruh dalam lingkup
nusantara
dan demi kepentingan nasional
Tujuan wawasan
nusantara
Tujuan ke dalam:
Mewujudkan kesatuan dan persatuan
segenap aspek kehidupan nasional
(asta gatra)
Tujuan ke luar
Ikut serta mewujudkan kebahagiaan,
ketertiban dan perdamaian abadi bagi
seluruh umat manusia
Dasar Pemikiran
wawasan nusantara
1. Pemikiran berdasarkan
falsafah bangsa
2. Pemikiran berdasarkan aspek
kewilayahan nusantara
3. Pemikiran aspek Sosial Budaya
Bangsa Indonesia
4. Pemikiran aspek kesejarahan
Bangsa Indonesia
Pemikiran berlandaskan
pada falsafah bangsa
(Pancasila)
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang paling mulia, dengan
akal, rasa dan karsanya yang dimiliki
manusia sadar bahwa dalam
melakukan hubungan dengan sesama,
lingkungan alam, Tuhan selalu
menjaga eksistensi dan kelangsu-
ngan hidup manusia itu sendiri.
Pemikiran berdasarkan aspek
Kewilayahan Nusantara
Wilayah sebagai tempat hidup dan mencari
penghidupan harus diperhatikan fungsi dan
pengaruhnya dalam menentukan kebijakan
Geografis Indonesia yang terdiri atas
untaian ribuan pulau yang terbentang pada
garis katulistiwa serta menempati posisi
silang dunia memiliki karakter sendiri
Kondisi kekayaan alam serta keaneka
ragaman penduduknya
Kondisi tersebut merupakan keunggulan
sekaligus memiliki potensi rawan konflik
Pemikiran berdasarkan
aspek
Sosial Budaya
Semboyan Bhinneka Tunggal
Ika
Maknanya :
Meskipun berbeda-beda, tetapi
hakikatnya satu
Meskipun satu, tetapi
hakikatnya berbeda-beda
Pemikiran berdasarkan
aspek Kesejarahan
Semenjak jaman kerajaan dulu (Sriwijaya
Majapahit) landasannya ingin mewujudkan
adanya kesatuan wilayah serta semangat
bernegara.
Kesadaran berbangsa mulai muncul melalui
gerakan Budi Utomo tahun 1908
Semangat ini terus menggolora, yang
dikspresikan melalui Sumpah Pemuda tahun
1928
Sebagai puncaknya ketika bangsa ini
mengumandangkan Proklamasi 17 Agustus
1945
Pertemuan : 7

Perkembangan Wilayah
Nusantara
1. Ordenantie 1939
2. Deklarasi Juanda 1957
3. ZEE 200 mil
4. GSO 36.000 km
Ordenantie 1939
Prinsip :
Luas perairan laut suatu negara se-
panjang 3 mil
Menggunakan prinsip pulau demi pulau
Laut yang berada diantara dianggap
sebagai pemisah
Deklarasi Djuanda 1957
Prinsip :
Luas perairan laut sepanjang 12 mil
Menggunakan prinsip point to point
theory
ZEE 200 mil
Kebijakan ini dikeluarkan dengan
beberapa dasar pertimbangan :
a. Semakin lama jumlah penduduk
semakin banyak.
b. Pertemuan dasar laut dan dasar
darat merupakan daerah yg kaya
akan hasil tambang

GSO 36.000 km
Di ketinggian tsb. oleh para ahli
disinyalir merupakan suatu ruang
yang strategis bagi penempatan
sebuah satelit. (contoh : PALAPA)
Pertemuan : 8 Unsur Dasar
Wawasan Nusantara
1. Wadah :
- Bentuk wujud
- Tata Inti Organisasi
- Tata Kelengkapan Organisasi
2. Isi :
- Cita-cita
- Sifat / Ciri-ciri
- Cara Kerja
3. Tata Laku:
- Tata laku lahiriah
- Tata laku rohaniah
Bentuk wujud
a. Nusantara :
- wilayah lautan yang di dalamnya
diseraki pulau atau kepulauan
- menempati posisi silang dunia

b. Manunggal utuh menyeluruh


- Kesatuan dalam persatuan (baik
wilayah maupun bangsa)
Tata Inti Organisasi
(dalam UUD 1945) tentang :
- Bentuk Negara
- Bentuk Pemerintahan
- Sistem Pemerintahan

