Vous êtes sur la page 1sur 24

ANTI FUNGI

N O F RI A NI R. W. N D U N 1 5 0 9010010
P E T RI CZ I A E . G A N A 1 5 0 9010011
S H A RO N IVA J . K O A N A K 1 5 0 9010012
F E L S I AT RI A . J E D A U T 1 5 0 9010013
POPPY S. PELLO 1 5 0 9010014
N ELS I K . RO H I 1 5 0 9010015
F E BRI C. D . V. TA E 1 5 0 9010016
Y U S I N TA V. N AWA 1 5 0 9010017
A N G E L A N O V I TA D A K I 1 5 0 9010018
F RI TS B. H . F RA N CI S 1 5 0 9010019
PENDAHULUAN
Anti fungi merupakan salah satu antibiotika yang digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang
disebabkan oleh fungi atau jamur.

Infeksi oleh jamur disebut mikosis.

Infeksi ini lebih jarang dibanding infeksi bakteri atau virus.

Infeksi oleh jamur biasanya baru terjadi apabila ada kondisi yang menghambat salah satu
mekanisme pertahanan tubuh.
Infeksi jamur dibagi menjadi 2 :
Infeksi superfisial (infeksi dermatofit dan infeksi mukokutan)

Infeksi sistemik (infeksi jaringan dan organ yang lebih dalam)


Infeksi sistemik lebih sulit diobati, memerlukan terapi jangka panjang dan obat yang tersedia
sering menyebabkan efek samping yang berat.

Obat antijamur terdiri dari :


Kelompok polyene (amfoterisin B, nistatin, natamisin),

kelompok azol (ketokonazol, ekonazol, klotrimazol,

Mikonazol, flukonazol, itrakonazol), allilamin (terbinafin), griseofulvin, dan flusitosin


OBAT ANTI JAMUR TOPIKAL
Jenis golongan obat anti jamur topikal yang sering digunakan yaitu :

1. Poliene : Nystatin

2. Azole - Imidazol : Klotrimazol, Ekonazol, Mikonazol, Ketokonazol, Sulkonazol, Oksikonazol,


Terkonazol, Tiokonazol, Sertakonazol

3. Alilamin / benzilamin : Naftifin, Terbinafin, Butenafin

4. Obat anti jamur topikal lain : Amorolfin, Siklopiroks, Haloprogin


GOLONGAN POLIENE
Mekanisme kerja golongan poliene yaitu berikatan dengan ergosterol secara irreversibel.

Ergosterol merupakan komponen yang sangat penting dari membrane sel jamur.

Golongan poliene ini tidak efektif terhadap dermatofit dan penggunaannya secara klinis juga
terbatas yaitu untuk pengobatan infeksi yang disebabkan Candida albicans dan Candida spesies
yang lain.
Nystatin
Nystatin merupakan antibiotik yang digunakan sebagai anti jamur, diisolasi dari Streptomyces nourse pada tahun 1951
dan merupakan antibiotik group poliene.

Untuk pengobatan candida spesies, nystatin dapat digunakan secara topikal pada kulit atau membran mukosa (rongga
mulut, vagina) dan dapat juga diberikan secara oral untuk pengobatan kandidosis gastrointestinal.

Nystatin biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang-kadang dapat timbul mual, muntah dan diare jika diberikan dengan
dosis tinggi.

Mekanisme aksi : sama dengan amphotericin B

Indikasi ; khusus treatment infeksi oral dan GI candida pada anjing, kucing dan burung

Kinetik : tidak dapat diabsorbsi secara sistemik, karena toksik pada jaringan internal

Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan tablet nystatin 500000 unit setiap 6 jam dan untuk pengobatan kandidosis
vaginalis diberikan 1 atau 2 vaginal suppositories (100000 setiap unit) yang diberikan selama lebih kurang 14 hari.
GOLONGAN AZOL IMIDAZOL
Golongan azol imidazol ditemukan setelah tahun 1960

Relatif berspektrum luas, bersifat fungistatik dan bekerja dengan cara menghambat sintesis
ergosterol jamur yang mengakibatkan timbulnya defek pada membran sel jamur.

