Vous êtes sur la page 1sur 27

Asuhan Keperawatan pada Pasien

SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome)
Pengertian
SARS (severe acute SARS (severe acute
respiratory syndrome) adalah respiratory syndrome) adalah
sekumpulan gejala sakit suatu jenis kegagalan paru-paru
pernapasan yang mendadak dan dengan berbagai kelainan yang
berat atau disebut juga penyakit berbeda, yang menyebabkan
infeksi saluran pernafasan yang terjadinya pengumpulan cairan
disebabkan oleh virus Corona di paru-paru (edema paru).
Family Paramyxovirus. SARS merupakan
Severe Acute Respiratory kedaruratan medis yang dapat
Syndrome (SARS) atau Corona terjadi pada orang yang
Virus Pneumonia (CVP) adalah sebelumnya mempunyai paru-
Syndroma pernafasan akut berat paru yang normal. Walaupun
yang merupakan penyakit infeksi sering disebut sindroma gawat
pada jaringan paru manusia yang pernafasan akut dewasa,
sampai saat ini belum diketahui keadaan ini dapat juga terjadi
pasti penyebabnya. pada anak-anak.
(KONSEP DASAR)
Trakhea
Pipa udara atau trakhea adalah saluran udara tubular yang
mempunyai panjang sekitar 10 sampai 13 cm dengan lebar
sekitar 2,5 cm.
Bronchial & Alveoli
Ujung distal trakhea membagi menjadibronkhi primer kanan
dan kiri yang terletak didalam rongga dada.
Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada
dan dikelilingi serta dilindungi oleh singkar iga.
Toraks
Rongga toraks terdiri atas rongga pleura kanan dan kiri dan
sebagian tengah yang disebut mediastinum.
Etiologi

ETIOLOGI SARS MASIH DIPELAJARI,


WHO MENGUMUMKAN
KESEPAKATAN BAHWA
CORONAVIRUS YANG BARU
TERIDENTIFIKASI ADALAH
MAYORITAS AGEN PENYEBAB SARS.
PENYEBABNYA LAIN BISA KARENA
PENYAKIT APAPUN, YANG SECARA
LANGSUNG ATAUPUN TIDAK LANGSUNG
YANG MELUKAI PARU-PARU, DIANTARANYA
:
a. Pneumonia
f. Emboli paru
b. Tekanan darah yang
sangat rendah g. Cedera pada dada
(syok) h. Overdosis obat
c. Terhirupnya seperti heroin,
makanan ke dalam metadon,
paru (menghirup propoksifen atau
muntahan dari aspirin
lambung)
d. Beberapa transfusi i. Trauma hebat
darah j. Transfusi darah
e. Kerusakan paru- (terutama dalam
paru karena jumlah yang sangat
menghirup oksigen banyak).
konsentrasi tinggi
Patofisiologi
.. ?!!
Manispestasi Klinis

Demam tinggi (> 380C / 100,40F)


Batuk
sesak napas/sukar bernapas/napas
pendek
Sakit kepala, kaku otot, anoreksia,
lemah, bercak merah pada kulit,
bingung, diare
Ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat
pajanan dalam 10 hari sebelum timbulnya gejala klinis
yaitu :

Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau


penderita probable SARS (seperti merawat penderita,
tinggal bersama, menangani sekret atau cairan tubuh
penderita)
Dan atau adanya riwayat pernah melakukan
perjalanan kedaerah yang sedang terjangkit SARS
Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit
SARS.
KOMPLIKASI

Abses paru Asidosis metabolic


Efusi pleural Dehidrasi

Empisema Penyakit multi

Gagal nafas lobular


Perikarditis Septikemi

Meningitis Superinfeksi dapat


terjadi sebagai
Atelektasis
komplikasi
Hipotensi
pengobatan
Delirium farmakologis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan radiologis : air bronchogram :


Streptococcus pneumonia.
Pada pemeriksaan fisik : dengan
menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing).
Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis,
karena kekurangan oksigen).
Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah,
aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi
jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy
Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat
diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat.
Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.
LANJUTAN
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
mendiagnosis SARS :

Rontgen dada (menunjukkan adanya


penimbunan cairan di tempat yang
seharusnya terisi udara)
Gas darah arteri

Hitung jenis darah dan kimia darah

Bronkoskopi
PENATALAKSANAAN

supportif: meningkatkan daya tahan tubuh


berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin(vit C dan B kompleks) dan
lain-lain.
simtomatik: analgesik, antitusif, mukolitik
profilaksis: antibiotik terapeutik dan
profilaksis sesuai indikasi
Antibiotik: (quinolones dan makrolid)
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
Utama ditujukan pada S.pneumonia,
H.Influensa dan S.Aureus
Prognosis

Angka kematian melebihi 40%.

Penderita yang bereaksi baik terhadap


pengobatan, biasanya akan sembuh
total, dengan atau tanpa kelainan paru-
paru jangka panjang.
Konsep Keperawatan
Pengkajian

Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori,


nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan
auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.
Perhatikan perubahan suhu tubuh.

Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau


kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi
pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat
perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping,
kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena
penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit
pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake
oral tidak adekuat, takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi
(kerusakan organ)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi
(RR <16x/menit).
DX. 1 Intervensi
NIC :
Airway suction
Pastikan kebutuhan oral atau tracheal
suctioning Airway Management
Auskultasi suara nafas sebelum dan Buka jalan nafas, guanakan
sesudah suctioning. teknik chin lift atau jaw thrust
Informasikan pada klien dan keluarga bila perlu
tentang suctioning Posisikan pasien untuk
Minta klien nafas dalam sebelum suction memaksimalkan ventilasi
dilakukan. Identifikasi pasien perlunya
Berikan O2 dengan menggunakan nasal pemasangan alat jalan nafas
untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal buatan
Gunakan alat yang steril setiap melakukan Lakukan fisioterapi dada jika
tindakan perlu
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas Auskultasi suara nafas, catat
dalam setelah kateter dikeluarkan dari adanya suara tambahan
nasotrakeal Kolaborasi pemberian
Monitor status oksigen pasien bronkodilator bila perlu
Ajarkan keluarga bagaimana cara Atur intake untuk cairan
melakukan suksion mengoptimalkan keseimbangan.
Hentikan suksion dan berikan oksigen Monitor respirasi dan status O2
apabila pasien menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dan lain-lain.
DX. 1
Tujuan dan Kriteria Hasil

NOC :

a. Respiratory status : Ventilation


b. Respiratory status : Airway patency

Kriteria Hasil :

a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas


yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
c. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor
yang dapat menghambat jalan nafas
DX. 2 Intervensi
Fluid management Berikan penggantian
Pertahankan catatan intake nesogatrik sesuai
dan output yang akurat
output
Monitor status hidrasi (
kelembaban membran Dorong keluarga untuk
mukosa, nadi adekuat, membantu pasien
tekanan darah ortostatik ), makan
jika diperlukan
Monitor vital sign Kolaborasi dokter jika
Monitor masukan makanan / tanda cairan berlebih
cairan dan hitung intake muncul meburuk
kalori harian Atur kemungkinan
Lakukan terapi IV
tranfusi
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Persiapan untuk
Dorong masukan oral tranfusi
DX.2 Tujuan dan Kriteria Hasil

NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status : Food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :
Mempertahankan urine output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
DX.3 Intervensi
Eating disorder
manajemen Terapi gizi

Tentukan kebutuhan kalori Monitor masukan makanan atau


harian minuman dan hitung kalori harian
secara tepat
Ajarkan klien dan keluarga
Kolaborasi ahli gizi
tentang pentingnya nutrient
Pastikan dapat diet TKTP (tinggi
Monitoring TTV dan kalori tinggi protein)
nilai Laboratorium
Berikan perawatan mulut
Monitor intake dan output
Pantau hasil labioratoriun protein,
Pertahankan kepatenan albumin, globulin, HB
pemberian nutrisi parenteral
Jauhkan benda-benda yang tidak
Pertimbangkan nutrisi enak untuk dipandang seperti
enteral urinal, kotak drainase, bebat dan
Pantau adanya Komplikasi pispot
GI Sajikan makanan hangat dengan
variasi yang menarik
DX.3
Tujuan dan Kriteria Hasil

Pemasukan nutrisi yang adekuat


Pasien mampu menghabiskan diet yang
dihidangkan
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Nilai laboratorim, protein total 8-8 gr%,
Albumin 3.5-5.4 gr%, Globulin 1.8-3.6
gr%, HB tidak kurang dari 10 gr %
Membran mukosa dan konjungtiva
tidak pucat
DX.4 Intervensi
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Energy Management
Medik dalam merencanakan program terapi
yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
Observasi adanya pembatasan
yang sesuai dengan kemampuan fisik, klien dalam melakukan aktivitas
psikologi dan social Dorong anal untuk
Bantu untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk terhadap keterbatasan
aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan Kaji adanya factor yang
aktivitas seperti kursi roda, krek menyebabkan kelelahan
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang Monitor nutrisi dan sumber energi
disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
Monitor pasien akan adanya
diwaktu luang kelelahan fisik dan emosi secara
Bantu pasien/keluarga untuk berlebihan
mengidentifikasi kekurangan dalam Monitor respon
beraktivitas kardiovaskuler terhadap aktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan Monitor pola tidur dan lamanya
Monitor respon fisik, emosi, social dan tidur/istirahat pasien
spiritual
DX.4 Tujuan dan Kriteria Hasil

Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari
hari (ADLs) secara mandiri
DX.5 Intervensi
Teaching : disease Process Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
Hindari harapan yang kosong
Berikan penilaian tentang tingkat
Diskusikan perubahan gaya hidup
pengetahuan pasien tentang yang mungkin diperlukan untuk
proses penyakit yang spesifik mencegah komplikasi di masa
Jelaskan patofisiologi dari yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
penyakit dan bagaimana hal ini
Diskusikan pilihan terapi atau
berhubungan dengan anatomi penanganan
dan fisiologi, dengan cara yang Dukung pasien untuk
tepat. mengeksplorasi atau
Gambarkan tanda dan gejala yang mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
biasa muncul pada penyakit, diindikasikan
dengan cara yang tepat Eksplorasi kemungkinan sumber
Gambarkan proses penyakit, atau dukungan, dengan cara yang
dengan cara yang tepat tepat
Instruksikan pasien mengenai
Identifikasi kemungkinan tanda dan gejala untuk
penyebab, dengna cara yang tepat melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
DX. 5 Tujuan dan Kriteria Hasil

Knowledge : disease process


Knowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi