Disusun oleh: M.Kevin Dio V.S B.111.17.0286 5.1 Pengertian Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional merupakan aktor
utama dalam panggung bisnis internasional.Jenis perusahaan ini pd saat sekarang memegang peranan y penting untuk sebagian besar transaksi.Subjek dlm perdagangan internasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yg besar dlm hubungannya dgn Multi Nasional Corporation (MNC) serta perusahaan lain yg berkecimpung dlm bisnis internasional Menurut Kamus Ekonomi Perusahaan multinasional adlh :Sebuah perusahaan yg wilayah operasinya meliputi sejumlah negara dan memiliki fasilitas produksi dan pelayanan di luar negaranya sendiri(Winardi,1982).Pertumbuhan perusahaan-perusahaan multinasional yg cepat serta kemungkinan bahwa dpt timbul konflik-konflik antara kepentingan perusahaan multinasional dgn kepentingan negara individual tempat mereka beroperasi telah menimbulkan macam- macam perdebatan antara para ahli ekonomi pd tahun-tahun belakangan ini. Mengambil pendapat Prof.Perlmutter,Perusahaan multinasional adlhsekelompok perusahaan yg mempunyai kecenderungan dan mengarah kpd pandangan global akan Penguasaan perusahaan secara geosentris. Menurut Vernon,multinasional corporaton adlh:Sekelompok perusahaan dr berbagai negara yg tergabung mjd satu oleh ikatan kepemilikanbersama dan tanggap thdp satu strategi manajemen bersama(Lubis,1986) Menurut Alan M.Rugman (1981),Perusahaan multinasional merupakan perusahaan yg beroperasi melintasi batas negara,berproduksi diluar negeri selain di dalam negeri.Perusahaan Multinasional ini sedikitnya berproduksi di satu negara asing 5.2 Bentuk Badan Hukum Ada beberapa bentuk badan hukum yg dpt digunakan oleh perusahaan multinasional dlm aktivitas operasinya,yaitu: 1.Perusahaan Cabang Merupakan bagian yg tdk terpisahkan dgn perusahaan multinasional induknya 2.Perusahaan Subsidiay(wholly owned subsidiary) Merupakan anak perusahaan yg berbadan hukum sendiri,saham saham perusahaan ini sepenuhnya di miliki oleh perusahaan induknya 3.Perusahaan Patungan(Joint Venture) Merupakan perusahaan yg sahamnya di miliki oleh dua atau lebih perusahaan sbg partner 4.Perusahaan Go Public atau Public Company Merupakan perusahaan yg berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya di pegang masyarakat 5.Perusahaan Dengan Bentuk Lain Pembentukannya dpt di dasarkan pd ketentuan perundangan yg ada,seperti di bidang perbankan,pertambangan minyak dan gas bumi,perdagangan ataupun jasa lainnya. (Sumanto,1987). Dalam praktek di berbagai negara,bentuk badan hukum perusahaan multinasional tsb mempunyai banyak variasi.Dalam pelaksanaannya dr berbagai bentuk di atas perusahaan multinasional melaksanakan konsep divisionalization,yaitu usaha perusahaan multinasional yg dilaksanakan oleh divis-divisi,dgn tujuan utk memperbesar kemungkinan realisasi keuntungan bagi perusahaan. sedangkan menurut Rachmat Soemiro(1988), bentuk badan hukum perusahaan multnasional dibagi mjd 2(dua) yaitu: 1.Perusahaan Cabang(Branch) Merupakan bagian yg secara formal tdk terpisahkan dr kantor atau usaha pusatnya (MNC insuknya).Dalam hal ini,manajemen administrasi, keuangan,serta kebijakan yg dilaksanakannya identik dgn MNC induk dan dikendalikan dr kantor pusat tsb.laporan keuangan cabang merupakan laporan keuangan kantor pusat.Di mana jasa pusat bermanfaat bagi cabang,demikian pula sebaliknya 2.Subsidiary Adlh perseroan anak yang merupakan badan hukum yang berdiri sendiri terlepas dari perseroan induknya dan lazimnya didirikan berdasarkan hukum yg berlaku di negara tempat pendirian. 5.3 Kegiatan Bisnis Perusahaan Multinasional
Telah disebutkan di muka,bahwa perusahaan
multinasional memiliki berbagai bentuk kegiatan bisnis,yaitu usaha patungan,proyek putar kunci,dan lisensi,berikut ini akan diuraikan ketiga bentuk kegiatan bisnis tersebut 1.Usaha Patungan Usaha patungan biasana dilakukan oleh sebuah perusahaan multinasional dan suatu mitra lokal.Biasanya perusahaan multinasional memilih mitra bukan stabilitas usaha patungan dr sudut pandang perusahaan multinasional,krn hal ini menyediakan pengetahuan spesifik negara tuan rumah tetapi juga memudahkan hubungan dgn pemerintah tuan rumah.Pada beberapa kesempatan suatu usaha patungan dlm konteks internasional menghasilkan sebuah perusahaan yg dimiliki oleh lebih dr sebuah perusahaan multinasional.usaha patungan biasanya disebut sebuah konsorium Killing (1982) mengelompokan usaha patungan dlm tiga kategori,yaitu: A).Manajemen yg dijalankan bersama B).Manajemen dominan oleh satu mitra,dan C).Manajemen yg bebas dr masing-masing mitra Kiling menemukan bahwa manajemen bebas menghasilkan kinerja yg terbaik dan manajemen yg dijalankan bersama