Tata Kelengkapan Organisasi


a. Aparatur negara
b. Kesadaran politik warga negara
c. Pers
d. Partisipasi rakyat
Pertemuan : 9

Cita-Cita dan Tujuan Nasional


Dalam Pembukaan UUD 1945 (alinea II
dan IV)
Sifat atau ciri-ciri
Manunggal : keserasian dan keseimba
ngan yg dinamis baik aspek alamiah
maupun aspek sosial
Utuh menyeluruh : utuh, bulat dan
tidak dapat dipecah-pecah oleh
kekuatan manapun Satu Nusa,
Satu Bangsa dan Satu Bahasa
Cara Kerja :
Wasantara dalam cara kerjanya selalu
berpedoman pada Pancasila

Tata Laku :
Batiniah : tumbuh dan terbentuk kare-
na kondisi pertumbuhan hidupnya,
pengaruh keyakinan, tuntunan budi
pekerti pengaruh kondisi kekuasa-
an(otorita)
Lahiriah : dituangkan dalam satu pola:
Tata Perencanaan, Tata Pelaksana
an dan Tata Pengawasan
Tantangan Implementasi
Wawasan Nusantara

1. Pemberdayaan Masyarakat
2. Dunia Tanpa Batas (Era Global)
3. Era Baru Kapitalisme
4. Kesadaran Warga Negara
Kondisi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi


masyarakat yang relatif rendah
Belum dapat mengoptimalkan
peran serta masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan
Kebijakan bersifat top-down
Globalisasi

Pengaruh perkembangan IPTEK


berpengaruh pada pola pikir, sikap
dan pola tindak manusia
Kepentingan
individu/kelompok/golongan lebih
mengedepan
Hal tersebut dapat mengancam
persatuan, keutuhan bangsa dan
negara
Era baru Kapitalisme

Adanya persaingan bebas


Mereka memiliki modal yang
besar akan tampil sebagai
pemenang
Hubungan selalu diukur dari
keuntungan yang diperoleh (dari
segi materi)
Kesadaran Warga Negara

Belum adanya kesadaran warga negara


akan hak dan kewajiban dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Adanya keinginan untuk selalu menuntut
hak dan menganggap kewajiban tidak
perlu
Mengedepankan kepentingan pribadi,
kelompok maupun golongan di atas segala-
galanya, bahkan di atas kepentingan umum
(bangsa dan negara)
Pertemuan : 10
KETAHANAN NASIONAL

Pengertian Ketahanan Nasional


Tujuan Ketahanan Nasional
Tiga wajah Ketahanan Nasional
Asas-asas Ketahanan Nasional
Sifat-sifat ketahanan Nasional
Pengertian Ketahanan
Nasional
Kondisi dinamis suatu bangsa
Berisikan K-4 (keuletan, ketangguhan,
kemampuan dan kekuatan)
Menghadapi HTAG (hambatan,
tantangan, gangguan dan ancaman)
baik dari dalam maupun dari luar
negeri
Untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan nasional
Hakikat Ketahanan
Nasional
adalah Kemampuan dan ketangguhan suatu
bangsa untuk menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan
negara

Hubungan antara Tannas dengan Pembangu


nan Nasional adalah :
Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan ketahanan nasional, selan-
jutnya ketahanan nasional yang tangguh
akan mendorong laju pembangunan
nasional
Tujuan Ketahanan
Nasional
1. Tujuan minimal :
mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara

2. Tujuan maksimal:
sebagai wahana untuk menuju
kejayaan bangsa dan negara
Tiga Wajah Ketahanan
Nasional
1. Ketahanan nasional sebagai
kondisi dinamis
2. Ketahanan nasional sebagai
konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan
nasional
3. Ketahanan nasional sebagai
metode berpikir
Asas-asas Ketahanan
Nasional

Asas kesejahteraan dan


keamanan
Asas komprehensip integral
Asas mawas ke dalam dan ke
luar
Asas kekeluargaan
Sifat-sifat ketahanan
nasional
Mandiri
Dinamis
Wibawa
Konsultasi dan kerjasama
Pertemuan : 11

