Vous êtes sur la page 1sur 59

Askep Klien Gangguan Parasit

Sistem Integumen
by
ARIF MUTTAQIN
Tinea Pedis
Penyakit Jamur Kaki; Athlete's Foot; Kutu Air
Tinea pedis merupakan infeksi jamur yang paling sering
ditemukan.
Infeksi ini sering menjangkiti para remaja dan dewasa
muda kendati dapat terjadi pada setup kelompok usia
serta kedua jenis kelamin.
Tinea pedis terutama prevalen pada mereka yang sering
mandi pada tempat mandi umum atau berenang di
kolam renang.
Pengkajian
Tinea pedis dapat terlihat sebagai infeksi yang akut atau
kronis pada telapak kaki atau celahcelah antara jari-jari
kaki.
Kuku jari kaki dapat pula terkena jika infeksi tersebut
menjadi kronik.
Limfangitis dan selulitis kadang-kadang dapat terjadi
kalau terdapat superinfeksi bakterial.
Kadangkala dijumpai infeksi campuran: jamur-bakteri-
ragi.
Penatalaksanaan
Selama face akut (vesikuler) dapat dilakukan
perendaman bagian yang sakit dengan larutan
salin atau kalium permanganat untuk
menghilangkan krusta, skuama serta debris dan
mengurangi inflamasi.
Preparat antifungus topikal (mikonazol;
klotrimazol) dioleskan pada daerah yang
terinfeksi.
Terapi topikal dilanjutkan selama beberapa
minggu mengingat angka rekurensi yang tinggi.
Rencana Intervensi
Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan
di Rumah.
Sepatu dan kaus kaki merupakan lingkungan yang
menguntungkan bagi hidup jamur; karena itu, jamur penyebab
infeksi dapat ditemukan dalam sepatu atau kaus Kaki. Karena
kelembaban akan meningkatkan pertumbuhan jamur, kepada
pasien harus diberitahukan untuk meniaga sedapat mungkin
agar kakinya selalu kering, termasuk daerah antara jari jari kaki.
Sepotong kecil kapas dapat diselipkan di antara jari-jari kaki
pada malam hari untuk menyerap kelembaban.
Kaus kaki harus terbuat dari katun yang bersifat menyerap
karena bahan sintetik sepertinilon tidak dapat menyerap
keringat seperti halnya katun.
Rencana Intervensi
Pendidikan Pasien dan Pertimbangan
Perawatan di Rumah.
Bagi pasien;pasien yang kakinya berkeringat secara
berlebihan, sepatu yang berlubang memudahkan
aerasi.
Sepatu kaus yang alasnya terbuat dari plastik atau
karet harus dihindari.
Bedak talk bedak antijamur dapat ditaburkan dua kali
sehari untuk menjaga agar tetap kering.
Beberapa pasang sepatu harus disediakan untuk
dikenakan secara bergantian sehingga sepatuang
sudah dipakai dapat kering sepenuhnya sebelum
dikenakan kembali.
Tines Korporis (Penyakit Jamur Badan)

Tinea korporis menjangkiti bagian muka, leher, batang


tubuh dan ekstremitas; pada bagian yang terinfeksi akan
tampak lesi berbentuk cincin also lingkaran yang khas.
Varietas hewan (varietas non-human) diketahui
menyebabkan reaksi inflamasi yang hebat pada manusia
karena jamur ini normalnya tidak teradaptasi dengan
kehidupan dalam tubuh hospes manusia.
Manusia tertular jamur varietas-hewan melalui kontak
dengan binatang peliharaan dengan subjek yang pernah
bersentuhan dengan binatang.
Pengkajian
Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat
atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,
kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi.
Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak
terpisah satu dengan yang lain.
Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan
pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang
menjadi satu.
Bentuk dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih sering
dilihat pada anak-anak daripada orang dewasa.
Pengkajian
Pada tines korporis yang menahun, tanda radang
mendadak biasanya tidak terlihat lagi.
Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh
dan bersama-sama dengan kelainan pada seta
paha.
Dalam hal ini disebut tines corporis et cruris atau
sebaliknya tines cruris et corporis.
Bentuk menahun yang disebabkan oleh
Trichophyton rubrum biasanya dilihat bersama-
sama dengan tines unguium.
Penatalaksanaan
Preparat antifungus topikal dapat dioleskan pads
lokasi yang sempit.
Preparat griseofulvin oral diberikan pads kasus-
kasus infeksi jamur yang luas.
Efek samping griseofulvin mencakup
fotosensitivitas, ruam kulit, sakit kepala dan mual.
Ketokonazol, yaitu suatu preparat antifungus,
memberikan harapan yang nyata bagi pasien-
pasien yang menderita infeksi jamur (dermatofit)
yang kronik, termasuk pasien-pasien yang
resisten terhadap griseofulvin
Diagnosa Keperawatan
1. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
yang berhubungan dengan pengetahuan yang tidak
memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab,
perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulitnya)
2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan rasa
malu dan frustrasi terhadap tampilan dirinya.
Rencana Intervensi
Kepada pasien diberitahukan untuk memakai
handuk dan lap wajah yang bersih setiap hari.
Semua daerah kulit dan lipatan kulit yang
menahan air harus dikeringkan dengan seksama
karena infeksi jamur akan berkembang pada
udara yang panas dan lembab.
Pakaian yang menyentuh kulit secara langsung
(seperti pakaian dalam) harus pakaian dari katun
yang bersih
Tinea Kapitis
(Penyakit Jamur Kulit Kepala)
Penyakit jamur pada kulit kepala merupakan infeksi jamur menular
yang menyerang batang rambut dan penyebab kerontokan rambut
yang sering ditemukan di antara anak-anak.
Secara klinis akan dijumpai sebuah atau beberapa buah bercak yang
bundar, berwarna merah dan bersisik. Setelah rambut di daerah yang
sakit diserang oleh jamur, rambut tersebut menjadi rapuh dan patah
pada atau di dekat permukaan kulit kepala sehingga meninggalkan
bercak-bercak kebotakan.
Sebagian besar kasus tinea kapitis akan sembuh tanpa pembentukan
sikatriks sehingga gejala kerontokan rambut hanya bersifat sementara.
Pengkajian
Grey patch ringworm
Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya
disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan
pada anak- anak.
Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut.
Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat
dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal.
Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi.
Rambut mudah patah dan terlepas dart akarnya, sehingga
mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri.
Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, se-
hingga dapat terbentuk alopesia setempat.
Pengkajian
Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada
tinea kapitis, berupa pembengkakan yang menyerupai
sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat
di sekitarnya.
Bila penyebabnya Microsporum cants dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih
sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya Tricho-
phyton tonsurans, dan sedikit sekali bila penyebabnya
adalah Trichophyton violaceum.
Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan
berakibat alopesia yang menetap.
Parut yang menonjol kadangkadang dapat terbentuk.
Pengkajian
Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada
tinea kapitis, berupa pembengkakan yang menyerupai
sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat
di sekitarnya.
Bila penyebabnya Microsporum cants dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih
sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya Tricho-
phyton tonsurans, dan sedikit sekali bila penyebabnya
adalah Trichophyton violaceum.
Kelainan ini dapat menimbulkan jaringan parut dan
berakibat alopesia yang menetap.
Parut yang menonjol kadangkadang dapat terbentuk.
Penatalaksanaan
Griseofulvin, yang merupakan preparat antifungus,
diresepkan dokter bagi pasien-pasien tinea kapitis.
Preparat topikal tidak memberikan kesembuhan yang
efektif karena infeksi terjadi di dalam batang rambut dan
di bawah permukaan kulit kepala. Kendati demikian,
preparat topikal dapat dipakai untuk menghilangkan
keaktifan mikroorganisme yang sudah terdapat pada
rambut. Preparat ini akan memperkecil kemungkinan
penularan dan meniadakan keharusan untuk memang-
kas rambut. Namun, rambut yang terinfeksi akan patah
sementara rambut yang belum terinfeksi tetap berada
pada tempatnya.
Rambut harus dikeramas dua atau tiga kali seminggu,
Dan preparat antifungus topikal perlu dioleskan untuk
mengurangi penyebaran mikroorganisme tersebut.
Diagnosa Keperawatan
1. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
yang berhubungan dengan pengetahuan yang tidak
memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab,
perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulitnya)
2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan rasa
malu dan frustrasi terhadap tampilan dirinya.
Rencana Intervensi
Karena tinea kapitis menular, kepada pasien dan
keluarganya harus disarankan untuk
melaksanakan tindakan higiene di rumah.
Setiap orang harus memiliki sisir serta sikat
rambut sendiri dan menghindari pemakaian topi
serta penutup rambut lainnya.
Semua anggota keluarga yang terinfeksi dan
binatang peliharaan di rumah harus diperiksa
karena infeksi dalam keluarga relatif sering
terjadi.
Tinea Kruris
(Penyakit Jamur Lipat Paha)
Tines kruris adalah dermatofitosis pada lipat
paha, daerah perineum, dan sekitar anus.
Kelainan ini dapat bersifat akutatau menahun,
bahkan dapat merupakan penyakit yang
berlangsung seumur hidup.
Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-
krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus,
daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau
bagian tubuh yang lain.
Pengkajian
Kelainan kulit yang tampak pada sera paha
merupakan lesi berbatas tegas
Peradangan padatepi lebih nyatadaripaoa daerah
tengahnya.
Efloresensi terdiri atas macam-macam bentuk
yang primer dan sekunder (polimorfi).
Bila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa
bercak hitam disertai sedikit sisik.
Erosi dan keluamya cairan biasanya akibat
garukan,
Penatalaksanaan
Infeksi yang ringan dapat diobati dengan
preparat topikal seperti klotrimazol, mikonazol
atau haloprogin selama sedikitnya 3 hingga 4
minggu untuk memastikan eradikasi total infeksi
tersebut.
Preparat griseofulvin oral diperlukan untuk infeksi
yang lebih parah
Diagnosa Keperawatan
1. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
yang berhubungan dengan pengetahuan yang tidak
memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab,
perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulitnya)
2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan rasa
malu dan frustrasi terhadap tampilan dirinya.
Rencana Intervensi
Panas, gesekan dan maserasi (akibat keringat)
merupakan predisposisi timbulnya infeksi jamur.
Kepada pasien sebanyak mungkin dianjurkan
untuk menghindari panas serta kelembaban yang
berlebihan dan tidak mengenakan pakaian dalam
dari nilon, pakaian yang ketat serta baju mandi
yang basah.
Daerah lipat papa harus dibersihkan, dikeringkan
dengan seksama dan dibedaki dengan preparat
topikal antijamur seperti tolnaftat (Tinactin)
sebagai tindakan pencegahan karena infeksi ini
cenderung timbul kembali
Tinea Unguium (Onikomikosis)
Tinea unguium (jamur pada kuku) merupakan
infeksi jamur yang kronis pada kuku jari kaki atau
yang tidak begitu sering dijumpai, pada kuku jari
tangan.
Penyakit jamur kuku biasanya disebabkan oleh
spesies Trichophyton (T. rubrum, T.
mentagrophytes) atau Candida albicans.
Pengkajian
Biasanya tinea unguium disertai dengan infeksi
jamur yang lama pada kaki.
Kuku menjadi tebal, rapuh dan tidak mengkilap.
Kemudian akan tertimbun debris pada ujung-
bebas kuku, dan akhirnya lempeng kuku akan
terlepas.
Karena sifat kronis penyakit ini, keseluruhan
kuku dapat hancur.
Penatalaksanaan
Griseofulvin biasanya diresepkan dokter sebagai
preparat oral yang diminum selama 6 bulan hingga 1
tahun kalau kuku jari tangan turut terkena.
Namun, griseofulvin tidak berkhasiat untuk mengobati
infeksi kandida; infeksi ini harus diobati secara topikal
dengan lotion amfoterisin-B, mikonazol, klotrimazol,
nistatin atau pun preparat lainnya.
