Vous êtes sur la page 1sur 32

PENYAKIT INFEKSI

TROPIS

Ns. Imaningtyas Ridar, S.Kep


DEFINISI

Penyakit tropis adalah penyakit yang sering terjadi di wilayah tropis.


Penyakit tropis meliputi semua penyakit menular dan non menular
serta berbagai gangguan dan penyakit akibat kondisi lingkungan
(seperti panas, lembab) dimana hal tersebut sering ditemui di daerah
tropis. Penyakit ini tidak lazim di daerah dingin karena tidak adanya
populasi serangga seperti nyamuk dan lalat yang menjadi vektor
KLASIFIKASI
1. Penyakit infeksi oleh bakteri
Ex : demam tifoid, TBC anak, pertusis, difteria

2. Penyakit infeksi oleh virus


Ex : DHF (dengue hemorrhagic fever), chikunguya, campak

3. Penyakit infeksi oleh parasit


Ex : Malaria
DEMAM TIFOID / TYPHOID FEVER

DEFINISI
Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu
atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
ETIOLOGI
Penyebabnya adalah bakteri salmonella typhi. Berbentuk batang, berflagel, tumbuh dengan
baik pada suhu optimal 37 c.
Ada 3 macam antigen :
1. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. Bagian ini
disebut juga endotoksin (toksin pada bakteri).
2. Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella dari kuman. Antigen ini
mempunyai struktur kimia suatu protein dan bakteri ini tidak tahan terhadap panas di atas
60C, asam dan alkohol.
3. Antigen Vi adalah polimer polisakarida yang bersifat asam yang terletak pada kapsul
(envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis (proses dimana
tubuh menelan dan menghancurkan bakteri patogen).
PATOFISIOLOGI
Saat terjadi proses bakteremia primer, tidak didapatkan gejala dan kultur darah
masih memberikan hasil negatif. Periode inkubasi berlangsung 7 14 hari.
Penyebab terjadi gejala klinis pada demam typhoid adalah saat terjadi bakteremia
sekunder.
MANIFESTASI KLINIS

Demam
Demam dapat berlangsung selama 3 minggu. Sifatnya suhu tidak terlalu
tinggi. Minggu pertama suhu berangsur-angsur meningkat setiap hari,
tetapi menurun di pagi hari dan meningkat di sore dan malam hari.
Minggu kedua demam berlangsung terus menerus. Minggu ketiga suhu
tubuh berangsur turun dan mulai normal di akhir minggu ketiga.

Gangguan pada saluran pencernaan


Pada anak, diare sering terjadi pada awal gejala. Terdapat nyeri tekan
perut.
Mulut berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah.

Lidah ditutupi selaput putih kotor di bagian tengahnya (coated tongue)


dengan ujung dan tepi lidah kemerahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kultur darah
Kultur darah merupaka gold standard untuk menentukan diagnosa typoid.
Pada anak dibutuhkan darah untuk pemeriksaan sebanyak 2 3 ml.
Apabila terdiagnosa typhoid maka akan menunjukkan hasil positif.

Pemeriksaan Widal
Adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen
salmonella typhi. Akan dijumpai antibodi antigen O pada hari ke 6 8 dan
antibodi antigen H pada hari 10 12 setelah sakit.
Pemeriksaan tubex
Adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi IgM. Hasil positif
menunjukkan adanya infeksi terhadap Salmonella.

Pemeriksaan Typhidot
Pemeriksaan untuk mendeteksi IgM dan IgG. Terdeteksi IgM menunjukkan
fase akut demam typhoid dan terdeteksi IgM dan IgG menunjukkan
demam memasuki fase pertengahan.
KOMPLIKASI

Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Pada plak peyeri usus yang terinfeksi dapat terbentuk tukak/luka berbentuk lonjong dan
memanjang terhadap sumbu usus. Bila luka menembus mengenai pembuluh darah maka
terjadi perdarahan. Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan minor
Perforasi usus
Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah
kuadran kanan bawah yang kemudian meyebar ke seluruh perut.
Komplikasi ekstraintestinal
Hepatitis tifosa
Hepatitis tifosa dapat dijumpai pada kasus demam tipoid yang ditandai dengan
peningkatan kadar transaminase. (transaminase = enzim yang keluar saat terjadi
kerusakan hati)
Neuropsikiatrik
Manifestasi klinisnya adalah terjadi penurunan kesadaran dan disorientasi.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

Antibiotik golongan fluoroqunolone (levofloxacin, ciprofloxacin,


ofloxacin).
Antibiotik ini adalah terapi efektif untuk demam typhoid dengan angka
kesembuhan klinis 98% dan angka kekambuhan 2%. Antibiotik ini dapat
membunuh S.typhi di dalam makrofag serta paling baik dibanding
antibiotik lain. Kekurangan antibiotik ini adalah tidak diberikan pada
anak karena memiliki efek samping gangguan pertumbuhan dan
kerusakan sendi
Antibiotik golongan chlorampenicol
Antibiotik ini sudah sejak lama digunakan sebagai terapi standar demam
typhoid. Kekurangannya adalah angka kekambuhan yang tinggi sekitar 5
7% dan memberi toksin pada sumsum tulang.