memberikan kinerja yg paling tdk baik.Usaha patungan dgn catatan Kinerja yg terjelek dan ketidakstabilan yg tertinggi adlh usaha patungan dgn pemilikan dan pengendalian yg terbagi sama di antara para mitra.usaha ini dpt beroprasi secara berhasil apabila keadaanya baik tetapi kepemilikannya dpt terpecah bila terjadi masalah 2.Proyek Putar Kunci (Turnkey Project) Suatu Proyek Putar Kunci merupakan suatu transaksi paket yg mengharuskan perusahaan multinasional membangun suatu fasilitas produksi dan memberikan pelatihan bagi tenaga kerja yg diperlukan utk mengoprasikannya,sehingga fasilitas itu dlm keadaan siap utk mulai beroprasi setelah selesainya proyek.Perusahaan multinasional yg bersangkutan memberikan suatu kesatuan paket pd sebuah perusahaan atau pemerintah negara tuan rumah.Proyek Putar Kunci dpt merupakan suatu alternatif atas ekspor atau atas aktivitas perusahaan multinasional apabila suatu pemerintah tuan rumah mengadakan pembatasan atas hal yg tidak di inginkan ini. Suatu keuntungan tambahan pd putar kunci bagi perusahaan multinasional,mereka dpt juga mengharapkan utk memberi lisensi keahlian manajerial dan teknologi tambahan pd bangsa tuan rumah perusahaan multinasional yg bersangkutan harus menentukan apakah pabrik dan tenaga kerja yg bersangkutan dlm proyek putar kunci ini pd akhirnya dpt mjd milik negara tuan rumah sebelum mengadakan usaha semacam itu. 3.Perselisihan Dan Pengetahuan Kontraktual Kebanyakan pengaturan perlisensian menyediakan penggunaan teknologi,paten merk dagang,atau KSP lainnya dr sebuah perusahaan luar negeri dgn pertukaran upah.Upah itu biasanya meliputi suatu pembayaran minimum dan mungkin juga mencakup suatu presentase dr penjualan atau laba perusahaan luar negeri yg dihasilkan dr penggunaan lisensi,ada sejumlah alasan lingkungan mengapa perusahaan multinasional lebih menyukai perlisensian daripada cara pemasukan lainnya.Risiko nasionalisasi atau pengendalian luar negeri sekali jalan mungkin terlalu besar. Akhirnya mungkin produksi terlalu susah di selenggarakan pd suatu negara tuan rumah yg mungkin kekurangan faktor dlm jumlah yg cukup dgn harga yg wajar. Ada juga alasan internal perusahaan multinasional,mengapa perselisihan hrs dihindari sbg cara masuk.Penerimaan lisensi sbg pembeli pengetahuan akan menerima paling sedikit sebagian dr KSP perusahaan multinasional dlm pengetahuan melalui pengaturan perlisensian kadang penerimaan lisensi menghasilkan teknologi baru berdasarkan pengetahuan yg dilisensikan,dan krn itu perusahaan multinasional hrs menjamin secara kontraktual bahwa mereka mempunyai akses pd pengembangan semacam itu. Reputasi perusahaan multinasional di seluruh dunia dpt terkena bila penerima lisensi tdk dpt mencapai standar dan kualitas produksi yg dikehendaki atau bilamana mereka terlibat dgn kegiatan yg diragukan.Biaya lisensi atau biaya manajemen yg dikenakan merupakan suatu cara lain untuk memulangkan laba dr upah patungan dan cabang luar negeri dlm bentuk pengendalian modal. Investasi Langsung Atau Lisensi Dari uraian tentang berbagai bentuk kegiatan bisnis oleh perusahaan multinasional tsb,bentuk manakah yg terbaik utk dilakukan oleh perusahaan antara pemilihan bentuk investasi langasung/lisensi,apakah tidak lebih aman bila perusahaan multinasional itu melakukan semacam lease saja thdp intangible assets mereka utk mengurangi berbagai risiko yg mempunyai kaitan langsung dgn investasi luar negeri. Menurut Dunning dan Caves,Jawaban atas pertanyaan td ialah krn adanya ketidaksempurnaan pasar(market in perfect),maka perusahaan multinasional cenderung mengendalikan sendiri/langsung intangible asset mereka.Mungkin dalam hal ini terdapat kekecualian yakni Jepang. Pada dasarnya,pd tahapan pekembangan dan rehabilitasi perekonomian nasionalnya,Jepang hanya menerima persetujuan lisensi sehingga negara ini banyak membeli/menyewa teknologi yg kemudian mereka sempurnakan atau ciptakan mjd teknologi baru atau lebih modern/canggih Dalam hal lisensi,Caves mengajukan lebih kurang tujuh faktor yang menganjurkan para perusahaan multinasional memilih persetujuan lisensi daripada investasi langsung,yaitu: 1).Keuntungan yg dpt dipetik dr pemilikan keunggulan lokasi(seperti yg dilakukan oleh Jepang,misalnya),seperti kendala-kendala utk masuk sedemikian rupa sehingga mengandung risiko besar atau bahkan hampir tdk memungkinkan pelaksanaan investasi luar negeri langsung 2.Bila pembeli lisensi kurang memiliki intangible asset utk mengadakan investasi luar negeri 3.Bila dlm persetujuan tdk muncul masalah- masalah yg kompleks dan bila terdapat semacam jaminan,bahwa teknologin itu tidak akan dpt disadap oleh mereka yg tidak berhak atau sulit dibocorkan. SEKIAN DAN TERIMA KASIH