Vous êtes sur la page 1sur 42

Aspek Biofarmasi

Al Syahril Samsi, S.Farm., M.Si., Apt

1
1
Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia
formulasi obat terhadap bioavailabilitas obat. Bertujuan mengatur pelepasan
obat sedemikian rupa ke sirkulasi sitemik agar diperoleh pengobatan yang
optimal pada kondisi klinik tertentu.

Sebelum obat yang diberikan pada pasien sampai pada tujuannya dalam
tubuh, yaitu tempat kerjanya atau target site, obat harus mengalami banyak
proses. Dalam garis besar proses-proses ini dapat dibagi dalam tiga tingkat,
yaitu Fase Biofarmasi, Fase Farmakodinamik, Fase Farmakokinetika, yang
mana dapat digambarkan dengan skema berikut untuk obat dalam bentuk
tablet yaitu

11/23/2017 2
11/23/2017 3
Dalam proses terapi, terdapat beberapa faktor yang menentukan
yaitu: diagnosa penyakit secara akurat, status klinik jelas, dan
penentuan obat tepat. Di sinilah pokok pentingnya biofarmasetika yang
erat hubungannya dengan penentuan obat yang tepat.

Penggunaan obat untuk berbagai penyakit merupakan proses


yang banyak seginya dan merupakan proses yang kompleks :
1. Molekul aktif harus diketahui dan harus digunakan secara rasional,
dalam arti keuntungan penggunaan dibandingkan kerugian
bahaya/racunnya
2. Obat harus diformulasi dengan membuat suatu bentuk sediaan
yang sesuai dan mengandung dosis yang tepat, serta diberikan
dengan cara tepat pula sehingga mencapai organ/jaringan sasaran
yang dituju
3. Harus diperhitungkan dosis regimen sehingga obat dapat efektif
dalam tubuh, yang ditentukan/disesuaikan dengan kebutuhan
fisiologis/patologis dan klinis

11/23/2017 4
Farmaceutical Availability (Ketersediaan
Farmasi)
Farmaceutical Availability merupakan ukuran waktu yang diperlukan oleh
obat untuk dilepaskan dari bentuk pemberiannya dan tersedia untuk proses
resorpsi, sehingga bentuk obat padat memerlukan ukuran waktu yang lebih
panjang dari pada bentuk obat cair

Tablet --> Granul Terlepas --> Zat Aktif Terlepas --> Zat Aktif Melarut

Setelah ditelan, tablet di dalam lambung akan pecah (disintegrasi) menjadi


banyak granul kecil yang terdiri zat-zat aktif dengan antara lain zat pengisi
dan pelekat. Kemudian granul-granul ini pecah pula, zat aktif terlepas, dan
jika zat larutnya cukup besar akan larut dalam cairan lambung atau usus.
Baru setelah obat larut, proses resorpsi oleh usus dapat dimulai, proses
yang disebut Farmaceutical Availability

11/23/2017 5
Obat bila diberikan dalam bentuk larutan akan mencapai keadaan
Farmaceutical Availability dalam waktu yang lebih singkat daripada tablet.
Kecepatan melarut obat tergantung dari berbagai bentuk sediaan dengan
urutan sebagai berikut :

Larutan - Suspensi - Emulsi - Serbuk - Kapsul - Tablet - Enterik Coated -


Tablet Kerja Panjang

11/23/2017 6
Biological Availability
Bio-Availability (ketersediaan hayati) adalah presentase obat yang
diresorspi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan
efek terapetiknya. Dengan kata lain, Bio-Availability menyatakan jumlah obat
dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk
utuh atau aktif

Hal ini terjadi karena untuk obat-obat tertentu tidak semua yang diabsorpsi
akan mencapai sirkulasi sistemik.Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di
dinding usus (pada pemberian oral) dan atau dihati pada lintas pertama melalui
organ-organ tersebut. Metabolisme ini disebut metabolisme atau eliminasi
lintas pertama atau eliminasi prasistemik.