Umumnya produk ini memiliki daya penetrasi yang jelek,
dan infeksi jamur pada kuku sulit diobati.
Respon terhadap terapi griseofulvin pada infeksi jamur
kuku jari kaki tidak begitu baik.
Kerapkali infeksi timbul kembali begitu terapi dihentikan
SKABIES
Skabies merupakan infestasi kulit oleh kutu Sarcoptes scabiei yang
menimbulkan gatal.
Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup
dengan kondisi higiene di bawah standar sekalipun juga sering
terdapat di antara orang-orang yang sangat bersih.
Skabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual-aktif. Namun
demikian, infestasi parasit ini tidak berganrang pada aktivitas seksual
karena kutu tersebut sering menjangkiti jari-jari tangan, dan sentuhan
tangan dapat menimbulkan infeksi.
Pada anak-anak, tinggal semalaman dengan teman yang terinfeksi
atau saling berganti pakaian dengannya dapat menjadi cumber infeksi.
Petugas kesehatan yang melakukan kontak fisik yang lama dengan
pasien skabies dapat pula terinfeksi.
Pengkajian
Kutu betina yang dewasa akan membuat terowongan
pada lapisan superficial kulit dan berada di sana selama
sisa hidupnya.
Dengan rahang dan pinggir yang tajam dari persendian
kaki depannya, kutu tersebut akan memperluas
terowongan dan mengeluarkan telurnya dua hingga tiga
butir sehari sampai selama 2 bulan.
Kemudian kutu betina itu mati. Larva (telur) menetas
dalam waktu 3 hingga 4 hari dan berlanjut lewat stadium
larva serta nimfa menjadi bentuk kutu dewasa dalam
tempo sekitar 10 hari.
Pengkajian
Diperlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak saat
kontak hingga timbulnya gejala pada pasien.
Pasien akan mengeluhkan gatal-gatal yang hebat akibat
reaksi imunologi tipe lambat terhadap kutu atau butiran
fesesnya.
Pada pemeriksaan, kepada pasien ditanyakan di mana
gatal-gatal tersebut terasa paling hebat.
Kaca pembesar dan center (penlight) dipegang dengan
sudut miring terhadap permukaan kulit sementara
pemeriksaan dilakukan untuk mencari terowongan yang
berupa tonjolan kulit yang kecil.
Pengkajian
Terowongan bisa berupa lesi yang multipel, lures atau
bergelombang, berwarna cokelat atau hitam dan
menyerupai benang, yang terlihat terutama di antara jari
jari tangan serta pada pergelangan tangan.
Lokasi lainnya adalah permukaan ekstensor Bike, lutut,
pinggir kaki, ujung-ujung sendi siku, daerah di sekitar
puting susu, lipatan aksila, di bawah payudara yang
menggantung, dan pada atau di dekat lipat paha atau
lipat gluteus, penis atau skrotum.
Erupsi yang berwarna merah dan gatal biasanya
terdapat di daerah-daerah kulit di sekitarnya. Namun,
terowongan tersebut tidak selalu terlihat.
Pengkajian
Setiap pasien dengan ruam dapat menderita skabies.
Salah satu tanda skabies yang klasik adalah peningkatan rasa gatal
yang terjadi pada malam hari dan keadaan ini mungkin disebabkan
oleh peningkatan kehangatan kulit yang menimbulkan efek stimulasi
terhadap parasit tersebut.
Demikian pula, hipersensitivitas terhadap organisme tersebut dan
produk ekskresinya dapat turut menimbulkan rasa gatal.
Jika infeksi sudah menyebar, anggota keluarga yang lain dan teman
dekat juga akan mengeluhkan rasa gatal sekitar saw bulan kemudian.
Lesi sekunder cukup sering dijumpai dan mencakup vesikel, papula,
ekskoriasi serta krusta.
Superinfeksi bakteri dapat terjadi akibat ekskoriasi yang tetap dari
terowongan dan papula.
