Vous êtes sur la page 1sur 12

ASESMEN KINERJA

KELOMPOK 4

1. Fatma Maharani
2. Nindya Indah P
3. Nova Dwipantara
4. Nurma Achmaliya
5. Viviani Nurmala

PPG TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGERTIAN ASESMEN KINERJA

Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan


berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi
tentang apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam
suatu program. Pemantauan didasarkan pada kinerja
(performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan
suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang
diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
(Marhaeni, 2007).
Asesmen kinerja tidak menggunakan kunci jawaban
dalam menentukan skor, melainkan menggunakan
pedoman penskoran berupa rubrik. Untuk menjamin
reliabilitas, keadilan dan kebenaran penilaian maka perlu
dikembangkan kriteria atau rubrik untuk pedoman menilai
hasil kerja pebelar. Rubrik dapat disusun bersama dengan
pebelajar, sehingga jelas dasar yang dipakai untuk menilai
KRITERIA PENILAIAN ASESMEN KINERJA

Menurut Stiggins (1994) penilaian yang baik akan


mengikuti hal-hal sebagai berikut :

1. Berawal dari sasaran pencapaian yang tepat.


2. Mempunyai tujuan yang jelas.
3. Bergantung pada metode penilaian yang layak.
4. Penyampelan penampilan yang tepat.
5. Mengawasi semua sumber yang relevan dari
intervensi eksternal.
Langkah-langkah Implementasi Asesmen
Kinerja

Identifikasi semua langkah-langkah penting yang


diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
yang terbaik;
Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik
yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas
dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik;
Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan
yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua
kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakan tugas;
Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan
yang akan diukur berdasarkan kemampuan
siswa yang harus dapat diamati (observable)
atau karakteristik produk yang dihasilkan;
Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang dapat diamati;
Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan
dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat
sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Untuk merealisasikan asesmen kinerja ini,
dimulai dengan membuat perencanaan asesmen
kinerja yang meliputi tiga fase, yaitu :

Fase 1 : mendefinisikan kinerja.

Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang


ingin dinilai. Misalnya kemampuan mengunakan
mikroskop dapat diurai meenjadi :membawa
mikroskop dengan benar, mengunakan lensa
dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur
pencahayaan, memasang preparat, dan
memfokuskan bayangan benda.
Fase 2 : mendesain latihan-latihan kerja.

Setelah kinerja yang akan dimulai ditentukan tahap


berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang
memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai
dapat muncul. Misalnya guru akan menilai
kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM
yang dipersiapkan adalah praktikum dengan
menggunakan mrikoskop.
Fase 3 :
melakukan penskoran dan perekaman atau pencatatan hasil.

Dalam klasifikasi kinerja, pemakai bebas memilih dari


suatu rentangan sasaran prestasi yang mungkin, dan
asesmen kinerja dapat di fokuskan pada sasaran-sasaran
khusus dengan mengambil tiga keputusan desain :
merumuskan jenis kinerja yang dinilai, mengidentifikasi
siapa yang akan dinilai, dan menetapkan kriteria kinerja.

Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,


siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak
dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai.
KELEBIHAN ASESMEN KINERJA

Kelebihann asesmen kinerja sebagaimana diungkapkan


Stiggins (1994) bahwa penggunaan asesmen kinerja di
dalam kelas membuat guru lebih percaya diri dan menyukai
kualitas asesmen kinerja.

Reichel (1994) mengemukakan bahwa asesmen kinerja


berguna bagi guru untuk :
1. Memandang asesmen sebagai bagian dari proses belajar
mengajar
2. Bukan sekedar nilai akhir
3. Membangun atau membentuk kriteria-kriteria untuk
memastikan evaluasi yang dibuat tidak menjadi bias,
4. Menemukan berbagai keterampilan dan kualitas yang
diharapkan dapat membentuk karakter siswa
lebih menitikberatkan pada kunci konseptual dan
keterampilan pemecahan masalah daripada
mengungkapkan fakta-fakta ingatan siswa dan melibatkan
siswa dalam evaluasi kerja mereka.
KEKURANGAN ASESMEN KINERJA

Kekurangan kekurangan dalam penilaian kinerja

a. Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar


digunakan
b. Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak,
rata-rata hanya satu orang
c. Penskoran cederung bias atau subjektif
d. Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang
obyektif.
e. Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama
dalam

Vous aimerez peut-être aussi