Vous êtes sur la page 1sur 14

MANAJEMEN PEMULIHAN

INFRASTRUKTUR

PERTEMUAN KE-16
KEJADIAN BENCANA

LATAR BELAKANG : kejadian bencana, jumlah korban, dan upaya


bantuan kemanusiaan
MAKSUD DAN TUJUAN : membangun kesepahaman,
memaduserasikan perencanaan pusat dan daerah dan
mengintegrasikan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi
dengan rencana pembangunan tahunan dengan pendekatan
konsultatif, mengefektifkan pengelolaan sumber dana dan sebagai
pedoman pemantauan dan evaluasi
RUANG LINGKUP : sistimatika Rencana Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi

2
MITIGASI, KESIAPSIAGAAN DAN
PENGURANGAN RISIKO
POTENSI BENCANA ALAM DI WILAYAH BENCANA: menguraikan
karakteristik dan potensi bencana alam
MITIGASI RISIKO BENCANA : menguraikan prinsip dan strategi bagi
setiap jenis bencana
PEMBELAJARAN DARI PERISTIWA GEMPABUMI DI WILAYAH SELATAN
JAWA BARAT : tidak terdapatnya sistem peringatan dini dan kesadaran
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana
PERUBAHAN PARADIGMA PENANGGULANGAN BENCANA : reformasi
perangkat peraturan dan kelembagaan, perencanaan dan pendanaan,
penelitian dan pendidikan kebencanaan , sistem peringatan dini serta
penyadaran masyarakat

3
Pemahaman dasar penyusunan rencana
rehabilitasi dan rekonstruksi
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
PRINSIP REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : berpedoman pada peraturan dan
perundang-undangan, menguraikan prinsip umum rehabilitasi dan rekonstruksi
KEBIJAKAN UMUM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : menguraikan skenario
rehabilitasi dan rekonstruksi dan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana
dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
STRATEGI UMUM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : uraian strategi umum untuk
komponen pemulihan: (a) perumahan dan prasarana permukiman; (b) prasarana
publik; (c) sosial; (d) ekonomi produktif dan (e) lintas sektor.
KOMPONEN, PENTAHAPAN DAN PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI :
uraian komponen program dan kegiatan prioritas dalam tahapan pemulihan awal
(early recovery), rehabilitasi dan rekonstruksi dengan waktu pelaksanaan selama 2
tahun anggaran
KEBUTUHAN PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : menguraikan
kebutuhan pemulihan bagi komponen: (a) perumahan dan prasarana permukiman;
(b) prasarana publik; (c) sosial; (d) ekonomi produktif dan (e) lintas sektor.

5
KEBIJAKAN & STRATEGI REHABILITASI DAN REKOSNTRUKSI
Kedudukan Rencana Aksi dalam sistem perencanaan

6
Alur Proses Penyusunan Rencana Aksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
MANAJEMEN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

PERENCANAAN REHABILITASI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : menguraikan kedudukan rencana


aksi rehabilitasi dan rekonstruksi dan kaitannya dengan sistem perencanaan pembangunan
MEKANISME PENDANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : menguraikan skim pendanaan
untuk komponen (a) perumahan dan prasarana permukiman; (b) prasarana publik; (c)
sosial; (d) ekonomi produktif dan (e) lintas sektor.
KELEMBAGAAN PELAKSANA REHABILITASI DANREKONSTRUKSI : menguraikan struktur organisasi
pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi dan mekanisme koordinasi
PERANSERTA LEMBAGA INTERNASIONAL DAN LEMBAGA ASING NON PEMERINTAH DALAM
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI : menguraikan tatacara peranserta, pelaksanaan peranserta,
pengawasan dan pelaporan
PENGENDALIAN PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI: dalam kerangka pengerahan
sumber daya manusia, peralatan dan logistik yang terkait dengan imigrasi, cukai dan karantina,
perizinan, pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan asset rehabilitasi dan rekonstruksi
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN: menguraikan prinsip pemantauan dan evaluasi serta
siklus pelaporan
STRATEGI PENGAKHIRAN MASA TUGAS DAN KESINAMBUNGAN PEMULIHAN: menguraikan aspek
P3D, rekomendasi jangka menengah dan jangka panjang