Asta gatra Ketahanan Nasional


Gatra alamiah : (Tri Gatra)
1. posisi dan kondisi geografis
2. kekayaan alam
3. keadaan penduduk
Gatra sosial : (Panca Gatra)
4. ideologi
5. politik
6. ekonomi
7. sosial budaya
8. pertahanan dan keamanan
Pertemuan : 12

Politik Strategi Nasional

Makna Politik strategi nasional


Dasar pemikiran penyusunan
polstranas
Stratifikasi polstranas
Proses penyusunan polstranas
Peran mahasiswa dalam
penyusunan polstranas
Pengertian dan makna
polstranas
Politik nasional :
asas, haluan, usaha serta kebijakan
negara tentang pembinaan serta
penggunaan kekuatan nasional
Strategi nasional :
sebagai pelaksanaan politik nasional,
misal jangka pendek, menengah dan
panjang.
Strategi nasional merupakan cara
melaksanakan politik nasional dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional
Hakikat Polstranas
Adalah : komitmen untuk mewujudkan suatu
tahap dari cita-cita nasional dan
untuk mencapai suatu tahap dari
tujuan nasional (pendek yaitu 1
tahun, menengah yaitu 5 tahun dan
panjang yakni 25 tahun)
Dalam kondisi kritis mulai ada kebiasaan
bahwa Presiden dituntut untuk memiliki
rumusan polstranas dalam jangkauan 100
hari
Dasar pemikiran
polstranas
Dalam penyusunan polstranas
Harus selalu berlandaskan pada :
ideologi Pancasila
UUD 1945
Wawasan Nasional
Ketahanan Nasional
Ada dua model
penyusunan polstranas
1. Model kesisteman
Penyusunan polstranas ditetapkan
oleh pemerintah yang terpilih (melalui
pemilu) berdasarkan atas komitmen
nasional, lingstra
2. Model moralitas
Penyusunan polstranas (pola pikir,
sikap dan tindak) selalu dilandasi
oleh moralitas serta nilai- nilai luhur
yang tercermin dalam norma-norma
yang ada
Alur pikir dalam
merumuskan polstranas
Komitmen nasional, kondisi saat ini,
isu-isu strategik menjadi landasan
dalam penyusunan visi dan misi
Capres
Presiden terpilih (melalui Pemilu)
menyusun visi dan misi 5 tahun ke
depan dengan memperhatikan :
sumberdaya yang tersedia, prioritas
sasaran
Tersusun polstranas
Tiga model penyusunan
RAPBN yang telah lewat
1. Tahun 1971 1992
MPR yang terpilih melalui Pemilu
menyusun GBHN
Oleh MPR ditugaskan pada Presiden
terpilih untuk dilaksanakan
Oleh Presiden mandataris GBHN
dijabarkan ke dalam Repelita, Sarlita
dan RAPBN
Bersama DPR, Presiden menetapkan
RAPBN menjadi APBN melalui UU.
2. Pada tahun 1999
MPR terpilih (melalui pemilu)
menyusun GBHN
MPR menugaskan Presiden untuk
melaksanakan GBHN yang disusun
Presiden menjabarkan GBHN tersebut
ke dalam Propenas, Repeta dan
RAPBN
Bersama dengan DPR RAPBN yang
disusun Presiden ditetapkan menjadi
undang undang
3. Pada tahun 2004
Dengan berlakunya UU no. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, maka alur
penyusunan Polstranas sebagai berikut :
Presiden terpilih (dipilih langsung melalui
pemilu) menetapkan visi dan misi
Berdasar visi dan misi tersebut disusun
menjadi Kebijakan Nasional (Jaknas) 5
tahunan
Berdasarkan Jaknas maka disusunlah
Rapenas (1 tahunan)
Peranan mahasiswa atau
kaum pelajar dalam
penyusunan polstranas

Memberikan sumbangan pemikiran


melalui seminar, lokakarya, saresahan
serta kegiatan-kegiatan lain
Sumbangan pemikiran dapat langsung
maupun tidak langsung
Dilakukan secara tertulis maupun
lisan
Terimakasih
Semoga Sukses

Vous aimerez peut-être aussi