Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
SUBSTANSI PEMILU
1. Sarana kedaulatan rakyat.
Pemilu dihadirkan sebagai instrumen untuk memastikan adanya transisi dan rotasi
kekuasaan berjalan demokratis.
2. Sarana pendorong akuntabilitas dan kontrol publik terhadap negara.
3. Pemilu punya 4 (empat) fungsi:
sarana membangun legitimasi;
sarana penguatan dan sirkulasi elit secara periodik;
sarana menyediakan perwakilan; dan
sarana pendidikan politik.
4. Unsur pemilu
Aktor (penyelenggara pemilu, pemilih, peserta pemilu, serta calon dan
pasangan calon)
Sistem Pemilihan (waktu penyelenggaraan, daerah pemilihan, metode
pencalonan, ambang batas perwakilan, formula perolehan kursi dan penetapan
calon terpilih)
Manajemen dan pelaksanaan (perencanaan dan penganggaran, persiapan, dan
pelaksanaan tahapan)
Penegakan hukum (pengawasan, penyelesaian pelanggaran, penyelesaian
perselisihan, dan pemantauan)
2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEDUA
Mereview substansi 3 Undang Undang tersebut guna menyesuaikan kebutuhan pengaturan Pemilu yang
dilaksanakan secara bersamaan dalam Undang-Undang Pemilu.
KETIGA
Menyusun kerangka besar penggabungan dengan tetap berpegang pada logika (pengaturan) Pemilu yaitu
asas dan tujuan yang dijabarkan ke dalam pengaturan secara runtut.
KEEMPAT
memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis;
mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas;
menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilu;
memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam pengaturan Pemilu; dan
mewujudkan Pemilu yang efektif dan efisien.
3
GRAND DESIGN PEMILU SERENTAK
Stabilitas dan Efektifitas
Pemerintahan
PRESIDEN checks and balances DPR
SISTEM PRESIDENSIIL
Presiden dengan DPR yang
legitimasi yang fungsional dan
kuat dan proporsional
dukungan yang PEMILU
memadai dari
Pilpres dan Pileg Serentak
partai di DPR
Alokasi Kursi dan Dapil
Metode konversi suara ke kursi
Sistem Pemilu
Ambang Batas Parlemen
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
B. BAWASLU
Masa jabatan ketua dan anggota Bawaslu adalah selama 5 (lima)
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali, hanya untuk satu
kali masa jabatan pada level yang sama.
Penataan jumlah keanggotaan Bawaslu prov dan Bawaslu
kab/kota dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, luas
wilayah, dan jumlah administrasi pemerintahan. (anggota Bawaslu
Prov: 5 atau 7; anggota Bawaslu Kab/Kota: 3 atau 5)
Kewenangan: mendiskualifikasi peserta pemilu yang melakukan
pelanggaran terstruktur, masif, dan sistematis; memutus
pelanggaran administratif; menyelesaikan sengketa proses Pemilu
(melalui mediasi dan adjudikasi); menerima pendaftaran
pemantau pemilu; melatih saksi partai politik; dan mengajukan
pengujian Peraturan KPU kepada MA.
Penguatan kelembagaan Sekretariat Bawaslu: Sekjen Bawaslu
dibantu paling banyak 3 deputi dan 1 inspektur utama
6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
C. DKPP
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REKAPITULASI SUARA:
PPK
PEMUNGUTAN DAN KPU Kab/Kota (20 hari GUGATAN
PENGHITUNGAN setelah hari H) PENETAPAN
KPU Prov (25 hari setelah PERSELISIHAN HASIL
SUARA PEMENANG
hari H) PEMILU KE MK
(April 2019) KPU (35 hari setelah hari
H)
8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENYUSUNAN
SINKRONISASI DATA PEMUTAKHIRAN DPS
DATA
PEMILIH DATA PEMILIH (1 bulan sejak
KEPENDUDUKAN
(selama 2 bulan) (selama 4 bulan) pemutakhiran data
pemilih berakhir)
PENGUMUMAN DAN
PENYAMPAIAN
MASUKAN PERBAIKAN DPS
SALINAN DPT KEPADA PENYUSUNAN DPT
MASYARAKAT ATAS (14 hari sejak
PARPOL (7 hari sejak DPS hasil
DPS HASIL masukan masyarakat
(7 hari sejak DPT perbaikan)
PERBAIKAN berakhir)
ditetapkan)
(selama 7 hari)
9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELAKSANAAN PEMILU
TAHAPAN PEMILU
Pelaksanaan Pentahapan dilaksanakan 20 bulan sebelum hari pemungutan suara.