Obat anti jamur golongan azol seperti klotrimazol, ketokonazol, ekonazol, oksikonazol,
sulkonazol dan mikonazol, mempunyai kemampuan menggangu kerja enzim sitokrom P-450
lanosterol 14-demethylase yang berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah lanosterol menjadi
ergosterol
Ekonazol

Ekonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis oral, kutaneus dan
genital.

Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 150 mg yang dimasukkan ke dalam
vagina selama 3 hari berturut-turut.

Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ekonazol cream 1%, dosis dan lamanya
pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan
2 kali sehari.
Mikonazol
Mikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidosis oral,
kutaneus dan genital.

Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 200 atau 100 mg yang dimasukkan ke dalam
vagina selama 7 atau 14 hari berturut-turut.

Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan oral gel (125 mg) 4 kali sehari.

Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream 2%, dosis dan lamanya
pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali
sehari.
Ketokonazol

Ketokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor, kutaneous


kandidiasis dan dapat juga untuk pengobatan seborrrheic dermatitis.

Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ketokonazol 1% cream, dosis dan
lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan
dioleskan sekali sehari sedangkan pengobatan seborrrheic dermatitis dioleskan 2 kali sehari.

Untuk pengobatan pitiriasis versikolor menggunakan ketokonazol 2% shampoo dioleskan sekali


sehari selama 5 hari sedangkan untuk pengobatan dandruff digunakan ketokonazol 1% shampoo
sebanyak 2 kali seminggu selama lebih kurang 8 minggu.
GOLONGAN ALILAMIN / BENZILAMIN
Golongan alilamin yaitu naftifin, terbinafin dan golongan benzilamin yaitu butenafin, bekerja
dengan cara menekan biosentesis ergosterol pada tahap awal proses metabolisme dan enzim
sitokrom P-450 akan mengambat aktifitas squalene eposidase.

Dengan berkurangnya ergosterol, akan menyebabkan penumpukan squalene pada sel jamur dan
akan mengakibatkan kematian sel jamur.

Alilamin dan benzilamin bersifat fungisidal terhadap dermatofit dan bersifat fungistatik
terhadap Candida albicans.
Terbinafin
Terbinafin (Lamisil) dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan
kandidiasis kutaneus.

Digunakan terbinafin 1% cream yang dioleskan 1 atau 2 kali sehari, untuk pengobatan tinea
korporis dan tinea kruris digunakan selama 1-2 minggu, untuk tinea pedis selama 2-4 minggu,
untuk kandidiasis kutaneus selama 1-2 minggu dan untuk pitiriasis versikolor selama 2 minggu.
OBAT ANTI JAMUR SISTEMIK
Griseofulvin

Griseofulvin menghambat mitosis jamur dengan berkaitan dengan mikrotubulus dan


menghambat polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus.

Griseofulvin tidak larut air.

Obat diberikan per oral, dan hanya sekitar 50% dosis oral yang masuk ke sirkulasi. Absorbsi
meningkat bila diberikan bersama lemak.

Infeksi kulit dan rambut memerlukan terapi 4-6 minggu, kuku tangan sampai 6 bulan, dan kuku
kaki memerlukan 1 tahun terapi.
Griseofulvin dimetabolisme di hati dengan dealkilasi dan metabolitnya yang inaktif diekskresi
dalam urine sebagai glukuronid.

Griseofulvin menghambat jamur dari spesies Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.

Griseofulvin biasanya hanya digunakan untuk mengobati infeksi dermatofit pada kulit, kuku
atau rambut.

Griseofulvin tersedia dalam bentuk tablet 125, 250, dan 500 mg, dan suspensi 125 mg/ml.