11/23/2017 7
Mekanisme Distribusi Obat
Intramuskular Intravena
OBAT

JARINGAN SATE OF
ACTION
Oral
MULUT INJEKSI INJEKSI VIA DUBUR
(ORAL) VIA OTOT PEMBULUH
DARAH

LAMBUNG LIMFA MUKOSA FREE


/USUS DRUG
GINJAL
GI HATI
SIRKULAS PROTEIN
I DARAH
PLASMA

HATI GINJAL BIO TRANS


/HEPAR FORMASI METABOL
IT
CAIRAN
TINJA URINE EXTRA SEL
A Ekskresi Bloodstream Ekskresi
CAIRAN
INTRA SEL

TEMPAT CAIRAN
KERJA INTRA SEL

11/23/2017 8
Fase Farmakokinetika

Absorbsi

Distribusi

Metabolisme/biotransformasi

Ekskresi
11/23/2017 9
Bagian proses Farmakokinetik

Invasi Eliminasi

Absorbsi Metabolisme

Distribusi Ekskresi

11/23/2017 10
Bagian proses Farmakokinetik

Invasi Eliminasi

Absorbsi Metabolisme

Distribusi Ekskresi

11/23/2017 11
Cara pemberian obat

Peroral
Intramuskular
sistemik intravena

Inhalasi
topikal
lokal

11/23/2017 12
Efek sistemik

intravaskular ekstravaskular
Peroral
Intra muscular
Intrakutan
Intravena
Rektal
Intraarteri
Intraperitonial
Intracardial
Sublingual
Intravaginal
Intranasal

11/23/2017 13
Absorbsi
Proses penyerapan obat dari permukaan tubuh atau dari tempat-
tempat tertentu organ kedalam aliran darah.

Tempat-tempat absorbsi :
oKulit
oMukosa hidung
oMukosa mulut
oMukosa lambung dan usus
oMukosa organ kelamin
oKedalam rongga perut
oKedalam otot
oDibawah kulit
oDidalam kulit
oKonjungtiva

11/23/2017 14
Faktor yang mempengaruhi kecepatan Absorbsi :
1) Cara pemberian obat
2) Bentuk sediaan obat
3) Sifat fisiko kimia dan kelarautan
4) Dosis yang diberikan
5) Besarnya partikel obat
6) Luas permukaan tubuh
7) Nilai pH
8) Integrasi membran
9) Aliran darah organ
10) Lamanya kontak

11/23/2017 15
Distribusi
Distribusiadalahprosespengirimanzat-
zatdalamobatkepadajaringandansel-
seltarget.Prosesdistribusidipengaruhiolehsistemsirkulasitubuh,jumla
hzatobatyangdapatterikatdenganproteintubuhsertajaringanatauseltuj
uandariobattersebut.Ketikaobatdidistribusikandidalamplasmakebany
akanberikatandenganprotein (terutamaalbumin).

Obatyangdiberiperoralsetela
Obatyangmencapaipembuluh
hmelaluihatibersamametaboli
darahakanditransportbersam
tnyadisebarsecarameratakes
aalirandarahdalamsistemsirk
eluruhjaringantubuh,dariekstr
ulasi
aselsampaikeintrasel

11/23/2017 16
Ruang Dsitribusi
RUANG INTRASEL

Cairan Intrasel Komponen Sel padat

RUANG EKSTRASEL

Cairan Plasma Cairan Interstisial Cairan Transsel

11/23/2017 17
Perintang Distribusi

Cairan Cerebrospinal
Obat yang bersifat Hidrofil tidak dapat menembus, contoh : streptomisin
Obat yang bersifat Lipofil dapat menembus, contoh : penisilin, kloramfenikol

Pengikatan protein darah


Obat yang terikat pada protein maka efek farmakologinya akan hilang,
contoh : Ampisilin terikat protein 15%, Fenobarbital terikat protein 20%.
Obat yang menimbulkan efek farmakologi hanya obat yang bebas.

11/23/2017 18
Metabolisme/ Biotransformasi
Perubahan kimia dari senyawa, yang terjadi dalam tubuh terutama dalam hati
yang menghasilkan metabolit aktif, toksik atau tidak aktif

Fungsinya :
Mempercepat eliminasi, sehingga menentukan lama kerja obat dan
menentukan konsentrasi obat dalam darah.