Antibiotik golongan azithromycin dan cefixime


Memiliki angka kesembuhan klinis lebih dari 90% dengan waktu
penurunan demam 5 7 hari. Dan angka kekambuhan kurang dari 4%
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI

Tirah baring

Terapi cairan untuk mengatasi ketidak seimbangan elektrolit akibat


demam

Nutrisi adekuat dengan diit makanan lembut dan mudah dicerna


DHF (DENGUE HEMORRHAGI FEVER)

Definisi
DHF adalah penyakit infeksi trombositopenia akut yang disebabkan karena
virus dengue yang menyerang anak-anak ataupun dewasa.
ETIOLOGI

Penyebab penyakit DHF adalah virus dengue yang mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempat jenis serotipe ini dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Penularan virus melalui vektor nyamuk aedes aegypti.
MANIFESTASI KLINIS

Demam mendadak disertai dengan mual, lemah, nyeri pada punggung, sendi
dan kepala. Demam tinggi berlangsung terus menerus selama 3 hari pertama.

Pendarahan seperti uji tourniquet positif dan kebocoran plasma akibat


peningkatan permeabilitas pembuluh, petechiae, perdarahan gusi.

Shock. Biasanya terjadi saat demam menurun yaitu pada hari keempat dan
kelima sakit. Penderita DHF memperlihatkan kegagalan peredaran darah
dimulai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin pada jari, kaki dan ujung
hidung, sianosis sekitar mulut kemudian terjadi shock.
Trombositopenia (berkurangnya jumlah trombosit) dengan jumlah trombosit
100 x 109/L. Trombositopenia biasanya ditemukan dihari ketiga sampai ke
tujuh sakit.

Gejala klinik lain seperti muntah-muntah, diare


TAHAP DERAJAT KEPARAHAN DHF

Derajat I (Ringan)
Dengan tanda terdapat demam mendadak selama 2 sampai 7 hari disertai
gejala klinik lain dan uji torniket / rumple leed test + (positif)

Derajat II (sedang)
Derajat II lebih berat daripada derajat I. Tanda-tanda pada derajat I ditambah
ada perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain seperti epitaksis
(mimisan), perdarahan gusi dan hematemesis (muntah darah).
Derajat III (berat)
Ditandai dengan adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah serta
penurunan tekanan nadi (<20 x/menit), hipotensi (sistolik menurun sampai
<80 mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral dingin, kulit lembab dan pasien
tampak gelisah

Derajat IV (Sangat berat


Penderita syok berat (profound shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur. Anggota gerak dingin.
PATOFISIOLOGI
Reaksi tubuh pada virus dengue menyebabkan pengeluaran zat
anafilatoksin berupa C5a dan 3a yang menyebabkan permeabilitas
kapiler meningkat sehingga terjadi kebocoran plasma dari
intravaskuler ke ekstravaskuler

Terbentuknya komplek antigen dan antibodi tersebut mengakibatkan


agregasi trombosit yang merangsang pengeluaran adenosin diphospat
(ADP) yang menyebabkan sel trombosit melekat dan dihancurkan
sehingga mengakibatkan trombositopenia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uji torniquet / rumple leed


Uji yang dilakukan menggunakan spymomanometer yang dilakukan di
lengan. Hasil positif jika terdapat lebih dari 10 bercak merah kecil pada
permukaan kulit (petechiae) di lengan termasuk lipatan siku.
Pemeriksaan trombosit
Trombosit dapat menurun hingga 100.000 sel/mm3

Pemeriksaan hemoglobin hematokrit


Terjadi peningkatan hemoglobin dan hematokrit karena terjadi perembesan
plasma sehingga cairan plasma keluar dan menyebabkan hemokonsentrasi
(pengentalan pembuluh darah). Peningkatan dapat terjadi lebih dari 20%
KOMPLIKASI

Syok hipovolemik karena kekurangan plasma darah,


menghilangnya plasma karena meningkatnya hematokrit,
dapat menyebabkan kematian.
Perdarahan karena trombositopenia serta terganggunya
fungsi trombosit
PENATALAKSANAAN DHF TANPA SYOK

Cairan intravena diberikan apabila terlihat adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan
peningkatan Ht 10-20% atau pasien tidak mau makan dan minum melalui oral.
Cairan yang dipilih adalah golongan kristaloid (ringer laktat dan ringer asetat). Selama fase
kritis pasien harus menerima cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau setara dehidrasi
sedang.
Pada kasus non syok, untuk pasien dengan berat badan (BB) <15 kg, pemberian cairan diawali
dengan tetesan 6-7 ml/ kg/jam
15-40 kg dengan 5 ml/kg/jam,
anak dengan BB >40 kg, cairan cukup diberikan dengan tetesan 3-4 ml/kg/jam.
Terapi cairan harus diberikan dengan seksama karena apabila berlebihan dapat
menyebabkan penumpukan cairan di rongga pleura dan menyebabkan sesak.
Apabila terjadi syok, maka berikan cairan sebanyak-banyaknya 10-20 ml/kgBB atau
tetesan lepas selama 10-15 menit sampai tekanan darah dan nadi dapat diukur,
kemudian turunkan. sampai 10 ml/kg/jam. Berikan oksigen pada kasus dengan syok.
Enam sampai 12 jam pertama setelah syok, tekanan darah dan nadi merupakan
parameter
TUGAS

Kelompok 1 : Materi malaria


Kelompok 2 : Askep Demam typoid pada anak
Kelompok 3 : Askep DHF pada anak
Kelompok 4 : materi TBC anak
Kelompok 5 : Askep TBC anak
Kelompok 6 : Askep malaria pada anak

Vous aimerez peut-être aussi