Dosis dewasa adalah 500-1000 mg/hari dosis tunggal atau dosis terbagi. Untuk anak, dosisnya
adalah 10 mg/kg BB/hari.
Ketokonazol

Obat ini mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus
neoformans, H. capsulatum, B. dermatitidis, Sporothrix spp, dan Paracoccidioides brasiliensis.

Ketokonazol bisa diberikan per oral atau topikal. Pada pemberian oral, obat ini diserap baik pada
saluran cerna (75%), dan absorpsi meningkat pada pH asam.

Dalam plasma, 84% ketokonazol berikatan dengan protein plasma terutama albumin, 15%
berikatan dengan sel darah dan 1% dalam bentuk bebas.

Ketokonazol dimetabolisme secara ekstensif oleh hati.

Sebagian besar ketokonazol diekskresi bersama cairan empedu ke lumen usus dan hanya
sebagian kecil yang keluar bersama urine.
Flukonazol

Spektrum aktivitas antijamurnya sama dengan ketokonazol.

Flukonazol dapat diberikan per oral atau iv. Flukonazol larut air dan cepat diabsorpsi sesudah
pemberian oral, dengan 90% bioavailabilitas, 12% terikat pada protein.

Obat ini mencapai konsentrasi tinggi dalam LCS, paru dan humor aquosus, dan menjadi obat
pilihan pertama untuk meningitis karena jamur. Konsentrasi fungisidanya juga meningkat dalam
vagina, saliva, kulit dan kuku.

Obat ini diindikasikan untuk infeksi sistemik dan kandidiasis mukokutan.

Flukonazol tersedia dalam bentuk kapsul 50 dan 150 mg dan infus 2 mg/ml.
Amfoterisin B

Amfoterisin B termasuk ke dalam golongan polyene (strukturnya mirip dengan nistatin).

Amfoterisin mempunyai spektrum aktivitas terhadap Aspergillus, B. dermatitidis, Candida, C.


neoformans, C. immitis. H. capsulatum, Mucor, P. brasiliensis.

Amfoterisin tidak larut dalam air, dan tidak diabsorpsi dari saluran cerna.

Amfoterisin diberikan secara iv lambat pada infeksi sistemik, intrateka untuk meningitis, iritasi
vesika urinaria untuk sistitis. Amfoterisin juga dapat diberikan secara topikal.
Farmakokinetik obat ini kompleks, >90% terikat pada protein plasma, serta beberapa fase
distribusi dan eliminasi dengan waktu paruh 24-48 jam, dan waktu paruh terminalnya 15 hari.
ABLC (amphotericin B lipid complex) adalah formula amfoterisin B non-liposomal yang
digabungkan dengan 2 fosfolipid.

Efek samping yang paling sering dan paling serius adalah toksisitas ginjal.

Obat ini diindikasikan untuk infeksi jamur sistemik, meningitis karena jamur, dan ISK karena
jamur. Amfoterisin B secara topikal juga efektif terhadap keratitis mitotik.

Amfoterisin merupakan drug of choice untuk terapi sebagian besar infeksi jamur yang berat.
Meningitis karena Cryptococcus diterapi dengan amfoterisin saja atau amfoterisin dan flusitosin.

Amfoterisin B tersedia dalam bentuk salep mata/tetes mata 1%, injeksi 50 mg/10ml atau 0,1
mg/ml larutan.
Flusitosin (5-fluorositosin)

Flusitosin adalah obat antimetabolit yang mengalami metabolisme intrasel menjadi bentuk aktif,
yang kemudian mengakibatkan inhibisi sintesis DNA.

Flusitosin mempunyai spektrum aktivitas antijamur terhadap Candida, C. neoformans,


Cladosporium, Phialophora.

Flusitosin diberikan per oral dan diabsorpsi baik dari saluran cerna serta terdistribusi secara luas
pada tubuh, dengan kadar LCS 70-85% dari kadar plasma.
Itrakonazol

Spektrum aktivitas antijamurnya sama dengan ketokonazol, plus Aspergillus.