8
PELAKSANA REHABILITASI DAN REKOSNTRUKSI
Dengan pertimbangan bahwa fungsi pemerintah di daerah tidak terpengaruh oleh kejadian
bencana 2 September 2009, maka pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dilaksanakan
oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, dikoordinasikan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana.
Sebagai pelaksana rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah daerah berkewajiban untuk:
a) Merumuskan kebijakan umum pasca bencana kedalam kebijakan operasional
b) Menyusun rencana kerja pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai peraturan dan
perundang-undangan
c) Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui koordinasi dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah atau lembaga yang mempunyai fungsi penanggulangan
bencana di daerah
d) Melaporkan hasil pelaksanaan kebijakan umum rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Badan
Nasional Penanggulangan Bencana melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau
lembaga yang mempunyai fungsi penanggulangan bencana di daerah
Mekanisme koordinasi dan pelaporan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi akan diatur
lebih lanjut oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

9
PARTISIPASI DONOR DAN LSM INTERNASIONAL

Persiapan pemberian bantuan perbaikan rumah, seperti dalam penyediaan


transitional shelter untuk penghuni rumah rusak berat dan penyediaan air bersih
serta sanitasi lingkungan
Pemberian bantuan perbaikan rumah rusak ringan, termasuk kegiatan penyuluhan
perbaikannya
Penyediaan Pos Pelayanan Teknis (POSYANIS) untuk pelayanan IMB, pelayanan tata
cara pembangunan rumah tahan gempa, konsultasi instalasi utilitas dan fasilitas,
Pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat
Bantuan bagi pemulihan ekonomi masyarakat (livelihoods)
Upaya pengurangan faktor-faktor penyebab risiko; seperti penyusunan standar
teknis perbaikan lingkungan di daerah bencana, sosialisasi pedoman teknis
perencanaan teknis lingkungan perumahan di daerah rawan bencana.

11
EXIT STRATEGI & PENGAKHIRAN MASA TUGAS
Penatausahaan aset rehabilitasi dan rekonstruksi
Dalam pengakhiran masa tugas perlu diperhatikan aspek-aspek pengelolaan barang milik negara/daerah sesuai
Peraturan Pemerintah no. 6 tahun 2006 termasuk Hibah dalam arti pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, antar pemerintah
daerah, atau dari Pemerinta/Pemerintah Daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian, seperti
misalnya aset berupa bangunan rumah masyarakat yang dibiayai Pemerintah.
Pengakhiran Masa Tugas
Menjelang pengakhiran masa tugas, Tim Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi diwajibkan memberi
informasi kepada Pemerintah mengenai:
Dokumen keuangan/kekayaan negara maupun yang bukan dokumen keuangan/kekayaan negara, serta sistem
pengelolaannya;
Keberlanjutan pelaksanaan konstruksi dalam pengerjaan (KDP) dan proyek non-konstruksi yang belum selesai
pada saat pengakhiran masa tugas yang dibiayai sumber APBN maupun non pemerintah
Status penanganan permasalahan hukum perdata dan tata usaha negara yang belum berkekuatan hukum
tetap;'
Status pemrosesan sertifikasi tanah untuk kepentingan umum dan relokasi perumahan yang dibangun
Pemerintah maupun pihak lainnya
Status pemenuhan kewajiban pajak, bea masuk dan cukai yang terhutang, dan
Tindakan yang sudah dan/atau masih perlu dilakukan guna menindaklanjuti temuan pemeriksaan, baik yang
'berasal dari Satuan Pengawasan Internal Pemerintah maupun dari BPK

12
EXIT STRATEGI & PENGAKHIRAN MASA TUGAS

Kesinambungan Pemulihan Pasca Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Pemerintah Daerah diamanatkan untuk melaksanakan:
Perencanaan penanggulangan bencana; melalui pengenalan dan pengkajian ancaman bencana, melakukan
kajian analisis risiko bencana, melakukan analisis kerentanan dan Kapasitas daerah dan masyarakat dalam
penanggulangan bencana, identifikasi tindakan pengurangan risiko bencana dan penyusunan dokumen RPB
dan RAD PRB
Pengurangan faktor-faktor penyebab risiko bencana; melalui pengendalian dan pelaksanaan penataan ruang
melalui review tata ruang berbasis mitigasi bencana, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam
RPJMD, RKPD, RKA-SKPD dan RTRW
Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dan Kesiapsiagaan melalui: penyelenggaraan
pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan formal dan informal dan
penyelenggaraan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat di daerah rawan bencana
Membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang rawan
bencana, sesuai peraturan yang berlaku
Mengalokasikan anggaran penanggulangan bencana dari sumber APBD secara memadai
Berdasarkan potensi bencana, pencegahan dan pengurangan risko bencana, mengendalikan pemanfaatan
ruang wilayah melalui mekanisme perijinan dan persyaratan teknis pembangunan sesuai kewenangan
lembaga yang terkait.

13

Vous aimerez peut-être aussi