LAPORAN KASUS

SKABIES DENGAN INFEKSI SEKUNDER

DISUSUN OLEH : BETHARLITHA MAHARLIKA

2012730085

P E M B I M B I N G : D R . B O W O WA H Y U D I , S P. K K

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSU KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
 IDENTITAS PASIEN

Nama : An. MFF

Usia : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Mulyasari, Pataruman
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal MRS : Senin, 6 November 2017
ANAMNESIS

Gatal

4 hari SMRS
4 HARI SMRS
 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1 BULAN Kemerahan

SMRS
Digaruk

Bernanah

Pecah
 PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Suhu : 36,60 C
Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 20 x/menit

Status Generalis : Dalam batas normal

 STATUS DERMATOLOGIS

Distribusi : Regional
Regio : Sela-sela jari dan telapak kedua tangan, perut bagian bawah, dan sekitar
alat kelamin
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kerokan kulit dengan KOH 20%

Hasil
Ditemukan adanya tungau
Sarcoptes Scabiei betina
dewasa
 RESUME

12 tahun
Erosi
ekskoriasi
Krusta
4 hari SMRS
Pruritus nokturnal
Garuk KEBERSIHAN

Pemeriksaan Fisik & Status Dermatologi

Makula eritematosa, makula hiperpigmentasi, papul eritematosa, pustul, erosi,
ekskoriasi, krusta serosa, krusta hemorrhagic dan krusta pustulosa.

Penunjang : Sarcoptes Scabiei betina dewasa

DIAGNOSIS
skabies dengan infeksi sekunder

Anjuran pemeriksaan

Burrow ink Pewarnaan

Kultur
test Gram
TATALAKSANA
 PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : Ad Bonam

Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
 ANALISIS DIAGNOSA

Teori :
12 tahun kelompok wanita dan anak-anak yang lebih sering
terkena.

Predileksi

Teori :
Pruritus nocturnal
 Teman sekamar
Teori :
memiliki keluhan Penyakit ini menyerang
sama manusia secara kelompok

Langsung
Penularan
Tidak langsung

Teori :
Makula eritematosa,
makula hiperpigmentasi,
papul eritematosa, pustul,
erosi, ekskoriasi, krusta
serosa, krusta hemorrhagic.
 Teori :
Menemukan tungau Sarcoptes scabiei

Diagnosis
Minimal 2 dari 4 tanda kardinal

Pruritus nokturnal Menyerang manusia secara kelompok

Terowongan (kunikulus) Menemukan tungau

 ANALISIS TATALAKSANA

Pengendalian Faktor
Edukasi pasien
Risiko

Suatu antihistamin
tanpa efek sedasi sentral atau efek
antikolonergik

Skabisid berupa piretroid

simetris yang efektif pada
manusia dengan toksisitas antibiotic sistemik yang bersipat broad
rendah spectrum
 ANALISIS PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Teori :
Quo ad fungsionam : ad
bonam Jika diobati dengan benar,
memiliki prognosis yang baik.
Quo ad sanactionam : ad
bonam
 DAFTAR PUSTAKA

1. Boediardja SA, Handoko RP. 2016. Skabies. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 7.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI;. Hal.137140.
2. Siregar, RS.2004. Skabies. Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta : EGC Hal.164-165
3. Stone, Stephen P., Goldfarb, Jonathan N., Bacelieri, Rocky E. 2008. Scabies, Other
Mites and Pediculosis. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine Seventh
Edition. United States: McGraw-Hill Companies. page 2029-2031
4. English, John SC. 2007. General Dermatology. Oxford: Clinical Publishing. page 42
5. Sungkar, S.2003. Penyakit yang Disebabkan Artropoda. Parasitologi Kedokteran. Edisi
3. Jakarta:Fakultas Kedokteran UI; Hal.264
6. Gawkrodger, David J. 2002. Scabies. Dermatology An Illustrated Colourtext 3rd
Edition. London: Elsevier. page 59.
7. Habif TP, Hodgson S. Clinical dermatology. 4th ed. London: Mosby; 2004. Page 497-
506.
8. Sterry, W, Paus R, Burgdorf. Dermatology.5th ed. Germany: Thieme.2006 page 127-
129.
9. Burns, DA. 2004. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals. Rooks
Textbook of Dermatology 7th ed. Oxford:Blackwell; Page 3337
10. Gunning K, Kiraly B. 2012. An Update Diagnosis And Management Pediculosis And
Scabies. New York:Am fam physician; Page 565
11. Jawetz, Melmck & Adelberg's. 2004. Medical Microbiology. 23rd' Ed. Jakarta : Egc.
Hal 44,63.
12. A Y, Sutedjo.2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:Bagian Farmakologi
FKUI;Hal.253-4, 538.