Penatalaksanaan
Kepada pasien diminta agar mandi dengan air yang
hangat dan sabun guna menghilangkan debris yang
mengelupas dari krusta dan kemudian kulit dibiarkan
kering benar serta menjadi dingin.
Preparat skabisida, seperti lindane (Kwell) atau krota-
miton (krim dan losion Eurax), dioleskan tipis-tipis pada
seluruh permukaan kulit mulai dari leher ke bawah
dengan hanya meninggalkan daerah muka dan kulit
kepala (yang pada skabies tidak terkena).
Obat itu dibiarkan selama 12 hingga 24 jam dan
sesudah itu, pasien diminta untuk membasuh dirinya
sampai bersih.
Aplikasi obat satu kali sudah dapat memberikan efek
kuratif, tetapi disarankan agar terapi tersebut diulangi
sesudah 1 minggu kemudian
Penatalaksanaan
Pasien perlu mengetahui petunjuk pemakaian ini
karena pengolesan skabisida segera sesudah
mandi dan sebelum kulit mengering serta
menjadi dingin dapat meningkatkan absorpsi
perkutan skabisida sehingga berpotensi untuk
menimbulkan gangguan sistem saraf pusat
seperti serangan kejang
Diagnosa Keperawatan
1. Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
yang berhubungan dengan pengetahuan yang tidak
memadai mengenai keadaan tersebut (penyebab,
perjalanan penyakit, pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulitnya)
2. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan rasa
malu dan frustrasi terhadap tampilan dirinya.
Rencana Intervensi
Pasien harus mengenakan pakaian yang bersih dan
tidur di atas seprei yang bare saja dicuci di binatu.
Semua perangkat tempat tidur (seprei, sarung bantal
dll.)
serta pakaian harus dicuci dengan air yang sangat
panas dan dikeringkan dengan alat pengering-panas
karma kutu skabies ternyata dapat hidup sampai 36 jam
pada linen.
Jika linen tempat tidur atau pakaian pasien tidak dapat
dicuci dalam air panas, disarankan agar barang-barang
tersebut dicuci secara dry-cleaning.
Sesudah terapi skabies selesai dilakukan, pasien harus
mengoleskan salep seperti kortikosteroid topikal pada
lesi kulit karma skabisida dapat mengiritasi kulit.
Hipersensitivitas pasien tidak berhenti setelah kutu
dihancurkan.
Rencana Intervensi
Rasa gatal dapat terus berlangsung selama beberapa hari atau
minggu sebagai manifestasi hipersensitivitas, khususnya pada orang-
orang yang atopik (alergik).
Keadaan ini bukan merupakan suatu tanda gagalnya terapi.
Kepada pasien dianjurkan agar tidak mengoleskan lebih banyak
skabisida (karma tindakan ini akan menambah iritasi serta
meningkatkan rasa gatal) dan tidak semakin sering mandi dengan air
panas (karma tindakan ini membuat kulit menjadi kering serta
menimbulkan gatal).
Semua anggota keluarga dan orang yang berhubungan erat harus
diobati secara bersamaan untuk menghilangkan kutu skabies.
Jika skabies ditularkan lewat hubungan seks, pasien mungkin
memerlukan pula terapi terhadap penyakit menular seksual yang turut
terdapat.
Skabies dapat pula dijumpai bersama dengan pedikulosis.
Rencana Intervensi
Pertimbangan Gerontologik.
Meskipun pasien yang lebih tua akan merasakan gatal yang
hebat, reaksi inflamasi seperti yang tampak nyata pada orang
yang lebih muda jarang terjadi.
Skabies mungkin tidak dikenali pada orang yang berusia lanjut
dan keluhan gatal bisa saja secara keliru dikaitkan dengan kulit
orang tua yang kering atau dengan ansietas.
Petugas kesehatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan yang
besar harus mengenakan sarung tangan ketika melakukan
perawatan bagi pasien dengan kecurigaan skabies sampai
diagnosisnya dipastikan dan terapi selesai dilakukan.
Dianjurkan agar staf perawat dan keluarga pasien diobati
secara bersamaan untuk mencegah infeksi ulang.

Vous aimerez peut-être aussi