Tempatnya :
Terutama di hati, juga diginjal, dinding usus, paru-paru, otot dan darah

11/23/2017 19
Bagan proses penting pada biotransformasi
OBAT

Hidrofil Polar Lipofil Sangat lipofil Alkilansia


Stabil thd biotransformasi

Penimbunan dalam Ikatan jaringan


jaringan lemak kovalen

produksi antara yang


REAKSI FASE I
mengalkilasi elektrolit

polar

REAKSI FASE II

Sirkulasi darah

Ekskresi bilier Ekskresi ginjal aktif Ultrafiltrasi

11/23/2017 Feses Urin 20


FIRST PASS EFFECT
Perombakan yang dialami obat dalam dinding usus dan
hati pada peredaran pertama pada system porta sebelum
tiba di peredaran umum

Akibat First-pass effect Obat yang mencapai


sirkulasi sistemik sangat jauh berkurang

Obat yang mengalami FPE sangat jauh lebih efektif dan


efisien apa bila diberikan secara intravena (dosis IV <<<
oral)

11/23/2017 21
Setelah obat ditelan, lalu diabsorpsi dari saluran pencernaan,
selanjutnya obat langsung memasuki sistem portal hepatik. Obat
yang diabsorpsi dibawa ke hati melalui vena porta.

Di hati, hampir semua obat akan dimetabolisme. Beberapa macam


obat dimetabolisme sangat ekstensif oleh sel-sel hati sehingga hanya
sangat sedikit jumlah obat utuh yang memasuki sirkulasi sistemik.
Akibatnya, ketersediaan ayati obat menjadi sangat kecil/rendah.

Beberapa routes of administrationyang terhindar dari first-pass effect,


antara lain: intravena, intramuskular, dan sublingual.
Kecepatan Biotransformasi dipengaruhi
oleh:
1) Konsentrasi obat
2) Fungsi hati
3) Pemakaian obat lain
4) Genetika
5) Usia

11/23/2017 23
Bagan Pengaruh FPE
Lambung/usus Dinding lambung/usus Hati Pembuluh darah

Obat padat Kadar


dalam
darah yang
dapat
Larutan diukur

Biotransformasi Biotransformasi

11/23/2017 24
Pro-drug

Senyawa bakal obat yang dikonsumsi dalam bentuk tidak aktif


(kurang aktif), tetapi akan dimetabolisme menjadi senyawa obat
yang aktif di dalam tubuh
Pro-drug umumnya didisain untuk memperbaiki/meningkatkan
ketersediaan hayati oral atau memperbaiki rasa tidak enak pada
obat.

11/23/2017 25
Contoh pengembangan pro-drug
Pro-drug Bnetuk berkhasiat Tujuan pengembangan pro-
drug
Kloramfenikol Palmitat Kloramfenikol Meniadakan rasa pahit

Eritromisin-etilsuksinat Eritromisin Memperbaiki rasa tidak enak

L-Dopa Dopamin Menembus sawar darah otak

Flufenazin dekanoat Flufenazin Memperpanjang kerjanya

Dietilstilbestrol-difosfat Dietilstilbestrol Memperbaiki keselektifan kerja

Metylprednisolon-hemisuksinat Metylprednisolon Meningkatkan kelarutan dalam air

Azatrioprin Mekaptopurin Menurunkan daya racun

11/23/2017 26
EKSKRESI
Ekskresi obat adalah proses pengeluaran zat-zat sisa oleh hasil
metabolisme obat yang suah tidak digunakan oleh tubuh.

Tempat :
Ginjal
Rambut
Keringat
Air Liur
Air mata
Empedu dan Usus : Fenoltalen, neomisin
Paru-paru(dgn udara ekspirasi): alkohol
Kulit : bromida
ASI : kloramfenikol
11/23/2017 27
Seperti hal nya biotransformasi, ekskresi suatu obat dan metabolitnya
menyebabkan penurunan konsentrasi bahan berkhasiat dalam tubuh, ekskresi
ini dapat terjadi bergantung pada sifat fisika kimia, BM, pKa, kelaruta. senyawa
ini di ekskresikan melalui :
1. Ginjal (urine) merupakan organ terpenting, ekskresi yang kecepatan dan
besarnya ekskresi ditentukan oleh filtrasi glumerulus, reabsorpsi tubulus
dan sekresi tubulus
2. Empedu dan usus (faeces) yang di ekskresikan melalaui empedu adalah
senyawa yang mempunyai BM 500, sedangkan BM 300 dikeluarkan melalui
urine, sedangkan ekskresi melalui usus sebetulnya jarang terjadi dan
seandainya terdapat bahan obat pada faeces ini di akibatkan absorsi yang
kurang sempurna, atau ekskresi melalu empedu tanpa reabsorpsi
3. Paru-paru (udara ekspirasi), pengeluaran gas melalui paru-paru, khususnya
setelah pembiusan yang terjadi karena perbedaan konsentrasi dan tekanan
dalam darah dan udara pernafasan

11/23/2017 28
Obat yang bersifat polar akan diekskresi melalui organ ekskresi dalam
bentuk tidak berubah dan yang bersifat non-polar dimetabolisme terlebih
dahulu agar menjadi lebih polar dan kurang larut dalam lipid sehingga mudah
diekskresi.

Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam


bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau
metabolit polar lebih cepat diekskresi daripada obat larut lemak, kecuali yang
melalui paru

Ekskresi obat dari tubuh dapat melalui berbagai cara, namun demikian
ekskresi obat yang utama adalah melalui ginjal. Ginjal merupakan organ
ekskresi yang terpenting dan ekskresi disini resultante dari 3 proses, yaitu
filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan reabsorpsi pasif di
tubuli proksimal dan distal.

11/23/2017 29
Teori Umum Liberation,
Disolution, Absorption(LDA)
Liberasi (Pelepasan)
Proses pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan cukup rumit dan
tergantung pada jalur pemberian dan bentuk sediaan, serta dapat
terjadi secara cepat dan lengkap. pelepasan zat aktif dipengaruhi oleh
keadaaan lingkungan biologis dan mekanis pada tempat masuknya
obat, misalnya gerak peristaltik usus, hal ini penting untuk bentuk
sediaan yang keras atau kenyal (tablet, suppositoria dll)"

11/23/2017 30
Disolusi (Pelarutan)
Setelah terjadi pelepasan yang bersifat setempat, maka tahap
kedua adalah pelarutan zat aktif yang terjadi secara progresif, yaitu
pembentukan disperse molekuler dalam air" tahap kedua ini
merupakan keharusan agar selanjutnya terjadi penyerapan" tahap ini
juga diterapkan pada obat-obatan yang dibuat dalam bentuk larutan zat
aktif dalam minyak, tetapi yang terjadi adalah proses ekstraksi
(penyarian)" setelah pemberian sediaan larutan, dapat timul endapan
zat aktif yang biasanya berbentuk amorf sebagai akibat perubahan pH
dan endapan tersebut selanjutnya akan melarut lagi"

11/23/2017 31
Absorbsi (Penyerapan)
Tahap ini merupakan bagian dari fase biofarmasetik dan awal fase
farmakokinetik, jadi tahap ini benar-benar merupakan masuknya zat
aktif dalam tubuh" Absorpsi ini tergantung juga pada tahap sebelumnya
yaitu saat zat aktifnya berada dalam fase biofarmasetik" Dengan
demikian proses penyerapan zat aktif terjadi apabila sebelumnya
sudah dibebaskan dari sediaan dan sudah melarut dalam cairan biologi
setempat

11/23/2017 32
Profil Pelepasan Obat

11/23/2017 33
11/23/2017 34
11/23/2017 35
11/23/2017 36
Konsep Membran Biologi
Membran sel adalah lapisan yang
memisahkan satu sel dengan sel lainnya
serta memisahkan berbagai organel di
dalam sel
Membranes = pintu gerbang ke dalam
dan ke luar sel (gateways into and out of
the cell)

11/23/2017 37
Membran Sel

11/23/2017 38
Fungsi Membran Biologi
Pelindung sel (barrier properties), mempertahankan lingkungan
intraseluler & ekstraseluler yang normal
Sifatnya dapat dirangsang (excitability)
Transpor seluler (melewatkan zat ke dalam dan ke luar sel)
Memisahkan organel sel (compartmentalization)
Biosignal (signal transduction)
Medium pendukung reaksi biokimia (membran sel mengandung
enzim)
Reseptor (mengenali isyarat molekuler tertentu)

11/23/2017 39
Mengenali sel lain yang sejenis (pencangkokan)
Bersifat permiabilitas selektif dan berfungsi sebagai sawar untuk
mempertahankan perbedaan komposisi di dalam dan di luar sel
Membran plasma juga melakukan pertukaran bahan dengan
lingkungan ekstrasel melalui proses eksositosis dan endositosis

11/23/2017 40
Mekanisme Absorbsi
Difusi pasif
Difusi terfasilitas
Transport aktif

11/23/2017 41
Thank You

11/23/2017 42

Vous aimerez peut-être aussi