KETERANGAN :
Pentahapan pemilu dimulai pada bulan Agustus 2017 dan Pemungutan suara dilaksanakan
pada Bulan April 2019
KETERANGAN:
Syarat peserta pemilu sama dengan syarat pemilu sebelumnya.
Pendaftaran partai politik peserta pemilu dimulai 18 bulan sebelum hari pemungutan suara.
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KAMPANYE PEMILU
METODE KAMPANYE
pertemuan terbatas; (3 hari sejak penetapan DCT s.d masa tenang)
pertemuan tatap muka; (3 hari sejak penetapan DCT s.d masa tenang)
penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum; (3 hari sejak penetapan DCT s.d masa tenang)
pemasangan alat peraga di tempat umum; (difasilitasi KPU yang dapat dibiayai APBN) (3 hari sejak
penetapan DCT s.d masa tenang)
media sosial; (3 hari sejak penetapan DCT s.d masa tenang)
iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan internet; (difasilitasi KPU yang dapat dibiayai APBN)
rapat umum; (21 hari s.d masa tenang)
debat Pasangan Calon tentang materi Kampanye Pasangan Calon; (difasilitasi KPU yang dapat dibiayai APBN)
(21 hari s.d masa tenang)
kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan perundang-
undangan
DANA KAMPANYE
Dana kampanye Pilpres:
a. Perseorangan maksimal 2,5 M
b. kelompok, perusahaan, atau badan usaha nonpemerintah maksimal 25 M
Dana kampanye DPR dan DPRD:
a. Perseorangan maksimal 2,5 M
b. kelompok, perusahaan, atau badan usaha nonpemerintah maksimal 25 M
Dana kampanye DPD;
a. Perseorangan maksimal 750 juta
b. kelompok, perusahaan, atau badan usaha nonpemerintah maksimal 1,5 M
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMUNGUTAN SUARA
PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA
PEMUNGUTAN SUARA [Secara serentak April 2019]
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SISTEM PEMILU
Sistem Proporsional Terbuka, kesempatan kepada pemilih untuk memilih
calegnya secara langsung.
Penentuan caleg terpilih ditentukan dengan perolehan suara terbanyak
masing-masing caleg.
16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PELANGGARAN PEMILU
Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu merupakan pelanggaran terhadap etika Penyelenggara
Pemilu yang berpedomankan pada sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai
Penyelenggara Pemilu.
Pemilih/
Pemantau Pelanggaran administratif Pemilu meliputi pelanggaran terhadap tata cara, prosedur, dan mekanisme yang
Pemilu/ berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu.
Peserta
Pemilu DKPP Rehabilitasi
Pelanggaran
Kode Etik Tim Pemeriksa Sanksi
Daerah
Pelapor
Keputusan Bawaslu
bersifat terakhir dan
mengikat
Mediasi
Bawaslu, Bawaslu
Prov, dan Bawaslu
Kab/Kota
Adjudikasi Sengketa terkait:
penetapan Parpol
Peserta Pemilu; Pengadilan Putusan
penetapan DCT Tata Usaha bersifat final
anggota DPR, DPD, Negara dan mengikat
DPRD; dan
penetapan Paslon
22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Pelapor
KPU, KPU
Bawaslu, Bawaslu
Penuntut Pengadilan Pengadilan Provinsi, dan
Prov, Bawaslu Polri
Umum Negeri Tinggi KPU Kabupaten/
Kab/Kota
Kota
Putusan Putusan
Final
Polri
Mengikat
Sentra
Penegakan
Bawaslu
Hukum
Terpadu
Kejaksaan
Sekretariat
Agung 24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
CATATAN
1. Penataan sistem pemilu adalah bagian dari upaya
membangun sistem politik dalam negeri yang sehat,
berdaulat, dan bermanfaat bagi kemajuan masyarakat,
bangsa, dan negera.
2. Dalam setiap sistem pemilu selalu terdapat keunggulan dan
sekaligus kelemahan. Yang diperlukan adalah kecocokan
dan keselarasan dengan misi dan tujuan pemilu.
3. Kemandirian parpol adalah prasyarat bagi sistem kepartaian
modern dan profesional.
4. Pendidikan politik adalah tanggung jawab semua pihak.
5. Politik uang adalah masalah penting yg harus diberantas
Bagaimana menciptakan komitmen bersama.
25
SUMATERA KALIMANTAN
IRIAN JAYA
JAVA
TERIMA KASIH 26
26