Itrakonazol diberikan per oral, setelah diabsopsi akan mengalami metabolisme hati yang
ekstensif.

Obat ini diindikasikan untuk tinea, infeksi Candida mukokutan dan infeksi sistemik.

Itrakonazol tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg.


Ketokonazol

Obat ini mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida, Coccidioides immitis, Cryptococcus
neoformans, H. capsulatum, B. dermatitidis, Sporothrix spp, dan Paracoccidioides brasiliensis.

Ketokonazol bisa diberikan per oral atau topikal. Pada pemberian oral, obat ini diserap baik pada
saluran cerna (75%), dan absorpsi meningkat pada pH asam. Dalam plasma, 84% ketokonazol
berikatan dengan protein plasma terutama albumin, 15% berikatan dengan sel darah dan 1%
dalam bentuk bebas.

Ketokonazol dimetabolisme secara ekstensif oleh hati.

Sebagian besar ketokonazol diekskresi bersama cairan empedu ke lumen usus dan hanya
sebagian kecil yang keluar bersama urine.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka Dan Cover
    Daftar Pustaka Dan Cover
    Document2 pages
    Daftar Pustaka Dan Cover
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Hiegee
    BAB III Hiegee
    Document3 pages
    BAB III Hiegee
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Biosec
    Biosec
    Document16 pages
    Biosec
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • NEKROPSI ANJING
    NEKROPSI ANJING
    Document12 pages
    NEKROPSI ANJING
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka Dan Cover
    Daftar Pustaka Dan Cover
    Document2 pages
    Daftar Pustaka Dan Cover
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Universitas Nusa Cendana
    Universitas Nusa Cendana
    Document2 pages
    Universitas Nusa Cendana
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • USG Paper
    USG Paper
    Document15 pages
    USG Paper
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • USG Paper
    USG Paper
    Document15 pages
    USG Paper
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1
    Bab 1
    Document27 pages
    Bab 1
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • KOLIBASILOSIS
    KOLIBASILOSIS
    Document6 pages
    KOLIBASILOSIS
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Rabies
    Rabies
    Document17 pages
    Rabies
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Presentation 6
    Presentation 6
    Document7 pages
    Presentation 6
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Usaha
    Analisis Usaha
    Document3 pages
    Analisis Usaha
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Hiegee
    BAB III Hiegee
    Document3 pages
    BAB III Hiegee
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • KOLIBASILOSIS
    KOLIBASILOSIS
    Document6 pages
    KOLIBASILOSIS
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Budaya Pemotongan Hewan di NTT
    Budaya Pemotongan Hewan di NTT
    Document14 pages
    Budaya Pemotongan Hewan di NTT
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Usaha
    Analisis Usaha
    Document3 pages
    Analisis Usaha
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Bab II
    Bab II
    Document15 pages
    Bab II
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah
    Makalah
    Document18 pages
    Makalah
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Clostridium Parvum
    Clostridium Parvum
    Document5 pages
    Clostridium Parvum
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Kuisioner Kesehatan Masyarakat Veteriner Video Ulasan
    Kuisioner Kesehatan Masyarakat Veteriner Video Ulasan
    Document1 page
    Kuisioner Kesehatan Masyarakat Veteriner Video Ulasan
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Tujuan
    Tujuan
    Document7 pages
    Tujuan
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • KUISIONER
    KUISIONER
    Document1 page
    KUISIONER
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • KUISIONER
    KUISIONER
    Document1 page
    KUISIONER
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document10 pages
    Bab I Pendahuluan
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Document11 pages
    Presentation 1
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation
  • BAB III Hiegee
    BAB III Hiegee
    Document3 pages
    BAB III Hiegee
    Angela Novita
    Pas encore d'évaluation